Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENGUJIAN MESIN DIESEL

1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor. Mesin kalor
merupakan salah satu penggerak mula yang menggunakan energi termal dari hasil pembakaran
untuk diubah menjadi energi mekanik. Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal, mesin
kalor dibedakan menjadi dua yaitu mesin pembakaran luar(External Combustion Engine)dan
mesin pembakaran dalam(Internal Combustion Engine).
Pesatnya perkembangan dari motor bakar berjalan seiring dengan kemajuan ilmu dan
teknologi saat ini. Penggunaan motor bakar, terutama jenis torak, saat ini telah meluas ke
berbagai sektor kehidupan, diantaranya sebagai sarana transportasi, penggerak mesin-mesin
pertanian, penggerak generator listrik, dan sebagainya.
Dalam pengujian motor bakar dapat dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain :
a. Pengujian putaran bervariasi (variable speed test); dipakai untuk mengetahui
karakteristik mesin pada beban konstan dan putaran yang berbeda-beda.
b. Pengujian putaran konstan (constant speed test); dipakai untuk mengetahui karakteristik
mesin yang beroperasi dengan beban bervariasi tetapi putarannya konstan (misalnya
mesin penggerak generator listrik, pompa, dan lain-lain).
Bagi seorang mahasiswa Teknik Mesin, sangatlah perlu untuk mempelajari berbagai hal
yang berkaitan dengan motor bakar, khususnya mengenai prinsip kerja dari motor bakar. Oleh
karena itu, dengan melaksanakan praktikum Pengujian Motor Bakar, praktikan diharapkan
dapat lebih memahami aplikasi beberapa ilmu yang telah dipelajari, khususnya yang ada
kaitannya dengan motor bakar itu sendiri.

1.1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui pengujian motor bakar ini adalah untuk
mengetahui prestasi mesin yang meliputi :

1
a. Torsi
b. Daya
c. Konsumsi bahan bakar
d. efisiensi
Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut, maka dapat ditentukan keadaan yang
paling ideal, sehingga mesin dapat digunakan seefisien mungkin, baik dari segi teknis maupun
mekanis.

1.2 LANDASAN TEORI


1.2.1 Mesin Kalor
Mesin kalor merupakan salah satu penggerak mula yang menggunakan energi thermal
dari hasil pembakaran untuk diubah menjadi energi mekanik. Ditinjau dari cara memperoleh
energi thermal, mesin kalor dibedakan menjadi dua yaitu mesin pembakaran luar (External
Combustion Engine) dan mesin pembakaran dalam(Internal Combustion Engine).
Pada mesin kalor pembakaran luar, proses pembakaran terjadi di luar mesin itu sendiri
dimana energi thermal (panas) dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin
melalui beberapa dinding pemisah, contohnya pada mesin uap. Sedangkan pada mesin kalor
pembakaran dalam, proses pembakaran terjadi di dalam mesin itu sendiri dimana gas hasil
pembakaran sekaligus sebagai fluida kerja mesin.
Mesin kalor pembakaran dalam pada umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Dalam
kelompok ini terdapat motor bakar torak. Motor bakar torak terdiri dari silinder sebagai ruang
bakar, dimana dalam silinder terdapat torak (piston) yang bergerak secara translasi (bolak-balik).
Hasil pembakaran oksigen dengan bahan bakar menghasilkan energi yang dapat menekan
torak dan kemudian diteruskan ke poros engkol melalui batang penghubung (batang penggerak)
untuk diubah menjadi gerakan. Motor bakar torak itu sendiri, dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motor 2 langkah dan motor 4 langkah.
1.2.2 Motor diesel
Pada sistem ini, terbakarnya bahan bakar karena proses penyalaan sendiri dimana bahan
bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar yang berisi udara bertekanan dan bertemperatur tinggi
yang dikarenakan proses kompresi, sehingga bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya. Motor
diesel ini lazim disebut CIE (Compression Ignation Engine).
2
P

2 3

1
V

Gambar 1.1 Diagram P v siklus tekanan konstan

(12) Proses kompresi secara isentropik.


(23) Proses pembakaran pada tekanan konstan.
(34) Proses ekspansi secara isentropik.
(41) Proses pengeluaran energi bentuk panas pada volume konstan.

