PENDAHULUAN
sama, politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi
memilih atau dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan
pengembangan hukum.
Pengertian politik hukum menurut Abdul Hakim yaitu politik
1
B. Pengaruh Konfigurasi Politik Atas Hukum
Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi yang tidak
perempuan.
Di parlemen, perempuan berperan dalam pembahasan isu-isu
perwakilan.
Keberadaan perwakilan perempuan maupun laki-laki dalam
3
Komisi Hukum Nasional Akar-Akar Mafia Peradilan di indonesia, Masalah Akuntabilitas
Penegak Hukum (Jakarta, Komisi Hukum Nasional,2009) hlm.17
2
kesehatan, perekonomian, hingga politik itu sendiri. Peran wakil dari
bernegara adalah perlu ada suatu tatanan kehidupan yang didasarkan pada
dalam masyarakat itu sendiri meskipun hal ini menjadi sebuah dilema baru
3
transisi sejak dideklarasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
bangsa.
Soekarno mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dianggap terlalu
DPR dan konstituante. Soekarno bahkan membuat Tap MPR yang berisi
dari Soekarno untuk menjadi mitra kerja ternyata membelot dan justru
melakukan pemberontakan.
Setelah melalui proses perdebatan dan berbagai pro dan kontra dari
yang cukup singkat dimana Soeharto dengan cepat melalui proses transisi
tersebut. Pada masa Soeharto, dokumen militer menjadi sebuah unsur yang
tidak bisa dilepaskan. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya prinsip yang
4
Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen yang tercermin dari
demokrasi ekonomi dan politik UUD 1945. Politik hukum lama kelamaan
5
demokrasi dapat melahirkan konfigurasi politik yang tidak demokratis
atau otoriter.
UUD 1945 yang berlaku pada periode 1945-1949 melahirkan
1966.
Karena produk hukum merupakan refleksi dari konfigurasi politik
bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi. Dengan kata lain, ada
eksak.
Konfigurasi politik tampil secara demokratis, maka produk hukum
6
Dimana susunan sistem politik yang lebih memungkinkan negara
yang kekal, serta di balik semua itu ada satu doktrin yang
konservatif.
hukum yang responsif maka syarat pertama dan utama yang harus
yang otoriter.
7
masyarakat. dan hasilnya bersifat responsif terhadap tuntutan
kendala);
kelihatan wujudnya
Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan
berorganisasi
8
Mewarisi hutan yang sudah rusak parah
Mengurangi mengimpor beras karena masih menyisakan hutang luar negeri
(10 tahun)
Kesenjangan sosial mulai dihilangkan
Pengobatan dan pendidikan sudah gratis
9
BAB II
BANTUAN HUKUM
yang tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 27 ayat 1 yaitu :
pemerintah wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya. Ini sesuai dengan asas hukum yaitu : equality before the law
martabat kemanusiaan.
3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
undang-undang.
dan provit (bayar) selain itu bantuan hukum tidak lepas dari Lembaga Bantuan
Hukum (LBH).
oleh pengacara atau advokat yang tergabung di dalam LBH yang melakukan
10
kesepakatan MOU pada setiap pengadilan. Biasanya LBH tersebut diberi
yang ditimpanya.
harapan semua pihak sesuai dengan peraturan daerah tersebut namun dalam
oprasional yang ditanggung oleh Negara dalam hal ini pemerintah. Apalagi
dengan buruh atau pekerja. Hal ini harus ada somasi terlebih dahulu dan
tentunya mediasi yang hal ini tidak bisa diprediksi berapa jumlah biayanya.
Karena perkara ini terebih dulu akan diadakan diluar pengadilan atau non
litigasi.
