A. DEFINISI
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price,
2006). Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
(Price, Silvia, 2006). Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika
individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat
dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito,
2000).
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
a. Kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung
Tanda klinis : kehilangan berat badan
b. Ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada
cairan dan depresi konfusi)
Tanda klinis : penurunan tekanan darah
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi
akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan
elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium.Kehilangan cairan
menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta
dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen
interstitial menuju ruang vascular. Kondisi ini menybabkan gangguan
fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang beresiko mengalami dehidrasi
salah satunya adalah individu lansia.Mereka mengalami penurunan
respons haus atau pemekatan urine.Di samping itu lansia
memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi
mengalami dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien
dengan diabetes insipidus akibat penurunan hormon diuretik sering
mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian
cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah.
5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan
cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi
yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium
dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan
mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan cairan.
Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain :
a. Asupan natrium yang berlebihan
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada
klien dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan
jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom
Cushing
d. Kelebihan steroid.
e. Kelebihan Volume Cairan
Faktor resiko :
a. Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena
Tanda klinis : penambahan berat badan
b. Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan
Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan
osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan
penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local
atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema
dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/gangguan
perpindahan cairan interstisial.
Hal ini dapat terjadi ketika:
a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi yang
menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang
interstisial).
b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia,
obstruksisirkulasi vena) yang menyebabkan cairan dalam pembuluh
darahterdorong ke ruang interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada
blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi
atau cekungan setelah dilakukan penekanan pada area yang
bengkak. Cekungan unu terjadiakibat pergerakan cairan dari daerah yang
ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya,
edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh gangguan natrium.
Adapun edema yang disebabkan oleh retensi cairan hanya menimbulkan
edema non pitting.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1 Defisit volume
NOC : keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
cairan b.d. dengan kriteria hasil: - Ukur intake dan output
kehilangan volume Tekanan darah, nadi, cairan serta timbang berat
cairan secara aktif, suhu dalam batas normal badan setiap hari.
kegagalan Nadi perifer dapat teraba - Pasang kateter urin, jika
mekanisme Keseimbangan intake ada.
pengaturan. dan output selama 24 jam - Monitor status hidrasi
Tidak terdapat rasa haus (misalnya kelembaban
yang abnormal membran mukosa, nadi,
Elektrolit serum dan dan tekanan darah
hematokrit dbn ortostatik).
- Monitor hasil
laboratorium yang
berhubungan dengan
retensi cairan
- Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai
dengan yang diresepkan.
- Berikan cairan
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan volume NOC : Keseimbangan NIC : Manajemen cairan
cairan b.d. cairan, dengan kriteria - Ukur intake dan output
kelebihan intake hasil: cairan serta timbang berat
cairan, kompensasi Tekanan darah dalam badan setiap hari.
mekanisme batas normal - Monitor hasil
pengaturan. Berat badan stabil laboratorium yang
Tidak terdapat asites berhubungan dengan
Tidak terdapat distensi kelebihan cairan
vena jugularis - Kaji lokasi dan luas
Tidak terdapat edema edema
perifer - Lakukan pemberian
Elektrolit serum dalam diuretik sesuai resep
batas normal - Monitor TTV
- Pasang IV line, sesuai
dengan yang diresepkan.
- Batasi masukan cairan
pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
3 Risiko kekurangan NOC: Keseimbangan NIC : Manajemen cairan
volume cairan cairan, dengan kriteria - Ukur intake dan output
hasil: cairan serta timbang berat
Tekanan darah dalam badan setiap hari.
batas normal - Pasang kateter urin, jika
Nadi perifer dapat teraba ada.
Keseimbangan intake - Monitor status hidrasi
dan output selama 24 jam (misalnya kelembaban
Tidak terdapat suara membran mukosa, nadi,
nafas tambahan dan tekanan darah
Tidak terdapat rasa haus ortostatik).
yang abnormal - Pasang IV line, sesuai
Hidrasi kulit adekuat dengan yang diresepkan.
Membran mukosa - Monitor indikasi
lembab terjadinya retensi cairan
Elektrolit serum dan (bunyi nafas crackles,
hematokrit dalam batas peningkatan CVP, dan
normal peningkatan osmolalitas
urin)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan. Editor Monica Ester.
EGC : Jakarta.
http://http.www.Astriana, Intan S. (2011). KMB III SISTEM PERKEMIHAN
KEL3_2A APER PEMDA GARUT. html (diunggah pada 19
September 2016).
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: teori
dan aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta.
North American Nursing Diagnosis Association. 2005. Panduan Diagnosa
Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses- proses Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC.
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta.