BIM030711-11-26-18-19.4up.
indd 1
)-
<[`j`D`e^^l9`je`j@e[fe\j`X
*Alc`)'(( LI98E
D\iXZ`bbfg`XcX
YXi`jkX =@K8@E;8?D8LC8E@
9`je`j@e[fe\j`X
D engaku penikmat kopi, apakah
Anda telah menikmati kopi yang diolah
dengan benar? Sejauh mana Anda bisa
merasakan takaran kopi yang sudah
pas, proses seduh tidak terlalu matang,
dan steam susu yang digunakan diolah
dengan baik?
Menikmati kopi ternyata bukan
sekadar memesan secangkir espresso
di kedai kopi merek ternama atau kopi
tubruk di warung kopi. Secangkir
kopi yang enak tidak hanya dinilai
dari kualitas bijinya saja, tetapi juga
bagaimana mengolahnya.
Franky Angkawijaya, pendiri PT
Harvest Coffe Forenity dan Esperto Barista
Course mengatakan pembuatan kopi
memiliki standar dan prosedur yang
harus dipatuhi oleh pembuatnya, mulai
dari suhu ketika menyeduh, hingga
takaran banyaknya kopi.
Keahlian membuat kopi ada
tingkatannya, sekolah barista tidak lagi
hanya bagi orang yang ingin berprofesi
atau berniat membuka usaha kedai kopi.
Sebagai pribadi, banyak pencinta kopi
belajar untuk menikmati kopi dengan
benar, ujarnya baru-baru ini.
Franky menjelaskan kebanyakan
orang mengambil kelas di tempatnya
memiliki orientasi lebih untuk belajar
bagi dirinya sendiri sebagai pemilik atau
calon pemilik kedai kopi, banyak yang
hobi kopi dan ingin tahu bagaimana
mengolah kopi dengan tepat.
Pendiri sekolah barista pertama di
Indonesia ini mengaku sejak 2009
sudah ada sekitar 200 orang
datang untuk belajar,
mulai dari Aceh
hingga Papua.
Kursus awal
diberikan
adalah
6/29/11 6:49:33 PM
dasar barista, baru selanjutnya kelas
lanjutan Latte Art.
Dia mengaku Esperto Barista
Course berdiri awalnya berangkat dari
kekecewaan ketika membeli kopi.
Banyak pembuat kopi atau barista
mengolah tanpa skill sehingga kopi
terasa gosong atau campuran susu
menjadi tidak enak.
Saya ingin orang membuat kopi
dengan benar, menghargai dan membuat
kopi seperti dia sedang membuatnya
untuk dirinya sendiri. Sekarang yang
menggembirakan banyak anak muda
yang datang belajar karena suka ngopi
pada awalnya, ujarnya.
Kelas barista yang ditawarkannya
terdiri dari tiga tahap yang dipelajari
selama tiga hari dengan komposisi waktu
prakter langsung paling besar. Pihaknya
mengklaim seorang yang belum bisa
akan keluar dengan skill 70%, sisanya
harus diasah dengan latihan.
Materi pelajaran dimulai dengan
teori sejarah kopi dan praktek membuat
espresso, mulai dari menggiling kopi
(grainder), memadatkan bubuk untuk
J\bXiXe^\e^^Xed`eld
bfg`bXcXlk`[Xbd\dYlXk
j\e[`i`XkXld\dY\c`[`
cfbXj`[`dXeXYXi`jkX
d\d`c`b`jb`ccjXdX
[\e^XejXpX%
dibuat ekstrak kopi, hingga
membersihkan mesin setelah pemakaian.
Hari kedua, belajar cara steam susu
yang baik untuk membuat berbagai jenis
campuran kopi, mulai dari capucino,
latte, hingga at white. Terakhir,
merupakan penggabungan semuanya dan
ujian praktik langsung.
Kartika Mc Duck, barista salah satu
kedai kopi ternama mengaku pelatihan
yang sama juga diperolehnya ketika
pertama kali diterima di kedai kopi
tempat dia bekerja sekarang. Pelatihan
selama 3 hari dan diasah terus setiap hari.
Sekarang rasanya enggan minum
kopi kalau tidak membuat sendiri
atau membeli di lokasi dimana barista
memiliki skill sama dengan saya. Karena
ada barista yang kurang memperhatikan
pelanggan, ujarnya.
Dia menjelaskan mengolah kopi harus
dengan hati. Kopi yang sudah ditumbuk
atau menjadi bubuk tidak boleh disimpan
dalam keadaan terbuka. Namun banyak
kedai kopi yang tidak mementingkan hal
itu dan lupa menutup langsung tempat
kopi.
Lee Jeeyen, mahasiswi jurusan
pariwisata dari Korea Selatan mengaku
demam kedai kopi dan barista sedang
melanda negerinya. Mayoritas anak muda
belajar untuk menjadi seorang barista.
Berbeda dengan di Indonesia,
kami menyukai rasa kopi yang
=FKF$=FKF1I<GIF
lebih lembut dan ringan. Namun, di
sini baru mencoba kopi luwak, ternyata
sangat nikmat walaupun rasanya bagi
kami cukup keras, ujarnya.
Franky sebagai importir mesin kopi ini
mengaku jumlah pembeli mesin untuk
keperluan komersial semakin banyak dari
tahun ke tahun. Dalam setahun pihaknya
bisa menjual hingga 45 mesin per tahun
dengan harga mulai dari Rp30 juta hingga
Rp100 juta.
Sedikit memberikan trik membuat
kopi, Franky menjelaskan ada beberapa
standar yang harus dipenuhi. Dia
mencontohkan untuk secangkir espresso,
gunakan sekitar 9 gram kopi bubuk yang
nantinya menjadi 30 ml ekstrak kopi.
Seduh kopi tersebut melalui berbagai
teknik penyaringan tradisional atau
menggunakan mesin dengan air panas
bersuhu 90 derajat Celcius, tidak lebih.
Durasi yang diperlukan selama 23 hingga
28 detik.
Jika waktu menyeduh lebih lama, kopi
akan terasa gosong. Sebaliknya, ketika
waktu yang digunakan di bawah 23 detik,
akan terasa hambar, masih dominan rasa
airnya.
Franky menambahkan susu harus
berada pada suhu 60 derajat Celcius
ketika di-steam agar gula alami (glukosa)
dari susu keluar sehingga rasanya sudah
manis tanpa perlu tambahan gula lagi.
(ta.indah@bisnis.co.id)