11
Bantuan hukum sebagai bentuk pelayanan publik baik sistem pengolahaan
LBH tidak terlepas dari adanya sebuah hukum yang mengikat yang
Hal ini sesuai dengan tujuan hukum yang bersifat universal adalah:
1. Ketertiban
2. Ketentraman
3. Kedamaian
4. Kesejahtraan
5. kebahagiaan4.
melihat hak dan kewajiban pemberi bantuan hukum serta penerima bantuan
hukum tersebut sesuai dengan nilai guna masyarakat, bahwa pengaruh dari
jasa.
hukum kepada orang yang tidak mampu biasanya diukur secara ekonomi. Ini
bisa juga diartikan penyediaan bantuan pendanaan bagi orang yang tidak
Yang dimaksud pengaturan dalam hal ini adalah suatu aturan yang
mengatur tentang pemberi bantuan hukum orang tidak mampu sesuai dengan
pasal 2 Perda Nomor 3 tahun 2015 pasal 2 dan 3 yang mengatur tentang asas
12
hukum, keterbukaan, efektifitas, dan akuntabilitas selanjutnya
miskin dipengadilan.
2. Memberikan kesempatan yang merata pada warga miskin untuk
jawabkan.
Oleh dari pada itu peraturan daerah nomor 3 tahun 2015 Provinsi Riau
keadilan karena terhambat oleh ketidak mampuan sosial dan biaya mereka
Dalam pelaksanaan bantuan hukum selain Perda nomor 3 tahun 2015 ada
juga Undang-Undang no. 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum orang kurang
13
1. Pelaksanaan bantuan hukum dilakukan oleh pemberi bantuan hukum yang
(1) meliputi :
a. Berbadan hukum
b. Terakreditasi berdasarkan undang-undang ini
c. Memiliki kantor atau secretariat yang tutup
d. Memiliki pengurus dan
e. Memiliki program bantuan hokum
Dilihat dari Perma No. 1 Tahun 2014 tentang bantuan hukum pada pasal 8
pengadilan.
1. Keadilan
2. Kesamaan kedudukan di dalam hukum
3. Keterbukaan
14
4. Efisiensi
5. Efektivitas
6. Akuntabilitas
1. Asas keadilan:
Menempatkan hak dan kewajiban setiap orang secara proposional, patut,
jawabkan.
15
C. Kewenangan Negara Yang Diberikan Oleh Undang-Undang
Bantuan Hukum dalam pengertian yang luas dapat diartikan sebagai upaya
untuk membantu golongan yang tidak mampu dalam bidang hukum. Upaya
untuk membantu golongan yang tidak mampu mempunyai tiga aspek yang
diterangkan diatas maka dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa jika tujuan
5
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum.Jakarta. 2009,hlm 245
6
Jimly Asshidiqie, Ali Safat. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekjen dan Kepaniteraan MK
RI. Jakarta. 2006, hlm 3
16
1. Mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi paling sedikit identitas
hukum yaitu:
Bantuan Hukum:
Mengawasi dan memastikan penyelenggaraan Bantuan Hukum dan pemberian
Bantuan hukum dijalankan sesuai asas dan tujuan yang ditetapkan dalam
Bantuan Hukum.
17
D. Penyelesaian Sengketa Antar Warga Negara / Masyarakat dengan Negara
Jika merujuk pada jaminan Pemberian Bantuan Hukum kepada masyarakat
hukum selalu netral dan berfungsi secara ideal. Padahal faktanya tidak
yang ada di pengadilan, belum disemua pengadilan ada pos pelayanan hukum.
dan keberlanjutan.
Dalam praktek pasal-pasal yang mengatur jaminan hak atas bantuan
hukum terhadap tersangka atau terdakwa tidak berjalan dan dipenuhi. Kerap
18
Pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dala proses
yang berwenang ini seringkali dilanggar mengingat tidak adanya sanksi jika
yang selama ini kurang memadai guna memastikan pemenuhan akses keadilan
publico yang telah diterapkan dengan konsep Legal Aid. Pengaturan tanggung
jawab negara dalam bantuan hukum ini menunjukkan bahwa pemenuhan Hak
pemenuhannya adalah tanggung jawab negara yang tidak lain adalah untuk
pidana bagi pemberi bantuan hukum yang meminta bayaran, pemberi bantuan
hukum juga harus dierifikasi dan diakreditasi. Jika kelak memberi bantuan
hukum kepada orang miskin yang membutuhkan, maka anda patut berhati-
hati. Jangan pernah sekalipun meminta bayaran kepada klien anda yang
bersiap-siaplah masuk bui karena DPR telah mensetujui sanksi pidana untuk
itu.
