BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
A. Definisi
Penyakit demam berdarah dengue ( DBD ) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini
dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada
B. Etiologi
Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vector nyamuk stegomiya aegipty atau
dahulu disebut Aedes aegipty dan Stegomiya albopictus dahulu disebut Aedes
albopictus. Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik. Termasuk dalam
faktor biotik adalah faktor virus, vector nyamuk, pejamu manusia. Sedangkan faktor
1. Virus Dengue
Termasuk genus Flavivirus dari family Flaviviridae. Selain virus dengue, virus
lain yang termasuk dalam genus ini adalah Japanesse encephalitis virus (JEV),
yellow fever virus (YFV), west nile virus (WNV) dan tickborne encephalitis virus
(TBEV). Berdasarkan genom yang dimiliki, virus dengue termasuk virus RNA.
1
berupa tiga protein struktural Capsid, pre- membrane, Envelope dan tujuh protein
non struktural NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4A, NS4B dan NS5. Selanjutnya,
melalui aktivitas berbagai enzim, baik yang berasal dari virus maupun sel pejamu
protein non struktural yang dapat disekresikan oleh sel pejamu tapi tidak oleh
Berdasarkan sifatnya ada 4 jenis serotype virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2,
2. Vektor Nyamuk
afinitas tinggi untuk menggigit manusia serta dapat menggigit lebih dari satu
menularkan keempat jenis virus dengue, juga merupakan vektor untuk 22 spesies
arbovirus lain 1.
3. Pejamu
Saat nyamuk menghisap darah manusia yang sedang mengalami viremia, virus
masuk ke tubuh nyamuk yaitu 2 hari sebelum timbul demam sampai hari 5-7 fase
demam 1 .
Asimptomatik Simptomatik
2
Tanpa perdarahan dengan perdarahan DBD non syok DBD dengan syok =DSS
E. Manifestasi Klinis
1. Demam Dengue
Penyakit demam akut 2-7 hari durasi dengan dua atau lebih manifestasi berikut :
Sakit kepala , retro - orbital sakit , mialgia , artralgia , ruam , manifestasi perdarahan 4.
b. kecenderungan perdarahan dibuktikan oleh satu atau lebih dari berikut ini :
3
c. Trombositopenia ( < 100 000 sel per cumm )
dibandingkan baseline
dimanifestasikan oleh cepat dan lemah pulsa dan tekanan sempit pulsa ( < 20
mmHg ) atau hipotensi untuk usia , dingin dan kulit berkeringat dan kegelisahan 4.
F. Patogenesis 1
a. Fase demam
Pada kasus ringan semua tanda dan gejala sembuh seiring dengan menghilangnya
demam.
b. Fase kritis
Terjadi saat demam turun sekitar 24 48 jam, saat ini terjadilah kebocoran plasma
sehingga pasien mengalami syok hipovolemi. Waspada pada warning sign hari ke
mukosa spontan.
c. Fase penyembuhan
4
Gambar 1. Kurva Demam Berdarah Dengue 3
G. Derajat Penyakit
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi
Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan tekanan nadi
menurun <20 mmHg atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, akral dingin dan
Derajat IV : Syok berat ( profound shock ), nadi tidk dapat diraba dan tekanan darah
tidak terukur.
H. Pemeriksaan
Kurang spesifik dan memerlukan dua sediaan serum akut dan konvalesens.
5
Tidak banyak dipakai. Biasanya timbul setelah antibody HI timbul dan
sifatnya lebih spesifik pada infeksi primer dan cepat menghilang dari darah 2-
3 tahun.
+ _ Infeksi primer
+ + Infeksi sekunder
- + Pernah terinfeksi
I. Tatalaksana
dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.
Pada pasien dengan obesitas, digunakan berat badan ideal sebagai acuan untuk
6
Tabel 1. Cairan yang dibutuhkan berdasarkan berat badan 2
7
Gambar 3. Tatalaksana Pasien DHF
Grade I dan II4
8
Gambar 4. Tatalaksana DHF Grade III4
9
Gambar 3. Tatalaksana Pasien DSS4
10
DATA SUBJEKTIF
I. Identitas Pasien
MR No. : 00.07.74.67
Nama : An. Y
Tanggal lahir : 8 Desember 2004
Umur : 11 tahun 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : Pelajar
Alamat : Jl. Matraman Dalam 3/13, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat
Keluhan tambahan : Nyeri kepala, Mual, Muntah, Kaki dan Tangan Pegal,
Mata terasa Panas.
11
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Sebelumnya saat usia 4 tahun
pasien pernah didiagnosa campak.
Riwayat Kehamilan :
Sakit selama hamil (-), demam (-), kuning (-), keputihan (-), perut tegang (-), BAK sakit
dan anyang-anyangan (-), kencing manis (-), dan darah tinggi (-).
Riwayat Kelahiran :
Cara lahir : Induksi, Forceps, Sectio caesare
Tempat lahir : Rumah sakit
Ditolong oleh : Dokter
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 2815 gram
Panjang lahir : 52 cm
Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-), nilai APGAR 9/10.
Kelainan bawaan :
Disangkal
12
6-11 bulan
ASI ditambah dengan susu formula 2x sehari 100cc per sekali minum, disertai MP-
ASI berupa bubur olahan sendiri dengan lauk wortel dan tempe, tahu atau bubur
instant sebanyak 2x1hari menggunakan mangkok kecil
1 3 tahun
Nasi tim di damping susu formula 2 x 100 cc oahan sendiri dengan lauk wortel,
tempe, tahu, buah dan telur.
4- 7 tahun
Makanan buatan rumah, nasi + sayur + lauk pauk + buah dan susu sapi
8 tahun hingga sekarang
Makanan buatan rumah, nasi + sayur + lauk pauk+buah dan susu
Menurut CDC
BB/U: 37 / 35 X 100% = 105,7%
TB/U: 153/ 145 X 100% = 105,5 %
BB/TB: 37 / 35 X 100% = 105,7 %
Kepala
13
Kepala : Mesochepali ( Lingkar kepala = 50 cm )
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva pucat -/-, kelopak mata cekung -/-
Sklera ikterik -/-, pupil isokor 3 mm/3 mm,
refleks cahaya +/+, oedem palpebra -/-
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, serumen -/-,
sekret -/-
Hidung : Cavum nasi lapang, sekret -/-, deviasi septum -, pernapasan
Cuping hidung -
Bibir : Mukosa bibir kering (+), sianosis sirkumoral (-)
Gigi geligi : Tidak ada kelainan
Lidah : Coated tongue +
Tonsil : T1 T1, hiperemis -/-
Faring : Hiperemis (+)
Leher : Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
Dada
Paru
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar ( Lingkar Perut = 63 cm )
Auskultasi : Bising usus (+) 1 x/menit
14
Palpasi : Tegang , hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Kulit : Warna kulit sawo matang, ikterik (-), petechie (+)
Ekstremitas : Bentuk biasa, simetris, deformitas (-), akral hangat,
sianosis (-), edem (-). Rumpal leede +.
Pemeriksaan neurologis :
Reflek fisiologis :
o Biceps : ++/++
o Triceps : ++/++
o KPR : ++/++
o APR : ++/++
Reflek patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Rangsang meningen : Tidak dilakukan pmeriksaan
Nervus kranialis : Tidak dilakukan pemeriksaan
IV. Pemeriksaan Penunjang ( 30 Juli 2016 )
15
Jenis pemeriksaan Hasil
(Pagi)
Hemoglobin 13,4 g/dl
Hematokrit 40 %
Leukosit 1,9 /ul
Trombosit 42.000 /ul
16
(Malam)
Hemoglobin 13,4 g/dl
Hematokrit 40 %
Leukosit 1,9 /ul
Trombosit 42.000 /ul
V. Diagnosa Kerja
DHF Sekunder Grade II
Follow Up Hari 1.
Hari/ Subyektif Obyektif Assestment Rencana
Tanggal Terapi
17
P: sonor/sonor
A: BND vesikuler, rh -/-, wh -/-. BJ I & II
regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2 x/menit
P: timpani
P: tegang, hepar& lien tidak teraba membesar,
nyeri ketuk epigastrium +.
Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2 x/menit
P: timpani
P: tegang, hepar& lien tidak teraba membesar,
nyeri ketuk epigastrium +.
18
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 turgor
baik, ptekie spontan +
Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2 x/menit
P: timpani
P: tegang, hepar& lien tidak teraba membesar,
nyeri ketuk epigastrium +.
19
ANALISA KASUS
Telah dirawat seorang pasien anak perempuan berumur 11 tahun 7 bulan di bangsal F RS PGI
Cikini sejak tanggal 30 Juli 2016 dengan diagnosa DHF sekunder Grade II. Kriteria diagnosis
DHF Sekunder Grade II berdasarkan :
1. Sakit kepala , retro - orbital sakit , mialgia , artralgia , ruam , manifestasi perdarahan
2. kecenderungan perdarahan dibuktikan oleh satu atau lebih dari berikut ini :
Pasien diantar oleh orangtuanya ke IGD RS PGI Cikini karena demam. Demam yang tidak
turun sejak 3 hari SMRS. Menurut ibu pasien demam terjadi tiba-tiba saat pasien sedang
mengikuti MOS di sekolah. Pada awalnya pasien mengeluh lemas dan ibu pasien memeriksa
suhu pasien dengan hasil 39,40 C. demam terjadi terus menerus tanpa pola hingga 3 hari
kemudian setelah di pantau terus ternyata demam tidak kunjung turun lalu di ukur pada hari
kedua 38,20 C dan pada hari ketiga suhu tubuh pasien 38,40 C. Sebelumnya pasien sudah
diberikan penurun panas namun tidak ada perbaikan. Pasien juga mengeluh kaki dan tangan
terasa pegal, mata terasa panas, mual + dan muntah +. Sebelumnya pasien tidak pernah jajan
di sekola atau sembarangan karena selalu membawa bekal. Sekitar 2 minggu yang lalu pasien
dan keluarga baru saja berekreasi ke puncak, tetangga dan lingkungan pasien tidak ada yang
mengalami kejadian serupa. BAB dan BAK baik tidak ada keluhan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum Tampak sakit sedang (sadar, sianosis (-
), sesak nafas (-), Kesadaran Composmentis, Tekanan darah 110/70, Denyut Nadi 88 x/menit
(reguler, kuat angkat, isi cukup) , Frekwensi Pernafasan 23 x/menit (reguler, retraksi -) , Suhu
tubuh 39,4oC (aksila), status gizi cukup, perawakan normal. Faring: Hiperemis. Bunyi nafas
dasar bronkovesikuler pada pemeriksaan thoraks, dan didapatkan bunyi nafas yang melemah
di basal kiri, test Rumpal Leede +. Dari data laboratorium di dapatkan trombositopeni dan
20
peningkatan hematocrit > 20% dan antigen IgG ( ) dan IgM (+) . Dari data anamnesis,
pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan diagnosa DHF sekunder Grade II. Pasien di
rawat inap dan diberikan diet lunak dengan CIV berupa Ringer Laktat (28 tpm makro) dan
diberikan medikamentosa berupa obat penurun panas serta terapi cairan. Pasien di observasi
guna mengantisipasi terjadinya syok setiap 2 jam.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri Rejeki H. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue Pada
2. National Guidelines For Clinical Management of Dengue. WHO : 2015 Hal 6-18
3. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO: 2009 Hal 161 162
22