Anda di halaman 1dari 30

TERMS OF REFERENCE

PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)


DI KOTA PONTIANAK
SEBAGAI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D3 ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bangunan pendidikan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam lingkungan
binaan. Pendidikan sendiri merupakan proses pembentukan tingkah laku dan karakter
manusia menuju arah yang lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran dalam Pendidikan Nasional
berpusat pada peserta didik agar dapat: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dalam merencanakan bangunan pendidikan seperti sekolah formal, tentu saja sarana
yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya tujuan pendidikan harus diperhatikan secara
seksama. Proses membentuk ruang, harus memperhatikan kebutuhan peserta didik maupun
tenaga kependidikan yang ada. Selain itu unsur yang perlu diperhatikan yaitu psikologi
perkembangan peserta didik. Fenomena yang berkembang saat ini, pembentukan ruang-ruang
yang terdapat dalam bangunan pendidikan khususnya Sekolah Menengah masih kurang
memperhatikan kebutuhan peserta didik dan tidak jarang ada yang masih kurang
memperhatikan standar. Adapun para siswa yang berada di sekolah hampir 7 jam setiap
harinya, merasakan bahwa tempat mereka menimba ilmu tersebut terasa menjenuhkan
dan tidak nyaman untuk berlama-lama untuk beraktivitas didalamnya. Kemudian tidak jarang
pula yang mengeluhkan kurangnya sarana pendukung dalam mengembangkan minat dan
bakat siswa. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa perancangan sekolah yang kurang
baik dapat menjadi faktor yang mempengaruhi gairah belajar para siswa, yang berimplikasi
pada hasil dari pendidikan.
Sebuah sekolah memiliki fasilitas berupa ruang indoor dan fasilitas beruapa ruang-
ruang outdoor. Ruang-ruang indoor, seperti ruang-ruang kelas, laboratorium, dan
perpustakaan, diperlukan untuk mewadahi kegiatan di dalam ruang yang membutuhkan
sistem pengkondisian lingkungan dan perlindungan terhadap iklim. Ruang-ruang luar juga
1
diperlukan untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas seperti berolahraga dan upacara. Ruang-
ruang luar dibutuhkan sebagai sarana untuk mendekatkan siswa dengan alam, sehingga proses
belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dapat tercapai.

1.2. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu,
bagaimana merancang bangunan Sekolah Menengah Atas yang memenuhi standar sarana
dan prasarana dari DIKNAS dan mempertimbangkan aspek psikologi siswa dalam
pembentukan kualitas ruangnya.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuannya adalah merancang Sekolah Menengah Atas yang memenuhi standar sarana
dan prasarana dari DIKNAS dan mempertimbangkan aspek psikologi siswa dalam
pembentukan kualitas ruangnya.
Sasaran dari perancangan Sekolah Menengah Atas ini adalah :
1) Mengetahui standar-standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Atas
menurut DIKNAS dan menerapkannya didalam perancangan bangunan Sekolah
Menegah Atas.
2) Mengidentifikasi kualitas ruang yang tepat sehingga siswa dapat merasa
nyaman beraktivitas di dalamnya, serta menerapkannya didalam perancangan
bangunan Sekolah Menegah Atas.

1.4. PENETAPAN LOKASI


Lokasi Tapak disesuaikan menurut yang telah ditetapkan oleh Panitia Tugas Akhir.

1.5. RUANG LINGKUP


Perancangan Sekolah Menengah Atas ini mengacu kepada Permendiknas Nomor
24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA; SNI 19-2454-2002, tentang teknik cara operasional pengelolaan sampah
perkotaan (atau yang terbaru); SNI 6773:2008, tentang Spesifikasi unit paket instalasi
pengolahan air (atau yang terbaru). Untuk ketentuan yang berkaitan dengan lokasi tapak,
disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Untuk ketentuan-ketentuan lain yang
berhubungan dengan perancangan arsitektur, dapat ditambahkan sesuai petunjuk Dosen
Pembimbing.
Sekolah Menegah Umum ini, direncanakan dapat menampung 18 rombongan belajar
dan memiliki 3 Jurusan. Di dalam satu angkatan, Jurusan tersebut terdiri dari 3 kelas jurusan
2
IPA, 2 Kelas Jurusan IPS, dan 1 kelas Jurusan Bahasa. Aspek Psikologi siswa yang dimaksud
di atas, dibatasi terhadap upaya menciptakan kualitas ruang (ruang dalam dan ruang ruang
luar) yang dapat memberikan kenyamanan dan rasa betah bagi siswa yang beraktivitas di
dalamnya.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan sasaran, penetapan lokasi, ruang lingkup rancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PERENCANAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS,
berisikan tentang tinjauan pelaku dan aktifitas, kebutuhan ruang, tinjauan lokasi tapak dan
luas tapak rancangan, tinjauan tampilan bentuk bangunan, tinjauan struktur, dan tinjauan
kelengkapan bangunan (utilitas).
BAB III : ANALISIS PERENCANAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS,
berisikan tanggapan perancangan terhadap BAB II dari judul tugas akhir terpilih (yang
ditetapkan oleh panitia), yang hasilnya akan digunakan sebagai arahan (guidance) dalam
merancang. Tanggapan perancangan terdiri dari: tanggapan fungsi, tanggapan lokasi,
tanggapan tampilan bentuk bangunan, tanggapan struktur bangunan, tanggapan kelengkapan
bangunan (utilitas).
BAB IV : USULAN RANCANGAN (SCHEMATIC DESIGN), Berisikan usulan
rancangan dalam bentuk sketsa-sketsa rancangan (schematic design secara manual) yang
diturunkan dari tanggapan perancangan (BAB III Analisis Perencanaan), yang meliputi
usulan konsep rancangan bentuk, usulan konsep rancangan tapak (zoning makro), usulan
konsep rancangan struktur bangunan terpilih, usulan konsep rancangan utilitas kawasan dan
bangunan.
BAB V : PRODUK RANCANGAN ARSITEKTURAL, Berisikan gambar- gambar
hasil rancangan beserta penjelasannya, meliputi gambar situasi, gambar rencana tapak
(siteplan), gambar tampak bangunan (plan), gambar potongan bangunan (elavation), gambar
potongan bangunan (section), rencana pondasi dan detail, rencana pembalokan dan detail,
rencana portal dan detail, rencana tangga dan detail, rencana atap dan detail, rencana pola
plafond dan titik lampu, rencana utilitas: jaringan pemipaan (air bersih, air kotor/buangan,
sprinkler), detail arsitektur, perspektif eksterior dan perspektif interior. Atau Sesuai Dengan
Ketetapan Panitia Tugas Akhir.

