Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat. Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk

pengabdian dan peran aktif warga negara dalam rangka ikut melaksanakan

pembangunan nasional.

Pajak secara umum merupakan iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah

dari masyarakat dalam hal ini wajib pajak untuk memenuhi pengeluaran rutin

negara dan pembiayaan pembangunan tanpa memperoleh balas jasa secara

langsung. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Pasal 1, adalah:

Kontribusi wajib kepada negara (daerah) yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

mendapatkan imbalan lansung dan digunakan untuk keperluan negara (daerah)

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Disamping itu ada juga pungutan lain dengan tujuan sama yaitu yang disebut

dengan retribusi. Namun demikian retribusi merupakan pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Contoh : Retribusi Parkir,

Retribusi Galian Pasir dan lain-lain.

1
Dari beberapa pengertian yang kita pahami ternyata dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat lima unsur pokok dalam defenisi pajak, yaitu

iuran/pungutan, dipungut harus berdasarkan Undang-Undang, dapat dipaksakan,

tidak menerima kontra prestasi secara langsung dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum pemerintah.

Pemerintah mengeluarkan tambahan untuk perluasan kriteria barang sangat

mewah yang terkena pajak penghasilan (PPh) pasal 22. Hal itu terkait Peraturan

Menteri Keuangan (PMK) Nomor 90/PMK.03/2015 tentang Wajib Pajak Badan

Tertentu sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli atas Penjualan Barang

yang Tergolong Sangat Mewah. Aturan tersebut menurunkan acuan harga jual

atau treshold atas hunian kelas premium yang terkena PPh 22 menjadi Rp 5 miliar

dari sebelumnya Rp 10 miliar. PMK Nomor 90/PMK.03/2015 menyebutkan

Kementerian Keuangan menurunkan harga acuan atau treshold menjadi Rp 5

miliar saja. Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan wacana Kementerian

Keuangan sebelumnya yang akan mengenakan PPh 22 untuk hunian mewah

berharga Rp 2 miliar ke atas. Luas bangunan yang terkena PPh 22 berdasarkan

aturan baru, jauh lebih kecil dibandingkan aturan sebelumnya yaitu 500 meter

persegi untuk rumah tapak dan 400 meter persegi untuk apartemen, kondominium,

dan sejenisnya.

Menurut Skinner (1992) dalam Pengantar Bisnis, Anoraga (2005), bahwa

bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau

memberikan manfaat. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang

terlibat dalam pertukaran barang, jasa atau uang untuk menghasilkan keuntungan.

2
Properti adalah berkaitan dengan lahan (tanah), hunian, jenis bangunan

perkantoran dan jenis bangunan untuk perdagangan (komersial). Jadi bisnis

properti dapat diartikan sebagai kegiatan pertukaran barang, jasa atau uang yang

berkaitan dengan lahan, hunian, bangunan perkantoran dan bangunan komersial.

Secara umum properti dapat didefinisikan dengan segala sesuatu benda yang

dapat kita miliki. Properti sendiri dapat dikelompokkan menjadi empat jenis

yaitu real property, personal property, businesses property dan financial interests.

Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI) properti didefinisikan sebagai konsep

hukum yang meliputi seluruh kepentingan, hak dan keuntungan dari suatu

kepemilikan. Terhadap pengertian tersebut maka kita dapat membedakan antara

penguasaan fisik atas tanah dan atau bangunan yang dalam hal ini disebut dengan

real estat serta kepemilikan secara hukum atau penguasaan yuridis yang

disebut real property.

Memulai usaha bisnis properti dikarenakan adanya peluang pada bidang

usaha tersebut dan ketertarikan pada keuntungan yang diharapkan dari usaha ini.

Sebelum melangkah menjalankan bisnis properti diperlukan untuk menjajaki

layak tidaknya usaha tersebut dijalankan. Hal-hal yang perlu ditinjau untuk

menilai kelayakan usaha tersebut antara lain peninjauan terhadap aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, serta

aspek ekonomi dan keuangan. Selanjutnya setelah dapat dinilai bahwa bisnis

properti ini layak untuk dijalankan maka dapat diputuskan untuk menjalankan

usaha tersebut melalui suatu kebijakan.

3
Tujuan Bisnis Properti

Secara umum ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam bisnis seperti

pendapat dari Skinner (1992) dalam Pengantar Bisnis, Anoraga (2005), yang

menyatakan bahwa tujuan bisnis adalah :

1. mencari keuntungan/profit.

2. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

3. pertumbuhan perusahaan dan

4. tanggung jawab sosial.

Bisnis properti adalah salah satu bagian dari kegiatan bisnis, sehingga disini dapat

dikatakan bahwa tujuan bisnis tersebut diatas juga merupakan tujuan dalam

bidang bisnis properti. Disamping itu di bidang perumahan dan permukiman ada

yang dilaksanakan dimana lebih menitik beratkan pada mengemban misi sosial,

seperti yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat

berpenghasilan rendah dengan penerapan subsidinya atau pembangunan

perumahan dan permukiman yang dilaksanakan oleh lembaga sosial masyarakat

(misalnya lembaga keagamaan atau lembaga sosial non profit) untuk

menanggulangi masalah perumahan dan permukiman akibat adanya bencana alam

seperti tsunami, gempa bumi, banjir dan sebagainya. Sehingga dengan demikian

misi sosial juga merupakan salah satu tujuan didalam bisnis properti, jadi dapat

dikatakan bahwa tujuan bisnis properti adalah mencari keuntungan/profit,

4
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

tanggung jawab sosial terhadap produk yang dihasilkan dan mengemban misi

sosial. Sehubungan penelitian ini menitik beratkan peninjauan terhadap faktor

bisnis, maka pembahasan yang dilakukan didalamnya tidak membahas masalah

faktor sosial.

Pengertian Manajemen Perpajakan

1. Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk

mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan

dari sisi yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap

melaksanakan kewajiban perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan.

Sehingga dengan adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep

manajeman pajak yang jelas, diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas

perusahaan.

2. Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan

dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin

untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak

merupakan upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal.

Manfaat manajemen perpajakan adalah untuk melakukan kewajiban perpajakan

dan usaha efisiensi untuk mencapai laba, mengefisiensikan pembayaran pajak

5
terhutang, melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu dan membuat data-

data terbaru untuk mengupdate peraturan perpajakan.

Hal-hal yang diperlukan dalam Manajemen Perpajakan

Memahami ketentuan perpajakan. Pemahaman yang baik atas aturan perpajakan

dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.

Pembukuan yang memenuhi syarat. Pembukuan itu merupakan hal yang sangat

penting, tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi laporan perpajakan.

Pembukuan yang baik sangatlah berguna bagi pelaksanaan manajemen pajak yang

baik.

Manajemen Perpajakan yang Ekonomis, Efisien, dan Efektif

Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan berbagai cara, baik

yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar

peraturan perpajakan (unlawful), seperti tax avoidance dan tax evasion.

Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu

transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut

mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya.

Langkah penerapan manajemen perpajakan:

a. Analysis informasi yang ada

6
Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisis

komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan

menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Ini hanya bisa

dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik

secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yangharus dapat dirumuskan

sebagai perencanaan pajak yang paling efesien. Adalah juga penting untuk

memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan

pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi.

Untuk itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik

dari segi internal maupun eksternal yaitu:

1) Fakta yang relevan

2) Faktor pajak

3) Faktor non pajak lainnya

b. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau lebih rencana

kemungkinan besarnya pajak)

Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan berikut:

1) Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.

7
2) Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi

residen dari negara tersebut.

3) Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.

c. Evaluasi pelaksanaan rencana pajak

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari

seluruh perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak

terhadap beban pajak. Perbedaan labakotor dan pengeluaran selain pajak atas

berbagai alternatif perencanaan.

Variabel-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis

sebagai berikut:

1) Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan

2) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik

3) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal.

Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda. Kemudian

berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak

tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.

d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaik kembali rencana pajak

8
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang di

buat. Keputusan terbaik perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi

dan tujuan operasi. Perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak

mungkin sesuai bentuk perencanaan pajak yang di inginkan. Kadang suatu

rencana harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan perpajakan.

Tindakan perubahan harus tetap dijalankan, walaupun diperlukan penambahan

biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar

penghematan pajak ( tax saving) yang bisa diperoleh, rencana tersebut harus tetap

di jalankan. Karena bagaimana pun juga kerugian yang ditanggung merupakan

kerugian minimal. Jadi tetap akan sangat membantu jika pembuatan suatu rencana

disertai dengan pemberian gambaran/ perkiraan berapa peluang kesuksesan dan

berapa potensial laba yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian potensial

jika terjadi kegagalan.

e . Rencana pajak

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,

namun juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yangterjadi baik dari

undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut

dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu

perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas

berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat

terbatas. Pemuktahiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu

dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan

9
memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi

yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang

merugikan adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil

kesempatan untuk memperoleh manfaat yang potensial. Perencanaan pajak

merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri

merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetap

jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk

memperoleh laba dan likuiditas yangdiharapkan.

f. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax

implementation ) dan pengendalian pajak (tax control )

Pencapaian Manajemen Pajak

Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)

Pengendalian Pajak (Tax Control)

Perencanaan Pajak (Tax Planning / Tax Management)

Cara-cara menghemat pembayaran pajak yang tidak bertentangan dengan

peraturan perpajakan.

Utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai

peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan

10
sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan

tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya.

Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:

(1) tidak melanggar ketentuan perpajakan,

(2) secara bisnis dapat diterima,

(3) bukti-bukti pendukungnya memadai.

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen

pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan

dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal

mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Langkah

selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan

pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan

pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah

agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada

umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa

usaha dan transaksi Wajib Pajak agar Pada umumnya, penekanan perencanaan

pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak.

Tahapan Tax Planning

a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)

11
b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or

more possible tax plans)

c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)

d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the

tax plans)

e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)

Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implementation)

Memastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan

perpajakan yang berlaku

Apabila pada tahap perencanaan pajak telah faktor-faktor yang akan dimanfaatkan

untuk melakukan penghematan pajak,Maka langkah selanjutnya adalah

mengimplementasikannya baik secara formal maupun material. Harus dipastikan

bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhiperaturan perpajakan

yang berlaku.Manajemen pajak tidak dimaksud kan untuk melanggar peraturan

dan jika dalam pelaksanaanya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka

praktik tsb telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.

Pengendalian Pajak (Tax Control)

Memastikan bahwa peraturan perpajakan telah dilaksanakan. Yang terpenting

adalah pengecekan pembayaran pajak.

12
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah

dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi

persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak

adalah pemeriksaanpembayaran pajak.Oleh sebab itu, pengendalian dan

pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya

melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih menguntungkan jika

dibandingkan dengan membayar lebih awal. Pengendalian pajak termasuk

pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak

terutang. Pengendalian Pajak (tax control) memastikan bahwa peraturan

perpajakan telah dilaksanakan. Yang terpenting adalah pengecekan pembayaran

pajak. Cara untuk mencapai tujuan manajemen pajak, memahami ketentuan

peraturan perpajakan. Dengan mempelajari undang-undang, keputusan dan

edaran, kita dapat melihat celah-celah yang menguntungkan untuk melakukan

penghematan pajak

Strategi Umum Perencanaan Pajak

a. Tax saving

Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif

pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya, perusahaanyang

memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan

13
perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk

uang.

b. Tax avoidance

Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari

pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak. Misalnya,

perusahaan yang masih mengalami kerugian,perlu mengubah tunjangan karyawan

dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura bukan merupakan

objek pajak PPh Pasal21. .

c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan

Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari

timbulnya sanksi perpajakan berupa:

Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan;

Sanksi pidana: pidana atau kurungan.

d . Menunda pembayaran kewajiban pajak

Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturanyang berlaku

dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan

dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktuyang

diperkenankan, khususnya untuk penjualankredit. Dalam hal ini, penjual dapat

14
menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan

barang.

e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan

Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak

yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka. Misalnya, PPh

Pasal 22 atas pembelian solar dan/ atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas

perjalanan dinas pegawai.

Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan), Pengusaha Kena Pajak

dapatmenggunakan dokumen lain yang fungsinya sama dengan faktur

pajakstandar, seperti SPPB atau Surat Perintah Pengiriman Barang(delivery order)

yang dikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran tepung terigu, PNBP (Faktur

NotaBon Penyerahan) yang dikeluarkan oleh Pertamina untuk penyerahan BBM

dan/atau bukan BBM, dan tanda pembayaran atau kuitansi telepon.

15

Anda mungkin juga menyukai