Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

PERCOBAAN III
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah mempelajari dan melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

Mengetahui besar tahanan pentanahan pada suatu lokasi.

Mengetahui penggunaan alat ukur tahanan tanah.

1.2 DASAR TEORI

1.2.1 Sistem Pentanahan

Salah satu faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan (perlindungan)

rangkaian listrik adalah pentanahan. Apabila suatu tindakan

pengamanan/perlindungan yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada system

pentanahan yang dirancang dengan benar. Karena tujuan utama dari pentanahan

adalah :

a. Pada system yang besar yang tidak diketanahkan arus gangguan itu relatif besar

(> 5A) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal mana

akan menimbulkan busur tanah. Pada system yang diketanahkan gejala tersebut

hampir tidak ada.

b. Untuk membatasi tegangan-tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu (sehat).

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 1


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut :

a. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan peralatan dan

pengamanan personil dengan menggunakan rangkaian yang efektif.

b. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus hubung singkat.

c. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah, untuk

meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur perlatan yang dilindungi.

d. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanan.

Dalam setiap pembicaraan tentang pentanahan, pertanyaan yang selalu timbul

adalah : seberapa kecil tahanan untuk pentanahan ?. Pertanyaan ini sulit dijawab

dalam harga Ohm. Makin kecil makin baik. Lebih jauh lagi, untuk

perlindungan/pengamanan personil dan peralatan patut diusahakan tahanan

pentanahan lebih kecil dari satu Ohm. Hal ini tidak praktis untuk dilaksanakan dalan

suatu system distribusi, saluran transmisi, ataupun dalam substation distribusi. Di

beberapa tempat, tahanan sebesar 5 Ohm mungkin sudah cukup memadai tanpa

banyak gangguan, sedangkan di lain tempat mungkin sangat sulit dicapai tahanan

pentanahan dibawah 100 Ohm.

Beberapa patokan/standar yang telah disepakati adalah bahwa saluran transmisi

substation harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tahanan pentanahan tidak

melebihi harga 1 Ohm. Dalam substation-substation, harga tahanan maksimum yang

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 2


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

diperbolehkan adalah 5 Ohm. Namun, selalu timbul keadaan-keadaan, yang akan

menyulitkan dalam memperoleh tahanan pentanahan yang diingini. Apabila timbul

keadaan demikian dapat digunakan beberapa metode untuk menurunkan harga

tahanan pentanahan, antara lain sistem-sistem batang paralel, system pasak tanam

dalan dengan beberapa pasak, dan perlakuan terhadap kondisi kimiawi tanah.

Metode-metode lain juga telah banyak diperkenalkan, yaitu pelat tanam, penghantar

tanam, dan beton kerangka baja yang secara listrik terhubung.

Besarnya nilai suatu tahanan pada kedalaman tertentu yaitu sangat tergantung

dari beberapa faktor, antara lain :

a. Jenis tanah : tanah liat, berpasir, dan berbatu.

b. Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan.

c. Kelembaban tanah.

d. Temperatur.

Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50000 Ohm per Cm 3. Kadang-

kadang harga ini dinyatakan dalam Ohm-Cm. Pernyataan Ohm-Cm

merepresentasikan tahanan di antara dua permukaan yang berlawanan dari suatu

volume tanah yang berisi 1 Cm3.

Nilai resistansi jenis tahanan sangat berbeda-beda tergantung pada jenis tanah seperti

pada tabel di bawah ini :

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 3


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Tanah liat Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
rawa tanah ladang basah basah kerikil berbatu
kering

Resistansi 30 100 200 500 1000 3000


jenis (m)

1.2.2 Pengertian Tahanan Pentanahan

Pentanahan (grounding) dapat diartikan sebagai penyambungan rangka dari

peralatan-peralatan listrik ke tanah. Jadi terdapat suatu tahanan di antara pelat tanah

dari tanah di sekitar pelat itu.

Sambungan tanah biasanya terbuat dari besi atau pelat tembaga yang di tanam

dalam tanah dan diusahakan agar penanamannya sampai mengenai air tanah. Dimana

pelat air tanah disambungkan dengan kawat tembaga tanpa dibungkus isolasi atau

kawat besi yang kemudian dipasangkan pada alat listrik yang hendak ditanahkan.

System pentanahan merupakan salah satu usaha untuk pengamanan atau

perlindungan terhadap suatu rangkaian listrik. Untuk itu diperlukan system

pentanahan yang dirancang dengan benar dan sesuai dengan standar pentanahan yang

biasa digunakan.

System pentanahan yang diterapkan dalam berbagai rangkaian listrik bertujuan

untuk melindungi peralatan-peralatan listrik terhadap sambaran petir atau kilat, dan

mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi manusia.

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 4


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Pengukuran tahanan tanah secara langsung adalah tidak mungkin dilakukan,

maka untuk dapat menyambungkan tahanan tanah tersebut pada alat ukur haruslah

dibuat tahanan Bantu, dengan demikian akan terdapat dua buah tahanan tanah yang

terhubung secara seri, yaitu : tahanan tanah yang asli dan tahanan tanah bantu.

1.2.3 Metode Pengukuran Tahanan Tanah

Pengukuran tahanan tanah biasanya dilakukan dengan cara :

Metode merger tanah.

Metode earth tester

Metode empat elektroda (Four electrode methode)

1.2.4 Prinsip Kerja Pengukuran Tahanan Tanah

1.2.4.1 Prinsip Kerja Metode Merger Tanah

Metode yang paling sederhana dan biasa digunakan adalah metode merger

tanah, metode ini menggunakan elektroda tanah (batang pasak).

Metode merger menjelaskan bahwa elektroda tanah dari pasak E yang ditanam,

dan diandaikan ada potensial antara pasak E dan pasak R yang ditanam pada jarak

tertentu (lihat Gambar 1). Arus yang mengalir diukur dengan amperemeter, pada

potensial antara pasak E dengan pasak P akan terukur oleh voltmeter. Menurut hukum

ohm, beda potensial ini berbanding lurus dengan tahanan-tahanan, yang dirumuskan

dengan :

V=IR

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 5


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Dimana : V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

R = Tahanan (Ohm)

Sumber
bolak-balik

E R P

Gambar 3.1 Metode Merger Tanah.

1.2.4.2 Prinsip Kerja Metode Earth Tester

Metode ini hampir sama dengan metode merger tanah, dimana peletakan jarak

pasak dapat diatur sedemikian hingga posisi maksimum, sedangkan pada metode

earth tester ini jarak pasak harus dijaga tetap konstan pada kedua sisinya. Metode ini

umum digunakan pada percobaan laboratorium.

Dengan menggunakan alat earth tester, dan memasang pasak P1 dan pasak C1

kemudian menghubungkan masing-masing pasak tersebut ke alat pengukur

(berdasarkan warna kabel), dengan demikian dapatlah kita mengukur atau

mengetahui harga tahanan tanah pada suatu lokasi.

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 6


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Posisi pasak C1, pasak P1, dan pasak E1 harus dipasang segaris dimana jarak

pasak P1 terhadap pasak C1 maupun pasak P1 terhadap pasak E1 haruslah sama

(balance). Perlu diketahui bahwa jarak pasak yang satu berkisar 5 10 m, dengan

kedalaman pasak 10 20 cm untuk masing-masing pasak.

Bila lampu indikator menyala pada earth tester, maka ini menunjukkan bahwa

peralatan berada pada operasi yang normal.

Merah

Kuning

Hijau

E P C

C 1
P 1
E 1

5 - 10 m 5 - 10 m

EARTH

Gambar 3.2 Metode Earth Tester.

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 7


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

1.2.4.3 Prinsip Kerja Metode Empat Elektroda

Metode Empat Elektroda menggunakan empat buah elektroda, sebuah baterai,

sebuah amperemeter, dan sebuah voltmeter yang sensitif sepeti pada Gambar 3.

Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke

elektroda lain yang cukup jauh sehingga pengaruh diameter konduktor dapat

diabaikan. Arus yang masuk ke tanah mengalir secara radial dari elektroda.

2 3 4 1

Gambar 3.3 Metode Empat Elektroda

1.3 ALAT DAN BAHAN

Alat ukur pentanahan dan kelengkapannya.

Meteran.

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 8


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Martil.

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN.

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan secara keseluruhan.

2. Mengecek keadaan baterai alat ukur.

3. Mengkalibrasikan alat ukur.

4. Mengukur besar nilai pentanahan pada suatu tempat/lokasi dan

membandingkannya dengan pentanahan pada keadaan kedalaman dan

kondisi tanah.

5. Mencatat nilai yang terukur pada alat ukur.

1.5 DATA PENGAMATAN

Tabel 3.2 Tabel hasil pengukuran tahanan pentanahan di sekitar Lab.


Teknik Energi dengan jenis pentanahan = Rod (batangan)
Jenis Pentanahan = Batang (Rod)
Jenis tanah = Kering
Tegangan Tanah = 0,1 volt
aelektroda = 0,8
Nilai Tahanan ()
No E-P P-C R (Paralel)
3m 5m 7m 9m 12 m
1 4m 5m 17,71 11,09 16,01 19,02 18,84 1,99
2 5m 6m 16,09 16,24 16,72 19,33 19,93 0,79
3 6m 7m 14,83 16,94 16,27 14,54 18,29 1,84
4 7m 8m 14,60 16,74 16,26 16,19 17,34 2,55
5 8m 9m 16,03 19,92 15,91 13,01 17,79 4,25

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 9


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Tabel 3.3 Tabel hasil pengukuran tahanan pentanahan di sekitar Lab.


Teknik Energi dengan jenis pentanahan = Plat
Jenis Pentanahan = Plat
Jenis tanah = Kering
Tegangan Tanah = 0,1 volt
aelektroda = 0,8
Nilai Tahanan () R
No E-P P-C
1x1 m 2
0,75x0,75 m 2
0,5x0,5 m 2
0,35x0,35 m 2
0,25x0,25 m 2 (Paralel)
1 4m 5m 20,38 20,23 14,58 15,87 12,22 4,11
2 5m 6m 19,97 20,45 9,90 16,28 9,82 4,26
3 6m 7m 20,02 20,64 10,83 14,20 10,19 4,15
4 7m 8m 20,06 19,72 13,28 16,40 9,58 4,19
5 8m 9m 19,67 17,29 12,65 16,93 12,81 4,20

1.6 ANALISA HASIL PERCOBAAN


a. Untuk jenis pentanahan Rod (batangan)
Untuk analisa dipakai data no.1 dari table 1.2 dengan kedalaman 3 m.

Diketahui : L = 3 m = 300 cm

R =

a = 0,8 cm

Sehingga dapat dihitung :

= RxL

= 17,71 x 300

= 5313 Cm

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 10


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

4 x L
R = 2 x x L (ln 1)
a

5313 4 x 300
= 2 x x 300 (ln 1)
0,8

= 17,80

Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.4

b. Untuk jenis pentanahan plat


Untuk analisa dipakai data no. 1 dari table 1.3 dengan ukuran plat 1x1 m2.

Diketahui : L = 1x1 m2

R = 20,38

a = 0,8 cm

Sehingga dapat dihitung :

= RxL

= 20,38 x 100

= 2038 cm

4 x L
R = 2 x x L (ln a
)

2038 4 x 100
= 2 x x 100 (ln 0,8
)

= 20,15

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 11


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.5

c. Untuk R pararel secara teoritis jenis pentanahan Rod (batangan)

1 1 1 1 1 1

Rp 17,71 11,09 16,01 19,02 18,84
= 0,056 + 0,090 + 0,062 + 0,052 +0,053
1
0,313
Rp
1
Rp = 3,194
0,313

Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.6

d. Untuk R pararel jenis pentanahan Plat

1 1 1 1 1 1

Rp 20,38 20,23 14,58 15,87 12,22
= 0,049 + 0,049 + 0,068 + 0,063 +0,081
1
0,31
Rp
1
Rp = 3,225
0,31

Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.7

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 12


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Tabel 1.4 hasil perhitungan tahanan pentanahan dengan jenis pentanahan rod
(batangan)
Nilai Tahanan Pengukuran () Nilai Tahanan Perhitungan ()
No
3m 5m 7m 9m 12 m 3m 5m 7m 9 m 12 m
1 17,71 11,09 16,01 19,02 18,84 17,80 12,05 18,25 22,44 23,09

2 16,09 16,24 16,72 19,33 19,93 16,17 17,64 19,06 22,81 24,43

3 14,83 16,94 16,27 14,54 18,29 14,90 18,40 18,55 17,16 22,42

4 14,60 16,74 16,26 16,19 17,34 14,67 18,19 18,53 19,11 21,25

5 16,03 19,92 15,91 13,01 17,79 16,11 21,64 18,14 14,89 21,81

Tabel 1.5 hasil perhitungan tahanan pentanahan dengan jenis pentanahan Plat
Nilai Tahanan Pengukuran () Nilai Tahanan Perhitungan ()
No 1x1 0,75x0,75 0,5x0,5 0,35x0,35 0,25x0,25 1x1 0,75x0,75 0,5x0,5 0,35x0,35 0,25x0,25
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
1 20,38 20,23 14,58 15,87 12,22 20,15 26,49 18,15 18,86 13,86
2 19,97 20,45 9,90 16,28 9,82 19,75 26,78 12,32 19,34 11,14
3 20,02 20,64 10,83 14,20 10,19 19,80 27,03 13,48 16,87 11,56
4 20,06 19,72 13,28 16,40 9,58 19,84 25,82 16,53 19,49 10,87
5 19,67 17,29 12,65 16,93 12,81 19,45 22,64 15,75 20,12 14,53

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 13


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

Tabel 1.4 hasil perhitungan tahanan pararel (Rp) pentanahan dengan jenis
pentanahan rod (batangan)

No R(pengukuran) R (pararel)
1 1,99 3,194
2 0,79 3,533
3 1,84 3,236
4 2,55 3,267
5 4,25 3,267

Tabel 1.5 hasil perhitungan tahanan pararel (Rp) pentanahan dengan jenis
pentanahan Plat
No R(pengukuran) R (pararel)
1 4,11 3,225
2 4,26 2,770
3 4,15 2,801
4 4,19 2,958
5 4,20 3,095

1.7 PEMBAHASAN

Dari hasil pengukuran tahanan pentanahan yang sudah dilakukan, maka

didapatkan besar nilai tahanan yang bervariasi untuk masing-masing jenis pentanahan

baik yang menggunakan rod (batangan) dengan kedalaman tertentu maupun plat

dengan luas dimensi tertentu, untuk jenis pentanahan rod (batangan) didapatkan besar

nilai tahanan yang semakin kecil jika kedalaman rod pentanahan semakin dalam

sehingga pentanahan akan baik dan jika semua pentanahan digabung (R Paralel) maka

nilai tahanan akan semakin kecil (bagus untuk pentanahan), sedangkan untuk jenis

pentanahan dengan plat didapatkan jika luas dimensi pentanahan semakin kecil maka

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 14


Praktikum Sistem Distribusi dan Proteksi

nilai tahanan akan semakin kecil dan jika semua pentanahan digabung (RParalel) maka

nilai tahanan akan semakin kecil (bagus untuk pentanahan).

1.8 KESIMPULAN

1. Secara teoritis umumya nilai tahanan terendah didapatkan pada daerah yang basah

dibandingkan daerah yang lembab dan kering.

2 Besar tahanan pentanahan pada suatu lokasi dipengaruhi oleh beberapa factor

diantaranya, yaitu : kedalaman pasak, kondisi tanah (pada percobaan ini tanah

rawa, pasir basah, kerikil basah).

3 Dari hasil pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang (rod) diketahui

bahwa semakin dalam pasak, maka nilai tahanan pentanahan akan semakin kecil,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin dalam pasak maka system

pentanahan akan semakin baik.

4 Dari hasil pengukuran tahanan pentanahan elektroda plat diketahui bahwa

semakin dalam pasak yang ditanam, maka nilai tahanan pentanahan akan semakin

bessar, dengan demikian dapat dikatakan bahwa elektoda batang (rod) lebih baik

dari pada elektroda plat.

5 Untuk kedalaman pasak yang tetap dan jarak antar elektroda yang sama diperoleh

tahanan pentanahan yang cenderung tetap pula meskipun diambil dari beberapa

tempat pada kondisi tanah yang sama.

Pengukuran Tahanan Pentanahan (Kelompok C) 3- 15

Anda mungkin juga menyukai