PERCOBAAN III
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
pentanahan yang dirancang dengan benar. Karena tujuan utama dari pentanahan
adalah :
a. Pada system yang besar yang tidak diketanahkan arus gangguan itu relatif besar
(> 5A) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal mana
akan menimbulkan busur tanah. Pada system yang diketanahkan gejala tersebut
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi syarat-
b. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus hubung singkat.
c. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah, untuk
adalah : seberapa kecil tahanan untuk pentanahan ?. Pertanyaan ini sulit dijawab
dalam harga Ohm. Makin kecil makin baik. Lebih jauh lagi, untuk
pentanahan lebih kecil dari satu Ohm. Hal ini tidak praktis untuk dilaksanakan dalan
beberapa tempat, tahanan sebesar 5 Ohm mungkin sudah cukup memadai tanpa
banyak gangguan, sedangkan di lain tempat mungkin sangat sulit dicapai tahanan
tahanan pentanahan, antara lain sistem-sistem batang paralel, system pasak tanam
dalan dengan beberapa pasak, dan perlakuan terhadap kondisi kimiawi tanah.
Metode-metode lain juga telah banyak diperkenalkan, yaitu pelat tanam, penghantar
Besarnya nilai suatu tahanan pada kedalaman tertentu yaitu sangat tergantung
c. Kelembaban tanah.
d. Temperatur.
Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50000 Ohm per Cm 3. Kadang-
Nilai resistansi jenis tahanan sangat berbeda-beda tergantung pada jenis tanah seperti
1 2 3 4 5 6 7
Jenis tanah Tanah Tanah liat Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
rawa tanah ladang basah basah kerikil berbatu
kering
peralatan-peralatan listrik ke tanah. Jadi terdapat suatu tahanan di antara pelat tanah
Sambungan tanah biasanya terbuat dari besi atau pelat tembaga yang di tanam
dalam tanah dan diusahakan agar penanamannya sampai mengenai air tanah. Dimana
pelat air tanah disambungkan dengan kawat tembaga tanpa dibungkus isolasi atau
kawat besi yang kemudian dipasangkan pada alat listrik yang hendak ditanahkan.
pentanahan yang dirancang dengan benar dan sesuai dengan standar pentanahan yang
biasa digunakan.
untuk melindungi peralatan-peralatan listrik terhadap sambaran petir atau kilat, dan
maka untuk dapat menyambungkan tahanan tanah tersebut pada alat ukur haruslah
dibuat tahanan Bantu, dengan demikian akan terdapat dua buah tahanan tanah yang
terhubung secara seri, yaitu : tahanan tanah yang asli dan tahanan tanah bantu.
Metode yang paling sederhana dan biasa digunakan adalah metode merger
Metode merger menjelaskan bahwa elektroda tanah dari pasak E yang ditanam,
dan diandaikan ada potensial antara pasak E dan pasak R yang ditanam pada jarak
tertentu (lihat Gambar 1). Arus yang mengalir diukur dengan amperemeter, pada
potensial antara pasak E dengan pasak P akan terukur oleh voltmeter. Menurut hukum
ohm, beda potensial ini berbanding lurus dengan tahanan-tahanan, yang dirumuskan
dengan :
V=IR
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
Sumber
bolak-balik
E R P
Metode ini hampir sama dengan metode merger tanah, dimana peletakan jarak
pasak dapat diatur sedemikian hingga posisi maksimum, sedangkan pada metode
earth tester ini jarak pasak harus dijaga tetap konstan pada kedua sisinya. Metode ini
Dengan menggunakan alat earth tester, dan memasang pasak P1 dan pasak C1
Posisi pasak C1, pasak P1, dan pasak E1 harus dipasang segaris dimana jarak
(balance). Perlu diketahui bahwa jarak pasak yang satu berkisar 5 10 m, dengan
Bila lampu indikator menyala pada earth tester, maka ini menunjukkan bahwa
Merah
Kuning
Hijau
E P C
C 1
P 1
E 1
5 - 10 m 5 - 10 m
EARTH
sebuah amperemeter, dan sebuah voltmeter yang sensitif sepeti pada Gambar 3.
Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke
elektroda lain yang cukup jauh sehingga pengaruh diameter konduktor dapat
diabaikan. Arus yang masuk ke tanah mengalir secara radial dari elektroda.
2 3 4 1
Meteran.
Martil.
kondisi tanah.
