Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizianan Terbpadu Kabupaten Lampung Selatan disusun sebagai salah satu
bahan masukan yang akan digunakan untuk pembuatan Dokumen Perencanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Lampung Selatan untuk
periode 2011 -2015, yaitu sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Penyusunan Renstra SKP ini menggunakan data data sektoral pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dibagi menjadi .43 Bidang kegiatan
Yaitu, Bidang Sekretariat, Bidang Prizinan Bidang Pengawasan dan Bidang Penanaman
Modal, dengan memperhatikan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal serta
berlandaskan visi, misi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Lampung Selatan khususnya dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan
umumnya.

Dokumen Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) tahun 2011-2015 ini
juga akan digunakan sebagai acuan dasar dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
( Lakip) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizianan Terpadu pada setiap akhir
tahun anggaran.

Akhirnya semoga Renstra SKPD ini bermanfaat sebagai pelengkap dalam


penyusunan Dokumen Renstra Kabupaten Lampung Selatan 2011-2015, kami
mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak guna kesempurnaan pembuatan
renstra ini

Kalianda, 1 Nopember 2010


Kepala Badan Penanaman Modal
Dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Lampung Selatan

Renstra BPMPPT~ 1
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR. 1

DAFTAR ISI 2

BAB.1PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Dasar Hukum . 3
1.3 Ruang Lingkup 4

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI SEKTORAL 6


2.1 Tugas pokok dan fungsi serta kewenangan.. 6
2.2 Struktur Organisasi 7
2.3 Sumberdaya yang tersedia. 8
2.4 Maksud ,Tujuan dan manfaat Renstra. 8
2.5 Pengelolaan Pendapatan Daerah 8
2.6 Target dan Realisasi 9
2.7 Permasalahandan Solusi. 9

BAB III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS.. 12


3.1 Analisi Lingkungan Internal.. 12
3.2 Analisi Lingkungan Eksternal.. 13
BAB.1V VISI DAN MISI.
15
4.1 Visi 15
4.2 Misi........... 15
4.3 Tujuan. 15
4.4 Strategi dan arah Kebijakan.. 17
4.5 Prioritas 18
4.6.Isu-isu Strategis berdasarkan Tupoksi.. 19

BAB.V. RENCANA PROGRAM LIMA TAHUNAN 21

RENSTRA SKPD.. 21
5.1. Rencana Strategik 21
5.1.1. Tujuan 21
5.1.2 Sasaran 21
5.1.3 Kebijakan 21
5.1.4 Program... 22
5.1.5. Kegiatan. 22

5.2. Matrik Indikasi Rencana Program Lima Tahunan SKPD.. 23


LAMPIRAN I - Matrik Indikasi Rencana Program Lima Tahunan
LAMPIRAN II Matrik Program Indikatif Lima Tahunan
LAMPIRAN III- Matrik Program/Kegiatan Indikatif tahunan 2011-2015
LAMPIRAN IV- Rekap Program/Pembiayaan 5 Tahun

Renstra BPMPPT~ 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


telah ditetapkan proses pelaksanaan desentralisasi dimana Pemerintah Pusat memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada Daerah untuk melaksanakan serangkaian proses,
mekanisme dan tahapan perencanaan yang dapat menjamin keselarasan pembangunan
antar Daerah tanpa mengurangi kewenangan yang diberikan.

Untuk membangun kehidupan bernegara dengan tingkat keragaman masyarakat dan


karakteristik geografis yang unik, Pemerintah telah menyusun Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) yang bersifat terpadu menyeluruh, Sistematik yang
tanggap terhadap perkembangan zaman sesuai ketetapan dalam Undang Undang RI No.
25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam pasal 1
dinyatakan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata
cara Perencanaan Pembangunan untuk menghasilkan rencana rencana Pembangunan
dalam jangka panjang, menengah dan Tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara Negara dan masyarakat ditingkat Pusat dan Daerah.

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung


Selatan, dibentuk sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor ..... Tahun Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Daerah Kabupaten Lampung Selatan. Sebagai unsur
penunjang Pemerintah Daerah di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan
terpadu, rencanaan pembangunan daerah, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Badan,
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung


Selatan dibentuk dengan kewenangan yang melekat kepadanya sebagaimana diatur dalam
Keputusan Bupati Lampung Selatan Nomor ...... Tahun 2010 tentang Uraian Tugas Jabatan
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan,
dengan Tugas Pokok ..... . Berdasarkan tugas pokok tersebut, fungsi yang diemban oleh
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan
adalah .......

Renstra BPMPPT~ 3
Untuk dapat melaksanakan seluruh kewenangan tersebut di atas, Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan memiliki kelengkapan
Struktur Jabatan dan Tata Kerja sebagai berikut:
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Kepala Bidang Penanaman Modal, membawahi;
a. Kepala Sub Bidang Promosi.
b. Kepala Sub Bidang Investasi.
4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan, membawahi;
a. Kepala Sub Bidang Pelayanan Izin Prinsip
b. Kepala Sub Bidang Pelayanan Perizinan Tertentu dan Reklame
5. Kepala Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Pengaduan, membawahi :
a. Kepala Sub Bidang Pengendalian dan Pengawasan
b. Kepala Sub Bidang Informasi dan Pengaduan
6. Unit Pelaksanaan Teknis
7. Kelompok Jabatan Fungsional .

1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung


Selatan mempunyai Tugas Pokok .......

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan menyelengarakan Fungsi :

Renstra BPMPPT~ 4
1.3 RINCIAN TUGAS JABATAN

1. Kepala Badan
2. Sekretariat :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Kepala Bidang Penanaman Modal :
a. Kepala Sub Bidang Promosi.
b. Kepala Sub Bidang Investasi.
4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan :
a. Kepala Sub Bidang Pelayanan Izin Prinsip
b. Kepala Sub Bidang Pelayanan Perizinan Tertentu dan Reklame
5. Kepala Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Pengaduan :
a. Kepala Sub Bidang Pengendalian dan Pengawasan
b. Kepala Sub Bidang Informasi dan Pengaduan

1.4. SUMBERDAYA

1.4.1 Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu


sebanyak 55 orang yang terdiri Pegawai Negeri Sipil (PNS) 17 Orang dan honorer 38
orang, yang dapat diuraikan sesuai dengan tingkat pendidikan sebagai berikut :
Berdasarkan tingkat pendidikan formal 1 orang setingkat Pasca Sarjana (S.2)., 6 Orang
setingkat Strata satu (S1) 2 Orang setingkat Diploma Tiga (D3) 46 Orang setingkat
SLTA. Berdasarkan Kepangkatan 1 Orang Golongan III 9 Orang Golongan II 8 Orang.
Secara lengkap rincian mengenai pegawai Pegawai Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu dapat terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Data Pegawai Negeri Sipil BPMPPT Kabupaten Lampung Selatan
berdasarkan eselon:
No. Eselon Banyaknya Keterangan
1. II/b 1 -
2. III/a 1 -
3. III/b 4 -
4. IV/a 11 -
Jumlah 18

Tabel 2. Data Pegawai Negeri Sipil BPMPPT Kabupaten Lampung Selatan


berdasarkan kepangkatan:

Renstra BPMPPT~ 5
No. Pangkat (Golongan) Banyaknya Keterangan
1. I/c
2. II/a -
3. II/c -
4. II/d -
5. III/a -
6. III/b -
7. III/c -
8. III/d -
9. IV/a -
10. IV/b -
11. IV/c -
Jumlah

Tabel 3. Data Pegawai Negeri Sipil BPMPPT Kabupaten Lampung Selatan


berdasarkan pendidikan:

No. Jenjang pendidikan Banyaknya Keterangan


1. SD -
2. SMA/Sederajad -
3. D3 -
4. S1 -
5. S2 -
6. S3 -
Jumlah

Tabel 4. Data Pegawai Honorer BPMPPT Kabupaten Lampung Selatan


berdasarkan pendidikan:

No. Jenjang pendidikan Banyaknya Keterangan


1. SMA/Sederajad -
2. D3 -
3. S1 -
Jumlah

Berdasarkan jenjang pendidikan strukturalnya sebanyak ..... orang telah mengikuti ADUM,
....... orang telah mengikuti SPAMA (Diklatpim III), dan ...... orang telah mengikuti
SPAMEN (Diklatpim II). Berdasarkan pendidikan fungsional yang telah diikuti, sebanyak
....... orang telah mengikuti kursus bendahara, ....... orang telah mengikuti kursus
manajemen proyek, ....... orang kursus perencanaan, ....... orang telah mengikuti kursus
keterampilan komputer.

1.4.2 Sarana dan Prasarana Pendukung

Renstra BPMPPT~ 6
Dalam menunjang kelancarana pelaksanaan tugas dan fungsinya, Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan dilengkapi dengan sarana
dan prasarana sebagai berikut:
1. Ruang Kerja : 4 Unit
2. Ruang Rapat : 1 Unit
3. Ruang Loket : 15 Unit
4. Kursi kerja : 34 Unit
5. Meja Kerja : 30 Unit
6. Filling Kabinet : 13 Unit
7. Lemari : 6 unit
8. Kursi Tamu : 1 Set
9. Komputer : 6 Unit
10. Ruangan ber Ac : 5 Unit
11. Mobil : 1 Unit

1.5 ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN


LAMPUNG SELATAN 2011 - 2015

Memperhatikan isu-isu strategis pada tingkat global, nasional, dan provinsi, maka isu
strategis pembangunan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2015 dirumuskan sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas pendidikan
2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
3. Pengembangan potensi keparawisataan daerah
4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi sumber-sumber pendapatan
5. Peningkatan efektivitas pembangunan antar kawasan dan percepatan pembangunan
infrastruktur
6. Peningkatan efektivitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
7. Revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan dan perikanan serta
pembangunan perdesaan
8. Peningkatan pelayanan kependudukan, tenaga kerja, transmigrasi dan pemberdayaan
masyarakat
9. Pemeliharaan kehidupan beragama, sosial dan politik yang kondusif
10. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik

Renstra BPMPPT~ 7
BAB II.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

II.1 KEBIJAKAN NASIONAL

Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa dan negara
Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan
umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut:

Renstra BPMPPT~ 8
1. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang
sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan
kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu
pada program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur
dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan
yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum,
penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi
manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab.
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang
termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan kesenjangan
pembangunan antar daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan jender. Keadilan
juga `hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih,
adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara
konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.

II.2 KEBIJAKAN PROPINSI LAMPUNG

2.2.1 Pengembangan Wilayah

Pendekatan pembangunan melalui Pengembangan Wilayah merupakan cara


pendekatan pembangunan yang sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Pusat. Dengan
demikian, pendekatan kewilayahan merupakan metode pendekatan yang memungkinkan
terjadinya sinergi dan kompatibilitas antara kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Pengembangan Wilayah dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

1. Pengembangan Ekonomi Berbasis Kerakyatan, Tata Ruang, Kawasan, dan


Pelestarian Lingkungan Hidup

Perekonomian wilayah dikembangkan berdasarkan ekonomi kerakyatan yang


bertumpu kepada agribisnis dan pertanian secara umum. Dengan demikian sektor pertanian
akan direvitalisasi sehingga mampu kembali berkembang sebagai titik tumpu
perekonomian rakyat.
Pertanian yang telah mengalami revitalisasi dikembangkan pada kawasan tertentu
sesuai dengan tata ruang dan kawasan tersebut dikembangkan menjadi lahan pertanian
abadi. Revitalisasi Pertanian tersebut akan memungkinkan pengembangan dan

Renstra BPMPPT~ 9
transformasi dari agribisnis menjadi agroindustri. Pengembangan agroindustri diharapkan
mampu mempertahankan ketahanan pangan, menyerap tenaga kerja, dan mendorong
pertumbuhan industri bioenergi.
Pengembangan pertanian secara simultan dilakukan dengan tetap menjaga
lingkungan hidup, serta telah mengantisipasi adanya perubahan iklim dan pemanasan
global dengan tindakan adaptasi dan mitigasi yang baik. Dengan demikian, apa yang
dilakukan akan memungkinkan terjadinya keseimbangan dinamis antara pemenuhi
kebutuhan pangan dan terciptanya ketahanan pangan dengan pelestarian lingkungan hidup
dan ketahanan air.
Lingkungan hidup yang terpelihara, mulai dari pantai, sampai ke gunung, teluk, dan
kepulauan dioptimalkan sebagai objek wisata. Kegiatan pelestarian alam, baik berupa
proses pelestarian maupun hasilnya, juga dapat dikembangkan sebagai objek wisata baru.
Dengan demikian pariwisata diharapkan dapat tumbuh sebagai sumber pendapatan baru
yang melibatkan masyarakat secara langsung, sehingga menjadi implementasi konkret dari
konsep ekonomi kerakyatan.