II. TINJAUAN PERENCANAAN


3
2.1. TINJAUAN PELAKU, AKTIVITAS, KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG
Menurut UU RI no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Sekolah Menengah Atas dalam pendidikan formal di
Indonesia, merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat.

Peserta didik (siswa) adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu (UU RI no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Rombongan belajar adalah
kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas. Satu SMA memiliki sarana dan
prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan
pelajar. Sedangkan satu rombongan pelajar terdiri dari 15 sampai dengan 32 peserta didik.
Peserta didik di SMA dapat dibedakan berdasarkan jenjangnya Sekolah Menengah Atas
diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun
kedua (di kelas 11), Peserta didik Sekolah Menengah Atas, wajib memilih jurusan yang ada,
yaitu Sains, Sosial, atau Bahasa.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, Organisasi Sekolah terdiri dari Pimpinan,
Pendidik, dan Tenaga Kependidikan. Setiap Satuan Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala
Sekolah. Kepala sekolah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan
pengelolaan sekolah. Kepala SMA dibantu minimal tiga Wakil Kepala. Wakil Kepala SMA
Bidang Kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah dalam mengelola bidang kurikulum. Wakil Kepala SMA bidang Sarana Prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam
mengelola sarana- prasarana. Wakil Kepala SMA Bidang Kesiswaan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola peserta didik.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainyang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru
melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai agen pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia
berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum.
Konselor adalah pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memberikan layanan
4
bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Sedangkan Pelatih/instruktur bertugas dan
bertanggung jawab memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan.
Tenaga Perpustakaan merupakan pihak yang bertugas dan bertanggung jawab
melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan. Tenaga Laboratorium
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium. Teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran. Tenaga
Administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan
pelayanan administratif. Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan. Berikut daftar Pelaku yang harus
diwadahi di dalam perancangan SMA ini.
Tabel 1. Daftar Pelaku yang harus diwadahi
JUMLAH
NO PELAKU
(Orang)
SISWA
1 Kelas X 6 24 144
2 Kelas IPA XI 3 24 72
3 Kelas IPS XI 2 24 48
4 Kelas Bahasa XI 1 24 24
5 Kelas IPA XII 3 24 72
6 Kelas IPS XII 2 24 48
7 Kelas Bahasa XII 1 24 24
18 432
PIMPINAN
8 Kepala Sekolah 1
9 Wakasek Bidang Akademis 1
10 Wakasek Bidang Kesiswaan 1
11 Wakasek Bidang Saran dan Prasarana 1
12 Wakasek Bidang Humas 1
GURU
13 Pendidikan Agama Islam 1
14 Pendidikan Agama Katolik 1
15 Pendidikan Kewarganegaraan 1
16 Bahasa indonesia 2
17 Bahasa inggris 2
18 Matematika 2
19 Fisika 1
20 Biologi 1
21 Kimia 1
22 Sejarah 1
23 Seni Budaya 1
24 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1
25 Keterampilan/TIK Keterampilan/ Bahasa 1
Asing
26 Geografi 1
27 Ekonomi 1
28 Sosiologi 1
29 Sastra Indonesia 1
30 Bahasa Asing 1

5
31 Antropologi 1
32 Muatan Lokal 1

33 KONSELOR 1
TENAGA PERPUSTAKAAN
34 Kepala Perpustakaan 1
35 Pustakawan 2
36 Petugas UKS 1
LABORAN
37 Laboran Lab Biologi 1
38 Laboran Lab Fisika 1
39 Laboran Lab Kimia 1
40 Laboran Lab Komputer 1
41 Laboran Lab Bahasa 1
BAGIAN TATA USAHA
42 Kepala Tata Usaha 1
43 Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan 2
44 Pelaksana urusan Administrasi Sarana dan 1
Prasarana
45 Pelaksana Urusan Administrasi Hub Sekolah 1
dengan Masyarakat
46 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan 1
Pengarsipan
47 Pelaksana Urusan Adminstrasi Kesiswaan 1
48 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum 1
PETUGAS LAYANAN KHUSUS
49 Penjaga Sekolah 2
50 Tukang Kebun 1
51 Tenaga Kebersihan 1
KANTIN SEKOLAH
52 Pengelola Kantin 1 4
52 Pengelola Kantin 2 4
JUMLAH 490

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007


Tanggal 28 Juni 2007, sebuah Sekolah Menengah sekurang-kurangnya memiliki prasarana
sebagai berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang
laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang
laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, km/wc, gudang, ruang sirkulasi, tempat
bermain dan berolahraga. Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada
disetiap ruang.
1) Ruang Kelas
Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang
tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah
dihadirkan. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan
belajar dengan kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik. Rasio
minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/ peserta didik. Untuk rombongan belajar
6
dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2.
Tabel 2. Besaran Ruang Kelas SMA
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
(m2)
1 Ruang Kelas X 6 unit 40 m2/24 peserta didik 288 2 m2/ peserta didik
2 Ruang Kelas IPA XI 3 unit 40 m2/24 peserta didik 144
3 Ruang Kelas IPS XI 2 unit 40 m2/24 peserta didik 96
4 Ruang Kelas Bahasa XI 1 unit 40 m2/24 peserta didik 48
5 Ruang Kelas IPA XII 3 unit 40 m2/24 peserta didik 144
6 Ruang Kelas IPS XII 2 unit 40 m2/24 peserta didik 96
7 Ruang Kelas Bahasa XII 1 unit 40 m2/24 peserta didik 48
864 m2

Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m. Ruang kelas memiliki jendela yang
memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk
memberikan pandangan ke luar ruangan. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai
agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat
dikunci dengan baik saat tidak digunakan. Berikut adalah sarana pelengkap untuk
ruang kelas.
Tabel 3. Jenis, Rasio dan deskripsi sarana ruang kelas
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi peserta didik 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
didik Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain
dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
Meja peserta didik 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
didik Ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman. Desain
memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke
bawah meja.
Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai
untuk duduk dengan nyaman.
Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk
bekerja dengan nyaman.
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan
perlengkapan yang diperlukan kelas tersebut. Tertutup dan
dapat dikunci.
Papan pajang 1 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.
Papan tulis 1 buah/ruang Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan
jelas.
Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
Sumber : Kemendiknas, 2007

1) Perpustakaan
Tabel 4. Besaran Ruang Perpustakaan

7
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Kepala Perpustakaan 1 unit 24 m2 24 m2
2 Perpustakaan 1 unit 60 m2 60 m2 luas minimum 1.5 x luas
ruang kelas
84 m2

Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati,
mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. Luas minimum
ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali luas ruang kelas. Lebar minimum
ruang perpustakaan 5 m. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. Ruang perpustakaan sebaiknya
terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai. Berikut adalah sarana pelengkap untuk
perpustakaan.
Tabel 5. Jenis, Rasio dan deskripsi sarana Perpustakaan

JENIS RASIO DESKRIPSI


Rak buku 1 set/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampung seluruh koleksi
dengan baik. Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan mudah.
Rak majalah 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampung seluruh koleksi
majalah. Memungkinkan peserta didik menjangkau
koleksi majalah dengan mudah.
Rak surat kabar 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat menampung seluruh koleksi
suratkabar. Memungkinkan peserta didik menjangkau
koleksi
Meja baca 15 buah/sekolah Surat kabar
Kuat, stabil,dengan mudah.
aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk
dengan leluasa ke bawah meja.
Kursi baca 15 buah/sekolah Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta
didik. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik
nyaman
Kursi kerja 1 buah/petugas belajar.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
Meja kerja/ sirkulasi 1 buah/petugas Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran
memadai untuk bekerja dengan nyaman.
Lemari katalog 1 buah/sekolah Cukup untuk menyimpan kartu-kartu katalog. Lemari katalog
dapat diganti dengan meja untuk menempatkan katalog.
Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Dapat dikunci dan ukuran
memadai untuk menampung seluruh peralatan untuk
pengelolaan
Papan pengumuman 1 buah/sekolah perpustakaan.
Ukuran minimum 1 m2 .
Meja multimedia 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung seluruh peralatan
multimedia.
Peralatan multimedia 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set komputer (CPU,
monitor minimum 15 inci, printer), TV, radio, dan pemutar
VCD/DVD.
Sumber : Kemendiknas, 2007

8
2) Ruang Laboratorium Biologi
Tabel 6. Besaran ruang laboratorium biologi
NO NAMA RUANG JUMLAH BESARAN TOTAL KETERANGAN
RUANG
1 Laboratorium Biologi 1 unit 57,5 m2/20 57,5 m2 2,4 m2/peserta didik, minimum
siswa 48 m2, lebar
minimal 5 meter
2 Ruang penyimpanan dan 1 unit 18 m2 18 m2 minimum 18 m2
persiapan
3 Ruang Laboran 1 unit 4 m2 4 m2
79,6 m2

Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan


pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang
laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio
minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar
dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium biologi 5 m. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang
memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan. Ruang laboratorium biologi dilengkapi sarana sebagaimana tercantum
pada tabel berikut.
Tabel 7. Jenis, Rasio dan deskripsi sarana Laboratorium Biologi
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi 1 buah/peserta didik, Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
ditambah 1 buah/guru

Meja kerja 1 buah/7 peserta Kuat, stabil, dan aman. Permukaan kedap air dan mudah
didik dibersihkan. Ukuran memadai untuk menampung kegiatan
peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang.
Meja demonstrasi 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Permukaan kedap air dan mudah
dibersihkan. Luas memungkinkan untuk melakukan
demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang
diperlukan. Tinggi memungkinkan seluruh peserta didik dapat
mengamati percobaan yang didemonstrasikan.
Meja persiapan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyiapkan
materi percobaan.
Lemari alat 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung
semua alat. Tertutup dan dapat dikunci.
Lemari bahan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung
semua bahan. Tidak mudah berkarat. Tertutup dan dapat
dikunci.
Bak cuci 1 buah/ 2 kelompok, Tersedia air bersih dalam jumlah memadai.
ditambah 1 buah di
ruang persiapan.

9
Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan
jelas.
Sumber : Kemendiknas, 2007

3) Ruang Laboratorium Fisika


Tabel 8. Besaran ruang laboratorium fisika
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN TOTAL KETERANGAN
1 Laboratorium Fisika 1 unit RUANG
57,5 m2/20 57,5 m2 2,4 m2/peserta didik,
siswa minimum 48 m2, lebar
minimal 5 meter
2 Ruang penyimpanan dan persiapan 1 unit 18 m2 18 m2 minimum 18 m2
3 Ruang Laboran 1 unit 4 m2 4 m2
79,6 m2

Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan


pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang
laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio
minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium
48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang
laboratorium fisika minimum 5 m. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang
memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
berikut.
Tabel 9. Jenis, Rasio dan deskripsi sarana Laboratorium Fisika
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi 1 buah/peserta didik, Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
ditambah 1 buah/guru
Meja kerja 1 buah/7 peserta Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung
didik kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7
orang.
Meja demonstrasi 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Luas meja memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan
yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta
didik dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan.
Meja persiapan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyiapkan
materi percobaan.

10
Lemari alat 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci. Ukuran
memadai untuk menampung semua alat.
Lemari bahan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci. Ukuran
memadai untuk menampung semua bahan dan tidak mudah
berkarat.
Bak cuci 1 buah/ 2 kelompok, Tersedia air bersih dalam jumlah memadai.
ditambah 1 buah di
ruang persiapan.
Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan
jelas.
Sumber : Kemendiknas, 2007
4) Ruang Laboratorium Kimia
Tabel 10. Besaran ruang laboratorium kimia
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Laboratorium kimia 1 unit 57,5 m2/20 siswa 57,5 m2 2,4 m2/peserta didik,
minimum 48 m2, lebar
minimal 5 meter
2 Ruang penyimpanan dan persiapan 1 unit 18 m2 18 m2 minimum 18 m2
3 Ruang Laboran 1 unit 4 m2 4 m2
79,6 m2

Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan


pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang
laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio
minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium
48 m2termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang
laboratorium kimia minimum 5 m. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang
memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan. Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
tabel berikut.
Tabel 11. Jenis, Rasio dan deskripsi sarana Laboratorium Kimia
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
didik, ditambah 1
buah/guru
Meja kerja 1 buah/ 7 peserta Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung
didik kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang.
Meja demonstrasi 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Luas meja memungkinkan untuk melakukan
demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan
yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta didik
dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan.
Meja persiapan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyiapkan materi
percobaan.
Lemari alat 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci. Ukuran
memadai untuk menampung semua alat.
11
Lemari bahan 2 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Cukup untuk menyimpan seluruh
bahan, tidak mudah berkarat, rak tersangga dengan kuat. Pintu geser,
berkunci.
Lemari asam 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran ruang dalam lemari minimum
0,9 m x 0,6 m x 0,9 m. Tinggi bidang kerja dari lantai 70 cm. Materi
tahan karat, tahan asam, mempunyai pintu kaca yang dapat dibuka-
tutup sebagian, mempunyai pencahayaan yang baik, saluran buangan
gas langsung keluar dan terpompa, mempunyai saluran air bersih dan
buangan.
Bak cuci 1 buah/ 2 kelompok, Tersedia air bersih dalam jumlah yang memadai.
ditambah 1 buah di ruang
persiapan.
Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
Sumber : Kemendiknas, 2007