1.2.3 Rumus Perhitungan


1.2.3.1 Daya / power (N)
Adapun daya / power yang dihitung dalam praktikum adalah sebagai berikut :
1. Daya indikasi / indicated horse power(Ni)
Adalah daya yang terjadi karena gerakan torak dari TMA ke TMB (langkah ekspansi)
yang dihasilkan oleh motor bakar dari hasil pembakaran (karena tekanan gas hasil
pembakaran).

Pi Vd n i
Ni (HP)
0,45 z
dimana :
Pi = tekanan indikasi rata-rata (kg/cm2)
Vd = volume langkah
L
D2
4
D = diameter silinder (m)
3
L = panjang langkah torak (m)
n = putaran poros engkol (rpm)
i = jumlah silinder
z = jumlah putaran poros engkol untuk tiap siklus :
untuk 4 langkah z = 2
untuk 2 langkah z = 1

2. Daya efektif / brake horse power(Ne)


Adalah daya aktual yang dihasilkan oleh poros engkol yang mampu untuk
menggerakkan beban luar, misalnya generator listrik, pompa, dan sebagainya.
T n
Ne (HP)
716 .2
dimana :
Pe= tekanan efektif rata-rata (kg/cm2)

3. Daya mekanis (Nm)


Adalah daya yang digunakan untuk melawan gesekan dan hambatan serta untuk
menggerakkan peralatan bantu.
Pm Vd n i
Nm (HP)
0,45 z
atau

N m N fr Nvent N aux (HP)

dimana :
Nfr = daya yang digunakan melawan gesekan.
Nvent = daya yang digunakan untuk melawan hambatan dan bagian-bagian
yang bergerak seperti Fly wheel, gear, dan sebagainya.
Naux = daya yang digunakan untuk menggerakkan perlengkapan bantu seperti
pompa bahan bakar, pompa air pendingin, kipas radiator dan
sebagainya.
Pm = tekanan mekanis rata-rata (kg/cm2)
4
1.2.3.2 Momen Torsi (T)
Hubungan antara momen torsi dengan daya efektif dapat dilihat dari persamaan :
Ne
T 716,2 (kg/m)
n
T F R (kg/m)

dimana :
F = besar beban pengereman yang terbaca pada dynamometer (kg)
R = panjang lengan dynamometer (m)
1.2.3.3 Tekanan (P)
Adapun tekanan yang dihitung dalam praktikum adalah sebagai berikut
1. Tekanan Mekanis Rata-Rata (Pm)
L n
Pm 10 A B (kg/cm2)
30
dimana :
A = 0,05 ; B = 0,012 untuk mesin diesel
A = 0,05 ; B = 0,01155 untuk mesin bensin
L = panjang langkah torak
2. Tekanan efektif rata-rata (Pe)

0,45 N e z
Pe (kg/cm2)
Vd n i
3. Tekanan indikasi rata-rata (Pi)
Pi Pe Pm (kg/cm)

1.2.3.4 Specifik Fuel Consumption(SFC)


1. Specifik Fuel Consumption efektif (SFCe)
Fc
SFCe (kg/HP jam)
Ne

5
2. Specifik Fuel Consumption indikatif (SFCi)
Fc
SFCi (kg/HP jam)
Ni
1.2.3.5 Neraca Panas
Adalah keseimbangan panas atau energi yang dimasukkan dalam mesin (jumlah
panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar) dengan jumlah panas yang
dimanfaatkan menjadi kerja dan panas yang terbuang, baik melalui gas asap, air pendingin
atau yang terbuang secara radiasi. Panas hasil pembakaran (Qb).
Qb Fc LHVb (kcal/jam)
dimana:
LHV = Low Heating Value
untuk premium = 11000 (kcal/jam)
untuk minyak solar = 10500 (kcal/jam)

1.2.3.6 Efisiensi ()
1. Efisiensi mekanis (m)
Ne
m 100 %
Ni
2. Efisiensi thermal (e)
Ne
e 632 100 %
Qb
3. Efisiensi thermal indikasi (i)
Ni
i 100 %
Qb

6
1.3 PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.3.1 Spesifikasi Mesin
Jenis Mesin : Mitsubishi indirect injection
Model/tipe : 4D56-L300, 4 Cylindar in-line
Jumlah silinder : 4 silinder
Diameter silinder x langkah : 91,1 mm x 95,0 mm
Volume silinder : 2477 cm3
Perbandingan kompresi : 18,4
Daya maksimun : 72,1 HP / 4200 rpm
Torsi maksimum : 15 kg.m / 2000 rpm

Gambar 1.2 Mesin diesel yang di uji

1.3.2 Alat Yang Digunakan


Adapun alat ukur yang digunakan adalah :
a. Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran poros.

