Anda di halaman 1dari 7

Slide 3 dan zat organik kompleks yang terdapat

Fermentasi anaerobik adalah reaksi dimana pada limbah dan produk-produk pertanian
mikroorganisme anaerobik secara oksidatif dapat terjadi dengan cepat. Namun
mengurai bahan organik untuk mendapatkan demikian, fermentasi hanya mengkonversi
energi dalam kondisi anaerobik. Kita sebut kira-kira 15% dari energi yang terkandung
reaksi fermentasi ini fermentasi hidrogen pada bahan baku tersebut menjadi hidrogen
jika hidrogen adalah produk akhir proses. (Das dan Verziroglu, 2001). Reaksi:
Dalam proses fermentasi hidrogen, beberapa C6H12O6 + 2H2O 2CH3COOH + 2CO2 +
bahan organik dan alkohol diproduksi 4H2 Persamaan 1.
bersama dengan hidrogen. Ketika produk akhir butirat, dihasilkan 2
Hidrogen merupakan sumber energi yang mol H2 :
bersih dan efisien. Gas tersebut memiliki C6H12O6 C4H8O2 + 2CO2 + 2H2
kandungan energi tertinggi (143Gjton-1) per Persamaan 2.
unitnya dan merupakan bahan bakar yang
tidak terikat secara kimia dengan karbon Fermentasi terang menggunakan jasa bakteri
(Purwanto, 2005). sulfur dan sinar matahari, asam organik
sederhana dengan kandungan N terbatas
Slide 4 melalui pembentukan enzim nitrogenase.
Metodologi proses pembuatan Gas Hidrogen Pada kondisi anaerobik bakteri sulfur dapat
secara biologi terbagi menjadi 3 jenis memanfaatkan asam organik atau hidrogen
berdasarkan bakteri yang digunakan, yaitu : sulfid sebagai donor elektron. Elektron
1. Cyanobacteria, bakteri yang dipindahkan ke nitrogenasi dengan bantuan
langsung menghasilkan hidrogen ATP. Apabila tidak ada nitrogen maka enzim
dengan cara mendekomposisi air tersebut dapat mereduksi proton menjadi
dengan bantuan sinar matahari hidrogen dengan suplai energi dari ATP.
melalui proses fotosintesis. Menggunakan jasa bakteri sulfur dan
2. Bakteri anaerobik, menggunakan sinar matahari, asam organik sederhana
bahan organik sebagai sumber dengan kandungan N terbatas melalui
elektron dan sumber energi dan hasil pembentukan enzim nitrogenase. Pada
konversi bahan organik adalah kondisi anaerobik bakteri sulfur dapat
hidrogen. memanfaatkan asam organik atau hidrogen
3. Mikroalga (alga hijau dan biru), sulfid sebagai donor elektron. Elektron
melalui proses biophotolysis air dipindahkan ke nitrogenasi dengan bantuan
dapat menghasilkan hidrogen. ATP. Apabila tidak ada nitrogen maka enzim
tersebut dapat mereduksi proton menjadi
Slide 5 hidrogen dengan suplai energi dari ATP.
Fermentasi gelap adalah jenis fermentasi Reaksinya : sinar matahari
yang tidak memerlukan cahaya matahari. C6H12O6 + 12H2O
Pembuatan hidrogen dengan dark
fermentation dari senyawa-senyawa organik 12H2 + 6CO2 Persamaan 3.
dibantu oleh mikroorganisme anaerob yang Fotofermentasi, perubahan bahan
ditumbuhkan di dalam substrat yang kaya organik melalui bakteri fotosintetik pengikat
karbohidrat tanpa energi sinar matahari. nitrogen, dapat menghasilkan biohidrogen
Pada dark fermentation, bakteriyang lebih tinggi, akan tetapi sistem masih
Enterobacter cloacae atau Clostridium sp. bergantung pada cahaya.
dapat menghasilkan hidrogen sepanjang hari
dari substrat sumber karbon dan Kombinasi antara dark fermentation dan
memberikan produk samping berupa asam photo fermentation dalam sistem hibrid dua
butirat, asam laktat, dan asam asetat. Proses tahap dapat meningkatkan produk hidrogen
ini berjalan secara anaerobik (Hussy dkk., yang diperolehnya (Nat dan Das, 2004).
2003). Proses ini dapat dilakukan pada tiga Pada tahap pertama, biomassa difermentasi
kondisi yang berbeda yaitu pada suhu rendahmenjadi asam asetat, karbon dioksida, dan
(298-313 K), menengah (313-338 K), suhuhidrogen dalam thermophilic dark
tinggi (338-353 K) dan >353 K. fermentation. Selanjutnya pada tahap ke dua,
Menghasilkan campuran gas hidrogen, COasam asetat dikonversi menjadi hidrogen dan
dan sedikit metana. karbon dioksida (Nath dan Das, 2006).
Keuntungan cara fermentasi dalamDengan proses kombinasi ini, hidrogen yang
produksi hidrogen adalah degradasi padatandihasilkan diperkirakan mendekati hasil
teoritisnya, yaitu 12 mol hidrogen per mol peningkatan entropi, dan menjadikan
glukosa atau 24 g hidrogen per 180 g fermentasi gelap hidrogen lebih berenergi
glukosa. Proses produksi hidrogen secara sementara utilitas proses hidrogen
biologis terjadi pada suhu lingkungan dan berdampak negatif dengan kenaikan
tekanan atmosferis. Dengan demikian,temperatur (Amend dan Shock, 2001).
proses ini lebih hemat energi jika Bakteri ekstrim termofilik
dibandingkan dengan produksi hidrogenmenunjukkan toleransi yang lebih baik pada
dengan cara lain. tekanan parsial hidrogen yang tinggi yang
Slide 6 akan menyebabkan pergantian metabolik
Slide 7 pada cara penghasil nonhidrogen, seperti
Slide 8 produksi pelarut (Niel dkk., 2003).
Faktor yang memengaruhi fermentasi Derajat keasaman
hidrogen Derajat keasaman memiliki efek
Aktivitas metabolisme mikroorganismeterhadap aktivasi enzim mikroorganisme,
penghasil hidrogen tergantung pada faktor : karena setiap enzim aktif hanya pada kisaran
- Temperatur pH yang bersifat spesifik dan mempunyai
Temperatur mempengaruhi aktivitasaktivitas maksimum pada pH optimalnya
bakteri penghasil hidrogen dan laju produksi(Lay dkk., 1997).
(Nath et al, 2006). Reaksi fermentasi gelap Penelitian hidrogen telah mengakui
hidrogen dapat dioperasikan padabahwa pH adalah salah satu kunci faktor
temperatur yang berbeda : mesofilik (25- yang mempengaruhi produksi hidrogen.
40oC), termofilik (40-65oC), ekstrimFermentasi hidrogen bersifat sensitif
o
termofilik (65-80 C), atau hipertermofilikterhadap pH dan pokok dari produk akhir
(>80oC) (Levin et al,2004). Kebanyakan(Craven, 1998). Telah banyak penelitian
percobaan fermentasi gelap menggunakanuntuk memproduksi hidrogen dari limbah
temperatur sebesar 35-55oC. Proses ekstrimpadat.
termofilik memberikan sejumlah keuntungan Hasilnya mengindikasi bahwa kontrol
dibandingkan dengan termofilik danpH merupakan hal yang sangat penting
mesofilik. untuk memproduksi hidrogen. Telah
Pertama, produksi hidrogen lebihdilaporkan juga bahwa dibawah pH yang
tinggi pada kondisi ekstrim termofiliktidak optimal proses fermentasi hidrogen
daripada kondisi mesofilik dan termofilik. digantikan oleh produksi pelarut (Temudo
Telah dilaporkan bahwa fermentasidkk., 2007), atau memperlama fasa lag
anaerobik hidrogen secara ekstrim termofilik (Liang, 2003). Produksi laktat selalu
dapat menghasilkan produksi hidrogen yang diobservasi bersamaan dengan perubahan
lebih banyak dan laju produksi hidrogen parameter lingkungan yang terjadi secara
yang lebih tinggi daripada fermentasi tiba-tiba, seperti pH, HRT, dan temperatur,
hidrogen secara mesofilik (Van Groenestijin yang mengindikasikan biakan bakteri tidak
dkk., 2002). Telah dilaporkan juga bahwaberadaptasi dengan kondisi lingkungan yang
pada kondisi ekstrim termofilik (70oC), hasilbaru (Temudo dkk., 2007).
hidrogen mencapai maksimum secara Liu dkk. (2006) menemukan bahwa
teoritis yaitu 4 mol hidrogen per mol pada fermentasi gelap hidrogen secara
glukosa, sedangkan pada kondisi mesofilikmesofilik memiliki pH optimal sekitar 5-5,5.
dan termofilik normalnya adalah kurang dari Sementara itu, fermentasi hidrogen pada
2 mol hidrogen per mol glukosa (Van Niel temperatur ekstrim termofilik pada semua
dkk., 2002). publikasi menggunakan pH 6,5-7,5.
Kedua, ekstrim termofilik memiliki Van Niel dkk. (2002) menggunakan
kemampuan memusnahkan patogen yangbiakan murni dari Caldicellulosiruptor
lebih baik pada digested residu yang saccharolyticus dan Thermatoga elfii untuk
ditunjukkan pada temperatur tinggi (Sahfermentasi gelap hidrogen menggunakan
Istrom, 2003). bahan baku sukrosa dan glukosa pada
Ketiga, meminimalisasi kontaminasitemperatur 70oC. pH yang utama adalah 7
oleh pengkonsumsi hidrogen, sepertidan 7,4 melalui eksperimen tersebut.
metanogen. Hellenbeck (2005), melaporkan Schroder et al (1994) menggunakan
bahwa pada fermentasi dengan temperatur biakan murni dari Thermatoga maritime
tinggi lebih disukai secara termodinamikdengan menggunakan substrat glukosa pada
bagi reaksi penghasil hidrogen karena temperatur 80oC dan kontrol pH 6,5.
temperatur yang tinggi menghasilkan
Kadar et al. Irma Suraya (2004)
melaporkan produksi hidrogen dari sludgea. Tekanan Parsial Hidrogen
hidrolisat kertas dengan biakan murni Konsentrasi hidrogen pada fasa cair
Caldicellulosiruptor saccharolyticus pada pHberhubungan dengan tekanan parsial
7,2. hidrogen yang merupakan salah satu kunci
Dari keseluruhan penelitian inifaktor yang mempengaruhi produksi
mengindikasi bahwa kebanyakan bakterihidrogen
ekstrim termofilik penghasil hidrogen lebih(Hawkes dkk., 2002). Tekanan parsial H2
menyukai pH netral sebagai pH optimum. (pH2) adalah faktor yang sangat penting
Penelitian biakan campuran bakteri ekstrim terutama bagi sintesis H2 secara kontinyu
termofilik yang diadaptasi dari pupuk juga (Hawkws dkk., 2007). Alur sintesis hidrogen
melaporkan bahwa pH optimum adalah 7 bersifat sensitif bagi konsentrasi H2 dan
(Yokoyama dkk., 2007). merupakan penghambat produk akhir karena
- HRT meningkatnya konsentrasi H2 menyebabkan
HRT juga merupakan parameter yang sintesis H2 berkurang dan alur metabolik
penting bagi proses fermentasi gelap. Pada berganti menjadi produksi substrat seperti
sistem CSTR, HRT yang singkat digunakan laktat, etanol, aseton, butanol, atau alanin
untuk membersihkan metanogen yang(Tamagnini et al., 2002). Sintesis H2 secara
tumbuh lambat dan memilih bakterikontinyu membutuhkan pH2 sebesar 50 kPa
penghasil asam (Chen dkk., 2001), pada temperatur 60o
sementara laju cairan yang terlalu tinggi C (Lee dan Zinder, 1998). 20 kPa pada
dapat menyebabkan hidrolisis limbahtemperatur 70o
organik yang buruk (Han dan Shin, 2004). C (Van Niel
Pada sistem CSTR, Kim dkk. (2004)dkk., 2002), dan 2 kPa pada temperatur 98
melaporkan bahwa HRT yang singkat (< 3o
hari) akan menghasilkan produksi hidrogenC dibawah kondisi standart (Levin dkk.,
karena metanogen membutuhkan lebih dari 2004).
HRT 3 hari. Normalnya pada proses b. Tekanan Parsial Karbondioksida
anaerobik, pH dan HRT adalah pasanganPada kasus karbondioksida, konsentrasi H2
parameter : HRT yang singkat menghasilkanyang tinggi dapat menyebabkan
pH yang rendah. Antara pH dan HRT telah produksi fumarat atau suksinat, yang
didemonstrasikan sebagai cara yang efektif berkontribusi mengkonsumsi elektron,
untuk memisahkan bakteri penghasilsehingga
hidrogen dan archaea pengkonsumsi produksi hidrogen berkurang (Tanisho dkk.,
hidrogen pada kondisi mesofilik dan1998). Tanisho et al. Juga melaporkan
termofilik (Oh dkk., 2004). Meskipun efekbahwa penghilangan CO2 dapat
pH dan HRT saling berhubungan tidak ada meningkatkan produksi hidrogen pada
penelitian resmi yang telah mengisolasi efek fermentasi gelap.
dari kedua parameter ini secara terpisah Setelah CO2 dihilangkan, produksi
(Dawei Liu, 2008). Bagi fermentasi HSW hidrogen meningkat dua kali semula.
pada temperatur ekstrim termofilik, HRTTerlebih lagi
harus tidak boleh kurang dari 2 hari, jika ketika CO2 dihilangkan dari cairan dengan
tidak akan dihasilkan hidrolisis dansparging gas argon dan gas hidrogen,
pembersihan bakteri metanogen yang buruk. dibandingkan tekanan parsial hidrogen,
Diindikasi juga bahwa metanogen masihtekanan parsial CO2 memiliki efek
dapat tumbuh dan mengkonsumsi hidrogenpenghambat
(Dawei Liu, 2008). yang lebih besar pada proses fermentasi
gelap.
Tekanan Parsial Hidrogen danBelakangan ini gas CH4 digunakan sebagai
Karbondioksida sparging gas untuk menghilangkan
Akumulasi hidrogen dan karbondioksida hidrogen dan karbondioksida dari cairan.
dapat menyebabkan penekanan Gas sparging menghasilkan peningkatan
produksi dan formasi dari produk yangyang
berkurang secara berturut-turut. signifikan terhadap produksi hidrogen
Irma Suraya (88%). Mizuno dkk. (2000) melaporkan
08 0405 001 bahwa
Universitas Sumatera Utara produksi hidrogen meningkat sebesar 68%
setelah mengalami sparging dengan gas N2.
- Tekanan parsial Hidrogen dan Pengasaman
Karbondioksida Pemisahan biomassa, sisa nutrisi, dan
- Konsentrasi Asam Organik kotoran lain

Pemurnian
Asam laktat
Slide 11 1. Fermentasi
Asam laktat atau 2-hydroxypropanoic acid
(CH3CHOHCOOH) merupakan senyawa Bahan baku yang tergolong murah
kimia yang banyak digunakan dalam
industri. Senyawa asam ini mempunyai sifat untuk difermentasikan adalah : starchy
antara lain tak berwarna sampai kekuningan,
larut dalam air, alkohol, eter dan korosif. and cellulosic material, whey, molasses.
Fermentasi asam laktat adalah
respirasi yang terjadi pada sel hewan atau Yang tergolong dalam starchy and
manusia, ketika kebutuhan oksigen tidak
cellulosic material antara lain : gandum,
tercukupi akibat bekerja terlalu berat
jagung, singkong, kentang, beras, sweet
Slide 12
Fermentasi Asam Laktat banyak terjadi pada gorghum, rye, barley. Akan tetapi
susu. Jasa yang paling berperan dalam
fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. materi ini perlu dihidrolisis terlebih
Laktosa diubah menjadi asam laktat.
Mengkonsumsi produk-produk fermentasi dahulu untuk mendapatkan gula
yang mengandung bakteri asam laktat dapat
fermentasi (karbohidrat) sebelum
menurunkan kadar kolesterol, demam,
kurang nafsu makan dan membantu difermentasikan (Young-Jung Wee, Jin-
meningkatkan fertilitas.Kini asam laktat juga
digunakan untuk produksi plastik dalam Nam Kim, 2005).
bentuk PLA
Bakteri Lactobacillus delbrueckii
Slide 13
Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua dipilih karena dapat memproduksi
jenis, yaitu :
1.Homofermentatif (sebagian besar hasil akhir asam laktat paling tinggi dengan
merupakan asam laktat) dan
menggunakan substrat yang
2.Heterofermentatif (hasil akhir berupa asam
laktat, asam asetat, etanol dan co2). mengandung senyawa gula tanpa perlu

Slide 14 perlakuan awal (Y. tokiwa dan Calabia


Slide 15
Slide 16 2007). Senyawa gula tersebut antara
Slide 17
Slide 18 lain : sukrosa, glukosa, fruktosa,
Slide 19
maltosa (P.D. Robinson 1988). Bakteri
Pembuatan asam laktat dengan cara
fermentasi secara garis besar terdiri dari
yang diperlukan untuk proses
:
Fermentasi fermentasi asam laktat sebanyak
1,7% dari jumlah molasse yang masuk. Malt sprouts adalah nutrisi untuk bakteri yang

ditambahkan sebanyak 3% dari jumlah molasse yang masuk fermentor (J.M. Paturau,

1989). Kultur diinokulasi dengan Lactobacillus delbrueckii. Kultur ini mengandung 15%

gula, 0,375% malt spouts, 0,25% NH3PO4, 10% CaCO3, dan air (R.Keyes 1957).

Selama proses fermentasi pH harus dijaga antara 5-6,5 dengan menggunakan buffering agent

Ca(OH)2, CaCO3, NH2OH, NaOH. Selain berfungsi untuk menjaga pH, penambahan secara

berlebih dari buffering agent tersebut akan menghasilkan garam laktat sebagai bentuk asam

laktat. Dengan penambahan buffering agent maka akan terbentuk garam laktat seperti

kalsium laktat, ammonium laktat, sodium laktat (Ullman 2007). Hal tersebut dilakukan untuk

membentuk asam laktat dengan isomer D(-) atau L(+) yang nantinya akan diasamkan lalu

disaring, karena produk yang dihasilkan dari fermentasi merupakan asam laktat dengan

isomer DL. Adapun reaksinya sebagai berikut


fermentasi
C12H22O12 (l) + H2O(l) C6H12O6 (l) + C6H12O6 (l)
Sukrosa Air Glukosa Fruktosa

fermentasi
C6H12O6 (l) + Ca(OH)2(S) (CH3CHOHCOO)2Ca(S)+ 2H2O(l)
Glukosa Kalsium hidroksida Kalsium laktat Air

(R. Keyes, 1957, 1957)

(N. Narayanan, A. Sarivastava, 2004)


Tidak ada ukuran yang pasti dari fermentor karena ukuran tangki tidak
berpengaruh pada proses fermentasi (National agricultural biosecurity center
2004). Fermentasi berlangsung selama 21 jam pada temperatur 45C, tekanan
1 atm dan pada konsentrasi gula umpan 12 % (Ullman, 2007).
2. Pengasaman

Pembentukan garam laktat selama fermentasi harus diubah menjadi asam


laktat. Larutan kalsium laktat setelah proses pemisahan dialirkan menuju acidifier (R. Keyes,
1957). Penambahan dengan H2SO4 kedalam kalsium laktat digunakan untuk produksi skala
besar. Metode ini membentuk asam laktat dan CaSO4 (gypsum) yang memiliki kelarutan yang
kecil dalam air (Ullman, 2007). CaSO4 yang terbentuk berfungsi sebagai koagulan yang dapat
mengikat dan mengendapkan cell dan padatan yang terlarut yang nantinya akan disaring.
(CH3CHOHCOO)2Ca(S) + H2SO4(l) 2CH3CHOHCOOH(l) + CaSO4(S)
Kalsium laktat Asam sulfat Asam laktat Kalsium sulfat
(N. Narayanan, A. Sarivastava. 2004)
3. Pemisahan biomassa, sisa nutrisi dan kotoran lain

Beberapa teknologi pemisahan bakteri dari hasil fermentasi dapat digunakan tergantung

pada bakteri yang digunakan dalam fermentasi. Bakteri tersebut dapat dipisahkan dengan

cara flokulasi dengan alkali atau ultrafiltrasi (Ullman, 2007). Setelah proses fermentasi

selesai, produk yang terbentuk harus dipisahkan dari material-material pengotor yang

terkandung

dialirkan ke vaporaizer untuk


didalamnya. Larutan produk dipisahkan kemudian dimurnikan, sedangkan
dengan filtrasi (Han-Hagerdal),
endapan CaSO4 dikeluarkan dari bagian
Pemisahan ini dilakukan dengan
bawah (R. Keyes, 1957).
filtrasi untuk memisahkan larutan 4. Pemurnian
dengan sisa-sisa kotoran terutama
Larutan asam laktat yang berasal dari
sisa-sisa biomassa (bakteri dan malt
tangki pengendapan masih
sprouts) dan juga partikel-partikel
mengandung asam laktat, air, fruktosa
yang tersuspensi dari molasses
dan sisa glukosa, diumpankan ke dalam
(Akerberg dan Zacchi 2000).
vaporaizer untuk memisahkan asam
Larutan asam laktat dan endapan
laktat dan air dengan glukosa dan
CaSO4 yang terbentuk di tangki
pengasaman kemudian dialirkan ke fruktosa. Pemilihan suhu operasi

dalam filter untuk memisahkan vaporaizer berdasarkan temperature


endapan CaSO4 dari larutan. dew point sehingga didapatkan
Selanjutnya larutan asam laktat tersebut
komposisi hasil keluaran asam laktat
80% dan air 20% karena Pada

temperatur ini asam laktat dan sedikit

air akan menguap, sedangkan fruktosa

dan glukosa akan tetap cair (titik didih

glukosa > 300 C, titik didih fruktosa

> 300 C).

Silase
Slide 21
Silase adalah Hijauan yang diawetkan dalam
bentuk segar (kandungan air 65 70 %)
dalam suasana asam, tanpa O 2 pada
suatu tempat yang disebut SILO
Ensilase Adalah proses yang terjadi
selama pembuatan silase

Slide 22
TUJUAN :
Untuk persediaan pada musim
kering
Menampung kelebihan hijauan
Mendayagunakan sisa-sisa hasil
pertanian dan hasil ikutan
pertanian

Anda mungkin juga menyukai