5) Ruang Laboratorium Komputer


Tabel 12. Besaran ruang laboratorium komputer

NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN


1 Laboratorium Komputer 1 unit 48 m2/20 siswa 48 m2 2 m2/peserta didik, minimum
30 m2, lebar minimum 5 m, 1
2 Ruang Laboran 1 unit 4 m2 4 m2 komputer/2 siswa
44 m2

Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan


keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ruang laboratorium
komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam
kelompok @ 2 orang. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta
didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
komputer 5 m. Ruang laboratorium komputer dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada tabel berikut.
Tabel 13. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium Komputer
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi peserta didik 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
didik Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain
dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
Meja 1 buah/2 peserta Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung 1
didik unit komputer dan peserta didik bekerja berdua. Jika CPU
diletakkan di bawah meja, maka harus mempunyai dudukan
minimum setinggi 15 cm. Kaki peserta didik dapat masuk ke
bawah meja dengan nyaman.
Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran kursi
memadai untuk duduk dengan nyaman.
Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai
untuk bekerja dengan nyaman.

12
Komputer 1 unit/2 peserta Mendukung penggunaan multimedia. Ukuran monitor
didik, ditambah minimum 15.
1 unit untuk
guru
Printer 1 unit/lab
Scanner 1 unit/lab
Titik akses internet 1 titik/lab Berupa saluran telepon atau nirkabel.
LAN Sesuai banyak Dapat berfungsi dengan baik.
computer
Stabilizer Sesuai banyak Setiap komputer terhubung dengan stabilizer.
komputer
Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan
jelas.
Sumber : Kemendiknas, 2007

6) Ruang Laboratorium Bahasa


Tabel 14. Besaran ruang laboratorium bahasa
NO NAMA RUANG JUMLAH BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Laboratorium Bahasa 1 unit 40 m2/20 siswa 40 m2 2 m2/peserta didik, minimum
30 m2, lebar minimum 5 m.

2 Ruang Laboran 1 unit 4 m2 4 m2


44 m2
Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa.
Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
Rasio minimum ruang laboratorium bahasa 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium
30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa 5 m. Ruang laboratorium bahasa
dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 15. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Bahasa
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi peserta didik 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
didik Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain
dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
Meja peserta didik 1 buah/peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
didik Ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman. Desain meja
memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke
bawah meja. Meja tidak diperlukan jika kursi sudah
dilengkapi tempat menulis.
Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai
untuk duduk dengan nyaman.
Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan
Lemari 1 buah/lab perlengkapan yang mendukung kegiatan praktek bahasa.
Tertutup dan dapat dikunci.

13
Kualitas suara dapat didengar dengan baik dari seluruh bagian
Perangkat multimedia 1 set/lab lab. Dapat memanfaatkan perangkat multimedia yang
terdapat di ruang perpustakaan.
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi
Papan tulis 1 buah/lab yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan
jelas.
Sumber : Kemendiknas, 2007

7) Ruang Pimpinan
Tabel 16. Besaran ruang pimpinan
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Kepala Sekolah 1 unit 12 m2 12 m2 luas minimum 12 m2,
lebar minimal 3 m
2 Ruang Wakasek Bidang Akademis 1 unit 9 m2 9 m2
3 Ruang Wakasek Bidang Kesiswaan 1 unit 9 m2 9 m2
4 Ruang Wakasek Bidang Saran dan Prasarana 1 unit 9 m2 9 m2
5 Ruang Wakasek Bidang Humas 1 unit 9 m2 9 m2
48 m2

Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan


sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite
sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya. Luas minimum ruang
pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m. Ruang pimpinan mudah diakses oleh
guru dan tamu, dapat dikunci dengan baik. Ruang pimpinan dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 17. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Pimpinan
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk duduk dengan
Kursi pimpinan 1 buah/ruang
nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk bekerja
Meja pimpinan 1 buah/ruang
dengan nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk 5 orang
Kursi dan meja tamu 1 set/ruang
duduk dengan nyaman.
Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan
Lemari 1 buah/ruang perlengkapan pimpinan sekolah. Tertutup dan dapat
dikunci.
Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2 .
Terdiri dari Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Gambar
Simbol kenegaraan 1 set/ruang
Presiden RI, dan Gambar Wakil Presiden RI.
Tempat sampah 1 buah/ruang
Jam dinding 1 buah/ruang
Sumber : Kemendiknas, 2007

8) Ruang Guru
Tabel 18. Besaran ruang guru
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Guru 1 unit 96 m2/20 guru 80 m2 4 m2/guru, minimum 56 m2
80 m2

14
Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima
tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Rasio minimum luas ruang guru 4 m2
/pendidik dan luas minimum 56 m2. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah
ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan. Ruang guru
dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 19. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi kerja 1 buah/guru ditambah 1 Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk duduk
buah/wakil kepala dengan nyaman.
sekolah
Meja kerja 1 buah/guru Kuat, stabil, dan aman. Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk menulis, membaca, memeriksa
pekerjaan, dan memberikan konsultasi.
Lemari 1 buah/guru atau 1 buah Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
yang digunakan bersama menyimpan perlengkapan guru untuk persiapan dan
oleh semua guru pelaksanaan pembelajaran. Tertutup dan dapat dikunci.
Kursi tamu 1 set/ruang
Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2 .
Papan pengumuman 1 buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2 .
Tempat sampah 1 buah/ruang
Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
Jam dinding 1 buah/ruang

Sumber : Kemendiknas, 2007


9) Ruang Tata Usaha
Tabel 20. Besaran ruang tata
usaha
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Kepala TU 1 unit 9 m2 9 m2
4m2/petugas, luas minimum
2 Ruang Staf 1 unit 24 m2/6 orang 24 m2
16 m2
33 m2

Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk


mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum luas ruang tata usaha 4
m2/petugas dan luas minimum 16 m2. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman
sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 21. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana ruang tata usaha
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
Meja kerja 1 buah/petugas Kuat, stabil, dan aman. Model meja setengah biro.
Ukuran memadai untuk melakukan pekerjaan
administrasi.

15
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
menyimpan arsip dan perlengkapan pengelolaan
administrasi sekolah. Tertutup dan dapat dikunci.
Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2 .
Tempat sampah 1 buah/ruang
Mesin ketik/ komputer 1 buah/sekolah
Filing cabinet 1 buah/sekolah
Brankas 1 buah/sekolah
Telepon 1 buah/sekolah
Jam dinding 1 buah/ruang
Kotak kontak 1 buah/ruang
Penanda waktu 1 buah/sekolah
Sumber : Kemendiknas, 2007

10) Tempat Beribadah (musholla/masjid)


Tabel 22. Besaran ruang tempat ibadah (masjid)
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Sholat 1 unit 25,5 m2 25,5 m2 disesuaikan, luas minimum 12 m2
2 Tempat Wudhu 12 unit 0,6 m2 7,2 m2
3 Ruang alat 1 unit 9 m2 9 m2
109,5 m2

Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah


yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Banyak tempat
beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMA, dengan luas minimum 12 m2. Tempat
beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 23. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana tempat ibadah
JENIS RASIO DESKRIPSI
Lemari/rak 1 buah/tempat ibadah Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan ibadah.
Perlengkapan ibadah Disesuaikan dengan kebutuhan.
Jam dinding 1 buah/tempat ibadah
Sumber : Kemendiknas, 2007
11) Ruang Konseling
Tabel 24. Besaran ruang konseling
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang konseling 1 unit 9 m2 9 m2 luas minimum 9 m2
9 m2

Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan


konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,belajar, dan
karir. Luas minimum ruang konseling 9 m2.Ruang konseling dapat memberikan
kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik. Ruang konseling dilengkapi
sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

16
Tabel 25. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Konseling
JENIS RASIO DESKRIPSI
Meja kerja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk bekerja
dengan nyaman.
Kursi kerja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
Kursi tamu 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk duduk
dengan nyaman.
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci.
Papan kegiatan 1 buah/ruang
Instrumen konseling 1 set/ruang
Buku sumber 1 set/ruang
Media pengembangan Menunjang pengembangan kognisi, emosi, dan
1 set/ruang
kepribadian motivasi peserta didik.
Jam dinding 1 buah/ruang
Sumber : Kemendiknas, 2007

12) Ruang UKS


NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang UKS 1 unit 12 m2 12 m2 luas minimum 12 m2
12 m2
Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang
mengalami gangguan kesehatan di sekolah. Luas minimum ruang UKS 12 m2. Ruang
UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 26. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS
JENIS RASIO DESKRIPSI
Tempat tidur 1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Dapat dikunci.

Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.


Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Tempat cuci tangan 1 buah/ruang
Sumber : Kemendiknas, 2007

13) Ruang Organisasi Kesiswaan


Tabel 27. Besaran ruang organisasi kesiswaan
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Ruang Organisasi Kesiswaan 1 9 m2 9 m2 Luas minimum 9 m2
9 m2
Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum ruang
organisasi kesiswaan 9 m2. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 28. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Organisasi Kesiswaan
JENIS RASIO DESKRIPSI
Meja 1 buah/ruang Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.
Kursi 4 buah/ruang Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan.

17
Papan tulis 1 buah/ruang
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Dapat dikunci.
Sumber : Kemendiknas, 2007
14) Jamban/ Toilet
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Toilet Siswa Pria 4,5 unit 2 m2 9 m2 1/40 siswa, minimal 2 m2
2 Toilet Siswa Wanita 6,0 unit 2 m2 12 m2 1/30 siswa, minimal 2 m3
3 Toilet Guru & TU pria 1,0 unit 2 m2 2 m2
4 Toilet Guru & TU pria 1,0 unit 2 m2 2 m2
25 m2

Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. Minimum
terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30
peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.Jumlah minimum jamban setiap
sekolah 3 unit.Luas minimum 1 unit jamban 2 m2. Jamban harus berdinding, beratap,
dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel berikut.
Tabel 29. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban
JENIS RASIO DESKRIPSI
Kloset jongkok 1 buah/ruang Saluran berbentuk leher angsa.
Tempat air 1 buah/ruang Volume minimum 200 liter. Berisi air bersih.

Gayung 1 buah/ruang
Gantungan pakaian 1 buah/ruang
Tempat sampah 1 buah/ruang
Sumber : Kemendiknas, 2007
15) Gudang
Tabel 30. Besaran ruang gudang
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Gudang 1 21 m2 21 m2 Luas minimum 21 m2
21 m2

Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar


kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan
tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas
minimum gudang 21 m2 dan dapat dikunci. Gudang dilengkapi sarana
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 31. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Gudang
JENIS RASIO DESKRIPSI
Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
untuk menyimpan alatalat dan arsip
berharga.

18
Rak 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai
untuk menyimpan peralatan olahraga,
kesenian, dan keterampilan.
Sumber : Kemendiknas,
2007
16) Ruang Sirkulasi
Tabel 32. Faktor Efisiensi dan luas sirkulasi

NO NAMA RUANG KETERANGAN


1 Ruang sirkulasi Luas minimum 30 % dari luas total
ruang pada bangunan

Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang


dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan
interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika
tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah.
Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di
dalam bangunan sekolah dengan luas maksimum 30% dari luas total seluruh ruang
pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. Ruang sirkulasi
horizontal dapat menghubungkan ruang- ruang dengan baik, beratap, serta mendapat
pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Koridor tanpa dinding pada lantai atas
bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Untuk bangunan bertingkat dengan
panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga. Jarak tempuh terjauh
untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. Lebar
minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25-
30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.
Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan
lebar minimum sama dengan lebar tangga. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

17) Tempat Bermain/Berolahraga


Tabel 33. Besaran ruang lapangan bermain/olahraga
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN TOTAL KETERANGAN
1 Lapangan olahraga 432 orang RUANG3 m2 720 m2 3 m2/ siswa
2 Lapangan basket 2,0 unit 608 1216 m2 minimal 1000 m2
3 Lapangan bulutangkis 2,0 unit m2
124,74 249,48 m2
4 Sirkulasi dan area bebas 1 lsm m2 2185,48 Di asumsikan sama dengan
luas lapangan
4370,96 m2

19
Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Tempat
bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2 /peserta didik. Untuk
dengan banyak peserta didik kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/
berolahraga 1000 m2. Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat
berolahraga berukuran 30 m x 20 m. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat
yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Tempat bermain/ berolahraga
tidak digunakan untuk tempat parkir. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki
permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-
benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.

18) Ruang Penunjang Lain


Tabel 34. Besaran ruang penunjang lain
NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN
1 Kantin (temasuk dapur dan tempat cuci) 4 unit 56 m2 224,1 m2 0.83-1.5 m2/orang
2 Ruang M.E (ruang baterai dan panel) 9 m2 jumlah ruang disesuaikan
terhadap kebutuhan (@9
m2)
3 Ruang Pompa 2,25 m2 jumlah ruang disesuaikan
terhadap kebutuhan
(@2,25 m2)

Kantin merupakan fasilitas penunjang tempat siswa beristirahat untuk makan


dan minum. Untuk perancangan SMA ini dibutuhkan 4 unit kantin dengan asumsi
dapat menampung 75 % total jumlah siswa dengan rasio luas antara 0,83- 1,5
m2/orang. Sedangkan ruang M.E, digunakan untuk menempatkan panel-panel listrik
dan baterai-baterai untuk panel surya. Jumlahnya disesuaikan terhadap kebutuhan.
Sedangkan ruang pompa digunakan untuk meletakkan pompa air untuk menaikan
air ke tangki atas sebelum didistribusikan. Jumlah ruang pompa disesuaikan terhadap
kebutuhan.
Berdasarkan perhitungan diatas, akan ditentukan nilai faktor efisiensi bangunan
bangunan sebesar 30% dari luas bersih. Rekapitulasi kebutuhan ruang beserta nilai
efisiensi bangunan dan luas lantai total dapat dilihat dari tabel berikut.

20
Tabel 34. Rekapitulasi Kebutuhan dan besaran Ruang
BESARAN
Jumla TOTAL
NO NAMA RUANG RUANG LUAS (m2) KETERANGAN
h (unit) (m2)
(m2)
KELAS
2 m2/ peserta didik x 24
1 Ruang Kelas X 6 48 288 864
orang
2 Ruang Kelas IPA XI 3 48 144
3 Ruang Kelas IPS XI 2 48 96
4 Ruang Kelas Bahasa XI 1 48 48
5 Ruang Kelas IPA XII 3 48 144
6 Ruang Kelas IPS XII 2 48 96
7 Ruang Kelas Bahasa XII 1 48 48
LABORATORIUM
2,4 m2/peserta didik,
8 Laboratorium Biologi 1 57,6 57,6 342,8 minimum 48 m2, lebar
minimal 5 meter
Ruang penyimpanan dan minimum 18 m2
9 1 18 18
persiapan Biologi
10 Ruang Laboran Biologi 1 4 4
2,4 m2/peserta didik,
11 Laboratorium Fisika 1 57,6 57,6 minimum 48 m2, lebar
minimal 5 meter
Ruang penyimpanan dan minimum 18 m2
12 1 18 18
persiapan Fisika
13 Ruang Laboran Fisika 1 4 4
2,4 m2/peserta didik,
14 Laboratorium Kimia 1 57,6 57,6 minimum 48 m2, lebar
minimal 5 meter
Ruang penyimpanan dan minimum 18 m2
15 1 18 18
persiapan Kimia
16 Ruang Laboran Kimia 1 4 4
2 m2/peserta didik,
17 Laboratorium Komputer 1 48 48
minimum
30 m2, lebar minimum
18 Ruang Laboran Komputer 1 4 4 5 m, 1 komputer/2
siswa
2 m2/peserta didik,
19 Laboratorium Bahasa 1 48 48
minimum
30 m2, lebar minimum
20 Ruang Laboran Bahasa 1 4 4
5 m.
PENGELOLA
Zona Pimpinan
21 Ruang Kepala Sekolah 1 12 12 161 luas minimum 12 m2,
Ruang Wakasek Bidang lebar minimal 3 m
22 1 9 9
Akademis
Ruang Wakasek Bidang
23 1 9 9
Kesiswaan
Ruang Wakasek Bidang Saran
24 1 9 9
dan Prasarana
Ruang Wakasek Bidang
25 1 9 9
Humas
4 m2/guru, minimum
26 Ruang Guru 1 80 80
56 m2
27 Ruang Kepala TU 1 9 9
4m2/petugas, luas
28 Ruang Staf TU 1 24 24
minimum 16 m2
21
PENUNJANG
Perpustakaan
luas minimum 1.5 x
29 Ruang Kepala Perpustakaan 1 24 24 155,7 luas ruang kelas (72
m2)
30 Perpustakaan 1 60 60
Masjid/Musholla
disesuaikan, luas
31 Ruang Sholat 1 25,5 25,5
minimum 12 m2
32 Tempat Wudhu 12 0,6 7,2
33 Ruang alat 1 9 9
34 Ruang Konseling 1 9 9 luas minimum 9 m2
35 Ruang UKS 1 12 12 luas minimum 12 m2
36 Ruang Organisasi Kesiswaan 1 9 9 Luas minimum 9 m2
TOILET
1/40 siswa, minimal 2
37 Toilet Siswa Pria 4 12 48 136
m2
1/30 siswi, minimal 2
38 Toilet Siswa Wanita 4 12 48
m2
1/ 20 guru (nuefert,
39 Toilet Guru & TU pria 4 5 20
edisi 3), minimal 2 m2
1/ 20 guru (nuefert,
40 Toilet Guru & TU Wanita 4 5 20
edisi 3), minimal 2 m2
SERVIS
41 Gudang 1 21 21 32,25 Luas minimum 21 m2
42 Ruang Baterai 1 9 9
43 Ruang pompa 1 2,25 2,25
44 Mekanikal Elektrikal
OLAHRAGA
45 Lapangan voly 2 360 720 4370,96 3 m2/ siswa
46 Lapangan basket 2 608 1216 minimal 1000 m2
47 Lapangan bulutangkis 2 124,74 249,48
48 Sirkulasi dan ruang bebas 1 lsm 2185,48
KANTIN

49 Kantin (termasuk tempat cuci) 4 56 224,0 224 0.83-1.5 m2/orang

LUAS BERSIH 6286,71


Luas minimum 30 %
50 Ruang sirkulasi (faktor efisiensi) 30% dari luas besih 1818,813 dari luas total ruang
pada bangunan

LUAS TOTAL BANGUNAN 8172,723


(Luas Bersih+ FaktorEfisiensi)

22
Dari penetapan kebutuhan ruang diatas, maka hubungan antar ruang ditetapkan
berdasar matriks hubungan ruang berikut.
Gambar 2. Matriks penetapan hubungan ruang