7
b. Tabung pengukur
Tabung Pengukur adalah tabung untuk mengukur volume solar yang digunakan.

c. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan
dalam pemakaian bahan bakar pada tabung pengukur.

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.1 Variasi beban
a. Menyiapkan alat pengukur seperti : tachometer, stopwatch, dan tabung pengukur.
b. Menuangkan bahan bakar pada tabung pengukur.
c. Mesin dihidupkan sampai kondisi steady.
d. Mengkondisikan beban awal 1 kg, dengan memutar handle rem.
e. Putarb handel sehingga mencapai 1200 1220 rpm.
f. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pemakaian solar sebanyak 20 cc.
g. Mematikan mesin untuk di istirahatkan mesin selama 10 menit.
h. Menambah beban menjadi 1,5 kg
i. Lakukan prosedur e sampai g
j. Tambah beban sebesar 0,5 kg sampai 6 kali percobaan.

1.3.3.2 Variasi putaran


a. Menyiapkan alat pengukur seperti : tachometer, stopwatch, dan tabung pengukur.
b. Menuangkan bahan bakar pada tabung pengukur.
c. Mesin dihidupkan sampai kondisi steady.
d. Mengatur dan menahan beban pada 1 kg, dengan memutar handle rem.
e. Mengatur putaran mesin 1010 rpm.
f. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pemakaian solar sebanyak 20 cc.
g. Mengulangi prosedur a f dengan variasi putaran 1050 rpm, 1110 rpm, 1154 rpm,
1200 rpm.
h. Mengembalikan handle gas seperti posisi semula, lalu mematikan mesin.

8
1.4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
1.4.1 Data hasil percobaan
Table 1.1 Data hasil percobaan variasi beban
Putaran Beban Volume solar
No Waktu (s)
(rpm) (kg) (cc)
1 1200-1220 1 41.66 20
2 1200-1220 1.5 38.87 20
3 1200-1220 2 36.18 20
4 1200-1220 2.5 35.59 20
5 1200-1220 3 34.50 20
6 1200-1220 3.5 33.43 20

Table 1.2 Data hasil percobaan variasi putaran


Putaran Beban Volume solar
No Waktu (s)
(rpm) (kg) (cc)
1 1000 1 65.97 20
2 1050 1 60.16 20
3 1100 1 57.88 20
4 1150 1 53.31 20
5 1200 1 52.27 20
6 1250 1 50.29 20

1.4.2 Analisa Data


1.4.2.1 Analiasa Data untuk Beban Bervariasi
Percobaan I
Data yang diketahui :
- Putaran (n) = 1210 rpm
- Beban (F) = 1 kg
- Diameter silinder (D) = 91,1 mm
- Panjang langkah torak (L) = 95 mm
- Volume silinder (V) = 2477 cm3
- Jumlah silider (i) =4
- Jumlah putaran poros engkol (z) = 2
- Panjang lengan dynamometer (R) = 0,5 m
9
- Waktu yang diperlukan mesin untuk menghabiskan 20 cc bahan bakar/solar (t)
= 41.66 s
- Massa jenis bahan bakar/solar (bb) = 823,06 kg/m3
Perhitungan
1. Torsi
=
= 1 0,5 = 0,5 .

