Anda di halaman 1dari 23

MODUL PERKULIAHAN

Teknik Tenaga
Listrik dan
Elektronika
Industri
SISTEM TENAGA LISTRIK

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Teknik Industri 16010 Hendri, ST. MT.

Abstract Kompetensi
Penjelasan tentang sistem tenaga listrik Mahasiswa dapat mengetahui tetang
sistem tenaga listrik
Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah
melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumberdaya energi primer seperti
bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah
menjadi energi listrik. Sumber daya energi digunakan untuk menggerakkan turbin menjadi
energi mekanis, kemudian turbin menggerakkan generator, dan generator menghasilkan
listrik. Pada prinsipnya apabila suatu penghantar diputar memotong garis-garis gaya medan
magnet yang diam maka pada penghantar tersebut akan timbul Electro Motor Force (EMF)
atau Gaya Gerak Listrik (GGL). Energi mekanis dapat dibangkitkan dari bermacam-macam
sumber daya energi kemudian disalurkan (distribusi) kepelangan.

Sistem Kelistrikan
http://www.pln.co.id/ 2016

DARIMANA DATANGNYA LISTRIK ?


Secara sederhana listrik yang ada dan disalurkan kerumah pelanggan di Indonesia harus
melalui tiga tahap yakni listrik diproduksi di pembangkitan yang terdiri dari PLTU (Uap),
PLTA (Air), PLTD (Diesel),PLTGU (Gas, Uap) dan PLTP (Panas Bumi) disalurkan melalui
Jaringan Transmisi melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) maupun SUTT
(Saluran Udara Tegangan Tinggi) ditambah dengan gardu induk, tower dan transformator
dan di distribusikan ke pelanggan baik pelanggan Bisnis, Rumah Tangga, Sosial dan Publik.
melalui Kabel TM 20 KV (Tegangan Menengah), Gardu Distribusi dan Kabel TR (Tegangan
Rendah) 220/380 Volt.

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pembangkitan dibangun oleh PLN Unit Induk proyek (PLN UIP) dan setelah dibangkitkan
listrik kemudian disalurkan. Peran penyaluran di Sumatera dilakukan oleh PLN Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (PLN P3B Sumatera). Oleh PLN P3B listrik dari
pembangkit-pembangkit disalurkan ke sistem transmisi dan PLN Distribusi akan mengelola
Jaringan Distribusi dan mengelola pelayanan pelanggan.

Rumitnya sistem ini adalah bagaimana PLN P3B Sumatera harus mengoordinir seluruh
pembangkit agar dapat mengantisipasi beban listrik di Sumatera. Apalagi jika ada
pembangkit yang tidak bisa beroperasi secara optimal karena ada gangguan, PLN P3B
harus mengurangi beban pembangkit itu untuk dipindahkan ke pembangkit lain. Pembangkit
listrik dan PLN P3B bekerja 24 jam. Selain karena harus terus berkoordinasi, energi listrik
juga tidak dapat disimpan dan harus bereaksi seketika. Tenaga listrik yang diproduksi pun
harus selalu sama dengan tenaga listrik yang dipakai konsumen.

Faktor kerumitan lain yang harus diperhatikan adalah efisiensi. Salah satu sumber inefisiensi
adalah energi primer yang dipakai pembangkit adalah minyak (solar). Padahal minyak
berharga paling mahal dibandingkan energi primer lain. Untuk saat ini investasi dalam
pembangunan pembangkit dengan energi terbarukan juga membutuhkan biaya yang amat
mahal. Maka dari itu PLN P3B harus mengatur pembangkit yang berenergi primer bekerja
secara penuh saat beban puncak saja.

Faktor perawatan juga harus menjadi perhatian. PLN harus memastikan jaringan dan
peralatan pendukungnya selalu berfungsi dengan baik untuk menjaga keandalan pasokan
listrik ke pelanggan.

SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA (SIS)


Di Sumatera, Sistem kelistrikan dibagi menjadi 3 bagian yakni :
1. Sistem Sumatera Bagian Utara (Sumut-Aceh)
2. Sistem Sumatera Bagian tengah (Padang Riau) dan
3. Sistem Sumatera Bagian Selatan (Sumsel Jambi Bengkulu Lampung)

Lampung merupakan bagian dari Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Selatan dimana
Sistem pembangkitan berskala besar yang berada di Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu dan
Lampung telah terhubung oleh suatu jaringan transmisi 150 KV jalur barat, sementara untuk
jalur timur masih terkendala pembebasan lahan. Fungsi transmisi adalah untuk menyalurkan
daya yang dibangkitkan dari suatu lokasi ke lokasi lain sesuai kebutuhannya. Karena sistem

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
ini direncanakan akan dikembangkan sampai ujung utara, ujung barat dan ujung selatan
pulau Sumatra, maka sistem ini disebut Sistem Interkoneksi Sumatera (SIS).

Sistem ini saling terkait atau terinterkoneksi dalam proses penyediaan listrik. Interkoneksi
adalah sebuah jaringan penghubung antar beberapa pembangkit yang mensuplai pelanggan
yang ada dalam sistem. Jadi Listrik yang dihasilkan oleh semua Pembangkit dikumpulkan
menjadi satu dan disalurkan ke seluruh Sistem Interkoneksinya.

Manfaat sistem interkoneksi ini adalah sebagai berikut :


Meningkatkan mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik,
Daerah yang surplus energi dapat membantu daerah yang defisit energi listrik,
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,
Meningkatkan efisiensi biaya dalam pengelolaan penyediaan tenaga listrik.

Perlu diketahui Beban puncak listrik di Propinsi Lampung mencapai 769 MW (Mei 2014).
Beban sebesar itu disuplai dari pembangkit lokal Lampung sebesar 547 MW. Sementara
240 MW disuplai dari Sumatra Selatan melalui sistem interkoneksi. Dengan demikian jelas
bahwa sistem interkoneksi sangat menguntungkan bagi pelanggan maupun PLN.

30 % CADANGAN DAYA IDEAL DALAM SISTEM KELISTRIKAN


Idealnya Daya listrik yang dihasilkan dari gabungan pembangkit dalam sistem interkoneksi
Sumbagsel ini harus mampu memenuhi beban listrik di wilayah Sumatera dan bahkan harus
menyimpan cadangan daya yang memadai sehingga memungkinkan pembangkit dapat
melaksanakan pemeliharaan atau menjadi back up apabila suatu pembangkit/transmisi
mengalami gangguan tak terencana.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas Beban puncak listrik di Propinsi Lampung mencapai
769 MW (Mei 2014). Beban sebesar itu disuplai dari pembangkit lokal Lampung, PLTD
Sewa & pembelian daya dari listrik Swasta sebesar 547 MW. Sementara 240 MW disuplai
dari Sumatra Selatan melalui transmisi jalur barat (sistem interkoneksi). Dengan cadangan
daya 18 MW. Kondisi ini tentutidak ideal cadangan daya 18 MW ini tidak mampu mengcover
apabila salah satu unit pembangkit di PLTU Tarahan berkapasitas 100 MW mengalami
gangguan, tentu saja akibatnya pasti akan terjadi pemadaman bergilir.

Kondisi Cadangan daya yang ideal adalah 30% dari beban puncak . Jadi apabila beban
puncak Lampung adalah 769 MW, maka cadangan dayanya harus 231 MW. Jika Cadangan
daya ini terpenuhi maka apabila pembangkit terbesar di Lampung (mis. PLTU Tarahan

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
berkapasitas 200 MW) mengalami masa pemeliharaan, maka pemadaman bergilir dapat
dihindarkan.

MENGENDALIKAN BEBAN PUNCAK


Faktor lainnya agar tidak terjadi pemadaman adalah PLN harus mampu mengendalikan
pertumbuhan (Beban Puncak). Pada dasarnya pembangunan pembangkit harus
disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan natural 6 %/tahun maka
sistem Sumbagselteng yang menompang Lampung membutuhkan tambahan pembangkit
sebesar 9 % / Tahun dengan 3% sebagai cadangan mengingat setiap pembangkit pasti
akan memasuki masa perawatan/perbaikan dalam setahun.

Namun untuk membangun pembangkit dan infrastruktur kelistrikan lainnya (Transmisi,


Gardu Induk dll) bukanlah hal yang mudah. PLN seringkali terhambat dalam masalah
pembebasan lahan, perijinan dan dana investasi yang minim.

Setidaknya diperlukan waktu 3 tahun untuk pembangunannya saja (tidak termasuk waktu
untuk pembebasan lahan dll) untuk itu diperlukan investasi pembangunan pembangkit
secara terus menerus selama setahun dan dengan UU 30 Tahun 2009 yang baru membuka
kesempatan bagi PEMDA dan IPP (Listrik Swasta) untuk membangun pembangkit sendiri di
Lampung dan PLN akan membeli daya yang dihasilkannya.

Untuk itu membangun pembangkit merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang
karena waktu pembangunan yang relatif tidak sebentar dengan prediksi beban puncak yang
harus terukur karena terlambatnya pembangunan infrastruktur kelistrikan berarti akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Jangan Sampai PLN hanya menjadi Ban Belakang yang tidak mampu mengejar
pertumbuhan beban sehingga menyebabkan terjadinya pemadaman disuatu daerah. Untuk
itu diperlukan peran besar pemerintah daerah dan masyarakat dalam pembebasan lahan
dan ijin untuk pembangunan Infrastruktur Kelistrikan, Pemerintah Pusat & DPR dalam
memberikan Margin yang memungkinkan PLN untuk melakukan investasi serta IPP (Listrik
Swasta) untuk sama-sama membangun pembangkit untuk mewujudkan perekonomian
Indonesia. http://www.pln.co.id/

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pembangkit Listrik
Untuk mendapatkan energi listrik dari energi primer dikenal 2 cara yaitu:
1. Pembangkit listrik yang konvensional, pembangkit untuk mendapatkan energi listrik
dari energi primer menggunakan media perantara (turbin air, turbin uap, turbin gas,
motor bakar).
2. Pembangkit listrik yang nonkonvensional, pembangkit untuk mendapatkan energi
listrik dari energi primer langsung tanpa menggunakan media perantara.

Berikut ini macam-macam metode pembangkitan tenaga listrik:

MACAM-MACAM PEMBANGKIT LISTRIK


1. Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU )
3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG )
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap ( PLTGU )
5. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD )
6. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ( PLTP )
7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN )

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Salah satu pembangkit yang murah dan populer di dunia adalah pembangkit bertenaga air.
Di wilayah yang bergunung-gunung dengan banyak sumber air, di Indonesia berarti wilayah
seperti Jawa, Sumatera, atau Sulawesi, pembangkit listrik sangat ideal. Pembangkit listrik ini
biasanya disatukan dengan proyek waduk yang digunakan untuk pertanian dan

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
penanggulangan banjir. Jangan bayangkan pembangkit listrik ini menggunakan kincir model
kuno, yang bentuknya seperti roda dengan air melaju di atasnya. sebagian besar
pembangkit listrik menggunakan turbin. Air disalurkan ke bawah. Di sana sudah siap turbin
jumlahnya bisa puluhan di satu waduk yang menggerakkan generator.

5 6 100

3
7
11

1 4 8 9

1. Sungai / Kolam :Tempat penampungan air


2. Intake : Sebagai pintu masuk air dari sungai
3. Katup pengaman : Katup pengatur intake
4. Headrance tunnel
5. Surge tank : Pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat katup pengatur ditutup
6. Penstock
7. Main stop valve
8. Turbin : Berfungsi mengubah energi potensial air menjadi gerak.
9. Generator : penghasil tenaga listrik
10. Main transformer
11. Transmission line : penyalur ke konsumen

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU )

Bahan bakar berupa minyak, gas, batubara dibakar untuk memanaskan air yang ada
didalam boiler atau ketel sampai menghasilkan uap. Uap yang terbentuk ditampung sampai
mencapai suhu dan tekanan yang didinginkan kemudian baru dialirkan untuk menggerakkan
turbin uap. Turbin uap ini akan menggerakkan sebuah generator yang akan menghasilkan
tenaga listrik. Uap yang meninggalkan turbin didinginkan dalam kondensor, kemudian air
yang meninggalkan kondensor dipompa kembali ke boiler.
Skema pembangkit listrik tenaga uap dapat dilihat pada gambar berikut:

