Anda di halaman 1dari 7

IRFAN RAMITA/143013558

HUKUM ASURANSI

Pengertian asuransi terdapat dalam pasal 246 KUHD


Pertanggungan
-Diibaratkan orang mempunyai pertalian beban / resiko dan dia tidak mampu menanggungnya
sendiri maka dialihkan kepada orang lain.
-Kalau terjadi ancaman maka orang mengalihkan resiko untuk mendapatkan ganti kerugian
-Adanya peristiwa tidak tertentu yang menjadi acuan

Hukum adalah sekumpulan peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengikat dan mempunyai
sanksi
Hukum tertulis : KUHD
Hukum tidak tertulis : Praktek sehari-hari masyarakat mengenai pertanggungan
Jadi Hukum asuransi adalah
hukum atau sekumpulan peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengikat dan mempunyai
sangksi yang mengatur tentang peralihan resiko kepada orang lain untuk mendapatkan ganti
kerugian dan adanya peristiwa tidak tertentu yang menjadi acuan

Hukum Asuransi menurut Pasal 246 KUHP


Merupakan perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana seorang penanggung
menerima premi dengan kewajiban memberikan ganti kerugian atas peristiwa belum tentu
terjadi.
Unsur-unsur Asuransi Pasal 246 KUHP
1. Suatu perjanjian asuransi muncul karena adanya kata sepakat ,mungkin Sepakat benda /
Syarat-syaratnya
Sepakat :
Para pihak sepakat mengenai benda2 Syarat-syaratnya dan apapun yang terjadi
Jika tidak ada kata sepakat maka perjanjian asuransi batal. Pasal 251 KUHD
2. Adanya peralihan resiko dari seorang tertanggung kepada penanggung
3. Adanya premi dari tertanggung kepada penanggung
4. Adanya peristiwa tidak tertentu/belum pasti
5. Adanya ganti kerugian sebagai kewajiban penanggung kepada tertanggung atas peristiwa yang
terjadi Semakin besar resiko yang ditanggung maka besar premi yang di bayar jadi adanya
prinsip keseimbangan

Menurut pasal 1774 KUHPerdata


Perjanjian pertanggungan termasuk kepada perjanjian untung-untungan (Kans
Overenkoms/chance agreatment)
Misalnya :
-Perjanjian pertaruhan / perjudian
-Perjanjian pertanggungan
-Perjanjian seorang mendapat keuntungan seumur hidup
a. Perjanjian pertanggungan masuk perjanjian untung-untungan karena perjanjian ini
dikaitkan pada peristiwa tak tentu secara teori.
Dalam teori pertanggungan termasuk kepada perjanjian untung-untungan karena
peristiwn belum tentu terjadi.
b. Perjanjian pertanggungan tidak termasuk perjanjian untung-untungan karena:
1. Adanya premi dan ganti rugi. Jadi adanya keseimbangan hak dan kewajiban
2. Unsur kepentingan adalah syarat mutlak
3. Karena apabila terjadi wanprestasi dapat diajukan kepengadilan

Dalam prakteknya tidak semua perjanjian itu termasuk perjanjian untung-untungan karena :
1. Berkaitan dengan peralihan resiko
- Dalam pertanggungan ada peralihan resiko dari tertanggung kepada penanggung dan orang
yang mendapat resiko mendapatkan premi untuk itu adanya keseimbangan antara premi dengan
resiko
- Sedangkan dalam pertaruhan tidak ada keseimbangan atau azas keseimbangan resiko
itu tidak terlalu dipentingkan.
2. Dalam pertanggungan harus ada unsur kepentingan jika tidak ada unsur kepentingan maka
perjanjian asuransi batal.
- Dalam pertaruhan tidak ada unsur kepentingan
3. Setiap pelanggaran dari asuransi para pihak dapat menggugat dan digugat ke pengadilan
Pertaruan tidak dapat digugat ke pengadilan