19
Pasal 20 UU Bantuan Hukum menyebutkan Pemberi Bantuan Hukum
hukum dan/ atau pidhak lain yang terkait dengan perkara yang sedang
mengancam dengan pidana maksimal satu tahun dan denda maksimal Rp. 50
juta.
Ancaman hukum ini bertujuan membuat pelaksanaan bantuan hukum bisa
negara (APBN) jadi verifikasi dan akreditasi dibutuhkan agar anggaran tidak
terbuang Cuma-Cuma.
Pasal 7 ayat (1) undang-undang bantuan hukum : untuk melaksanakan
sesuai asas dan tujuan yang ditetapkan dalam undang-undang ini dan
b. Melakukan verifikasi dan akreditasi terhadap lembaga pemberi bantuan
hukum.
Ayat (2) ;
Ayat (3) ;
20
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara verifikasi dan akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf B diatur dengan peraturan Menteri.
dipelihara namun juga jaminan sosial dan pemenuhan hak atas bantuan
hukum. Fakir miskin dan anak-anak terlantar sebagai warga negara indonesia.
Meskipun tidak secara tegas, jaminan hak atas bantuan hukum bagi fakir
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil
perlindungan kepastian hukum yang adil (fair trail) dan persamaan di muka
hukum (equality before the law). Prinsip tersebut terdapat dalam internasional
convention on civil and political rights (ICCPR) yang telah diakomodir dalam
dalam ICCPR tersebut dapat diklasifikasi dalam tiga katagori prinsip dasar fair
21
No, 13 Tahun 2006 Perlindungan Saksi dan Korban, UU No.48 Tahun 2009
saat ini telah diterbitkan UU No. 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum
sebagai jaminan baru yang khusus mengatur pemenuhan hak atas bantuan
hukum.
Dalam undang-undang Advokat, sekarang advokat diwajibkan untuk
yang harus menanggung biayanya bagi pencari keadilaan yang tidak mampu
BAB III
22
KOMENTAR DAN ANALISA ATAS UNDANG-UNDANG BANTUAN
HUKUM
Kepentingan Keadilan.
meliputi setiap orang atau kelompok orang miskin yang tidak memenuhi hak
/atau perumahan.
Perumusan pasal ini didasarkan pada alasan bahwa negara harus memberikan
prioritas bantuan hukum. Namun perumusan ini tidak sesuai dengan konvensi
keadilan dan non diskriminatif dalam memenuhi hak fair trial dan akses keadilan.
hambatan tidak saja karena miskin, melainkan karena hambatan sosial, jenis
dapat ditemui dalam penjelasan pasal 5 ayat 3 UU No.39 tahun 1999 tentang
HAM antara lain, adalah orang lanjut usia, anak-anak , fakir miskin, wanita dan
penyandang cacat adalah kategori kelompok yang miskin dan tertindas, tetapi
23
karena kelompok sosial menjadi rentan. Dalam prespektif ini, affimative action
untuk kelompok yang karena kondisi rentan merupakan hak dasar manusia. Dan
tentunya negara harus membuat skala prioritas bantuan hukum agar dapat
dipahami, namun tidak berarti mengasingkan hak-hak dasar yang telah menjamin.
BAB IV
PENUTUP
24
Walaupun penuh dengan kekurangan, UU Bantuan Hukum memberikan
hal positif yaitu adanya pengakuan dan jaminan hukum bagi pemberi bantuan
Bantuan Hukum. Sandaran hukum ini menjadi peluang besar bagi masyarakat
sipil untuk mendorong pemenuhan hak bantuan hukum di tingkat daerah, kerena
lingkup wilayah yang lebih kecil, populasi dan lebih dekat dengan kepentingan
mengikuti proses akreditasi dan verifikasi untuk menjadi pemberi bantuan hukum
yang dibiyai negara hal ini membawa kouesekuensi LBH /Ormas meningkatkan
kualitas layanan dan management, dan terkait pada seluruh ketentuan dalam
undang-undang ini.
2011 tentang bantuan hukum. Semoga dapat berguna bagi halayak ramai terutama
DAFTAR PUSTAKA
25
- Moh. Mahfud MD. 2014 . Politik hukum di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers
- Jimly Asshidiqie, Ali Safat. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta
26