Anda di halaman 1dari 17

Kata pengantar

1
Assalamualaikum wr wb

Segala puji kita panjatkan kehadhirat tuhan yang maha kuasa ,karena atas
berkat limpahan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran
biologi ini dengan lancar

Harapan kami semoga para pembaca yang ingin memperdalam bidang


keilmuan biologi dapat menjadikan tulisan ini sebagai referensi yang dapat
menambah perbendaharaan ilmu yang para pembaca miliki

Kami selaku penulis sadar bahwa karya ini masih banyak kesalahan yang kami
juga meminta saran dan kritik dari para pembaca demi terlaksananya karya yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang ....amin

Wasaalamualiakum wr wb

Blitar ,30 september 2014

penulis

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


2
LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY
BAB 1
[PENDAHULUAN ]

1.1. Latar Belakang


Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk organisme, namun jalur evolusi yang di
tempuh oleh masing masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan
sendiri sendiri. Sel sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniseluler sedangkan sel
sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Oleh karena itu, sel berperan begitu penting dalam tubuh ini walaupun strukturnya

3
begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup.
Hanya menggunakan mikroskop, sel dapat diamati. Namun, penuh ketelitian dan
ketekunan untuk dapat mengamati struktur dari sel tersebut. Ada tiga macam bentuk sel, yaitu :
sel mati, sel hewan, dan sel tumbuhan. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda dan untuk
lebih jelasnya meengenai sel sel tersebut. Dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati
sel sel tersebut.

1.2. Tujuan
Sebelum melakukan sebuah pengamatan sel mati dan sel hidup, tentunya kita mempunyai
tujuan untuk melakukan sebuah pengamatan, dan berikut tujuannya :
1.2.1. Mengamati struktur sel
1.2.2. Membedakan sel mati dan sel hidup

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY

BAB II
[TINJAUAN PUSTAKA]
2.1. Bagian Bagian

A. Jaringan Meristem ( Embrional )

Jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel punca yang aktif


melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik tumbuh
batang maupun akar. Sel-sel meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru,
beberapa hasil pembelahan akan tetap berada dalam jaringan meristem yang disebut sel

4
inisial atau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang digantikan kedudukannya oleh
sel meristem disebut derivatif atau turunan. Proses pertumbuhan dan spesialisasi
secara morfofisiologi sel yang dihasilkan oleh meristem disebut
diferensiasi. Jaringan yang mengalami diferensiasi akan kehilangan karakteristik
embrioniknya dan menjadi dewasa/permanen.

Ciri-ciri jaringan meristem:

1. Sel-selnya muda, aktif melakukan pembelahan dan pertumbuhan


2. Ukuran selnya kecil dan seragam
3. Letak sel-sel rapat, tidak ada ruang antar sel
4. Bentuk sel bervariasi: bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel tipis
5. Banyak mengandung sitoplasma sebagai tempat terjadinya berbagai reaksi
6. Memiliki inti sel satu atau lebih, inti sel relatif besar
7. Vakuola kecil atau hampir tidak ada

Berdasarkan asalnya :
1. Meristem Primer
Meristem yang sel-selnya secara langsung berkembang dari sel-sel
embrionik, atau lanjutan dari kegiatan embrio/lembaga. Meristem primer, misalnya
pada ujung akar dan ujung batang, mengakibatkan pertumbuhan primer berupa
pertambahan tinggi. Daerah meristematik yang dibentuk promeristem berupa:
protoderma, prokambium dan meristem dasar (ground meristem). Ketiganya inilah
yang disebut sebagai meristem primer.
2. Meristem Sekunder

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami
diferensiasi dan menjadi bersifat embrional kembali. Contohnya adalah kambium
intervasis. Kambium interfasikuler berkembang dari parenkim akar/batang yang
terletak diantara xilem dan floem. Kambium intervasis ke arah dalam akan
menghasilkan xilem sekunder sedangkan ke arah luar akan menghasilkan floem
sekunder. Aktivitas ini menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan sekunder sehingga
batang tumbuhan dapat membesar (pada Dicotyledonae dan Gymnospermae). Selain
itu terdapat kambium gabus (felogen) yang mengembangkan periderm (jaringan
gabus).