Diketahui : L = 3 m = 300 cm
R =
a = 0,8 cm
= RxL
= 17,71 x 300
= 5313 Cm
4 x L
R = 2 x x L (ln 1)
a
5313 4 x 300
= 2 x x 300 (ln 1)
0,8
= 17,80
Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.4
Diketahui : L = 1x1 m2
R = 20,38
a = 0,8 cm
= RxL
= 20,38 x 100
= 2038 cm
4 x L
R = 2 x x L (ln a
)
2038 4 x 100
= 2 x x 100 (ln 0,8
)
= 20,15
Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.5
1 1 1 1 1 1
Rp 17,71 11,09 16,01 19,02 18,84
= 0,056 + 0,090 + 0,062 + 0,052 +0,053
1
0,313
Rp
1
Rp = 3,194
0,313
Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.6
1 1 1 1 1 1
Rp 20,38 20,23 14,58 15,87 12,22
= 0,049 + 0,049 + 0,068 + 0,063 +0,081
1
0,31
Rp
1
Rp = 3,225
0,31
Dengan menggunakan cara yang sama, hasil analisa data lainnya dapat dilihat
pada tabel 1.7
Tabel 1.4 hasil perhitungan tahanan pentanahan dengan jenis pentanahan rod
(batangan)
Nilai Tahanan Pengukuran () Nilai Tahanan Perhitungan ()
No
3m 5m 7m 9m 12 m 3m 5m 7m 9 m 12 m
1 17,71 11,09 16,01 19,02 18,84 17,80 12,05 18,25 22,44 23,09
2 16,09 16,24 16,72 19,33 19,93 16,17 17,64 19,06 22,81 24,43
3 14,83 16,94 16,27 14,54 18,29 14,90 18,40 18,55 17,16 22,42
4 14,60 16,74 16,26 16,19 17,34 14,67 18,19 18,53 19,11 21,25
5 16,03 19,92 15,91 13,01 17,79 16,11 21,64 18,14 14,89 21,81
Tabel 1.5 hasil perhitungan tahanan pentanahan dengan jenis pentanahan Plat
Nilai Tahanan Pengukuran () Nilai Tahanan Perhitungan ()
No 1x1 0,75x0,75 0,5x0,5 0,35x0,35 0,25x0,25 1x1 0,75x0,75 0,5x0,5 0,35x0,35 0,25x0,25
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
1 20,38 20,23 14,58 15,87 12,22 20,15 26,49 18,15 18,86 13,86
2 19,97 20,45 9,90 16,28 9,82 19,75 26,78 12,32 19,34 11,14
3 20,02 20,64 10,83 14,20 10,19 19,80 27,03 13,48 16,87 11,56
4 20,06 19,72 13,28 16,40 9,58 19,84 25,82 16,53 19,49 10,87
5 19,67 17,29 12,65 16,93 12,81 19,45 22,64 15,75 20,12 14,53
Tabel 1.4 hasil perhitungan tahanan pararel (Rp) pentanahan dengan jenis
pentanahan rod (batangan)
No R(pengukuran) R (pararel)
1 1,99 3,194
2 0,79 3,533
3 1,84 3,236
4 2,55 3,267
5 4,25 3,267
Tabel 1.5 hasil perhitungan tahanan pararel (Rp) pentanahan dengan jenis
pentanahan Plat
No R(pengukuran) R (pararel)
1 4,11 3,225
2 4,26 2,770
3 4,15 2,801
4 4,19 2,958
5 4,20 3,095
1.7 PEMBAHASAN
didapatkan besar nilai tahanan yang bervariasi untuk masing-masing jenis pentanahan
baik yang menggunakan rod (batangan) dengan kedalaman tertentu maupun plat
dengan luas dimensi tertentu, untuk jenis pentanahan rod (batangan) didapatkan besar
nilai tahanan yang semakin kecil jika kedalaman rod pentanahan semakin dalam
sehingga pentanahan akan baik dan jika semua pentanahan digabung (R Paralel) maka
nilai tahanan akan semakin kecil (bagus untuk pentanahan), sedangkan untuk jenis
pentanahan dengan plat didapatkan jika luas dimensi pentanahan semakin kecil maka
nilai tahanan akan semakin kecil dan jika semua pentanahan digabung (RParalel) maka
1.8 KESIMPULAN
1. Secara teoritis umumya nilai tahanan terendah didapatkan pada daerah yang basah
2 Besar tahanan pentanahan pada suatu lokasi dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya, yaitu : kedalaman pasak, kondisi tanah (pada percobaan ini tanah
bahwa semakin dalam pasak, maka nilai tahanan pentanahan akan semakin kecil,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin dalam pasak maka system
semakin dalam pasak yang ditanam, maka nilai tahanan pentanahan akan semakin
bessar, dengan demikian dapat dikatakan bahwa elektoda batang (rod) lebih baik
5 Untuk kedalaman pasak yang tetap dan jarak antar elektroda yang sama diperoleh
tahanan pentanahan yang cenderung tetap pula meskipun diambil dari beberapa