MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, yang terdiri atas
Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara.
2. Surat Perbendaharaan Negara adalah Surat Utang Negara yang
berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan
pembayaran bunga secara diskonto.
(3) Yang dapat ditunjuk menjadi Peserta Lelang adalah Bank, Perusahaan
Pialang Pasar Uang, dan Perusahaan Efek.
(4) Perusahaan Pialang Pasar Uang dapat menjadi Peserta Lelang hanya
untuk Lelang Surat Utang Negara jenis Surat Perbendaharaan Negara.
(5) Bank Indonesia dapat membeli Surat Utang Negara di Pasar Perdana
hanya untuk Surat Perbendaharaan Negara.
(6) Pembelian Surat Perbendaharaan Negara oleh Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya untuk dan atas nama
dirinya sendiri.
Pasal 3
(1) Kriteria dan Persyaratan Peserta Lelang adalah sebagai berikut :
a. Bank
1. memiliki izin usaha yang masih berlaku sebagai Bank;
2. memenuhi persyaratan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) berdasarkan Ketentuan Bank Indonesia;
dan
3. wajib menjadi peserta Bank Indonesia Scripless Securities
Settlement System (BI-SSSS).
b. Perusahaan Pialang Pasar Uang
1. memiliki izin usaha yang masih berlaku sebagai Perusahaan
Pialang Pasar Uang dari Bank Indonesia;
2. memiliki sekurang-kurangnya 2 (dua) orang tenaga ahli di
bidang Pasar Uang;
3. aktif melakukan kegiatan di Psar uang dan atau melakukan
transaksi perdagangan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
tercermin dari aktivitas pengajuan penawaran dalam lelang di
Pasar Perdana SBI 1 (satu) bulan secara kumulatif minimal 1%
(satu per seratus) dari total jumlah penerbitan dalam 3 (tiga)
bulan terakhir; dan
a. Nama pemenang;
b. Nilai Nominal;
c. Tingkat diskonto/Imbal Hasil (Yield).
(3) Agen lelang mengumumkan hasil Lelang Surat Utang Negara kepada
Peserta Lelang dan public pada hari pelaksanaan Lelang Surat Utang
Negara sekurang-kurangnya meliputi:
Pasal 12
Dalam hal Bank Indonesia bertindak sebagai agen Lelang Surat Utang
Negara, ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Lelang Surat
Utang Negara mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pasal 13
BAB III
SETELMEN SURAT UTANG NEGARA
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
(1) Dalam hal Peserta Lelang yang memenangkan Lelang Surat Utang
Negara tidak melunasi seluruh kewajibannya sampai dengan batas
akhir tanggal Setelmen atau saldo giro rupiah Bank yang ditunjuk
sebagai pembayar di Bank Indonesia tidak mencukupi untuk Stelmen,
seluruh hasil Lelang Surat Utang Negara yang setelmennya dilakukan
melalui Bank tersebut dinyatakan batal.
(2) Terhadap setiap pembatalan transaksi Lelang Surat Utang Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Peserta Lelang dikenakan sanksi
tidak boleh mengikuti Lelang Surat Utang Negara sebanuak 3 (tiga)
kali berturut-turut.
Pasal 17
Pasal 18
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Pasal 20
JUSUF ANWAR
LAMPIRAN I …………
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.06/2005
TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DIPASAR
PERDANA
dimana,
Ppsn = Harga Setelmen per unit SPN;
N = nilai nominal SPN per unit;
i = Yield dalam persentase, sampai dengan 2 (dua) decimal;
D = jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari
sesudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Harga Setelmen dibulatkan ke dalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila
dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di
atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi Rp1,00 (satu rupiah).
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan SPN dengan nilai nominal
per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 19 Maret
2003. Jika Yield yang disepakati sebesar 12,00% (dua belas persen) dan setelmen
dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka Harga Setelmen per unit SPN
dihitung sebagai berikut :
N = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);
i = 12,00% (dua belas persen);
D = 28 (dua puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang
dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tangal Setelmen (20 Februari
2003) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 2003);
Rp1.000.000,00
Ppsn =
28
1+ 12,00% X ____
365
= Rp990.878,49
= Rp990.878,00
Jadi Harga Setelmen per unit SPN setelah dibulatkan adalah Rp990.878,00 (sembilan
ratus sembilan puluh ribu delapan ratus tujuh puluh delapan rupiah).
JUSUF ANWAR
Lampiran II
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
45/PMK.06/2005 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA
DIPASAR PERDANA
c
N x ___
N F n c a
P= ________________ + Σ _________ - N x __ x ___
d k=1 d n E
i F-1+ __ i k-1+__
1+__ E 1+ E
n n
Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut :
c a
AI = Nx x
n E
Langkah 2 : Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut :
Pk = P + AI
II. Harga Setelmen Obligasi Negara Tanpa Kupon (Zero Coupon Bonds)
Cara perhitungan Harga Setelmen per unit Obligasi Negara Tanpa Kupon
adalah sebagai berikut :
N
Pz =
D
(1+i) 365
dimana,
Pk = Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dengan kupon;
Pz = Harga Setelmen per unit Obligasi Negara tanpa kupon;
P = harga bersih (clean price) per unit Obligasi Negara dengan kupon;
Harga bersih (clean price) dan bunga berjalan (accrued interest) masing-masing
dibulatkan ke dalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan
sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50
(lima puluh) sen dibulatkan menjadi Rp1,00 (satu rupiah).
Contoh Penghitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara dengan nilai
nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan dengan kupon sebesar 12,00%
(dua belas persen) per tahun. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari
2005 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap
tahunnya. Jika Yield to maturity yang disepakati sebesar 12,50000% (dua belas koma lima
nol persen) dan Setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka Harga
Setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
N = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);
a = 4 (empat) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung
sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari
2003) sampai dengan tanggal Setelmen (19 Februari 2003);
d = 177 (seratus tujuh puluh tujuh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual
days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen (20
Februari 2003) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15
Agustus 2003);
E = 181 (seratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual
days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode
kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana
pelaksanaan Setelmen terjadi (16 Februari 2003 sampai dengan 15 Agustus
2003);
n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semiannually), yaitu setiap tanggal 15
Februari dan 15 Agustus;
F = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang terjadi dari tanggal
Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Februari 2003 sampai
dengan 15 Februari 2005);
Langkah 1 : Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berkut :
12,00%
Rp 1.000.000,00 x _______
Rp 1.000.000,00 2
P= 177
177 12,50000% 1-1+ _____
12,50% 4-1+ ---- + 1+ ------------ 181
1+ 181 2
2
12,00% 12,00%
Rp 1.000.000,00 x
______ Rp1.000.000,00 x ______
2 2
+_____________________________+_________________________
12,00%
Rp1.000.000,00 x ______ 12,00% 4
+ 2 _ Rp1.000.000,00 x _______x _____
12,50% 177 2 181
1 + _____ 4-1+ ____
2 181
Contoh Penghitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Tanpa Kupon (Zero Coupon
Bonds)
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara dengan nilai
nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Obligasi Negara ini jatuh tempo
pada tanggal 15 Februari 2005. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,50% (dua
belas koma lima nol persen) dan Setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003,
maka Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dihitung sebagai berikut :
N = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);
i = 12,50% (dua belas koma lima puluh persen);
D = 727 (tujuh ratus dua puluh tujuh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya
(actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen
(20 Februari 2003) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 2005);
Rp1.000.000,00
Pz = 727
(1+12.50%)
365
= Rp790.888,73
= Rp790.889,00
Jadi Harga Setelmen per unit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp790.889,00
(tujuh ratus sembilah puluh ribu delapan ratus delapan puluh sembilan rupiah).
JUSUF ANWAR