Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEMINAR BEDAH UMUM

BEDAH REKONSTRUKSI

Disusun oleh:

Anindya Novia Putri

160112150041

Pembimbing:

Lucky Riawan, drg., Sp.BM

DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2017
1

1. Definisi Bedah Rekonstruksi


Bedah rekonstruksi adalah tindakan bedah yang ditujukan untuk

memperbaiki suatu keadaan yang tidak normal atau cacat yang diupayakan

menjadi normal atau mendekati normal. Cacat yang diperbaiki dapat berupa

kelainan sejak lahir (kongenital), cacat akibat kecelakaan atau trauma, dan

cacat yang ditimbulkan pasca tindakan operasi. Tindakan rekonstruksi

dilakukan untuk memperbaiki fungsi dan penampilan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien. Contoh kasus yang membutuhkan bedah

rekonstruksi misalnya: cacat bawaan (bibir sumbing/ daun telinga tidak ada

atau kecil/ jari tangan dempet, dll), cacat karena kecelakaan (luka bakar/ luka

dimuka/patah tulang muka dll), serta cacat bekas tumor.

2. Jenis-jenis Bedah Rekonstruksi Oral dan Maksilofasial


2.1 Pectoralis Major Myocutaneous Flap (PMMC)
Flap pectoralis major merupakan jenis bedah flap yang sering

dilakukan dalam merekonstruksi oral, kepala, dan leher. Saat ini, dalam

rekonstruksi kepala dan leher, PMMC dilakukan sebagai flap yang dilakukan

untuk menutupi kegagalan free flap tervaskularisasi pada pasien yang tidak

diindikasikan dilakukan free flap. Flap jenis ini seringkali menjadi pilihan

dalam rekonstruksi kepala dan leher.


Keuntungan utama dari flap ini adalah flap dilakukan dalam satu

tahapan, posisi pasien tidak perlu diubah-ubah selama prosedur, dan beberapa

potongan kulit dapat dikumpulkan menjadi satu untuk menutupi defek yang

luas. Kekurangan dari flap ini adalah dapat menimbulkan keterbatasan

gerakan tangan akibat melemahnya fungsi otot.


2

Gambar 1 Otot Pectoralis Mayor dan Minor

2.1.2 Indikasi PMMC


Kecacatan di rongga mulut,
o Lidah, palatum, dasar mulut, mukosa bukal, kelainan

segmental mandibula
Penutupan fistula orocutaneous
Menutup arteri karotis yang terekspos
Mengisi defek yang terbentuk di daerah pasca radical neck dissection
Merestorasi kecacatan yang luas pada lapisan epitel luar dan dalam
Kecacatan segmental mandibula
Cacat dasar tengkorak
Menutup dada atau sternum setelah bedah cardiothoracic

2.1.3 Kontraindikasi

Pasien menderita poland syndrome, tidak memiliki otot pectoralis


Pasien pernah mengalami trauma atau pembedahan pada bagian dada

yang mengakibatkan otot tidak tervaskularisasi dengan baik

(mastectomy, subclavian lines, cardiac pacemaker, breast implants)


Pasien obesitas
Pasien dengan pekerjaan yang banyak pergerakan tangan (abduksi dan

adduksi)
3

2.1.4 Tahapan Operasi

1. Memposisikan pasien dan persiapan


2. Insisi
3. Diseksi otot pectoralis
4. Identifikasi pedicle vascular
5. Penutupan

Gambar 2 Pectoralis Major Myocutaneous Flap (PMMC)


4

Gambar 3 Penutupan Flap dengan Staples atau benang nilon 2.0

2.1.5 Komplikasi

Pembentukan fistula
Nekrosis parsial
Infeksi
Dehiscence
Nekrosis total

2.2 Radial Forearm Flap


Radial forearm flap adalah bedah flap pada lengan yang dilakukan

untuk rekonstruksi intraoral. Flap ini merupakan jenis flap yang reliable,

serbaguna, yang dapat dilakukan untuk merekonstruksi berbagai struktur

anatomis di leher dan kepala.