23
2.2. TINJAUAN LOKASI TAPAK DAN LUAS TAPAK RANCANGAN
Lahan untuk satuan pendidikan SMA memenuhi rasio menimum luas lahan terhadap
peserta didik sepeerti tercantum pada tabel berikut.
Tabel 35. Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik
No Banyak Rombongan Belajar (m2/ peserta didik)
Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai Bangunan tiga lantai
1 3 36,5 - -
2 4-6 22,8 12,2 -
3 7-9 18,4 9,7 6,7
4 10-12 16,3 8,7 6
5 13-15 14,9 7,9 5,4
6 16-18 14,0 7,5 5,1
7 19-21 13,5 7,2 4,9
8 22-24 13,2 7,0 4,8
9 25-27 12,8 6,9 4,7
Sumber : Kemendiknas, 2007
Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta didik
kurang dari kapasitas maksimum kelas, juga memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum
pada tabel berikut.
Tabel 36. Luas Minimum Luas Lahan
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta
Didik (m2/peserta didik)
No Banyak Rombongan Belajar Bangunan (m2/peserta
Bangunan Bangunan
satu dua
didik) tiga
1 6 lantai
12,7 lantai
7,0 lantai
4,9
2 7-12 11,1 6,0 4,2
3 13-18 10,6 5,6 4,1
4 19-24 10,3 5,5 4,1

Sumber : Kemendiknas, 2007


Luas lahan yang dimaksud di atas adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif
untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat bermain/berolahraga.
Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam dan keselamatan jiwa serta memiliki
akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%,
tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api. Lahan terhindar dari
gangguan-gangguan berikut : Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air; Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor
94/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu Kebisingan; Pencemaran udara, sesuai dengan
Kepmen Negara KLH Nomor 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan.
Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat,

24
dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat. Lahan memiliki status hak
atas tanah, dan /atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

2.3. TINJAUAN BANGUNAN GEDUNG


Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SMA memenuhi ketentuan rasio minimum luas
lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel berikut.
Tabel 37. Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan Terhadap Peserta Didik
Rasio Minimum Luas Lantai bangunan
Terhadap
No Banyak Rombongan Belajar BangunanPeserta Didik
Bangunan
(m2/pesertaBangunan
satu dua
didik) tiga
1 3 lantai
10,9 lantai
- lantai
-
2 4-6 6,8 7,3 -
3 7-9 5,5 5,8 6,0
4 10-12 4,9 5,2 5,4
5 13-15 4,5 4,7 4,9
6 16-18 4,2 4,5 4,6
7 19-21 4,1 4,3 4,4
8 22-24 3,9 4,2 4,3
9 25-27 3,9 4,1 4,1
Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi ketentuan
luas minimum seperti tercantum pada tabel berikut.
Tabel 38. Luas Minimum Lantai Bangunan

Luas minimum lantai bangunan (m2)


No Banyak Rombongan Belajar Bangunan satu Bangunan dua Bangunan tiga
lantai lantai lantai
1 3 650 - -
2 4-6 770 840 -
3 7-9 920 990 1020
4 10-12 1080 1150 1180
5 13-15 1220 1310 1360
6 16-18 1350 1450 1500
7 19-21 1530 1630 1680
8 22-24 1700 1830 1890
9 25-27 1870 2000 2060

Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan dengan koefisien dasar bangunan
maksimum 30%. Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan
bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan atau jaringan
tegangan tinggi, jarak antar bangunan dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan
dan pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
25
Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan dengan memiliki struktur
yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban
muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/ zona tertentu kemampuan untuk
menahan gempa dan kekuatanalam lainnya. Bangunan dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau
proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan dengan mempunyai fasilitas
secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. Memiliki sanitasi di dalam dan
di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau
air limbah, kotoran dan tempat sampah,serta penyaluran air hujan. Bahan bangunan yang aman
bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman,
dannyaman termasuk bagi penyandang cacat.
Bangunan gedung SMA harus memenuhi persyaratan kenyamanan. Bangunan gedung
mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran. Setiap
ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak melebihi kondisi diluar ruangan.
Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
Bangunan gedung SMA berupa bertingkat maksimum terdiri dari tiga lantai. Dilengkapi
tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan,dan kesehatan pengguna.
Bangunan dilengkapi sistem keamanan berupa peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. Akses
evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas.
Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara
profesional. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19
Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU. Bangunan gedung sekolah baru dapat
bertahan minimum 20 tahun.

2.4. TINJAUAN TAMPILAN BENTUK BANGUNAN


Bangunan SMA harus mempertimbangkan konteks lingkungannya. Penempatan massa
bangunan harus memperhatikan arah orientasi matahari dan iklim setempat. Bangunan khususnya
lantai dasar harus memperlihatkan sebagai bangunan yang ramah kepada publik dengan
memperlihatkan kejelasan arah jalan masuk, keterbukaan (mengundang untuk masuk).
Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan mempertimbangkan terciptanya ruang
luar bangunan yang nyaman dan serasi terhadap lingkungannya. Pembentukkan massa bangunan

26
harus dapat menciptakan ruang luar dengan pelingkup (enclosure) yang terdefinisi baik
sehingga meminimalisir ruang negatif.
Bentuk bangunan harus dapat menunjukkan identitasnya sebagai bangunan sekolah, sebagai
tempat untuk menimba ilmu. Ekspresi bangunan tidak boleh mengabaikan kaidah-kaidah dasar
bangunan di daerah beriklim tropis basah, namun tidak menutup kesempatan inovasi disain dalam
mewujudkan Arsitektur yang kreatif. Kearifan lokal harus dihargai, dan penggunaan elemen-
elemen yang mengandung identitas lokal harus merupakan bagian yang menyatu dengan arsitektur
bangunan.

2.5. TINJAUAN STRUKTUR


Persyaratan struktur bangunan gedung SMA meliputi persyaratan struktur bangunan
gedung, struktur atas bangunan gedung, struktur bawah bangunan gedung, dan keandalan
bangunan gedung. Struktur harus direncanakan dan dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil
dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan keselamatan (safety), serta
memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan
mempertimbangkan fungsi bangunan gedung, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan
konstruksinya.
Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai
akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan
tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa, angin, pengaruh korosi, jamur,
dan serangga perusak.
Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktur bangunan gedung seperti halnya
penambahan struktur dan/atau penggantian struktur, harus mempertimbangkan persyaratan
keselamatan struktur sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku. Syarat-
syarat lebih lanjut mengenai tinggi/tingkat dan segala sesuatunya ditetapkan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dalam rencana tata ruang, dan/atau rencana tata bangunan dan lingkungan
yang ditetapkan untuk daerah/lokasi tersebut.
2.6. TINJAUAN KELENGKAPAN BANGUNAN (UTILITAS)
1) Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor/Buangan