Isi Pasal 1774 KUHPerdata


1. Merupakan suatu perbuatan hukum
2. Hasil perjanjian itu adalah tentang untung rugi pada suatu pihak / semua pihak
3. Peristiwa tak tentu yang belum mungkin terjadi

C.Sumber Hukum / Pengaturan Asuransi


Sumber Hukum Asuransi / pertanggungan terdapat dalam
1.Hukum Tertulis
A.KUHD
Dalam KUHD Terbagi 2 :
1.Aturan bersifat umum ( Bab 9 Buku I )
Berlaku untuk semua bentuk-bentuk perjanjian asuransi baik di dalam KUHD maupun di luar
KUHD
2. Aturan bersifat khusus ( BAB 10 buku I )
Mengatur tentang bahaya tertentu, kebakaran, bahaya yang mengancam hasil panen,
pertanggungan jiwa
- Bab 9 Buku II : Pertanggungan laut
- Bab 10 buku II : Pertanggungan dalam pengangkutan
Diluar KUHD
1. UU No. 33 / 1964
Pertanggungan penumpang kecelakaan
2. UU No.34 / 1964
Pertanggungan tentang kecelakaan lalu lintas jalan
3. UU No. 10 / 1963
Tabungan asuransi (Taspen)
Alasan-alasan Asuransi ada di luar KUHD
1. Bahaya yang mengancam itu pada waktu pembuatan itu belum ada
2. Pada waktu UU itu lahir orang tidak memasukkannya karena merasa belum penting
3. Diyakini karena masih banyak bahaya yang mengancam harta jiwa, dll

B. KUH Perdata

2. Hukum tidak tertulis


Praktek dalam masyarakat

OBJEK DARI PERTANGGUNGAN


Yang menjadi objek Asuransi menurut Pasal 268 KUHD :
1. Kepentingan
-kepentingan dalam arti yang dapat diintai dengan uang
-Semua kepentingan itu terancam dari bahaya yang mungkin belum terjadi
Ex : Barang terancam pencurian
-Semua kepentingan itu tidak dikecualikan oleh UU
2. Menurut Pasal 250 KUHD
Kalau orang tidak punya kepentingan pada saat dibuatnya perjanjian pertanggungan maka
orang yang menanggung tidak wajib membayar ganti rugi
Ex : Seseorang mempertanggunkan mobil orang lain maka seseorang tersebut tidak punya
Kepentingan
Maka, jika tidak ada kepentingan tidak ada kewajiban ganti rugi

Objek Asuransi ada 2


1. Benda Pertanggungan
Kalau yang mempertanggungkan benda itu pemilik benda itu
2. Pokok pertanggungan
Kalau yang mempertanggungkan itu bukanlah pemilik dari benda itu tapi dia bisa
mempertanggungkan karena dia punya kepentingan.
Kalau kepentingan tidak ada maka akibatnya tidak ada ganti ruginya.

Kapankah kepentingan itu dibuat ?


Menurut Pasal 250 KUHD :
1. Maka kepentingan ada saat perjanjian ada / diadakan
artinya tidak ada kepentingan tidak ada perjanjian
2. Atau pada saat terjadinya peristiwa tersebut artinya boleh saat terjadinya perjanjian tidak ada
kepentingan (dalam praktek)
SUBJEK DARI PERTANGGUNGAN
1.Menurut pasal 1313 KUHPerdata
Siapapun dapat menjadi subjek pertanggungan subjek hukumnya adalah pendukung hak
dan kewajiban
- Orang
- Badan Hukum
Sepanjang memenuhi syarat-syarat sebagai subjek hukum
2.Menurut pasal 264 KUHD
Asuransi tidak hanya dapat dibuat oleh orang yang tidak orang yang mempunyai kepentingan
untuk diri sendiri / juga dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga.
Artinya : orang lain dapat membbuat perjanjian pertanggungan untuk kepentingan orang lain
(pihak ketiga)

Subjek dari pertanggungan


1. Pemilik benda
Ex. Orang yang punya rumah di asuransikan
2. Orang yang punya kepentingan terhadap benda tersebut
Ex. Orang tidak punya benda tapi punya kepentingan. Pemilik rumah Menggadaikan
kepada pihak lain. Jadi Pihak gadai mempunyai kepentingan.

MACAM-MACAM ASURANSI Materi Kuliah Manajemen ASKES

Asuransi yang berhubungan dengan kepentingan publik, dapat dibagi :

1. Asuransi Swasta =

a. Asuransi Jiwa: menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya
selanjutnya bagi ahli waris

b. Asuransi Annuitet: kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal pencairan kekayaannya
karena dijamin memperoleh penghasilan selama annuitant masih hidup.

c. Asuransi kesehatan: menyediakan uang untuk pembayaran ongkos-ongkos pengobatan


dan RS yang timbul karena kecelakaan/ penyakit, serta melindungi tertanggung terhadap
kerugian penghasilan karena cacat.

d. Asuransi kebakaran dan laut : termasuk badai, gempa, kecelakaan di laut

e. Asuransi kecelakaan dan jaminan: tanggung jawab umum, kompensasi pekerja.


4 2. Asuransi Harta : Semua asuransi dapat dikatakan asuransi harta karena peserta melindungi
diri terhadap harta yang dimilikinya atas kemungkinan kerugian masa depan.

Ada 4 jenis :

a .Asuransi kerusakan atau kerugian barang = untuk melindungi terhadap kerugian dan
atau kerusakan hartanya

b.Asuransi tanggung jawab (liabiliti) = untuk melindungi tertanggung terhadap klaim


atau tagihan pihak ketiga karena kelalaian.

c. Asuransi Kesehatan = untuk melindungi tertanggung terhadap beban ongkos


pengobatan dan perawatan RS

d. Asuransi jaminan (suretyship) = alat suatu pihak dengan menawarkan kepada pihak
lain suatu jaminan keuangan atas kejujuran atau prestasinya di bawah kontrak atau
perjanjian

3. Asuransi Pemerintah :

a. Asuransi Sukarela = asuransi panen, asuransi deposito, asuransi tabungan dan


pinjaman, serta asuransi hipotik

b. Asuransi Wajib = mengharuskan masyarakat ikut yang biasa disebut asuransi sosial
atau asuransi kesejahteraan sosial, yang memberikan tanggungan terhadap peserta yang
meninggaldan cacat

Asuransi sosial di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No.33 th. 1977 dan UU
Kecelakaan th. 1974. Pelaksanaan = Perum Astek (Perusahaan Umum Asuransi Sosial Tenaga
Kerja), Perum Taspen (Perusahaan Umum Tabungan Asuransi Pegawai Negeri).

8 Macam-macam Usaha Asuransi

1. Segi Sifatnya :

a. Asuransi Sosial atau Asuransi Wajib = dalam kepesertaannya terdapat unsur paksaan
atau wajib bagi setiap warga negara dengan kriteria tertentu. Biasanya diusahakan oleh
Pemerintah atau BUMN. contoh : ASTEK, TASPEN, ASABRI

b. Asuransi Sukarela = tidak ada paksaan, setiap orang bebas memilih menjadi anggota.
Ada yang diusahakan oleh swasta atau pemerintah. contoh : PT Jiwasraya (BUMN), AJB
2. Segi Jenis Objeknya :

a. Asuransi orang = pertanggungannya manusia. Meliputi : asuransi jiwa, asuransi


kesehatan, asuransi kecelakaan

b. Asuransi Umum atau Asuransi Kerugian = objek pertanggungannya hak/harta atau


milik seseorang. Meliputi : asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor.
DAFTAR PUSTAKA
http://unjalu.blogspot.co.id/2011/03/hukum-asuransi.html

Anda mungkin juga menyukai