2. Daya efektif

=
716,2
0,51210
=
716,2

= 0,8447

3. Volume langkah

= 2
4

= 4 0,09112 0,095

= 6,19 104 3
4. Tekanan efektif rata-rata
0.45
=
0,450,84472
= 6,19104 12104

= 0,2538 2

5. Tekanan mekanis rata-rata



= 10 [ + ( )]
30
0,0951210
= 10 [0,05 + 0,012 ( )]
30

= 0,9598 2
Untuk mesin diesel nilai A = 0,05 dan B = 0,012

10
6. Daya mekanis

=
0,45
0,95986,19104 12104
= 0,452

= 3,1950

7. Daya indikasi rata-rata


= +
= 0,8447 + 3,1975
= 4,0422

8. Tekanan indikasi rata-rata


= +
= 0,2536 + 0,9598
= 1,2136 2

9. Pemakaian bahan bakar


bb
=

823,0620106
= 41.66

= 3,95 104
= 1,422

10. Pemakaian bahan bakar spesifik efektif



=

1,4380
= 0,8447

= 1,68 .

11
11. Pemakaian bahan bakar spesifik indikatif

=

1,4380
= 4,0422

= 0,35 .

12. Panas hasil pembakaran


=
= 1,422 10500
= 14931

13. Efisiensi mekanis



m = 100%

0,8447
= 4,0422 100%

= 20,91%

14. Efisiensi Efektif



e = 632 100%

0,8447
= 632 14931 100%

= 3.58%

15. Efisiensi indikatif



i = 632 100%

4,04
= 632 14931 100%

= 17,1%

12
1.4.2.2 Analiasa data untuk putaran bervariasi
Percobaan I
Data yang diketahui :
- Putaran (n) = 1000 rpm
- Beban (F) = 1 kg
- Diameter silinder (D) = 91,1 mm
- Panjang langkah torak (L) = 95 mm
- Volume silinder (V) = 2477 cm3
- Jumlah silider (i) =4
- Jumlah putaran poros engkol (z) = 2
- Panjang lengan dynamometer (R) = 0,5 m
- Waktu yang diperlukan mesin untuk menghabiskan 20 cc bahan bakar/solar
(t) = 65,97 s
- Massa jenis bahan bakar/solar (bb) = 823,06 kg/m3
Perhitungan
1. Torsi
=
= 1 0,5
= 0,5 .
2. Daya efektif

=
716,2
0,51000
= 716,2

= 0,6981

3. Volume langkah

= 2
4

= 4 0,0912 0,095

13
= 6,19 104 3

4. Tekanan efektif rata-rata


0.45
=

0,450,69812
= 6,19104 10004

= 0,2536 2

5. Tekanan mekanis rata-rata



= 10 [ + ( )]
30
0,0951000
= 10 [0,05 + 0,012 ( )]
30

= 0,880 2

6. Daya mekanis

=
0,45
0,8806,19104 10004
= 0,452

= 2,4228

7. Daya indikasi rata-rata


= +
= 0,6981 + 2,4228
= 3,1210

8. Tekanan indikasi rata-rata


= +
= 0,2536 + 0,880
= 1,1336 2

14
9. Pemakaian bahan bakar
bb
=

823,0620106 3600
= 65,97

= 0,9081

10. Pemakaian bahan bakar spesifik efektif



=

0,9081
=
0,6981
= 1,3008 .

11. Pemakaian bahan bakar spesifik indikatif



=

0,9081
=
3,1210

= 0,2910 .

12. Panas hasil pembakaran


=
= 0,9081 10500
= 9535,20

13. Efisiensi mekanis



m = 100%

0,6981
= 3,1210 100%

15
= 22,37%

14. Efisiensi Efektif



e = 632 100%

0,6981
= 632 9535,20 100%

= 4,56%

15. Efisiensi indikatif



i = 632 100%

3,1210
= 632 9535,20 100%

= 20,39 %

dengan cara yang sama didapat data hasil pengujian 2 sampai 6 pada variasi beban dan
variasi putaran pada table 1.3 dan tabe 1.4