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan harus semaksimal mungkin memanfaatkan
potensi air hujan. Sistem yang penyediaan air bersih yang akan digunakan adalah dengan
menggunakan sistem Down feed distribution. Air yang berasal dari sumber air kemudian
ditampung di dalam bak penampungan air kemudian dipompakan menuju tangki
penampungan air yang diletakkan di posisi yang lebih tinggi, dimana distribusi air menuju

27
unit-unit pengguna mengandalkan tekanan dari gaya gravitasi. Hal tersebut dilakukan
agar distribusi air menuju unit-unit pengguna dapat lebih merata dan tidak bergantung
kepada tekanan air yang berasal dari PDAM. Besarannya tergantung dari perhitungan
kebutuhan air bersih dengan standar kebutuhan untuk SMA berdasar dari sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Air kotor yang dimaksud dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu:
limpahan air hujan; air bekas pakai; air tinja; dan air limbah. Yang dimaksud dengan
limpahan air hujan adalah air hujan yang tidak tertampung atau tidak dimanfaatkan dan
harus disalurkan ke pembuangan akhir agar tidak menggenangi lingkungan. Sedangkan air
bekas pakai adalah air yang telah digunakan untuk kepentingan pengguna tetapi bebas dari
limbah-limbah yang dapat membahayakan lingkungan. Air tinja merupakan limbah padat
manusia maupun air yang terbawa bersamanya. Masing-masing air kotor di atas memiliki
karakteristik dan sifat yang berbeda, sehingga di dalam penangannya juga akan berbeda.
Untuk memudahkan penanganan dan perawatan instalasinya, harus ada pemisahan jaringan
dari masing-masing instalasi air kotor tersebut. Sistem pembuangan air buangan
dibedakan berdasarkan cara pembuangannya, yaitu (BSN, 2005) :

a. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air


kotor dan air bekas dialirkan ke dalam satu saluran / pipa.
b. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan
air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang
berlainan.
Untuk limpahan air hujan dan air sisa pakai, dapat menggunakan sistem pembuangan
campuran, dimana kedua jenis air kotor tersebut dapat dibuang di dalam satu saluran.
Saluran tersebut diperlukan agar air kotor tidak menggenangi lingkungan dan memudahkan
untuk penyaluran kepembuangan akhir. Sedangkan untuk limbah tinja, memerlukan
penanganan yang berbeda dan harus memiliki jaringan tersendiri. Limbah tinja tidak bisa
dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus diolah terlebih dahulu di dalam tangki
septik.
2) Sistem pengkondisian udara (HVAC)

Dalam suatu ruangan diperlukan aliran udara yang perlahan-lahan namun terus-
menerus. Sehingga ruangan akan selalu mendapatkan penggantian udara segar untuk
menggantikan udara yang kotor. Sistem penghawaan di bangunan SMA ini diutamakan
akan dengan menggunakan penghawaan alamiah, dengan pengudaraan silang (cross
ventilation) yang akan memberikan gerakan udara yang lancar. Untuk ruang-ruang yang
28
memerlukan tingkat kenyamanan thermal yang lebih tinggi, dapat menggunakan sistem
pengkondisian udara buatan. Ruang-ruang yang menggunakan sistem pengkondisian udara
buatan (AC) harus memiliki tingkat fleksibilitas tinggi untuk dapat menggunakan
sistem penghawaan alami, pada saat-saat darurat (listrik padam).
3) Sistem transportasi vertikal
Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat. Bangunan maksimum terdiri dari tiga lantai yang
dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan
kesehatan pengguna. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berupa peringatan bahaya bagi
pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau
bencana lainnya. Akses evakuasi dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk
arah yang jelas.
4) Sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran

Sistem perlindungan bahaya kebakaran menggunakan sistem aktif dan sistem pasif.
Secara aktif (active fire protection) dengan elemen-elemen water sprinkler, smoke detector,
thermal/ heat detector diruang-ruang yang membutuhkan. Menyediakan alat pemadam
kimia portable dan fire hydrant di lokasi-lokasi tertentu. Sedangkan perlindungan secara
pasif, dengan Pintu keluar darurat, koridor dan jalan keluar tangga kebakaran dan
melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system jika diperlukan.
5) Sistem jaringan listrik

Untuk sumber tenaga listrik berasal dari PLN. Mengingat kondisi dimana pasokan
listrik dari PLN tidak dapat dijamin tersedia sepanjang waktu, maka harus ada sumber
energi listrik cadangan. Hal tersebut bertujuan agar saat proses belajar mengajar tidak
terganggu. Sumber energi listrik alternatif menggunakan energy matahari dengan
menggunakan panel-panel surya.
6) Sistem penangkal petir

Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan peralatan-


peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menayalurkannya
ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang
dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Bangunan SMA menggunakan sistem
Sangkar Faraday disetiap bangunan. Penangkal petir Sangkar Faraday menggunakan
rangkaian jalur elektris dari bagian atas bangunan menuju tanah/ grounding dengan
beberapa jalur penurunan kabel, sehingga menghasilkan jalur konduktor berbentuk

29
sangkar yang melindungi bangunan dari sambaran petir.

III. WAKTU PELAKSANAAN


Sesuai waktu yang ditetapkan Panitia Tugas Akhir, pada periode Tugas Akhir tahun
ajaran 2016-2017.

IV. PRODUK KELUARAN


1) Laporan Perencanaan dan Perancangan
2) Gambar Kerja, yang terdiri dari :
a. gambar situasi.
b. gambar rencana tapak (siteplan)
c. gambar tampak bangunan (plan)
d. gambar potongan bangunan (elavation)
e. gambar potongan bangunan (section)
f. rencana pondasi dan detail
g. rencana pembalokan dan detail
h. rencana portal dan detail
i. rencana tangga dan detail
j. rencana atap dan detail
k. rencana pola plafond dan titik lampu,
l. rencana utilitas: jaringan pemipaan (air bersih, air kotor/buangan, sprinkler),
m. detail arsitektur,
n. perspektif eksterior dan perspektif interior.
Atau Sesuai Dengan Ketetapan Panitia Tugas Akhir.

V. PENUTUP
Demikian Terms Of Reference (TOR) ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan Tugas Akhir Perancangan Sekolah Menengah Umum. Segala bentuk tambahan-
tambahan dan hal-hal lain yang belum diatur di dalam TOR ini dapat disesuaikan kembali atas
persetujuan Panitia Tugas Akhir dan Dosen Pembimbing.

Pontianak, Mei 2017


Tim Penyusun

Fery Kurniadi, S.T., M.Sc.


30

Anda mungkin juga menyukai