5

Gambar 4 Anatomi Ulnar dan Radial

2.2.1 Indikasi
Forearm flap biasanya sangat ideal untuk merekonstruksi cacat pada

rongga mulut (dasar mulut, lidah, mukosa bukal, dan cacat masilektomi

posterior), orofaring, serta laringofaringektomi.

Gambar 5 Forearm flap untuk rekonstruksi defek pada dasar mulut setelah dilakukan

radioterapi
6

2.2.2 Kontraindikasi
Pada pasien dengan penyakit arterosklerosis
Daerah defek yang hendak ditutup cukup luas

2.2.3 Tahapan Operasi


1. Allens test dilakukan untuk memastikan adanya suplai darah yang

baik ke tangan
2. Desain flap dan pemasangan tourniquet
3. Identifikasi otot brachioradialis dengan preservasi dan diseksi vena

cephalic
4. Identifikasi otot flexor carpi radialis, palmaris longus, dan pedicle

vascular
5. Identifikasi dan ligase pedicle vascular
6. Pengangkatan radial forearm flap
7. Melepaskan tourniquet dan memisahkan pedicle
8. Penutupan graft kulit dan lengan bawah pada daerah donor

Gambar 6 Prosedur pengambilan radial forearm flap


7

2.3 Fibula Free Flap


Fibula free flap menjadi gold standard untuk merekonstruksi berbagai

jenis kecacatan pada mandibula yang luas karena ukurannya yang konsisten,

panjang pedicle vascular yang memadai, diameter pembuluh, serta

kemampuannya untuk dilakukan pengambulan tulang, kulit dan otot secara

bersamaan.

Gambar 7 Teknik Fibula Free Flap

2.3.1 Indikasi
Bedah onkologi
Reseksi agresif
Tidak dapat dilakukan rekonstruksi dengan jenis flap lainnya
8

Defek post traumatic: manajemen definitive luka tembak,

osteoradionekrosis, osteomyelitis, dan cacat kongenital


Kecacatan pada tulang mandibula lebih dari 4-6 cm
2.3.2 Tahapan Operasi
1. Memposisikan dan mempersiapkan pasien
2. Insisi
3. Diseksi pedicle otot dan vaskuler
4. Osteotomy
5. Pemasangan tulang pada resipien
6. Anastomosis mikrovaskuler
7. Penutupan

2.4 Skin Graft


Kulit yang diambil dari donor site dan dipindahkan ke recipient site

dan tidak memiliki suplai darahnya sendiri. Diperlukan difusi nutrisi dalam 24

jam pertama (imbibisi) dan diikuti dengan adanya hubungan pembuluh darah

antara donor site dan graft.

Gambar 8 Proses Pengambilan Graft Kulit


2.4.1 Klasifikasi skin graft
Berdasarkan ketebalan:
1. Full thickness skin graft
2. Split thickness skin graft

Berdasarkan spesies donor:


9

1. Autograft: dari individu yang sama


2. Allograft (homograft): dari individu berbeda, spesies sama
3. Xenograft (heterograft): dari spesies berbeda

2.4.2 Full Thickness Skin Graft


Graft ini meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering

disebut Wolfian graft. Digunakan untuk menutup defek pada wajah, leher,

ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan secara estetik

tidak terlalu jelek.

2.4.2.1 Keuntungan

Kecenderungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil

Kecenderungan untuk berubah warna lebih kecil

Kecenderungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil

Secara estetik lebih baik dari split thickness skin graft

2.4.2.2 Kekurangan
Kemungkinan take lebih kecil dibanding split thickness skin graft
Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas
Donor harus dijahit atau ditutup oleh split thickness skin graft bila luka

donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer


Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti inguinal,

supraklavikular, retroaurikular
2.4.2.3 Indikasi
Kehilangan jaringan yang tidak begitu luas
2.4.2.4 Kontra indikasi
Tidak terdapatnya suplai darah
2.4.2.5 Teknik
10

Donor dapat diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak

mata, perut, lipat paha / inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.

Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin 1 :

200.000. Dilakukan insisi sesuai disain sampai sedalam dermis dengan

menggunakan pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan dermis dengan

subkutis. Selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut

terangkat.
Penempelan skin graft dilakukan penjahitan interrupted di sekeliling

graft dengan benang non absorble 4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan

silk. Jahitan dimulai dari graft ke tepi luka resipien, dari suatu yang lebih

mobil ke tempat yang lebih fixed. Diatas kulit ditutup tulle yang dilapisi kasa

lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering.
Dibuat beberapa lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar yang

ada kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah

graft dengan spuit berisi NaCl 0,9%.

2.4.3 Split Thickness Skin Graft


Graft ini mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe ini dapat

dibagi atas 3 bagian:

1. Thin Split Thickness Skin Graft sering disebut Thiersch atau Ollier-

Thiersch graft, berukuran 0,008 - 0,012 mm.

2. Intermediate (medium) Split Thickness Skin Graft, berukuran 0,012 -

0,018 mm.
11

3. Thick Split Thickness Skin Graft, nama lainnya Three quarter thickness

graft, berukuran 0,018 - 0,030 mm.

Untuk mempermudah pengertian dalam membedakan ketebalan skin graft yaitu:

Thin STSG : terdiri dari epidermis dan 14 bagian lapisan dermis.

Intermediate STSG : terdiri dari epidermis dan 12 bagian lapisan

dermis.

Thick STSG : terdiri dari epidermis dan 34 bagian lapisan dermis.

FTSG : terdiri dari epidermis dan 4/4 bagian (seluruh) lapisan dermis.

Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai

penutup defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara

sambil menunggu tindakan yang definitif. Tindakan sementara ini

dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dan

menutup struktur vital yang kemungkinan nanti dapat diganti dengan full

thickness skin graft atau skin flap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2.4.3.1 Keuntungan
Kemungkinan take lebih besar
Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas
Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
Daerah donor dapat sembuh sendiri / epitelialisasi
12

2.4.3.2 Kerugian
Punya kecendrungan kontraksi lebih besar
Permukaan kulit mengkilat
Secara estetik kurang baik

2.4.3.3 Indikasi
Menutup defek kulit yang luas
Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari defek
2.4.3.4 Kontra indikasi
Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau

full thickness skin graft


2.4.3.5 Teknik
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada,

punggung, bokong, ekstremitas. Umumnya yang sering dilakukan diambil

dari paha. Untuk mengambil split thickness skin graft dilakukan dengan

menggunakan

1. Pisau/Blade

Yang biasa dipakai mata pisau no. 22 yang mempunyai keuntungan yaitu

tajam, tipis dan rata.

2. Pisau khusus

Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.

3. Dermatome

Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau dengan


13

tebal kulit yang disayat.: Dermatome tangan (drum dermatome), dermatome

listrik dan tekanan udara.

4. Prinsip penggunaan alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk

memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung

pada kontrol dari operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat

tersebut.

Fase vaskularisasi STSG:

1.Imbibisi plasmatik: difusi nutrisi dari recipient site (48 jam pertama)

2.Inoskulasi: Pembuluh darah pada graft terhubung dengan pembuluh darah pada

recipient site ( hari ke 2-3)

3.Pertumbuhan neovaskular: revaskularisasi graft (hari 3-5)


14

DAFTAR PUSTAKA

Peng X, Guang-yan Y, Chuan-bin G et al. Maxillary reconstruction with the free

fibula flap. Plast. Reconstr. Surg. 115:1562, 2005.

Bhaya M, Har-El G. Intraoperative fabrication of palatal prosthesis for

maxillary resection. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. 2001; 127: 834-836,

American Medical Association (Available at www.archoto.com )zs

Pedlar J, Frame JW. Oral and maxillofacial surgery: An objective-based

textbook. Edinburgh: Churchill Livingstone Elsevier, 2001:125-7.


15

Kademani. Atlas of oral and maxillofacial surgery. St Louis: Elsevier, 2016

Anda mungkin juga menyukai