2. Pengembangan Infrastruktur Berskala Tinggi Untuk Mendukung Pengembangan


Ekonomi Dan Pelayanan Sosial

Infrastruktur berskala tinggi yang akan dikembangkan selain bersifat visioner dan
monumental, juga bersifat fungsional dan mampu berperan sebagai lokomotif
pengembangan perekonomian daerah secara keseluruhan. Infrastruktur tersebut antara lain:
Infrastruktur Penghubung Jawa-Sumatra (IPJS); Kota Baru Lampung (KBL); Jalan Toll
TerbanggiBakauheni; pengembangan Bandara Raden Intan II dan Bandara Krui;
Pelabuhan Panjang; serta Jaringan Kereta Api.
Sifat visioner dan monumental diperlukan sebagai daya tarik, sehingga
infrastruktur yang dikembangkan juga dapat tumbuh sebagai kawasan wisata baru.
Sementara sifat dasar fungsional dari infrastruktur tetap dikembangkan sebagai core utama,
sehingga kombinasi dari berbagai karakter ini diharapkan mampu mengundang investor.
Dengan adanya investor, maka infrastruktur dapat tumbuh dan berkembang sebagai
lokomotif yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Selain infrastruktur berskala tinggi juga dikembangkan infrastruktur mikro yang
mampu membuka secara luas daerah yang masih terisolir. Infrastuktur mikro meliputi
antara lain: jalan tembus; listrik perdesaan; air bersih perdesaan; energi matahari; dan
jaringan komunikasi.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Pengembangan Budaya

Renstra BPMPPT~ 10
Pembangunan daerah direncanakan dan akan dilaksanakan oleh seluruh sumber
daya manusia (SDM) yang berada di Provinsi Lampung. Dengan demikian pengembangan
SDM menjadi fokus penting pembangunan dalam periode 2010-2014. Pengembangan
SDM terkait dengan kemampuan, keahlian, dan kapasitas SDM setempat, sehingga
penyiapan SDM dilakukan sejak dini melalui berbagai proses pendidikan, baik dalam ilmu
umum maupun keagamaan, kemudian diikuti dengan berbagai pelatihan peningkatan
keahlian. Kondisi ini menuntut adanya penyiapan berbagai sarana, prasara, tenaga
kependidikan, serta kepelatihan yang baik. Pada beberapa daerah tertentu akan
dikembangkan fasilitas pendidikan dan sistem pendidikan yang berskala internasional.
Penyiapan SDM didukung dengan penyiapan gizi berkualitas dan pelayanan
kesehatan yang baik. Penyiapan gizi akan terkait dengan pengediaan bahan makanan
lengkap dan berkualitas, namun terjangkau. Sedangkan pelayanan kesehatan akan
berkaitan dengan penyediaan kemudahan layanan kesehatan, serta tersedianya tenaga
kesehatan dan obat2an yang mencukupi. Pelayanan kesehatan tidak saja bersifat kuratif,
namun lebih penting yang bersifat preventif, terutama terhadap berbagai penyakit yang
bersifat pandemik dan berbahaya seperti Flu Burung, Flu Babi, SARS, dan HIV/AIDS.
Pengembangan SDM Lampung dilakukan dengan tidak melepaskan aspek budaya
lokal. Pengembangan budaya dilakukan dengan menggali, memperkuat, dan akhirnya
mengembangkan lebih lanjut budaya lokal dalam segala bentuk manifestasinya, baik
berupa tata nilai, sistem hidup, arsitektur, gerak tari, maupun pertanian, dan cara bercocok
tanam. Dengan demikian, proses penyiapan SDM akan menghasilkan generasi yang unggul
tanpa kehilangan jati diri.
Pada sisi lain, pengembangan budaya lokal beserta kreasinya akan mampu
mendukung pengembangan pariwisata budaya. Dengan demikian pengembangan budaya
lokal pada akhirnya mampu berkembang sebagai sumber pendapatan baru, sebagai
pendukung ekonomi kerakyatan yang sedang dibangun.

2.2.2 Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Optimalisasi Dan Efisiensi Keuangan Daerah

Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah yang


pertama adalah melalui optimalisasi semua potensi sumber keuangan daerah dan
digunakan secara efisien untuk biaya pembangunan. Optimalisasi keuangan daerah diikuti
dengan tertib administrasi melalui penggunaan sistem informasi, sehingga memungkinkan
terjadinya transparansi dan akuntabilitas anggaran.

2. Pengembangan Sumber Pendapatan Baru

Renstra BPMPPT~ 11
Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah yang kedua
adalah melalui pengembangan sumber pendapatan baru secara kreatif dan inovatif, seperti
pengembangan BUMD infrastruktur; pengembangan wisata alam berbasis pulau terpencil,
wisata kuliner, serta wisata konservasi, dll. Dengan demikian pengembangan sumber
pendapatan baru tersebut selaras dan sinergis dengan pengembangan perekonomian daerah
yang berbasis ekonomi kerakyatan.

II.3 KEBIJAKAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Pembangunan Daerah dilakukan secara menyeluruh diberbagai bidang kehidupan


masyarakat. Untuk itu, sinergi antar bidang pembangunan sangat penting dilakukan bagi
kelancaran pelaksanaan dan tercapainya VISI serta MISI 2011 - 2015 Kabupaten
Lampung Selatan. Pada dasarnya, pembangunan disetiap bidang dilakukan dalam rangka
mencapai keberhasilan tidak dapat berdiri sendiri, sehingga kegiatan pada setiap bidang
diharapkan dapat saling terpadu, mendukung dan saling memperkuat satu dengan yang
lainnya. Oleh karenanya sebagai penjabaran VISI dan MISI 2011 - 2015 Kabupaten
Lampung Selatan tersebut, arah kebijakan umum pembangunan dilakukan melalui 2 (dua)
dimensi pendekatan, yaitu pendekatan pembangunan berbasis kewilayahan dan pendekatan
pengelolaan keuangan daerah.

II.3.1 Pembangunan Berbasis Kewilayahan

Pelaksanaan pembangunan yang selama ini dilakukan telah mendorong peningkatan


kesejahteraan masyarakat dan kemajuan diberbagai sektor. Namun demikian, sebagai
akibat adanya perbedaan kondisi geografis, sumber daya alam, infrastruktur, sosial budaya
dan kapasitas sumber daya manusia menyebabkan masih adanya kesenjangan
pembangunan antar wilayah yang pada akhirnya mengakibatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak selalu sama dan merata diseluruh wilayah.
Berdasarkan permasalahan dan kondisi existing yang ada, pembangunan berbasis
kewilayahan ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan diberbagai
bidang pembangunan yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang dicerminkan dari peningkatan pendapatan, penurunan tingkat
penganguran dan perbaikan kualitas hidup masyarakat. Perbaikan kesejahteraan
masyarakat diwujudkan melalui penanggulangan kemiskinan, penciptaan kesempatan
kerja, peningkatan kuantitas dan kualitas di bidang pendidikan, kesehatan, percepatan
pembangunan infrastruktur dasar serta pengembangan budaya lokal. Dalam kontek ini,
pengembangan budaya lokal dilakukan adalah dalam rangka menggali, memperkuat dan

Renstra BPMPPT~ 12
mengembangkan lebih lanjut budaya lokal dalam segala bentuk manifestasinya guna
mendukung pengembangan sumber daya manusia dan pariwisata Kabupaten Lampung
Selatan, sehingga pada akhirnya mampu berkembang sebagai sumber pendapatan baru
pendukung ekonomi kerakyatan yang sedang dibangun.
Guna mendukung pembangunan berbasis kewilayahan tersebut diatas,
pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen penting untuk menjaga agar
kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan yang salah satunya melalui penerapan
sistem anggaran berbasis kinerja secara menyeluruh dalam penyusunan perencanaan
maupun penganggaran, sehingga diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif
khususnya dalam perbaikan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas
kegiatan.
Dengan didasarkan pada uraian tersebut diatas dan dalam rangka mewujudkan VISI
dan MISI 2011 - 2015 Kabupaten Lampung Selatan melalui pendekatan pembangunan
berbasis kewilayahan, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup
2. Pengembangan infrastruktur wilayah untuk mendukung pengembangan infrastruktur
skala tinggi, ekonomi dan pelayanan sosial
3. Pengembangan sumber daya manusia dan budaya daerah
4. Peningkatan tata kelola pemerintahan

II.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Intensifikasi dan Ekstensifikasi


Pendapatan Daerah diarahkan secara optimal dalam rangka pencapaian target pendapatan
daerah baik dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun sektor Bagi Hasil Pajak
dan Bukan Pajak sehingga rencana penerimaan dapat dicapai secara maksimal.

Disamping itu dilaksanakan juga kegiatan investasi daerah dalam rangka


peningkatan PAD serta pembentukan Sistem Informasi Basis Data Pendapatan Daerah
dalam rangka penyebarluasan informasi dan membangun transparansi serta akuntabilitas
publik administrasi pendapatan daerah.

2. Pengelolaan Keuangan Daerah

Adapun kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Lampung


Selatan disusun berdasarkan pada visi dan misi serta isu-isu strategis yang tercantum dalam

Renstra BPMPPT~ 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Selatan
tahun 2011-2015 sebagai berikut:

1) Pengamanan pencapaian target realisasi penerimaan daerah, baik Pendapatan Asli


Daerah (PAD), bagi hasi pajak, bagi hasil bukan pajak, maupun penerimaan lainnya
dalam rangka pencapaian penerimaan target APBD 2011 sampai APBD 2015
2) Meningkatkan program pelayanan administrasi perkantoran
3) Meningkatkan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
4) Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
5) Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
6) Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
7) Pembinaan dan fasilitas pengelolaan keuangan daerah
8) Melaksanakan sepenuhnya program strategis pembangunan sesuai visi dan misi
Bupati terpilih periode tahun 2011-2015 yang behubungan dengan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Lampung Selatan

BAB III.
PERENCANAAN STRATEGIK BADAN PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

3.1. VISI BPMPPT KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 2011 - 2015

Terwujudnya Pelayanan Prima dalam Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan


demi meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Lampung Selatan .

3.2. MISI BPMPPT KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 2011 - 2015:

Renstra BPMPPT~ 14
Untuk mencapai visi tersebut, dilaksanakan dengan Misi Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung Selatan yang terdiri dari:

1. Mewujudkan Pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti, dan
terjangkau.

2. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme penyelenggara perizinan.

3. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait yang


tergabung dalam Tim teknis sebagai penyelenggara dan pelayanan perizinan secara
terpadu.

4. Meningkatkan kerjasama antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha


sebagai mitra Pembangunan.

3.2 TUJUAN DAN SASARAN BPMPPT KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


2011 - 2015

Tujuan dan sasaran diturunkan dari masing-masing misi yang telah ditetapkan. Untuk itu
tujuan dan sasaran masing-masing misi adalah sebagai berikut:

3.2.1 Tujuan

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lampung


Selatan sebagai instansi pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan umum terhadap
masyarakat dan dunia usaha, khususnya dibidang penanaman Modal, Perizinan dan non
perizinan mempunyai tujuan :

1. Meningkatkan kualitas layanan publik.

2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh

pelayanan publik khususnya di Kabupaten Lampung Selatan.

3.2.2 Sasaran

Sasaran pelayanan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu


adalah masyarakat umum dan dunia usaha diwilayah Kabupaten Lampung Selatan yang
tersebar di 17 Kecamatan. Guna mengefektifkan peran dan fungsi Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu menempuh jalur koordinasi dengan Dinas/Instansi
terkait secara dinamis, terstruktur dan sistematis sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
persoalan perizinan yang dihadapi. Pola penyelesaian berbagai proses Perizinan dilakukan
secara terpadu yang melibatkan Tim Teknis sesuai pokok pembahasan secara ad-hock,

Renstra BPMPPT~ 15
dengan demikian konsistensi pelayanan perizinan yang profesional, proporsional dan
akuntabel dapat terwujud. Dengan demikian, perwujudan pelayanan yang cepat, mudah,
murah, transparan, pasti dan terjangkau dapat terselenggara dengan baik sebagaimana
aturan khusus yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

3.4. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL (SWOT)

Analisa lingkungan strategis adalah analisis yang dilakukan secara obyektif dan
koprehensip yang didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh.
Data yang dipergunakan dalam analisis ini adalah data primer dan data sekunder
Yang diperoleh dari Dinas serta instansi terkait lainnya.

Analisis ini dilaksanakan untuk mencermati modal dasar yang dimiliki dalam melakukan
investasi dan Pelayanan Perizinan dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang
tersedia, analisis ini meliputi pencermatan faktor lingkungan intern yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan, serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan
tantangan.

Metode analisis yang digunakan dalam pencermatan ini adalah metode SWOT, yang
mengarahkan dalam mempergunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan
mengatasi tantangan / ancaman, memanfaatkan peluang dengan memperkecil kelemahan,
memperkecil / mengurangi kelemahan dan menghindari tantangan / ancaman.

Disamping sebagai dasar perencanaan pembangunan, metode ini juga memberikan


gambaran dan langkah partisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam proses
pelaksanaan pembangunan, sehingga organisasi / dinas tidak terlambat dalam mengambil
langkah, keputusan atau tindakan untuk mengadakan penyesuaian dalam perencanaan
selanjutnya.

3.4.1 Analisis Lingkungan Internal


Kekuatan
Tersedianya mandat dan kewenangan yang cukup luas bagi Pemerintah
Kabupaten dan Kota untuk mengelola dan mendayagunakan potensi
sumber daya yang dimiliki dengan diberlakukannya UUNo.32 Tahun
2004 tentang Pemerintaha Daerah, UU No.33 Tahun 2004 tentang

Renstra BPMPPT~ 16
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan PP
No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Adanya sarana dan prasarana yang tersedia dibidang Bina Marga;
jaringan jalan, jembatan, dibidang pengairan; jaringan irigasi / rawa,
embung, bendung, air baku, bangunan pengendali banjir, dan dibidang
Cipta Karya; bangunan gedung, air bersih, jalan lingkungan dan
perkantoran ,sebagai penarik bagi invesrtor menanamkan Modalnya.
Tersedianya prasarana jalan.
Terpadunya jalan Nasional, propinsi dan kabupaten sebagai sistem
jaringan trasportasi yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten
Lampung Selatan.
Jumlah personil Pegawai yang cukup banyak, baik berstatus PNS
maupun honorer.
Struktur organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
Adanya Perda. Tentang Penanaman Modal dan Perizinan.

Kelemahan
Badan ini relatif baru berdiri.
Disiplin dan etos kerja pegawai yang relatif masih rendah.
Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung pengelolaan Penanaman
Modal dan Perizinan belum lengkap.
Kondisi prasarana jalan relatif kurang mendukung bagi investor.
Masih adanya beberapa daerah yang terisolir karena prasarana jalan
belum memadai.
Komposisi jumlah Pegawai teknis dan non teknis belum sesuai
kebutuhan.
Jabatan fungsional belum dimanfaatkan.

3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal


Peluang
Pemberlakuan UU No. 32 Tahun 2004, UU No.33 Tahun 2004 dan
perangkat perundangan yang mendukungnya merupakan peluang bagi
daerah untuk menggali dan mengembangkan potensi Daerah secara
optimal.

Renstra BPMPPT~ 17
Keberadaan Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni.
Adanya rencana pembangunan jembatan Selat Sunda.
Adanya Peningkatan Bandara Raden Intan II menjadi Bandara
Internasional
Lampung Selatan merupakan pintu gerbang Sumatera

Ancaman
Penegakan hukum dan peraturan Daerah tentang Penanaman Modal dan
Perizinan belum berjalan secara efektif.
Masih banyaknya pengusaha yang belum memiliki Perizinan.
Infrastruktur yang belum memadai untuk pengusaha melakukan
investasi.
Iklim politik yang kurang kondusif.

BAB IV.
STRATEGI, KEBIJAKAN DAN
PROGRAM BPMPPT KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 2011-2015

4.1. STRATEGI

Strategi menggambarkan cara pencapaian tujuan. Oleh karena itu, perumusan strategi
pembangunan haruslah memperhatikan faktor-faktor lingkungan sebagai yang telah
diinventarisasi dalam proses analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut di atas.
Salah satu teknik yang dapat dipergunakan dalam merumuskan strategi yang perlu
dikembangkan dalam mencapai tujuan, misi, dan visi BPMPPT Kabupaten Lampung
Selatan 2015, adalah SWOT Analysis.

Renstra BPMPPT~ 18
SWOT Analysis merupakan suatu proses perumusan strategi melalui iterasi keempat faktor
lingkungan dan hasilnya dikelompokkan menurut interaksi antarfaktor lingkungan, yaitu:

(1) Strategi Agresif: Mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

(2) Strategi Diversifikasi: Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan.

(3) Strategi Rasionalisasi: Mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

(4) Strategi Defensif: Meminimumkan kelemahan untuk mengatasi tantangan.

Berdasarkan uraian di atas, strategi BPMPPT Kabupaten Lampung Selatan tahun 2010-
2015, yaitu:

1. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran.


2. Penyediaan serta peningkatan daya dukung sarana dan prasarana.
3. Peningkatan PAD dibidang Penanaman Modal dan Perizinan yang
meliputi :

a. Melaksanakan program sarana penunjang pelayanan Sistem


Informasi Manajemen (SIM) Perizinan terpadu melalui jaringan Informasi
Teknologi ( IT ).
b. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi data perizinan Usaha di
Kabupaten Lampung Selatan.
c. Melaksanakan revisi/pembaharuan terhadap PERDA PERDA
dibidang perizinan dan non perizinan lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan pembangunan saat ini.
d. Melaksanakan upaya penyusunan suatu PERDA baru yang
terkait dengan perizinan dan tidak bertentangan dengan UU No.28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
e. Melaksanakan promosi investasi Daerah.

4.2 KEBIJAKAN

Kebijakan merupakan suatu pertimbangan logis dari pimpinan suatu lembaga dalam
rangka implementasi berbagai strategi yang telah dirumuskan untuk pencapaian misi dan
visi. Dalam upaya melaksanakan strategi tersebut di atas, maka langkah kebijakan yang
perlu diputuskan adalah sebagai berikut:
Untuk Misi pertama kebijakannya adalah :
1. Meningkatkan Efektifitas dan Eviensi ketatalaksanaan Perizinan yang
dilakukan melalui peningkatan kualitas pelaksanaan Tupoksi aparatur Perizinan

Renstra BPMPPT~ 19
2. Kualitas Data dan Informasi baik untuk penyelesaian laporan identifikasi
perkembangan pertumbuhan perekonomian maupun penyelenggaraan Pemerintah
3. Meningkatkan koordinasi, pengumpulan bahan, penyusunan pedoman,
pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

Untuk Misi kedua kebijakannya adalah :


1. Meningkatkan Akses dan kualitas pelaksanaan pendidikan formal dan
informal aparatur untuk menambah wawasan, memiliki motifasi dan kemampuan
menyelesaikan pekerjaan secara professional. Hal ini ditempuh melalui
penyelenggaraan Diklat ataupun pendidikan Formal.
2. Meningkatkan kesejahteraan pegawai Sekretariat Pelayanan Terpadu Satu
Pintu baik sebagai abdi Negara maupun abdi masyarakat. Hal ini dapat merangsang
tercapainya tujuan yang diinginkan melalui pelayanan Prima yang diberikan
mengingat kesejahteraan yang meningkat akan berpengaruh kepada penigngkatan
budaya dan etos kerja.
3. Meningkatkan pelaksanaan jenjang karir berdasarkan prestasi kerja dan
tingkat kedisiplinan serta menghindari praktek-praktek KKN.
4. Meningkatkan moral aparatur agar lebih menghayati Tupoksi sebagai abdi
Negara dan abdi masyarakat, sehingga muncul rasa tanggung jawab dan pengabdian
tinggi dalam pelaksanaan tugasnya.

Untuk Misi ketiga kebijakannya adalah :

1. Meningkatkan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait yang memiliki kaitan


erat dalam proses penyelesaian Perizinan.
2. Menggalakkan kinerja Tim Teknis pembahasan dan Evaluasi Perizinan.
3. Melakukan pembinaan dan sosialisasi pada kalangan pengusaha diberbagai
Daerah dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan
4.3. PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

Program pembangunan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BPMPPT selama
kurun waktu 2011-2015 dalam upaya mencapai visi BPMPPT 2015 adalah sebagai berikut:

4.3.1 Rencana Program dan Kegiatan Lima Tahunan Renstra Skpd

A. Program :

Renstra BPMPPT~ 20
Sekretariat

a. Pengembangan sumber daya manusia di Lingkungan Badan


Penanaman Modan dan Pelayanan Perizinan Terpadu

b. Peningkatan Pelaksanaan kapasitas organisasi

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana gedung, peralatan kantor.

Bidang Penanaman Modal

a. Identifikasi potensi investasi

b. Promosi investasi

Bidang Perizinan

a. Revisi Perda tentang Perizinan

b. Pendataan dan penertipan perizinan

Bidang Pengawasan, pengendalian dqan Informasi

a. Sosialisasi Perda. Tentang Perizinan

b. Pembuatan bener tentang perizinan

c. Pembuatan Aplikasi Online Perizinan

B. Kegiatan

Sekretariat

a. Mengirim peserta job training keuangan, bendaharawan dan computer


staf Badan

b. Mengirim peserta pendidikan, kursus/ketrampilan di bidang penanaman


modal dan perizinan

c. Menjalankan fungsi koordinasi dalam bidang Penamanan Modal dan


Perizinan

d. Pemeliharaan gedung, kantor dan prasarananya.

e. Pemeliharaan inventaris kantor,kendaraan

Bidang Penanaman Modal

a. Melakukan Identifikasi potensi investasi.

b. Mengikuti pameran investasi di Tingkat Propinsi maupun Nasional

Renstra BPMPPT~ 21
Bidang Perizinan

a. Melakukan Perubahan Perda.tentang Perizinan

b. Melakukan pendataan dan penertipan Perizinan

Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Informasi

a. Mengadakan penyuluhan Perda tentang Perizinan

b. Pembuatan bener tentang perizinan

c. Pengendalian Aplikasi Perizinan Online

Renstra BPMPPT~ 22

Anda mungkin juga menyukai