LAPORAN KASUS
Nama : An A
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl Lahir : 14 Maret 2012
Umur : 4 tahun 8 bulan
BB : 22 Kg
TB : 96 cm
Alamat : Sambi Sirah 001/002 Wonorejo Pasuruan
Tgl MRS : 16 November 2016
Tgl Pemeriksaan : 16 November 2016
Tgl KRS : 19 November 2016
No. RM : 00313719
2.2 ANAMNESA
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan seperti ini.
KEPALA LEHER
menutup, cephal
konjungtiva hiperemi
(+/+).
(+/+).
Telinga : Normotia, discharge (-/-)
bercak putih
tumor (-)
PARU-PARU
JANTUNG
ABDOMEN
BB : 22 Kg
TB : 96 cm
Status nutrisi anak menurut WHO dan CDC
a.) Status gizi berdasarkan WHO
BB/U : Antara -2 WAZ 0
PB/U : Antara -2 LAZ 0
BB/PB : Antara -1 WLZ 0
%BBI = 80%
Status gizi = gizi baik
b.) Berdasarkan CDC
BB actual = 7,2 kg
BBI = 8,4 kg (Grafik CDC Birth to 36 Mounths : Girls)
Status Gizi = (BB actual / BB ideal) x 100%
= (7,2/8,4) x 100% = 85,7 % (Gizi baik).
1. Demam 3 hari
4. Sariawan
Morbili
Rubela
Roseola infantum
Ruam akibat obat-obatan
2.3.8 PENATALAKSANAAN
Inf D5 NS
Inj antrain 3 X 220 mg
Inj Omeprazole 30 mg
Inf Kaen 3A
Inj Dyphen 0,5 cc
Inj Antrain 220 mg
Inj Vit A 200.000 IU
Oral
2.3.9 PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sabationam : bonam
O
S Demam (+), Demam (<), Demam (<), Demam (-),
(+), muntah (+), sariawan muntah (-), BAB (-), BAB cair
pilek(+) (+)
O Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis
(+), Bibir (+), Bibir (-), Bibir kering (-), Bibir
kering (+), kering (+), rash (<), rash di kering (-), rash
RR:20
A Morbili Morbili Morbili Morbili
P 1. Inf Asering 1. Inf Kaen 3B 1. Inf Kaen 3B 1. Inf Kaen 3B
I 200.000 IU
6. KIE ibu 6. KIE ibu 4. Ambroxol syr 4. Inj OMZ 10
6. Ambroxol
syr 3 X Cth
7. KIE ibu
higine
8. Acc KRS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Campak dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa Latin),
yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa
Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris.
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh
virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal
sampai lebih kurang 4 hari setelah muncul ruam. Infeksi disebarkan lewat udara
(airborne).
Campak adalah penyakit akut yang menular, disebabkan oleh infeksi virus yang
umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3
stadium yang masing-masing mempunyai cirri khusus: (1) stadium masa tunas
berlangsung kira-kira 10-12 hari. (2) stadium prodromal dengan gejala pilek dan
batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi(bercak Koplik),
faring dan peradangan mukosa menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. Ruam
timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat, selanjutnya ruam menjadi
menghitam dan mengelupas.
3.2 ETIOLOGI
Virus campak berada di sekret nasofaring dan didalam darah, minimal selama
masa tunas dan dalam waktu singkat sesudah timbulnya ruam. Virus tetap aktif
minimal 34 jam pada temperature kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku,
minimal 4 minggu disimpan dalam temperature 35C, dan beberapa hari pada suhu
0C. virus tidak aktif pada pH rendah.
3.3 EPIDEMIOLOGI
Secara biologik, campak mempunyai sifat adanya ruam yang jelas, tidak
diperlukaan hewan perantara, tidak ada penularan melalui serangga (vector), adanya
siklus musiman dengan periode bebas penyakit, tidak ada penularan virus secara
tetap, hanya memiliki satu serotipe virus dan adanya vaksin campak yang efektif.
Kejadian luar biasa campak lebih sering terjadi di daerah pedesaaan terutama
didaerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan, khususnya dalam program
imunisasi. Di daerah transmigrasi sering terjadi wabah dengan angka kematian yang
tinggi. di daerah perkotaan khusus, kasus campak tidak terlihat, kecuali dari laporan
rumah ssakit. Hal inii tidak berarti bahwa daerah urban terlepas dari campak. Daerah
urban yang padat dan kumuh merupakan daerah rawan terhadap penyakit yang sangat
menular seperti campak. Daerah semacam ini dapat merupakan sumber kejadian luar
biasa penyakit campak.
3.4 PATOFISIOLOGI
Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum
timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi,
penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya. Virus masuk
kedalam limfatik lokala, bebas meupun berhubungan dengan sel mononuclear,
kemudian mencapai kelenjar getah bening regional. Di sini virus memperbanyak diri
dengan sangat perlahan dan dimulailah penyabaran ke sel jarring limforetikular
seperti limpa. Sel mononuclear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel
raksasa berinti banyak (sel Warthin), sedangkan limfosit-T (termasuk T-supressor dan
T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut aktif mebelah.
Gambaran kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diktaui secara lengkap,
tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah focus infeksi yaitu ketika virus
masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring,
konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.
Pada hari ke 9-19, focus infeksi yang berda di epitel saluran nafas dan
konjungtiva, akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel.
Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan
menimbulkan manifestasi klinis dari system saluran nafas diawali dengan keluhan
batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang
terjadi ialah proses peradangan epitel pada saluran pernafasan diikuti dengan
manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan tampak suatu
ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercaak Koplik, yang dapat tanda pasti
untuk menegakkan diagnosis.
3.7 KOMPLIKASI
3.8 DIAGNOSA BANDING
3.9 PENATALAKSANAAN
3.10 PENCEGAHAN
Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu (1) vaksin yang
berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tpe Edmonstone B) dan (2)
vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak uang berada
dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium). Sejak tahun 1967
vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan lagi oleh
karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan gejala
atypical measles yang hebat. Sebaliknya vaksin campak yang berasal dari virus hidup
yang dilemahkan, dikembangkan dari Edmonstone strain menjadi strain Schwarz
(1965) dan kemudian menjadi star