Berdasarkan Letaknya :
1. Meristem apikal (ujung)
Meristem apikal terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung
akar dan selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan
memanjang akibat aktifitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan
jaringan yang terbentuk disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar (antara)
Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa. Contohnya terletak pada

5
pangkal tiap ruas pada batang tumbuhan yang berbuku-buku. Aktivitas jaringan ini
menyebabkan pertambahan panjang dan diameter ruas batang. Contoh tumbuhan
yang memiliki meristem interkalar adalah rumput-rumputan (Gramineae).
3. Meristem lateral (samping)
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan ke arah samping (membesar), terletak sejajar dengan
permukaan organ. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium ini
terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang.

B. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.

Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :

Jaringan Epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan.


Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.

Jaringan Parenkim

Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan
dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.

Jaringan Penguat/Penyokong LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY

Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh


tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.

a. Kolenkim

Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang
lunak.

b. Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung

6
senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua
macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.

Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh


tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.

Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan.

Jaringan Gabus

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus
ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.

C. Jaringan Dasar (Palisade)

Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,
dengan strukturmorfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala
kegiatan proses fisiologis.Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dijumpai
hampir di setiap bagian tumbuhan.

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Contohnya pada batang dan akar, jaringan parenkim dijumpai diantara epidermis
dan pembuluh angkut, sebagai korteks. Parenkim dapat pula dijumpai sebagai empulur
batang, Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang terdiferensiasi menjadi
jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai sebagi parenkim penyimpan
cadangan makanan pada buah dan biji.

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi beberapa macam:

1. Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses pembuatan zat-zat
makanan, terletak di bagian tumbuhan berwarna hijau.
2. Parenkim penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan sebagai
larutan dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan dalam siroplasma. Letaknya di
bagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi lapis dan akar
rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan berupa: gula, tepung,
lemak dan protein.
3. Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit,
dan tumbuhan sukulen sebagai penimbun air untuk menghadapi masa kering.
4. Parenkim udara dijumpai pada alat pengapung tumbuhan. Parenkim udara dapat pula

7
dijumpai pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat penyimpanan udara.
5. Parenkim angkut terdapat pada jaringan pengangkut yang sel-selnya berbentuk
memanjang menurut arah pengangkutannya.

Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji berbentuk
sel yang panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
2. Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun, bantuk dan
ukurannya tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
3. Parenkim bintang (aktinenkim) berbentuk seperti bintang bersambungan ujunganya
dijumpai pada tangkai daun Canna sp.
4. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta banyak
mengandung kloroplas, dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi.

D. Jaringan Penguat / Penyokong (Mekanik)

Nama lain dari jaringan penyokong adalah stereo atau jaringan mekanik. Fungsinya
untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Ada dua jaringan yang menjadi jaringan penguat
tubuh tumbuhan ini, yaitu kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim berbeda dengan sklerenkim
karena sel-sel penyusunnya juga berbeda.

a. Kolenkim
Kolenkim merupakan sel-sel hidup dan bersifat mirip parenkim dan beberapa
mengandung kloroplas. Letaknya di dekat permukaan dan di bawah epidermis pada
batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan induk tulang daun. Kolenkim jarang terdapat
pada akar.
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa yang

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang
lunak.
b. Sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Selain mengandung selulosa dinding
sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin (komponen utama kayu) sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam
yaitu serabut atau serat sklerenkima dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah
contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
Fungsi sklereid adalah menguatkan jaringan dewasa.

E. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem yang menggunakan


jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-
bahan makanan). Xylem dan Floem bersama-sama sering disebut sebagai berkas
pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut

8
tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua
bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat
utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi
tumbuhan jenis vaskular.

A. XILEM
a. Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari
beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor
dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai
jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam
berbagai kegiatan metabolisme.
b. Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat
pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium
dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan
primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai
hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem
sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda
bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
c. Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan
perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali
(protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem).
Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan
pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang
letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch)
sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch)
d. Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman.

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :

1. Trakeid dan Trakea

Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan


unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena tumbuhan
anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil
hanya mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid.
Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang,
berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada
trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada
trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor air dan zat
hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan
sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid
peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel
pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga merupakan

9
deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada
ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang
sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini,
dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan
sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral
atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada
tumbuhan yang sama.

2. Serabut Xilem

Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim


meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih lanjut
dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan
trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya
sel serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang
runcing dapat masuk di antara sel-sel sewaktu memanjang.
Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya terdiri
dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri dari
trakeid, serabut itu tidak jelas adanya.

3. Parenkim Xilem
Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan
sel hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada
xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang
berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh
sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ.
Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya
tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


cadangan makanan.
B. FLOEM

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur


dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut
dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di
dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi
bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil
ditemukan juga asam amino dan hormon.

Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan


prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan
kambium disebut floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan
xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya
berasal dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem
letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk

10
kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman).

Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri
atas unsur-unsur sebagai berikut :

a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan
yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang
tapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan
Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan,
terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel memanjang yang
masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh
satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.

Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada


dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa
nukleus. Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang
membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-
benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu
(semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan itu
biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga
lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya
membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.

Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-


beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang
tapisan juga bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak
pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang
telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi.
Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain,
mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu
mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian
membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan
bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada
tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir
yang terdiri dari protein.

b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae


biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel
itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu
membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar,

11
menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil.
Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis,
penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel
pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring
tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga
tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae.

c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga


mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim
lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini
secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim
ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas
pengangkut.

Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga


mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel
kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat floem
masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan dinding.
Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah
menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.

d. Serabut Floem

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder.
Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai
pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada
yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi
sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel
pembuluh tidak berfungsi lagi.

C. KAMBIUM

Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang
aktif membelah. Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem.

a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer).


Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan

12
dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium
hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele. Kambium
fasikuler ke arah dalam membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk
floem. Sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang
berfungsi memperluas cambium. Pertumbuhan oleh kambium ini disebut
pertumbuhan sekunder.

b. Kambium Sekunder (Kambium gabus/ Kambium Felogen)

Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang


pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium gabus ke arah luar
membentuk sel gabus pengganti epidermis dan ke arah dalam membentuk
sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya
lingkar tahun pada tumbuhan.

c. Struktur Kambium Pembuluh

Kambium merupakan meristem lateral karena berada di daerah


lateral akar dan batang. Pada kebanyakan pohon dan semak, daerah
kambium berupa silinder yang berlapis banyak dan pada penampang
melintang membentuk cincin yang kontinu. Pada saat aktif, kambium
terdiri dari banyak lapisan sel, namun pada saat istirahat (dorman) hanya
ada satu lapisan sel. Lapisan sel itu dianggap bermuka dua karena dapat
membentuk turunan ke dua arah.

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


Setelah membelah secara perikrinal, sel yang ada di sebelah dalam
berkembang menjadi sel xylem dan sel yang berada di luar tetap aktif
sebagai kambium atau sel luar berkembang menjadi sel floem dan sel
dalam tetap berlaku sebagai kambium. Inilah tafsiran yang dianut secara
luas. Bukti yang paling meyakinkan adalah bahwa floem sekunder dan
xylem sekunder seakan-akan merupakan gambar cermin dari sesamanya.

Pada saat-saat tertentu kambium membentuk jari-jari empulur


baru yang kemudian di temukan baik di xylem mapun di floem.
Selanjutnya, sementara kambium terdorong ke luar seiring dengan
menebalnya silinder xylem di sebelah dalamnya kambium membelah
dengan bidang pembelahan antiklinal sehingga dapat menambah luas
tangensial. Dengan demikian, luas cambium mengimbang perluasan
silinder xylem yang dikelilinginya.
d. Jenis Sel Kambium

13
Dari segi morfologi dapat dibedakan dua macam pemula sebagai
berikut: (1) Pemula yang meruncing di kedua ujungnya sehingga
berbantuk kumparan, disebut pemula kumparan atau pemula fusiform,
menghasilkan unsurbyang memanjang atau aksial (vertical)npada kayu
(xylem) dan bagian dalam kayu (floem); (2) pemula jari-jari empulur
yang tumbuh kea rah radial.

Pemula Fusiform

Sel yang berbentuk kumparan ini panjangnya berkisar 140 462


m pada dikotil dan 700 4500 m pada pinus. Panjang sel dapat
beragam dalam setahun, bergantung pada keseimbangan antara
pembelahan sel dan ekspansi sel. Pada sayatan radial, dindig ujung
tampak datar, namun pada sayatan tangensial berbentuk lancip, atau
meruncing secara bertahap atau langsung. Pada sayatan melintang sel ini
tampak seperti segi empat atau agak pipih.

Panjang pemula fusiform adalah penting karena sedikit banyak


mempengaruhi panjang turunannya. Namun, pengukuran xylem tidak
menunjukan panjang yang sama dengan cambium karena terjadi
pemanjangan sel sewaktu xylem tumbuh menjadi dewasa.

