Inspektur Jenderal
Kementerian Kesehatan RI
Dalam aturan ini, salah satu yang menjadi perhatian adalah bahwa Institusi,
baik sebagai penyelenggara maupun bukan sebagai penyelenggara, Organisasi
Profesi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan Tenaga Kesehatan praktik
Demi kebaikan bangsa dan negara serta demi memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan manusia
Indonesia, maka komitmen membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya salah satunya dengan ditegakkannya aturan
tentang Sponsorship ini.
Inspektur Jenderal
Kementerian Kesehatan
Ada beberapa point penting dari aturan ini, di antaranya asas keterbukaan.
Sponsorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan harus memenuhi prin-
sip, tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian pelayanan kesehatan,
tidak dalam bentuk uang atau setara uang, tidak diberikan secara langsung ke-
Diharapkan aturan yang lahir dari proses yang panjang dengan melibatkan se-
jumlah pemangku kepentingan serta merinci sejumlah hal yang terjadi di la-
pangan ini bisa menjadi panduan terhadap semua pihak yang bersinggungan
dengan aturan ini.
Buku ini lahir bagian dari upaya Kementerian Kesehatan untuk menyosialisa-
sikan tentang pentingnya sponsorship di satu sisi, dan transparansi, indepen-
densi, profesionalisme dan akuntabilitas di sisi lain.
TENTANG
SPONSORSHIP BAGI TENAGA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
SPONSORSHIP BAGI TENAGA KESEHATAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Sponsorship adalah pemberian dukungan dalam
Pasal 2
Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan
dalam Peraturan Menteri ini bertujuan untuk
mendukung peningkatan pengetahuan dan/atau
keterampilan serta pengembangan profesi Tenaga
Kesehatan.
Pasal 3
(1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga
Kesehatan.
(2) Selain kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Sponsorship juga dapat
diberikan kepada Institusi, organisasi fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi
Profesi sebagai penyelenggara.
Pasal 4
(1) Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga
Kesehatan harus memenuhi prinsip:
a. tidak mempengaruhi independensi dalam
pemberian pelayanan kesehatan;
b. tidak dalam bentuk uang atau setara uang;
c. tidak diberikan secara langsung kepada
individu;
Pasal 5
(1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi,
alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan
dan/atau perusahaan/industri lainnya harus
dilakukan secara terbuka dan tidak boleh ada
konflik kepentingan.
(2) Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan
tidak ada konflik kepentingan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan agar tidak
mempengaruhi independensi seperti penulisan
resep, anjuran penggunaan barang atau terkait
produk Sponsorship.
Pasal 6
(1) Sponsorship sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 diberikan kepada Tenaga Kesehatan
dengan status:
a. Pegawai ASN; atau
b. nonpegawai ASN/pegawai swasta.
(2) Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
melalui Institusi.
(3) Institusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) wajib mengumumkan secara terbuka
dan berkala terhadap Tenaga Kesehatan yang
menerima Sponsorship, paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
(4) Selain Tenaga Kesehatan dengan status
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga
Kesehatan praktik perorangan.
Pasal 7
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. penugasan dari pimpinan; dan
b. sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan praktik
perorangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (4) harus sesuai dengan bidang
keahliannya.
Pasal 8
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan dapat
diberikan sebagai peserta, narasumber atau
moderator.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan; dan/atau
c. akomodasi.
(3) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor pembicara.
(4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
moderator sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor moderator.
(5) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Tenaga
Kesehatan sebagai peserta, narasumber atau
moderator sebagaimana dimaksud pada
Pasal 9
(1) Sponsorship yang diterima oleh Institusi,
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/
atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara
dapat digunakan untuk penyelenggaraan:
a. seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau
b. pendidikan dan/atau pelatihan.
(2) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Institusi,
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/
atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau unit cost yang berlaku pada
asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship.
Pasal 10
(1) Institusi baik sebagai penyelenggara maupun
bukan sebagai penyelenggara, Organisasi
Profesi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan,
dan Tenaga Kesehatan praktik perorangan yang
menerima Sponsorship dan perusahaan/industri
farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium
kesehatan dan/atau perusahaan/industri
lainnya pemberi Sponsorship harus lapor.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 11
Institusi bukan sebagai penyelenggara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dalam
pengelolaan Sponsorship dapat membentuk UPG
untuk mengelola laporan Sponsorship.
Pasal 12
(1) Menteri, gubernur, bupati/wali kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan Menteri ini sesuai
tugas dan kewenangan masing-masing.
(2) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri,
gubernur, bupati/wali kota memberikan sanksi
administratif kepada Tenaga Kesehatan yang
melanggar Peraturan Menteri ini.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan izin.
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 November 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
Yang terhormat,
1. Pimpinan Perusahaan/Industri Farmasi, Alat Kesehatan, Alat Laboratorium
Kesehatan.
2. Pimpinan Perusahaan/Industri Susu Formula dan Makanan Bayi
3. Pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat/Pendidikan/TNI/Polri di seluruh
Indonesia
4. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Prov/Kab/Kota di seluruh Indonesia
5. Pimpinan Rumah Sakit Swasta di seluruh Indonesia
6. Ketua Organisasi Profesi/Perhimpunan/Asosiasi di Bidang Kesehatan
SURAT EDARAN
NOMOR HK.02.01/MENKES/66/2017
TENTANG
MEKANISME PELAPORAN SPONSORSHIP SESUAI DENGAN PERATURAN
MENTERI KESEHATAN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SPONSORSHIP
BAGI TENAGA KESEHATAN
Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2016 tentang
Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan yang dimaksudkan untuk mendukung
peningkatan pengetahuan dan/atau keterampilan serta pengembangan profesi
Tenaga Kesehatan.
Surat Edaran ini ditujukan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut
terhadap mekanisme pelaporan dari ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 2017
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Nama Institusi :
Alamat :
Nama Penerima Besaran Nilai Sponsorship Yang Diberikan (Dalam Rupiah) Nama Pemberi
dst
(Tandatangan )
Keterangan Pengisian :
Kolom 1 : Nomor
Kolom 2 : Nama Kegiatan
Kolom 3 : Tanggal Kegiatan
Kolom 4 : Lokasi Kegiatan
Kolom 5 : Nama Lengkap dan Gelar Tenaga Kesehatan Penerima Sponsorship
Kolom 6 : Bidang Keahlian dan Bagian Tenaga Kesehatan Penerima Sponsorship
Kolom 7 : Nominal biaya registrasi kegiatan (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 8 : Nominal biaya akomodasi (dalam rupiah,kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 9 : Nominal biaya transportasi termasuk tiket, visa, asuransi perjalanan, handling fee dan taxi (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 10 : Nominal honor yang diterima tenaga kesehatan sebagai narasumber atau moderator kegiatan (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 11 : Besaran sponsorship yang diterima institusi sebagai penyelenggara kegiatan, apabila sponsorship diberikan dalam bentuk barang dikonversi dalam nominal rupiah
Kolom 12 : Keterangan bentuk penerimaan
Kolom 13 : Jumlah nominal dari kolom 7,8,9,10, atau jumlah nominal kolom 11
Kolom 14 : Nama Perusahaan Pemberi Sponsorship
Kolom 15 : Alamat Perusahaan Pemberi Sponsorship
Kolom 10 diisi jika tenaga kesehatan yang menerima sponsorship berperan sebagai narasumber atau moderator kegiatan
Kolom 7, 8, 9 dan 10 diisi jika institusi bukan berperan sebagai penyelenggara kegiatan
Kolom 11 dan 12 diisi jika institusi berperan sebagai penyelenggara kegiatan
DD diisi dengan tanggal
MM diisi dengan nama bulan
YYYY diisi dengan tahun
21
3/14/2017 6:41:29 PM
22
Lampiran II : Format Pelaporan Penerimaan Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan Praktik Perorangan
dst
(Tandatangan )
Keterangan Pengisian :
Kolom 1 : Nomor
Kolom 2 : Nama kegiatan yang di sponsori
Kolom 3 : Tanggal Kegiatan
Kolom 4 : Lokasi Kegiatan
Kolom 5 : Nominal biaya registrasi kegiatan (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 6 : Nominal biaya akomodasi (dalam rupiah,kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 7 : Nominal biaya transportasi termasuk tiket, visa, asuransi perjalanan, handling fee dan taxi (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 8 : Nominal honor yang diterima tenaga kesehatan sebagai narasumber atau moderator kegiatan (dalam rupiah, kurs sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan)
Kolom 9 : Jumlah dari Kolom 5,6,7 dan 8
Kolom 10 : Nama perusahaan pemberi sponsorship
Kolom 11 : Alamat perusahaan pemberi sponsorship
Kolom 8 diisi jika tenaga kesehatan yang menerima sponsorship berperan sebagai narasumber atau moderator kegiatan
DD diisi dengan tanggal
MM diisi dengan nama bulan
YYYY diisi dengan tahun
3/14/2017 6:41:29 PM
Lampiran III : Format Pelaporan Pemberian Sponsorship Bagi Pemberi Sponsorship
Lampiran III : Format Pelaporan Pemberian Sponsorship Bagi Pemberi Sponsorship
Nama Perusahaan :
Alamat :
Kategori Penerima (beri tanda √) Besaran Nilai Sponsorship Yang Diberikan (Dalam Rupiah)
Nama Penerima
Tanggal Lokasi Tenaga Institusi Sebagai Penyelenggara
No Nama Kegiatan Institusi Bukan
Kegiatan Kegiatan Institusi Sebagai Kesehatan
Sebagai Registrasi Akomodasi Transportasi Honor Jumlah
Penyelenggara Praktik Tenaga Kesehatan/ Bidang
Penyelenggara Nominal Keterangan Alamat
Perorangan Instansi Keahlian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
dst
(Tandatangan Direksi )
(Nama Jelas)
(Jabatan)
23
3/14/2017 6:41:29 PM
CATATAN