PMK No. 58 TTG Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan PDF
PMK No. 58 TTG Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan PDF
PMK No. 58 TTG Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan PDF
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG SPONSORSHIP
BAGI TENAGA KESEHATAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Sponsorship adalah pemberian dukungan dalam segala
bentuk bantuan dan/atau kegiatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan yang dilakukan, diorganisir
atau disponsori oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
-4-
Pasal 2
Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan dalam
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mendukung
peningkatan pengetahuan dan/atau keterampilan serta
pengembangan profesi Tenaga Kesehatan.
Pasal 3
(1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan.
(2) Selain kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Sponsorship juga dapat diberikan kepada
Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara.
Pasal 4
(1) Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan
harus memenuhi prinsip:
a. tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian
pelayanan kesehatan;
b. tidak dalam bentuk uang atau setara uang;
c. tidak diberikan secara langsung kepada individu;
d. sesuai dengan bidang keahlian;
e. diberikan secara terbuka; dan
-5-
Pasal 5
(1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara
terbuka dan tidak boleh ada konflik kepentingan.
(2) Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan tidak ada
konflik kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksudkan agar tidak mempengaruhi independensi
seperti penulisan resep, anjuran penggunaan barang atau
terkait produk Sponsorship.
Pasal 6
(1) Sponsorship sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
diberikan kepada Tenaga Kesehatan dengan status:
a. Pegawai ASN; atau
b. nonpegawai ASN/pegawai swasta.
(2) Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan melalui Institusi.
(3) Institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
mengumumkan secara terbuka dan berkala terhadap
Tenaga Kesehatan yang menerima Sponsorship, paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(4) Selain Tenaga Kesehatan dengan status sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Sponsorship dapat diberikan
kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan.
-6-
Pasal 7
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. penugasan dari pimpinan; dan
b. sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) harus sesuai
dengan bidang keahliannya.
Pasal 8
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan dapat diberikan
sebagai peserta, narasumber atau moderator.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai peserta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan; dan/atau
c. akomodasi.
(3) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor pembicara.
(4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai moderator
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor moderator.
-7-
Pasal 9
(1) Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi
fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi
sebagai penyelenggara dapat digunakan untuk
penyelenggaraan:
a. seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau
b. pendidikan dan/atau pelatihan.
(2) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Institusi,
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
Organisasi Profesi sebagai penyelenggara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost
yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi
Sponsorship.
Pasal 10
(1) Institusi baik sebagai penyelenggara maupun bukan
sebagai penyelenggara, Organisasi Profesi, organisasi
fasilitas pelayanan kesehatan, dan Tenaga Kesehatan
praktik perorangan yang menerima Sponsorship dan
perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat
laboratorium kesehatan dan/atau perusahaan/industri
lainnya pemberi Sponsorship harus lapor.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
Sponsorship.
-8-
Pasal 11
Institusi bukan sebagai penyelenggara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) dalam pengelolaan Sponsorship dapat
membentuk UPG untuk mengelola laporan Sponsorship.
Pasal 12
(1) Menteri, gubernur, bupati/wali kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Menteri ini sesuai tugas dan kewenangan
masing-masing.
(2) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Menteri, gubernur, bupati/wali
kota memberikan sanksi administratif kepada Tenaga
Kesehatan yang melanggar Peraturan Menteri ini.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan izin.
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-9-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 November 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA