Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajeman Sumber Daya
Manusia Sektor Publik kelas B
Dosen Pengampu : Dr. Rer. Pol. Romy Hermawan S. Sos, M. AP
Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2.1 Rekrutmen
Rekrutmen menurut Mathis dan Jakson (2001) adalah proses yang
menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di suatu
organisasi atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Irawan dkk. (1997)
bahwa rekrutmen adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas
guna bekerja pada organisasi atau instansi. Sedangkan menurut ahli lain
menyebutkan bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak,
dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar organisasi
sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah
ditetapkan dalam perencanaan SDM (Samsudin, 2006).
Ivancevich (2001) menambahkan bahwa rekrutmen berkaitan dengan
aktivitas yang mempengaruhi jumlah dan jenis pelamar, apakah pelamar tersebut
kemudian menerima pekerjaan yang ditawarkan. Menurut Schermerhorn, (1997)
Rekrutmen adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi
yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada
perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi
spesifikasi pekerjaan. Proses seleksi merupakan rangkaian tahapan khusus yang
digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut
dimulai ketika pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan.
Dari berbagai paparan para ahli di atas maka rekrutmen didefinisikan sebagai
aktivitas dan proses pencarian sumber daya manusia dengan motivasi,
kemampuan, keahlian dan pengetahuan, yang dilakukan dengan seksama, untuk
diperkerjakan pada suatu jabatan dalam organisasi.
2.1.1 Tujuan Rekrutmen
Dalam sebuah organisasi rekruitmen memiliki beberapa tujuan yang ingin
dicapai. Dalam hal ini rekruitmen sangat dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan
organisasi dalam hal untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Rekruitmen diharapkan mampu menjadi proses atau aktivitas organisasi untuk
memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas adan sesuai harapan.
Menurut Simamora (1997:214) rekruitmen dilakukan dengan berbagai tujuan
yang ingin dicapai, di antaranya:
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan
terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan
karyawanorganisasiyang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan
akan tetap bersama dengan organisasi sampai jangka waktu yang masuk
akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover
effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan
pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif
terhadap suatu organisasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan rekrutmen adalah untuk menghasilkan
pegawai-pegawai yang dapat memenuhi posisi atau jabatan yang dibutuhkan
dengan kualifikasi yang sesuai.
Secara umum, proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi biasanya terdiri dari
beberapa langkah atau tahapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah yang
biasanya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi:
Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh dalam melakukan
rekrutmen seperti iklan, employee referrals, walk-ins & write-ins, Depnakertrans,
pencari tenaga kerja, lembaga pendidikan, organisasi buruh, dan lain sebagainya.
Juga dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi yang
terjadi saat itu.
8. Mulai bekerja.
Proses rekrutmen tidak berhenti begitu saja setelah kandidat menerima penawaran
kerja. Pada saat sudah menjadi pegawai maka yang bersangkutan masih perlu
dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal dan bertahan untuk waktu yang lama.
Pegawai yang bersangkutan harus dimonitor dan dinilai kinerjanya secara teratur,
serta diberikan pelatihan dan pengembangan. Pada tahap ini petugas rekrutmen
perlu mengkaji ulang cara-cara yang dipakai dalam merekrut dan menyeleksi
pegawai, hal ini sangat penting demi mencegah masalah-masalah yang mungkin
timbul setelah pegawai diterima bekerja.
2.2 Seleksi
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah
proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah
pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat
ditetapkan sebagai organisasidalam suatu organisasi. Proses pemilihan ini yang
dinamakan dengan seleksi. Proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam
memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Prosesnya dimulai ketika pelamar
melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan.
Hasil tes yang dikeluarkan secara resmi oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan
Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diklaim mereka, berbeda
dengan hasil tes yang diumumkan pada tanggal 12 Desember 2009 yang belum
mendapat persetujuan dari LAPI sebagai lembaga yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan tes dan penilaian hasil tes.
Mereka adalah Gunadi yang terdaftar sebagai Guru Sekolah Dasar Agama Islam
dalam data LAPI, tiba-tiba digantikan oleh Atikoh. Dokter umum Melda Nisrina
diganti oleh Melina yang disinyalir kuat sebagai anak salah satu pejabat di Dinas
Pendapatan Kota Kediri.
Di formasi Perawat Terampil ada nama Dyah Wahyu Ningtiyas yang tiba-tiba
diganti dengan nama Hendri Supriyadi yang diketahui sebagai salah satu ajudan
pribadi Wali Kota Kediri Samsul Ashar. Pada formasi Pengendali Dampak
Lingkungan terdapat nama Diana Yuli S yang diganti dengan nama Aulia.
Sedangkan di formasi Pengawas Operasional Alat Berat terdapat nama Luluk
Mulyono yang diganti dengan Agus Zarkoni Arif.
Modusnya mengganti nama di posisi rangking terendah pada hasil tes resmi.
Nama baru itu kemudian diletakkan pada posisi nama yang digantikan dan
menempati nilai yang ada sebelumnya, katanya.
Lima nama yang diganti selanjutnya dihubungi oleh petugas. Mereka dijanjikan
akan diterima sebagai PNS di lingkungan Kota Kediri pada periode rekrutmen
tahun 2010, tanpa tes.
Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama
Kota Kediri Syamsul Umam menambahkan pihaknya mengantongi dua versi data
resmi ITB. Pertama data hasil tes seluruh peserta CPNS sebanyak 13.000 orang.
Dan yang kedua adalah data hasil tes berdasarkan rangking dari 440 peserta yang
menempati formasi kepegawaian. Dari dua versi yang berbeda itu, isinya sama.
Terkait temuan adanya perbedaan hasil tes CPNS di Kota Kediri tersebut,
Masyarakat Anti Korupsi menyatakan sikap akan terus mengawal proses hukum
yang ditangani oleh Polresta Kediri. Mereka meminta polisi melakukannya secara
terbuka.
Polisi tidak boleh tebang pilih dan jangan ada istilah korban mengorbankan.
Kalau semua salah ya diproses secara hukum, termasuk wali kota. Polisi harus
berani mengumumkan hasil resmi kepada masyarakat, ujarnya.
Lebih jauh, Masyarakat Anti Korupsi Kota Kediri telah melaporkan kasus
kecurangan rekrutmen CPNS ini kepada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.
Mereka berharap, satgas akan segera melakukan sidak ke Kota Kediri untuk
membongkar kecurangan.
Sementara itu Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Nur Muhyar yang
dikonfirmasi wartawan enggan memberikan komentar. Ojo aku golek liyane wae
(jangan saya, cari (narasumber) yang lain saja, ujarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran