BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI
BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROV.KALSEL
Ditinjau dari tugas dan fungsinya, maka permasalahan yang masih menjadi
tantangan dalam operasional Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan
Selatan maka perlu dilakukan suatu analisis terhadap permasalahan-permasalahan serta
isu-isu strategis. Dari permasalahan tersebut untuk menunjang RPJMD Prov. Kalsel
2016 2021 mengacu pada misi 2 ( dua) Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang
Professional dan Berorientasi pada Pelayanan Publik dengan strategi Terwujudnya
Kapasitas Aparatur Pemerintah yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel melalui
Rencana strategis (Renstra) BPTSP Prov. Kalsel, Perumusan isu strategis tersebut
dilakukan berdasarkan tugas pokok serta fungsi dari Badan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Kalimantan Selatan.
a. Kekuatan ( Strenght )
- Aspek Organisasi yaitu struktur organisasi, tugas dan fungsi sudah jelas;
b. Sistem perencanaan, pemprosesan dan pengelolaan perizinan telah terpadu;
c. Tersedianya anggaran dari pelayanan administrasi perkantoran
1.2. Kelemahan ( Weaknesses )
a. Aspek organisasi;
- Belum optimalnya sistem managemen pelayanan
b. Terbatasnya aparatur yang kompeten, sehingga adanya tumpang tindih
dalam jabatan yang diemban oleh satu orang pegawai hal ini dapat
menyebabkan terjadi benturan tugas yang harus diselesaikan yang pada
akhirnya akan memperlambat proses pelayanan perizinan dan nonperizinan;
c. Terbatasnya sarana dan prasarana,
d. Belum adanya anggaran program/kegiatan bidang-bidang pada urusan wajib
Penanaman Modal.
Dari hasil analisis ini maka tujuan dan sasaran organisasi dapat direncanakan,
dengan mempergunakan Analisa SWOT yaitu analisis dari Strenght (kekuatan)
Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman/tantangan) yang
akan dihadapi Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di masa yang akan datang, maka
antara faktor internal dan eksternal diadakan interaksi faktor atau kata lain hasil
interaksi faktor berupa 4 (empat) strategi yaitu : starategi SO, strategi ST, strategi WO
dan startegi WT.
Berdasarkan keempat strategi tersebut hasil interaksi faktor dapat dijelaskan
dengan mempergunakan tabel sebagaui berikut :
Tabel 3.1
Tabel Analisis Strategis
S W
Kekuatan Kelemahan
O Mengoptimalkan aparatur yang Mengoptimalkan sarana dan
Peluang ada untuk memanfaatkan prasarana yang mendukung
banyaknya pelayanan perizinan untuk
masyarakat/pengusaha yang memanfaatkan tingginya
mengurusi izin dan nonperizinan kemauan masyarakat dalam
mengurus izin
T Mengoptimalkan kinerja Mengoptimalkan sistem
Ancaman aparatur dalam perizinan untuk pelayanan perizinan dan
memberikan pemahaman kepada nonperizinan untuk
masyarakat terhadap prosedur melaksanakan kebijakan
dan persyaratan pemohon teknis dari departemen
perizinan dan nonperizinan sektoral yang mempengaruhi
pelayanan
a. Sumber daya manusia yang tersedia harus menggunakan asas pelayanan prima
dalam melayanai masyarakat/investor
b. Adanya dukungan kewenangan, sarana dan prasarana yang ada serta sumber
daya manusia yang tersedia serta dukungan dana untuk melakukan promosi,
sosialisasi, peninjauan lapangan kepada masyarakat atau pelaku usaha serta
melakukan fungsi BPTSP sebagai fasilitator pelayanan terpadu;
c. Melakukan koordinasi kepada pelaku usaha dalam hal perizinan dan
nonperizinan di 13 kab/kota se Kalimantan Selatan
3. Mengurangi Kelemahan untuk Mengejar Peluang
Strategi dalam mengurangi kelemahan untuk mengejar peluang yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM yang tersedia dengan
pelatihan teknis sehingga mampu menjadi fasilitator pelayanan perizinan dan
nonperizinan yang optimal;
b. Menambah sarana dan prasarana pendukung dalam meningkatkan fungsi
BPSTP;
c. Menyederhanakan prosedural dan mekanisme perizinan yang memudahkan
pelayanan kepada masyarakat/investor;
d. Melakukan pendataan dan inventarisasi kebijakan, perizinan dan inventarisasi
potensi investasi;
e. Membuat Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang merupakan acuan dalam
melayani masyarakat.
f. Mumbuat Sistem Informasi Pelayanan dengan teknologi terkini guna
memudahkan pelayanan dan sekaligus pembelajaran terhadap masyarakat
terhadap teknologi tersebut.
penyelenggaraan pelayanan publik yang bersih dari unsur kolusi, korupsi dan
nepotisme untuk mencapai pemerintah yang baik dan bersih.
2. Sektor Perkebunan
Luas wilayah Kalimantan Selatan kurang lebih 372.000 Km2 dari luasan
tersebut dicadangkan untuk lahan budidaya / perkebunan seluas 1.086.123
Ha dan telah dimanfaatkan seluas 443.255Ha.
3. Sektor Kehutanan
Keberhasilan pembangunan hutan tanaman berbagai skema baik hutan
tanaman industri (HTI), hutan tanaman rakyat (HTR) maupun hutan
rakyat(HR) hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain.
- mengenai kondisi fisik lapangan
- jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi areal/lapangan dan tujuan
usahanya.
- Tersedianya benih bermutu tinggi
a. Populasi ternak
Populasi ternak di Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata
5 % setiap tahun, hal ini karena faktor lingkungan, sarana produksi dan
sumberdaya manusia yang mendukung. Populasi ternak yang ada masih
berpeluang besar untuk ditingkatkan adalah sapi potong, sapi perah,
kerbau dan kambing.
d. Sumberdaya peternakan.
1). Ternak
Jenis ternak yang sudah beradaptasi dan berkembang baik
adalah sapi bali, sapi peternakan ongole (PO), sapi brahma, sapi
persilangan, kerbau, kambing kacang dan peternakan etawa (PE)
2). Peternak
Sebagian besar peternak masih berpendidikan rendah, namun
cukup berpengalaman sebagai peternak. Jumlah rumah tangga
peternak sapi potong 38.784 orang, sapi parah 10 orang,
kambing 3.595 orang dan kerbau 8.287 orang.
3). Teknologi.
Teknologi yang digunakan peternak masih tergolong sederhana
maupun produksi angka lebih maju dan sudah tersedia seperti
teknologi pakan, teknologi kesehatan hewan dan teknologi
reproduksi.
4). Lahan dan lingkungan.
Potensi lahan cukup menampung 877.500 ekor ternak untuk
areal penanaman rumput pakan ternak sapi, kerbau dan kambing
disamping limbah pertanian (jagung, jerami padi dll)
5. Sektor Perikanan
Provinsi Kalsel mempunyai garis pantai kurang lebih 1.133,091 km
(termasuk beberapa pulau) memiliki 48 buah pulau bernama (diluar pulau
laut), 42 buah tidak bernama dan 4 buah delta. Pulau Laut adalah pulau
yang terbesar dari gugusan pulau-pulau kecil yang memiliki garis pantai
sepanjang 480 km didalam wilayah kalsel.
Potensi sumber daya perairan yang dapat dimanfaatkan usaha
dibidang perikanan adalah sebagai berikut :
Laut : 120.000 km2
Perairan umum : 1.000.000 Ha.
Air payau : 53.382 Ha
a. Pertambakan.
1). Potensi dan pemanfaatan
Lahan pertambakan di provinsi Kalsel sangat potensial dengan
luas lahan kurang lebih 53.382 Ha dan telah dimanfaatkan untuk
usaha budidaya udang/ banding seluas kurang lebih 4.860 Ha.
2). Komoditi dan produksi
Kegiatan budidaya tambak di Kalsel diusahakan untuk
menghasilkan komoditi udang, mengingat budidaya tersebut
akan menghasilkan nilai jual dengan harga nilai ekonomis yang
tinggi baik dipasaran dalam negeri maupun luar negeri.
b. Perkolaman
1). Potensi dan pemanfaatan
Luas lahan potensial untuk usaha budidaya ikan dalam kolam di
Kalsel kurang lebih 2.400 Ha dari luasan ini telah dimanfaatkan
498.60 Ha
2). Komoditi dan produksi
Komoditi yang dihasilkan dari budidaya ikan dikolam meliputi
ikan mas, nila, ikan gurame dan udang galah.
d. Budidaya laut
1). Potensi dan pemanfaatan
Lahan budidaya laut yang diperhitungan pada daerah daerah
yang terlindung seluas kurang lebih 7.600 ha dan saat ini yang
dimanfaatkan bagi usaha budidaya rumput laut seluas kurang
lebih 415 Ha diperairan teluk tamiang (Kec. Pulau Laut Barat)
sampai teluk sirih (Kec. Pulau Laut Selatan ).
2). Komoditi yang dikembangkan adalah rumput laut dengan
kemampuan produksi dari usaha budidaya rumput laut sebesar
kurang lebih 350 ton/th atau kurang lebih 3,75 ton/bulan (dalam
bentuk kering)
6. Sektor Pertambangan
Bahan galian wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya,
baik itu bahan galian energi, bahan logam, bahan galian logam maupun
bahan galian industri. Adapun lokasi dan keadaan bahan galian ada sebagai
berikut :
b. Batubara
c. Emas
Bahan galian emas di Kalimantan Selatan penyebarannya cukup luas
terdapat di Kab. Kotabaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Banjar, HST dan
Balangan
d. Intan
Bahan galian tersebut selain intan juga terdapat mineral-meneral lainnya
seperti emas, platina, rutil, korundum, kromit ilmenit dan sebagian kecil
terdapat magnet. Dari kegiatan eksplorasi tersebut diperoleh rata-rata
kandungan intan untuk 1 m3 kerikil mengandung rata-rata 0,146 karat
intan. Selain lokasi tersebut tersebut juga terdapat di Bati-Bati, Angsana,
Sebamban, Sungai Loban, Bakarangan dan Rantau Betung.
e. Nikel
Keberadaan nikel di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat dipegunungan
Babaris dan daerah Tanjung Batu dan Pulau sebuku Kab. Kotabaru.
Cadangan nikel yang diketahui di kab. Kotabaru sebanyak 86.120.700
ton dengan kadar (1-1,75%) untuk nikel laterit. Penggunaan nikel ini
umumnya untuk campuran baja tahan karat, pelapis logam, katalisator
dll.
f. Besi
Endapan besi terdapat di kab. Tala, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanbu
dan Banjar. Jumlah cadangan secara keseluruhan sebanyak 194.772.800
ton, jumlah cadangan yang besar ini tidak ditunjang kadar Fe yang
tinggi.
g. Chromit
Chromit dapat terjadi dari proses magmatic sebagai segresi di dalam
batuan luas basa dan dapat juga berbentuk sebagai massa yang tersebar
tidak merata. Lokasi endapan terdapat di kab. Tanah laut dan kab.
h. Mangaan
Batuan induk berupa batu gamping atau dolomite dengan kadar Al
rendah tetapi mengandung oksida Mn. Dapat pula berupa batuan beku
atau sekis kristas yang mengandung silikat Mn atau merupakan endapan
hirothermal dan metasomatik. Lokasi endapan terletak di kab. Tanah laut
dan kab. HSS bahan ini digunakan sebagai pembuatan baja tahan
pengaruh belerang, baja kuat, perenggu, industri kimia, bahan cat, pernis,
keramik dll.
i. Gambut
Gambut sebagai bahan bakar mempunyai prospek yang cukup baik
disamping batubara, dengan nilai kalori gambut di Kalsel 372-2.112
cal/gr bahan energi alternative. Pemanfaatan gambut sebagai bahan
bakar, akan menambah bahan energi disamping minyak bumi dan
batubara juga berfungsi untuk mengurangi kerusakan hutan yang saat ini
banyak ditebang untuk keperluan bahan bakar. Lokasi endapan gambut
terdapat di Kab. Banjar, HSU, Tapin dan Balangan. Sumber daya
terindikasi sebesar 475.628.000 m3.
j. Batu gamping
Batu gamping atau juga disebut batu kapur adalah berasal dari sisa-sisa
kehidupan binatang karang. Penyebaran endapan batu gamping di Kalsel
cukup luas yaitu pada sayap barat dan timur pegunungan meratus. Lokasi
endapan erletak di kab. Banjar, Tapin, HSS, HST, HSU, Tabalong,
Balangan, Tala dan Kotabaru. Jumlah sumber daya hipotek yang sudah
diketahui yaitu 6.380.396.200 ton mutu batu gamping yang baik.
k. Phospat
Phospat di Kalimantan Selatan termasuk jenis phospat guano. Bahan
galian ini terbentuk didalam gua-gua batu gamping dimana kotoran
l. Kaolin
Kaolin terjadi dari hasil pelapukan dan dekomposisi batuan beku dan
batuan metamorf yang kaya akan alumunium silica. Penggunaan kaolin
sebagai bahan filter dan coater industri keras, bahan keramik, industri
tekstil, cat, pasta gigi, batu tahan api dll. Terdapat di Kab. Tapin, HSS,
HST, HSU, Tanah Bumbu, Kotabaru dana Balangan.
m. Pasir Kwarsa
Pasir kwarsa atau pasir putih terdiri dari Kristal-kristal silica yang
mempunyai ukuran-ukuran halus kasar. Pasir kwarsa terjadi dari
pelapukan batuan yang mengandung Kristal-kristal kwarsa yang
kemudian tertransport dan tercuci secara alamiah kemudian diendapkan
pada tempat rendah atau sungai, danau dan pantai. Terdapat di Kab. Tala,
Tapin, Banjar, Kotabaru dan Tabalong.
o. Batu gunung
Batu gunung secara teknis disebut batuan beku, yaitu merupakan suatu
massa batuan yang dihasilkan dari pembekuan magma, di Kab. Tala,
tapin, Banjar, HSU, Kotabaru dan Tabalong. Penggunaan batu tersebut
untuk batu hias/ornamen.
q. Ketenagalistrikan
1. Industri semen
12. Indutri minyak goreng, margarine dan industri hilir sejenisnya dari kelapa sawit.