16
Table 1.3 Data hasil perhitungan pengujian dari 1 sampai 6 pada beban bervariasi
F T Ne Vd Pe Pm Nm Ni Pi t Fc Fc jam SFC e SFC i m Qb e i
3 2 2 2
(kg) (Nm) Hp) (m ) (kg/cm ) (kg/cm ) (Hp) (Hp) (kg/cm ) (s) (Kg/s) (Kg/jam) (kg/jam hp) (kg/jam hp) (%) (kcal/kg) (%) (%)
1 0.5 0.8447 0.000619 0.2538 0.9598 3.1950 4.0397 1.2136 41.66 0.000395 1.4225 1.6839 0.3521 20.91 14935.99 3.57 17.09
1.5 0.75 1.2671 0.000619 0.3807 0.9598 3.1950 4.4621 1.3405 38.87 0.000423 1.5246 1.2032 0.3417 28.40 16008.06 5.00 17.62
2 1 1.6895 0.000619 0.5076 0.9598 3.1950 4.8845 1.4674 36.18 0.000455 1.6379 0.9695 0.3353 34.59 17198.27 6.21 17.95
2.5 1.25 2.1118 0.000619 0.6345 0.9598 3.1950 5.3068 1.5943 35.59 0.000463 1.6651 0.7885 0.3138 39.79 17483.38 7.63 19.18
3 1.5 2.5342 0.000619 0.7614 0.9598 3.1950 5.7292 1.7212 34.5 0.000477 1.7177 0.6778 0.2998 44.23 18035.75 8.88 20.08
3.5 1.75 2.9566 0.000619 0.8883 0.9598 3.1950 6.1516 1.8481 33.43 0.000492 1.7727 0.5996 0.2882 48.06 18613.02 10.04 20.89

Table 1.4 Data hasil perhitungan pengujian dari 1 sampai 6 pada putaran bervariasi
N T Ne Vd Pe Pm Nm Ni Pi t Fc Fc jam SFC e SFC i m Qb e i
(Rpm) (Nm) (Hp) (M3) Kg/cm2 Kg/cm2 (Hp) (Hp) (Kg/cm2) (s) (Kg/s) (kg/jam) (kg/jam hp) (kg/jam hp) (%) (kcal/kg) (%) (%)
1000 0.5 0.6981 0.000619 0.2538 0.880 2.4206 3.1188 1.1338 65.97 0.00025 0.8983 1.2867 0.2880 22.38 9432.07 4.68 20.90
1050 0.5 0.7330 0.000619 0.2538 0.899 2.5965 3.3296 1.1528 60.16 0.00027 0.9850 1.3438 0.2958 22.02 10342.97 4.48 20.35
1100 0.5 0.7679 0.000619 0.2538 0.918 2.7777 3.5456 1.1718 57.88 0.00028 1.0238 1.3332 0.2888 21.66 10750.40 4.51 20.84
1150 0.5 0.8028 0.000619 0.2538 0.937 2.9640 3.7669 1.1908 53.31 0.00031 1.1116 1.3846 0.2951 21.31 11671.98 4.35 20.40
1200 0.5 0.8378 0.000619 0.2538 0.956 3.1556 3.9934 1.2098 52.27 0.00031 1.1337 1.3533 0.2839 20.98 11904.22 4.45 21.20
1250 0.5 0.8727 0.000619 0.2538 0.975 3.3524 4.2251 1.2288 50.29 0.00033 1.1784 1.3503 0.2789 20.65 12372.90 4.46 21.58

17
1.4.3 pembahasan
1.4.3.1 Hubungan antara Torsi dengan daya efektif, daya mekanis, daya indikatif pada
percobaan variasi beban.

Hubungan antara Torsi dengan Daya


7
6
5
Daya ( Hp )

4
3
2
1
0
0 0.5 1 1.5 2
Torsi ( Kgm )

Ne Ni Nm

Grafik 1.1 Hubungan antara Torsi dengan daya efektif, daya mekanis, daya indikatif pada
percobaan variasi beban.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin besar torsi maka daya efektif juga
semakin besar. Hal ini juga berlaku pada daya indikatif, dimana semakin besar daya indikatif
torsi juga semakin besar. Lain halnya dengan daya mekanis, dimana dari grafik di atas daya
mekanis tidak dipengaruhi oleh torsi, melainkan bahwa daya mekanis dipengaruhi oleh
putaran. Sedang kan pada percobaan ini mesin diatur pada putaran stabil yaitu 1200-1220
rpm

18
1.4.3.2 Hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan torsi pada percobaan
variasi beban.

Hubungan antara Torsi dengan Fuel cosumtion


2
1.8
1.6
1.4
Fc ( Kg/jam )

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
Torsi ( Kg.m)

Grafik 1.2 Hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan torsi pada percobaan variasi beban.

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin besar torsi maka konsumsi bahan bakarnya
semakin besar. Hal ini disebabkan Karena untuk meningkatkan torsi dibutuhkan daya yang lebih
besar. Dari hasil analisa data diperoleh bahwa semakin besar daya maka konsumsi bahan bakar pun
semakin besar.
1.4.3.3 Hubungan antara daya efektif dengan efisiensi pada percobaan variasi beban.

Hubungan antara Daya efektif dengan efisiensi


60
50
Efisiensi, ( % )

40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Daya efektif, Ne ( Hp )

m e i

19
Grafik 1.3 Hubungan antara daya efektif dengan efisiensi pada percobaan variasi beban.
Dari grafik di atas dilihat bahwa semakin besar daya efektif maka efisiensi mekanis,
indikatif dan efektif makin besar.
Efisiensi mekanis merupakan perbandingan antara daya efektif dan indikatif, ketika daya
efektif dan indikatif menigkat maka nilai efisiensi mekanisnya juga meningkat.
Efisiensi efektif adalah perbandingan antara daya efektif dengan panas hasil pembakaran
,panas hasil pembakaran akan semakin meningkat seiring meningkatnya konsumsi bahan bakar
per waktunya. Oleh karena itu daya efektif akan meningkat seiring dengan konsumsi bahan bakar
yang di perlukan mesin diesel untuk menghasilkan daya dari beban tertentu.
Efisiensi indikatif adalah perbandingan antara daya indikatif dengan panas hasil
pembakaran. Daya indikatif meningkat seiring peningkatan daya efektif dan daya mekanis begitu
pula dengan konsumsi bahan bakar nya jadi nilai efisiensi indikatif juga akan meningkat.

1.4.3.4 Hubungan antara daya efektif, daya mekanis, daya indikatif dengan putaran mesin
pada percobaan variasi putaran.

Hubungan antara putaran dengan daya


4.5
4
3.5
Daya, N ( Hp )

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
900 1000 1100 1200 1300 1400
Putaran, n ( Rpm )

Nm Ni Ne

Gambar 1.4 Hubungan antara daya efektif, daya mekanis, daya indikatif dengan putaran
mesin pada percobaan variasi putaran.

20
Dari grafik di atas ditunjukkan bahwa semakin besar putaran mesin maka daya mekanis,
efektif dan indikatif juga semakin besar. Hal ini disebabkan oleh daya efektif dan indikatif dan
mekanis dipengaruhi oleh besar nya putaran pada mesin diesel.
1.4.3.5 Hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan putaran mesin pada percobaan
variasi putaran.

Hubungan antara Putaran dan Konsumsi


Bahan Bakar
1.4
konsumsi bahan bakar ( Kg / jam )

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
950 1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300
Putaran, n ( Rpm )

Gambar 1.5 Hubungan antara putaran mesin dengan konsumsi bahan bakar pada
percobaan variasi putaran.

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa semkina besar putaran dengan beban tetap
diperlukan konsumsi bahan bakar yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan dengan
meningkanya putaran maka mesin membutuhkan daya lebih untuk menggerakan putaran pada
mesin.

21
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
1. Penambahan beban dengan putaran yang sama tidak mempengaruhi daya mekanis.
2. penambahan beban dengan putaran yang sama menyebabkan daya efektif dan
indikatif meningkat.
3. semakin besar beban pada putaran yang konstan maka konsumsi bahan bakar semakin
besar.
4. semakin besar putaran dengan beban konstan maka konsumsi bahan bakar meningkat.
5. Penambahan beban berpengaruh pada torsi, semakin banyak beban yang di beri
dengan putaran yang konstan maka nilai torsi akan meningkat
6. semakin besar putaran dengan beban konstan maka daya efektif, mekanis dan
indikatif semakin besar.
1.5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang tepat praktikan harus benar-benar fokus dalam
mengamati beban dan putaran pada mesin diesel ini, karena putarannya sewaktu- waktu bisa
berubah dan melebihi dari ketentuan yang sudah ditetapkan.

22

Anda mungkin juga menyukai