13 11 12
27
16 23 10 8
9 15
14 26

25

22 2

21
1
17
3

20 4
18 19 5 6 24

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
1. Circulating water pump : untuk mencampur air
2. Desalination evaporator
3. Destilate pump
4. Make up water tank
5. Denim water tank
6. Condensor : mengembunkan uap menjadi cair
7. Low heater pressure
8. Deserator : untuk mendapatkan tambahan air akibat kebocoran dan juga mengolah
air agar memenuhi mutu air ketel (NaCl, ClO2 & PH)
9. Boiler feed pump
10. High pressure heater
11. economizer
12. Steam drum
13. Boiler
14. Super heater
15. Steam turbin
16. Burge / kapak : alat pengangkut bahan bakar minyak
17. Pumping house
18. Fuel oil tank
19. Fuel oil heater
20. Burner
21. Forced draught fan : menghasilkan udara untuk pembakaran
22. Air heater : pemanas udara
23. Smoke stack : membuang sisa gas
24. Generator
25. Main transformer
26. Switch yard
27. Transmission line

Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG )


Sistem PLTG menggunakan prinsip siklus Brayton yang dibagi atas siklus terbuka dan siklus
tertutup. Pada siklus terbuka, fluida kerja adalah udara atmosfer dan pengeluaran panas di
atmosfer karena gas buang dari turbin dibuang ke atmosfer. Gambar berikut menunjukkan
sistem dan siklus kerja Brayton:

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pembangkit Listrik Tenaga Gas&Uap(PLTGU)
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas
(hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada
dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU
memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh
kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-
baling)Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan dalm

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang
bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan
apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.

Turbin uap, Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada
burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan
menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang
memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas
tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu
tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin
dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka
bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan
Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).

10 14 13 17
15
16
12
21
1 4 6
5 24

23

8
22
11
2 3 7 18 19
20

1. Burge / kapal : pengangkut bahan bakar


2. Pumping house
3. Fuel pump
4. Electric diesel motor

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
5. Air filter : penyaring udara agar partikel debu tidak masuk kedalam kompresor
6. Compressor : menaikkantekanan udara untuk dibakar bersama bahan baker
7. Combustion system : membakar bahan baker dan udara serta menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi
8. Gas turbin : mengubah energi gas menjadi energi gerak yang memutar generator.
9. Selector valpe
10. Stac / cerobong asap : membuang sisa gas panas dari turbin
11. Generator
12. Heat recovery steam & gas ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG
13. Stac / cerobong asap : membuang sisa gas panas dari turbin
14. Steam drum
15. Gas turbin
16. Generator
17. Condensor
18. Condensate pump
19. Deserator
20. Boiler feed pump
21. Main transformer
22. Main transformer
23. Switch yard
24. Transmission line
25. Gas

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD )

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel cocok untuk lokasi dimana pengeluaran bahan bakar
rendah, persediaan air terbatas, minyak sangat murah dibandingkan dengan batubara dan
semua beban besarnya adalah seperti yang dapat ditangani oleh mesin pembangkit dalam
kapasitas kecil serta dapat berfungsi dalam waktu yang singkat.
Kegunaan dari suatu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PTLD) adalah penyedia daya listrik
yang dapat berfungsi untuk :
Sebagai unit cadangan yang dijalankan pada saat unit peinbangkit utama yang ada
tidak dapat mencukupi kebutuhan daya listrik.
Sebagai unit pembangkit yang menyuplai listrik selama 24 jam atau sebagai pemikul
beban tetap. Sifat pengoperasian harus pada beban dasar yang berkapasitas

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
tertinggi dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi beban tetap. Hal ini memungkinkan
juga bila pasokan dapat mengalami gangguan.
Sebagai unit beban puncak atau Peak Load. Bila PLTD dioperasikan pada beban
puncak. biasanya dalam waktu yang tidak lama. Karena dapat berfungsi untuk
menaikkan tegangan yang turun pada saat beban puncak.
Sebagai unit cadangan yang dijalankan saat keadaan darurat , saat terjadi
pemadaman pada unit pembangkit utama. Bila terjadi yang mengakibatksn
gangguan pada total seluruh jaringan listrik maka PLTD dapat beroperasi tanpa
bantuan tegangan dari luar dan langsung mengisi tegangan serta menanggung
beban listrik dengan cepat serta membutuhkan perhatian yang sedikit.

Sedangkan keuntungan yang didapat daripada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
adalah :
Investasi modal relatif rendah.
Waktu pembangunan relatif singkat.
Disain dan instalasi yang sederhana.
Bahan bakar yang cukup murah.
Dapat dijalankan dan dihentikan dengan cepat.

Faktor-faktor yang merupakan pertimbangan pilihan yang sesuai untuk PLTD antara lain :
Jarak dari beban dekat.
Pondasi.
Pengangkutan bahan bakar.
Kebisingan dan kesulitan lingkungan.
Persediaan areal tanah dan air.

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
11
8 7
3 5 6

4 9 10

1. Fuel tank
2. Fuel oil separator
3. Daily tank
4. Fuel oil booster
5. Diesel motor
6. Turbo charge : menaikkan efficiency udara yang dicampur dengan bahan bakar dan
menaikkan tekanan serta temperaturnya
7. Air intake filter
8. Exhaust gas silencer
9. Generator
10. Main transformer
11. transmission line

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTP)


Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai
sumber daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara
tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas, dan panas
bumi. Panas bumi (geothermal) adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang
belum banyak dimanfaatkan.
Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang
dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
pembangkit listrik bertenaga panas bumi telah terpasang di manca negara seperti di
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia,
dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar mereka di bidang
geothermal dengan nama Enhanced Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh US
Department of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT,
Southern Methodist University, dan University of Utah. Proyek ini merupakan program
jangka panjang dimana pada 2050 geothermal meru-pakan sumber utama tenaga listrik
Amerika Serikat. Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya geothermal,
menciptakan teknologi ter-baik dan ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur
produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik geothermal menjadi seekono-mis
mungkin, dan keunggulan lingkungan hidup.
Selain sebagai pemanas, panas bumi ternyata dapat juga mengha-silkan tenaga listrik. Air
panas alam bila bercampur dengan udara karena terjadi fraktur atau retakan maka selain air
panas akan keluar juga uap panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian
dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi (geothermal)
tersebut bisa dikonversi menjadi ener-gi listrik tentu diperlukan pembangkit (power plants).

2 3 4
5 9
6 7 8

12

10 11

1. Sumur uap : mengambil uap panas yang didapat dari kantung uap dari perut bumi
2. Stream receiving header
3. Separator
4. Demister
5. Governing valve
6. Turbin : merubah energi uap menjadi energi gerakl memutar generator
7. Generator
8. Main transformer

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
9. Transmission line
10. Condensor : mengubah uap menjadi cair
11. Sumur reinjection
12. Tanah

Reservoir panas bumi biasanya diklasifi-kasikan ke dalam dua golongan yaitu yang ber-suhu
rendah (low temperature) dengan suhu <1500 C dan yang bersuhu tinggi (high tempera-
ture) dengan suhu diatas 1500C. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber pem-
bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kate-gori high temperature. Namun dengan
perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat
digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi
pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500 C).
Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220
F atau 5500 C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik geothermal. Keuntungan
lainnya ialah bersih dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan
dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara.
Pembangkit yang digunakan untuk meng-konversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik
secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan
berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat
exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat tiga macam teknologi
pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi
menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam
teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

DRY STEAM POWER PLANTS


Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) lang-
sung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik.
Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui
injection well. Pembangkit tipe tertua ini pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada
1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power
masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California Utara.

FLASH STEAM POWER PLANTS


Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C
dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas
tersebut dialirkan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin
untuk meng-aktifkan generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak
terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam Power
Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field,
California, USA.

BINARY CYCLE POWER PLANTS (BCPP)


BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry
steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur
produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk
memanaskan apa yang disebut dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid
kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat
exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-
tor untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger
inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini
sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu ren-dah yaitu 90-1750C. Contoh
pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power
Plants di Casa Di-ablo geothermal field, USA. Diper-kirakan pembangkit listrik panas bumi
BCPP akan semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian dahsyatnya akibat
yang ditimbulkan oleh bom atom tersebut, sehingga pengaruhnya masih dapat dirasakan
sampai sekarang. Disamping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang
telah demikirkan bagaimana cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan
manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara
luas dalam berbagai bidang, antara lan bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan,
sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang
hidrologi, yang merupakan aplikasi teknologi nuklir untuk non energi. Salah satu
pemanfaatan teknik nuklir, yaitu dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan
dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
17 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah,
aman, dan tidak mencemari lingkungan.

Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak
tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air
ringan bertekanan tinggi (VVER=PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 MWe. Di
Amerika Serikat juga dioperasikan jenis reaktor yang sama, dengan daya 60 MWe. Pada
tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR=reaktor
berpendingin gas) dengan daya 100 MWe. Tahun 1997 di seluruh dunia baik di Negara maju
maupun negara berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN yang tersebar di
31 negara dengan kontribusi sekitar 18% dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total
pembangkitan dayanya mencapai 351.000 MWe dengan 36 unit PLTN sedang dalam tahap
konstruksi di 18 negara.
Dalam pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran fosil (minyak, batubara, dan gas). Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin uap
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan generator, dan generator menghasilkan tenaga listrik.

Pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara, minyak, dan gas mempunyai potensi yang
dapat menimbulkan dampak lingkungan dan masalah transportasi bahan bakar, dari tempat
penambangan menuju lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan akibat pembakaran bahan
fosil tersebut dapat berupa CO2 (karbon dioksida), SO2 (sulfur oksida), NOx (nitrogen
oksida), dan debu yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar dalam
pembangkitan listrik dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan
peningkatan pemanasan global. PLTN beroperasi dengan prinsip yang sama seperti PLK,
hanya panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran
bahan fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil

(Uranium) di dalam suatu reaktor nuklir. Tenaga panas tersebut digunakan untuk
membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap (Steam Generator) dan selanjutnya
sama seperti pada PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbin, turbin menggerakkan
generator, dan generator menghasilkan listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air
yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkitan
listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dibuang
ke lingkungan atau melepaskan partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke
lingkungan, sehingga PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupa elemen bakar

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bias disimpan di lokasi
PLTN sebelum dilakukan penyimpanan limbah secara lestari.

TENTANG FISIKA NUKLIR


Panas yang dipergunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Apabila ada suatu neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti
atom uranium-235, inti atom ini akan berbelah menjadi dua atau tiga bagian/fragmen.
Sebagian dari energi yang semula mengikat fragmen-fragmen tersebut masing-masing
dalam bentuk energi kinetik, sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi.
Oleh karena fragmen-fragmen tersebut berada di dalam struktur kristal uranium, mereka
tidak dapat bergerak jauh dan gerakannya segera diperlambat.
Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah menjadi panas (energi tyermal).
Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa energi termal yang dihasilkan dari reaksi
pembelahan 1 Kg Uranium-235 murni besarnya adalah 17 milyar kilo kalori, atau setara
dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran 2,4 juta Kg (2400 ton) batubara.
Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3
neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih besar dari 10.000 km per detik.
Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi
oleh atom-atom uranium atau atom-atom kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh
inti atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus
diperlambat. Zat yang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator

Air Sebagai Pemerlambat Neutron (Moderator)

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
Seperti telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan, oleh air
yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 300 derajat Celsius secara terus menerus
dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingan reaktor. Air yang bersirkulasi
dalam saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga
bertindak sebagai moderator, yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron.
Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom
hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m/detik atau sama dengan
kecepatan molekul gas pada suhu 300 derajat Celsius, barulah ia mampu membelah inti
atom uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.

Reaksi Pembelahan Inti Berantai Terkendali


Untuk mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya reaksi
pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan pada tingkat tetap, yaitu 2
atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu yang dapat meneruskan reaksi
pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau diserap oleh bahan lainnya
tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh batang kendali. Batang kendali
dibuat dari bahan-bahan yang menyerap neutron, sehingga jumlah neutron yang
menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur keluar atau
masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor. Sehubungan dengan urain di atas perlu
digarisbawahi bahwa:
1. Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada moderator.
2. Kandungan Uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum adalah 3,2%.
Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam isotop Uranium-238,
sehingga tidak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara tidak terkendali di
dalamnya.

Radiasi dan Hasil Belahan


Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil belahan,
yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133, kripton-85, dan iodium-
131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain dengan memancarkan radiasi alpha, beta,
gamma atau neutron. Selama proses peluruhan, radiasi yang dipancarkan dapat diserap
oleh bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor, sehingga energi yang dilepaskan
berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas peluruhan yang akan terus diproduksi
walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh karena itu reaktor dilengkapi dengan suatu
sistem pembuangan panas peluruhan. Selain hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula
bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivasi neutron. Bahan radioaktif ini terjadi karena
bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor (seperti kelongsong atau bahan struktur)

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
menangkap neutron sehingga berubah menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif. Radioaktif
adalah sumber utama timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu semua system
pengamanan PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zat radioaktif
ke lingkungan dengan aktivitas yang melalmpaui nilai batas ambang yang diijinkan menurut
peraturan yang berlaku.