Pemula Jari-jari Empulur

Pemula jari-jari empulur lebih kecil daripada pemula fusirorm,


yakni pendek dan isodiametris, atau 2 3 kali lebih tinggi dri pada

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


lebarnya. Pada coniferae, pemula jari-jari empulur senantiasa tersusun
sebagai deretan sel kea rah vertical yang terdiri dari satu baris sel,
dinamakan berseri satu atau unisertiat. Kelompok pemula jari-jari
empulur dapat menjadi lebih panjang dengan hilangnya pemula fusiform
diantara dua kelompok pemula jari-jari empulur, sehingga keduanya
dapat menyatu. Atau pemula fusiform mengubah dirinya dengan
membelah melintang beberapa kali menjadi sederetan pemula jari-jari
empulur. Jika salah satu mekanisme tersebut mengakibatkan jari-jari
empulur menjadi berseri banyak atau multiseriat, maka pemula segera
hilang sehingga kondisi uniseriat diperoleh kembali. Pada dikotil sering
terdapat jari-jari empuluruniseriat maupun multiseriat dan hal itu
tercermin dalam pemula jari-jari empulurnya. Pada setiap jenis,
kelompok pemula dapat hanya mengandung pemula panjang saja,
isodiametris saja, atau campuran keduanya. Jika keduanya ditemukan,
maka pemula panjang hamper selalu bertempat di bagian paling atas atau
paling bawah jari-jari empulur atau di kedua tempat itu; selebihnya terdiri

14
dari pemula berbentuk isodiametris.

D. Perkembangan Kambium Pembuluh

Pada tumbuhan monokotil dan sejumlah dikotil basah, prokambium akan


habis terdiferensiasi menjadi jaringan pembuluh. Pada tumbuhan berkayu,
sebagian prokambium dalam setiap ikatan pembuluh akan berkembang menjadi
cambium fasikuler. Perubahan antara pertumbuhan primer dan sekunder tidaklah
tajam karena jaringan primer diperoleh akibat pembelahan pada daerah subapikal
dan seluruh pertumbuhan lateral merupakan proses yang sinambung dari mulai
apeks sampai batang yang dewasa. Pada umumnya dianggap bahwa transisi
terjadi secara bertahap dan biasanya lambat, meskipun kadang-kadang cepat, dan
baik prokambium maupun cambium merupakan dua stadium perkembangan dari
satu macam meristem. Kambium dapat pula terjadi pada beberapa tempat yang
sebelumnya tidak menampakkan kambium, seperti pada kambium interfasikuler.

Pada sejumlah tumbuhan hanya cambium fasikuler yang berperan dan


setiap ikatan pembuluh membesar, diiringi oleh sedikit pertumbuhan sekunder.
Pembelan difus (tersebar) dan proliferasi sel pada jari-jari empulur medulla sudah
cukup mengimbangi produksi kayu yang sedikit itu. Kerangka kayu tumbuhan
seperti itu menunjukkan pola kerangka berkas ikatan pembuluh asal. Pada pohon
dan semak yang banyak membentuk kayu, cambium interfasikuler
berdiferensiasi pada jari-jari empulur medulla baik secara serentak bersama
dengan cambium fasikuler atau beberapa saat sesudahnya. Kambium
interfasikuler berdiferensiasi sebagai panel yang meluas dari tepi cambium
fasikuler. Kedua panel dari tepi dua ikatan pembuluh yang berdampingan akan
bertemu sehingga membentuk kambium interfasikuler yang sinambung. Dengan
demikian, pula terjadi kesinambungan dari seluruh kambium. Setelah beberapa

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


bulan atau tahun, kedua macam cambium tak dapat dibedakan dan seluruh
dinamakan cambium pembuluh.

BAB III
[METODOLOGI]
A. Alat dan Bahan

15
1. Mikroskop
2. Kaca Preparat
3. Kaca Penutup
4. Jagung
5. *****
6. Silet
7. Air
8. Tissue
B. Cara Kerja
1. Kupas Jaringan Epidermis Jagung, menggunakan silet setipis mungkin

2. Kemudian Letakkan diatas proparat, beri sedikit air. Lalu tutup dengan kaca penutup

3. Lakukan hal yang sama pada*****

4. Letakkan di atas meja benda pada mikroskop

5. Jepit menggunakan penjepit pada mikroskop

6. Atur pembesaran, Cahaya dan posisi Mikroskop

7. Kemudian Amatilah

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY

BAB IV
[HASIL PENGAMATAN]
16
4X 10X

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY


4X 10X

BAB V
[PENUTUP]
A. Daftar Pustaka
a. Http://Google.com

17
b. Http://Wikipedia.com
c. Buku LKS PR Biology XI Semester 1 Intan Pariwara

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGY

Anda mungkin juga menyukai