Keselamatan Nuklir
Berbagai usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat, para pekerja reaktor, dan lingkungan PLTN. Usaha ini dilakukan untuk
menjamin agar radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkungan baik
selama operasi mapun jika terjadi kecelakaan. Tindakan proteksi dilakukan untuk menjamin
agar PLTN dapat dihentikan dengan aman setiap waktu jika diinginkan dan tetap dapat
dipertahankan dalam keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untuk ini
panas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor, karena dapat
menimbulkan bahaya akibat pemanasan lebih pada reaktor.

Keselamatan Terpasang
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu
dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak
mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang.
Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan menjamin bahwa teras
reaktor tidak akan rusak walaupun sistem kendali gagal beroperasi. Penghalang Ganda
PLTN mempunyai sistem pengamanan yang ketat dam berlapis-lapis, sehingga
kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat kecil, Sebagai
contoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebagian
besar (>99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi sebagai
penghalang pertama, selama beroperasi aupun jika terjadi kecelakaan, kelongsong bahan
bakar akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif
tersebut keluar kelongsong. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam
kelongsong, masih ada penghalang ketiga yaitu system pendingin. Lepas dari sistem
pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan
tebal 20 cm. Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5 - 2 meter. Bila zat
radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu
system pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal 7 cm dan beton setebal 1,5 - 2
meter yang kedap udara. Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan, zat radioaktif
benar-benar tersimpan dalam reaktor dan tidak dilepaskan ke lingkungan. Kalaupun masih

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
ada zat radioaktif yang terlepas jumlahnya sudah sangat diperkecil sehingga dampaknya
terhadap lingkungan tidak berarti.

Pertahanan Berlapis
Disain keselamatan suatu PLTN menganut falsafah pertahanan berlapis (defence in depth).
Pertahanan berlapis ini meliputi: lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang dibangun
dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi dan
teknologi mutakhir; lapis keselamatan kedua, PLTN dilengkapi dengan sistem
pengamanan/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibatakibat
dari kecelakaan yang mungkin dapat terjadi selama umur PLTN; dan lapis keselamatan
ketiga, PLTN dilengkapi dengan sistem pengamanan tambahan, yang dapat diandalkan
untuk dapat mengatasi kecelakaan hipotesis, atau kecelakaan terparah yang diperkirakan
dapat terjadi pada suatu PLTN. Namun demikian kecelakaan tersebut kemungkinan
terjadinya sedemikian kecil sehingga tidak akan pernah terjadi selama umur operasi PLTN.

Limbah Radioaktif
Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap
lingkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk
membawa panas dari kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak
bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Gas radioaktif yang
dapat keluar dari sistem reaktor tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN dan
sudah melalui sistem ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui
cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun), sehingga tidak menimbulkan
dampak terhadap lingkungan. Pada PLTN sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah
limbah aktivitas rendah (70 - 80%). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada
proses daur ulang elemen bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya
tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat sedikit. Penanganan limbah
radioaktif aktivitas rendah, sedang, dan tinggi pada umumnya mengikuti tiga prinsip, yaitu:
Memperkecil volumenya dengan cara evaporasi, insenerasi, kompaksi/ditekan
Mengolah menjadi bentuk stabil (baik fisik maupun kimia) untuk memudahkan dalam
transportasi dan penyimpanan 3/4
Menyimpan limbah yang telah diolah, ditempat yang terisolasi.
Pengolahan limbah cair dengan cara evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume,
kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif (vitrifikasi) di
dalam wadah yang kedap air, tahan banting, misalnya terbuat dari beton bertulang atau dari

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id
baja tahan karat. Pengolahan limbah padat adalah dengan cara diperkecil volumenya
melalui proses insenerasi/pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan limbah
yang tidak dapat dibakar diperkecil volumenya dengan

kompaksi/penekanan dan dipadatkan dalam drum/beton dengan semen. Sedang limbah


padat yang tidak dapat dibakar atau tidak dapat dikompaksi, harus dipotong-potong dan
dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan semen atau gelas masif.
Selanjutnya limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10 - 50 tahun)
di gudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan secara lestari. Tempat
penyimpanan limbah lestari dipilih di tempat/lokasi khusus, dengan kondisi geologi yang
stabil dan secara ekonomi tidak bermanfaat.

2016 TTL & Elektronik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Hendri, ST.MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai