Anda di halaman 1dari 30

Case Report Session

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS ANDALAS

Oleh:

Citra Resmi Dewanti

1210313050

Preseptor:

Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto, PhD, Sp.GK

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2016

i
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latarbelakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum.....................................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus....................................................................................3
1.4. Metode Penulisan......................................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan..............................................................4
2.2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang................................................................4
2.3. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang.................................................5
2.3.1. Tempat................................................................................................5
2.3.2. Sasaran...............................................................................................6
2.3.3. Pelaksana dan alat yang digunakan....................................................6
2.3.4. Target..................................................................................................8
2.3.5. Pencatatan dan pealaporan.................................................................8
BAB 3....................................................................................................................12
ANALISIS SITUASI.............................................................................................12
3.1 Keadaan Geografis.................................................................................12
3.2. Keadaan Demografi................................................................................12
3.3. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi....................................................13
3.4. Sarana dan Prasarana Kesehatan............................................................13
3.5 Ketenagaan..............................................................................................14
3.6. Sasaran Program DDTK..........................................................................15
3.7. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang...............................................15
3.7.1. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi...............................16
3.7.2. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.............................17
3.7.3. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah..........19
3.7.4. Penyimpangan Tumbuh Kembang...................................................20
3.7.5. Masalah program DDTK..................................................................20
BAB 4....................................................................................................................21
PEMBAHASAN....................................................................................................21
BAB 5....................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
5.1. Kesimpulan..............................................................................................24
5.2. Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta geografi wilayah kerja puskesmas andalas 12


Gambar 3.2 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh 17

Kembang Bayi di Puskesmas Andalas pada Tahun 2016

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016)


Gambar 3.3 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh 18

Kembang Balita di Puskesmas Andalas pada Tahun 2016

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016)


Gambar 3.4 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh 19

Kembang Anak Prasekolah di Puskesmas Andalas pada

Tahun 2016 (Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas

tahun 2016)

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat dan Pelaksana Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan 6

Tabel 2.2 Alat dan Pelaksana Deteksi Dini Penyimpangan 7

Perkembangan

Tabel 3.1 Distribusi Posyandu Menurut Kelurahan 14

Tabel 3.2 Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas 15

Tabel 3.3 Sasaran Program DDTK 15

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai

dengan tahapan usianya. Apabila anak tidak mampu mencapai ciri-ciri

pertumbuhan dan perkembangan sesuai usianya, maka telah terjadi penyimpangan

dalam proses tumbuh kembang anak.i Pertumbuhan dan perkembangan anak ini

dipengaruhi oleh nutrisi ibu saat hamil, nutrisi yang diberikan pada anak,

pendidikan orang tua, serta stimulasi yang diberikan pada anak.ii Pemantauan

pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan fisik, kognitif, mental, dan psikososial anak.iii

Berdasarkan UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, negara

menjamin hak anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.iv

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen

dari seluruh populasi, maka seagai calon generasi penerus bangsa, kualitas

tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu

mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan

kesehatan yang berkualitas serta deteksi dini tumbuh kembang anak yang

dilakukan secara rutin . Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor lingkungan yang

dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi.Error: Reference

source not found

1
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan

anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh

kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan

juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat,

terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat

diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang anak.v

Puskesmas Andalas merupakan salah satu puskesmas yang berada di kota

Padang yang dalam hal ini ikut melakuka upaya pembinaan tumbuh kembang

anak. Di puskesmas ini, program deteksi dini tumbuh kembang anak

dikategorikan sebagai suatu program yang penting dan dilaksanakan di bawah

program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial, yaitu Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA). Pada tahun 2015, program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)

bayi balita dan anak pra sekolah di Puskesmas Andalas belum mencapai target

yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang.vi Data ini menunjukkan

bahwa masih ditemui beberapa kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan

program deteksi dini tumbuh kembang di Puskesmas Andalas. Oleh karena itu,

penulis merasa perlu untuk membahas mengenai pelaksanaan program deteksi

dini tumbuh kembang anak dan hambatan yang terdapat dalam program ini di

wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak serta

pencapaiannya di wilayah kerja Puskesmas Andalas?

2
1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum


Mengetahui pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak serta

pencapaiannya di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui kegiatan program deteksi dini tumbuh kembang anak di

wilayah kerja Puskesmas Andalas.


2. Mengetahui pencapaian program deteksi dini tumbuh kembang anak di

wilayah kerja Puskesmas Andalas.


3. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam program deteksi dini tumbuh

kembang anak di wilayah kerja PuskesmasAndalas.

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk

kepada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Andalas, laporan bulanan

Puskesmas Andalas, dan diskusi dengan pemegang program deteksi dini tumbuh

kembang di Puskesmas Andalas.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 66

tahun 2014, pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan

berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian.Error: Reference source not found

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan

susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan

sistem nuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi

tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.Error: Reference

source not found

2.2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk

menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan

anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh

kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan

juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat,

4
terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat

diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada

tumbuh kembang anak.Error: Reference source not found

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh

tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk

mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan

mikro/makrosefali.

2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui

gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat,

gangguan daya dengar.

3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui

adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan

perhatian dan hiperaktivitas.

2.3. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang

2.3.1. Tempat
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 66

tahun 2014, Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh

kembang anak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan di taman

kanak-kanak. Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh

kembang anak di taman kanak-kanak diselenggarakan oleh guru taman kanak-

kanak yang bekerjasama dengan orang tua anak didik dan tenaga kesehatan.Error:

Reference source not found

5
2.3.2. Sasaran
Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada anak usia 0 (nol) sampai 72

(tujuh puluh dua). Pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan cara menimbang

berat badan setiap bulan dan mengukur tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta

mengukur lingkar kepala sesuai jadwal.Error: Reference source not found

Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia

0 (nol) sampai 12 bulan dan setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua belas)

sampai 72 bulan. Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan

tumbuh kembang anak harus diselenggarakan secara komprehensif dan

berkualitas melalui kegiatan, stimulasi yang memadai, deteksi dini dan intervensi

dini.Error: Reference source not found

2.3.3. Pelaksana dan alat yang digunakan


a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat

pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai

berikut:Error: Reference source not found,Error: Reference source not found

Tabel 2.1 Alat dan Pelaksana Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan

Keluarga, masyarakat - Orang tua - KMS


- Kader kesehatan - Timbangan
- Petugas PAUD, BKB
TPA dan guru TK
Puskesmas - Dokter - Tabel BB/TB
- Bidan - Grafik LK (lingkar
- Perawat kepala)
- Ahli gizi - Timbangan
- Petugas lainnya - Alat ukur tinggi
badan
- Pita pengukur lingkar
kepala

6
Sumber: Pedoman Pelaksanaan SDIDTK Kementrian Kesehatan RI 2010

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan

Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan denganError: Reference

source not found,Error: Reference source not found:

1) Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner

Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

2) Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan

pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk

meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

3) Tes Daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini

kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan

sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat

menjadi lebih besar.

Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikutError:

Reference source not found,Error: Reference source not found:

Tabel 2.2 Alat dan Pelaksana Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan

Keluarga, masyarakat - Orang tua - Buku KIA


- Kader kesehatan, BKB, TPA

- Petugas pusat PAUD terlatih - KPSP


- Guru TK terlatih - TDL
- TDD
Puskesmas - Dokter - KPSP
- Bidan - TDL
- Perawat - TDD

7
Sumber: Pedoman Pelaksanaan SDIDTK Kementrian Kesehatan RI 2010

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional

Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya

masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian serta

hiperaktivitas. Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara

dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaituError: Reference

source not found,Error: Reference source not found;

1. Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36

bulan sampai 72 bulan.

2. Ceklis autis anak prasekolah (checklist for Autism in Toodlers/CHAT)

bagi anak umur 18 bulan dampai 36 bulan

3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abrevieted Conner Rating Scale

bagi anak umur 36 bulan keatas

2.3.4. Target
Berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar dan

dinanas kesehatan kota padang diharapkan 90 persen balita dan anak prasekolah

terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang. Sedangkan untuk anak bayi target yang ditetapkan adalah 94%.

Oleh sebab itu, puskesmas sebagai pelayan kesehatan dasar diharapkan dapat

memenuhi target yang telah ditetapkan.Error: Reference source not found

8
2.3.5. Pencatatan dan pealaporan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 66

tahun 2014, Setiap puskesmas yang melaksanakan kegiatan Stimulasi, Deteksi,

dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak harus melakukan.

pencatatan kegiatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak dan pelaporan

kesehatan Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah di wilayah kerjanya.

Untuk menerapkan peraturan ini maka dibutuhkan kerjasama yang baik

anatara pembina wilayah den penanggung jawab progma DDTK di

puskesmas.tahapan yang harus dilakukan adalahError: Reference source not

found:

1. Pembina wilayah bekerja berdasarkan Register Kohort Kesehatan Bayi

dan Register Kohort Kesehatan Anak Balita dan Prasekolah. Semua bayi

(umur 0-1 tahun), anak balita (umur 1-5 tahun) dan prasekolah (umur 5-6

tahun) yang ada di wilayah kerja puskesmas, harus tercatat di buku register

kohort ini.

a. Data-data bayi dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti:

Buku Register Kohort Ibu, ada di program KIA.

laporan persalinan (baik dari dukun bayi, keluarga/masyarakat,

praktek swasta maupun rumah sakit), ada di program KIA.

Data kunjungan neonatus, ada di program KIA.

Data kunjungan bayi ke puskesmas dan jaringannya yang meliputi

puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan di desa yang

ada di program KIA, Imunisasi, Pengobatan dan program

Pemberantasan Penyakit (ISPA dan Diare).

9
Data bayi dari laporan kegiatan posyandu, ada di program Gizi.

Data bayi dari kelompok-kelompok BKB di masyarakat, ada di

BKKBN.

Data bayi dari rujukan balik rumah sakit.

Data bayi dari laporan fasilitas kesehatan swasta, dan sebagainya.

b. Data-data anak balita dan prasekolah dapat diperoleh dari beberapa

sumber seperti:

Buku Register Kohort Bayi, ada di program Kesehatan Anak.

Data kunjungan anak balita dan parsekolah ke puskesmas dan

jaringannya yang meliputi puskesmas pembantu, puskesmas

keliling dan bidan di desa yang ada di program KIA, Pengobatan

dan program Pemberantasan Penyakit (ISPA dan Diare).

Data anak balita dari laporan kegiatan posyandu yang ada di

program Gizi.

Data anak balita dan prasekolah dari rujukan balik rumah sakit.

Data anak balita dan prasekolah dari laporan fasilitas kesehatan

swasta, sekolah taman kanak-kanak, tempat penitipan anak, dan

sebagainya.

2. Setelah tenaga kesehatan selesai mencatat hasil pemeriksaan/skrining tumbuh

kembang anak pada Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, data-data

yang ada tersebut dimasukkan ke Register Kohort Bayi jika umur bayi 0-1

tahun atau Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah - jika umur anak 1-6

tahun.

10
4. Data yang terekam pada Register Kohort Bayi dipindahkan ke Formulir

Laporan Kesehatan Bayi sebagai laporan bulanan. Demikian pula halnya

dengan data yang ada di Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah, juga

dipindahkan ke formulir Laporan Kesehatan Anak Balita dan Prasekolah.

laporan bulanan ini diolah dan dianalisa di tingkat Puskesmas dan hasilnya

ditindak-lanjuti oleh Kepala Puskesmas, yang kegiatannya telah disepakati

oleh seluruh staf puskesmas dan jaringannya pada pertemuan

bulanan/lokakarya mini di puskesmas.

2.3.6. Monitoring

Monitoring kegiatan DDTK anak di tingkat puskesmas dan jaringannya

dilaksanakan dengan cara mengkaji data sekunder dari laporan bulanan hasil

kegiatan DDTK anak dan juga laporan bulanan kunjungan supervisi lapangan.

Data yang terekam di dalam buku register kohort akan diperbaharui (up-date)

setiap bulan selama periode 1 tahun kalender. Buku register kohort yang terisi

lengkap (semua kolom-kolom terisi sesuai jenis pelayanan kesehatan yang sudah

diberikan kepada anak), berisi banyak data penting tentang pelayanan kesehatan

bayi, anak balita dan prasekolah Pertemuan bulanan di tingkat puskesmas

(lokakarya mini) dapat dimanfaatkan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan

DDTK di posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, sekolah taman kanak-

kanak dan sebagainya.Error: Reference source not found

11
BAB 3

ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Umum Puskesmas

3.1 Keadaan Geografis


Puskesmas Andalas terletak di Kelurahan Andalas dengan wilayah kerja
meliputi 10 Kelurahan dengan luas 815 KM 2dengan batas-batas wilayah sebagai
berikutError: Reference source not found:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara,
Kuranji
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Padang Barat
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Lubeg, Pauh

Gambar 3.1 peta geografi wilayah kerja puskesmas andalas

3.2. Keadaan Demografi


Data kependudukan Kecamatan Padang Timur tahun 2014 sebagai wilayah
kerja Puskesmas Andalas adalahError: Reference source not found:
Penduduk : 82.571 jiwa

12
Jumlah KK : 18.487 KK
Ibu Hamil : 1.694 Orang
Bayi : 1.560 Orang
Balita : 5.960 Orang
Bufas/Bulin : 1.617 Orang
Lansia : 5.245 Orang
WUS : 59.515 Orang

3.3. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi


Sebagian besar penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas beragama
Islam sekitar 96 %, beragama Kristen 2 %, Hindu 1 %, dan Budha 1 %.
Sedangkan keadaan ekonomi penduduk sebagian besar yakni menengah ke
bawah.Error: Reference source not found

3.4. Sarana dan Prasarana Kesehatan


Puskesmas Andalas adalah satu-satunya Puskesmas yang ada di
Kecamatan Padang Timur yang mempunyai 8 buah pustu, dan 3 unit Poskeskel
diantaranya adalahError: Reference source not found:
a. Puskesmas Pembantu Andalas
b. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
c. Puskesmas Pembantu Tarandam
d. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
e. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
f. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
g. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
h. Puskesmas kubu dalam parak kerakah
i. Poskeskel Kubu. Marapalam
j. Poskeskel Sawahan Timur
k. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah:
a. Rumah Sakit Pemerintah :3 Unit
b. Rumah Sakit Swasta : 7 Unit

13
c. Klinik Swasta : 10 Unit
d. Dr. Praktek Umum : 51 Orang
e. Dr. Praktek Spesialis : 15 Orang
f. Bidan Praktek Swasta : 30 Orang
g. Kader Aktif : 333 Orang
h. Pos KB : 12 Pos
i. Posyandu Balita : 86 Pos
j. Posyandu Lansia : 13 Pos

Tabel 3.1 Distribusi Posyandu Menurut Kelurahan


NO KELURAHAN JUMLAH POSYANDU
1 2 3
1 Sawahan 6

2 Jati Baru 10
3 Jati 10
4 Sawahan Timur 5
5 Simpang Haru 4
6 Andalas 9
7 Kubu Marapalam 6
8 Kubu Dalam Parak Karakah 11
9 Parak Gadang Timur 11
10 Gt. Pr. Gadang 14
JUMLAH 86

3.5 Ketenagaan
Puskesmas Andalas Mempunyai 64 orang tenaga kesehatan yang bertugas
di dalam gedung induk, puskesmas pembantu, dan poskelkel. Dengan rincian
sebagai berikut: 49 orang PNS, 5 orang tenaga PTT, honor/sukarela 9 orang.

14
Tabel 3.2 Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas
NO JENIS KETENAGAAN PNS PTT HONOR/ JUMLAH
SUKARELA
1 2 3 4 5 6
1 Dr. Umum 4 - - 4
2 Dr. Gigi 4 - - 4
3 SKM 3 - - 3
4 Perawat 17 - 1 18
5 Bidan 9 5 3 17
6 Perawat Gigi 1 - - 1
7 Pengatur Gizi / AKZI 1 - - 1
8 Sanitarian 1 - 1 2
9 Asisten Apoteker 3 - - 3
10 Analis Labor 1 - 1 2
11 RR 1 - 1 2
12 Prakarya 4 - 2 6
13 Refraksionis Optisien 1 - - 1
JUMLAH 49 5 9 64

3.6. Sasaran Program DDTK


Tabel 3.3 Sasaran Program DDTK
No Sasaran Program Laki laki Perempuan Jumlah
1 Jumlah Penduduk 41.230 jiwa 41.341 jiwa 82.571 jiwa
2 Bayi 774 orang 786 orang 1.560 orang
3 Balita 3.755 orang 3.765 orang 7.520 orang
4 Anak Balita 2.981 orang 2.979 orang 5.960 orang
5 Batita 2.279 orang 2.279 orang 4.551 orang

3.7. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang


Di Puskesmas Andalas, program deteksi dini tumbuh kembang anak

merupakan salah satu kegiatan dari upaya Kesehatan Ibu dan Anak. Program KIA

ini sendiri merupakan bagian dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial.

Kegiatan deteksi dini tumbuh kembang di Puskesmas Andalas dilakukan di

posyandu, puskesmas dan Taman Kanak-kanak. Sasaran program deteksi dini

15
tumbuh kembang adalah bayi, balita dan anak pra sekolah. Tenaga kesehatan yang

berperan dalam kegiatan DDTK adalah petugas pengganggung jawab perogram di

puskesmas dan bidan, perawat serta ahli gizi sebagai pembina wilayah. Pembina

wilayah ini bertanggung jawab melakukan program DDTK pada masing-masing

daerah binaannya kemudian melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada petugas

penanggungjawab perogram di puskesmas setiap bulannya. Kegiatan DDTK di

posyandu berupa pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan

penilaian KPSP pada bayi dan balita. Di TK, kegiatan deteksi dini tumbuh

kembang dilaksanakan dua kali dalam setahun berupa skrining penilaian KPSP,

Tes Daya Dengar, Tes Daya Lihat dan penilaian KMME. Untuk anak yang datang

ke puskesmas dan belum dilakukan DDTK sebelumnya tetap dilayani seperti di

posyandu maupun TK sesuai usia.

3.7.1. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi


Pada program DDTK Bayi yang menjadi sasaran adalah anak berusia 29

hari-12 bulan sesuai pelayanan bayi standar.

Gambar 3.2 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh


Kembang Bayi di Puskesmas Andalas pada Tahun 2016 (Sumber: Laporan
Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016)

16
Berdasarkan gambar 3.2 diatas dapat diketahui bahwa deteksi dini tumbuh

kembang bayi pada tahun 2016 sudah mencapai target yaitu dengan rata-rata

95,1% meskipun dari capaian per kelurahan masih terdapat 2 kelurahan yang

belum sesuai target, yaitu kelurahan Jati Baru dan Sawahan Timut. Target untuk

program DDTK bayi per tahunnya adalah 94%. Program DDTK bayi yang sesuai

standar dilakukan sebanyak 4 kali kontak, yaitu usia 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan

12 bulan. Data yang digunakan untuk pencapaian adalah data DDTK kontak

keempat dikarenakan tuntasnya seorang bayi untuk program DDTK dan

pelayanan bayi sesuai standar bisa dinilai dari kedatangannya hingga keempat

kali.vii

3.7.2. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita


Pada program DDTK balita yang menjadi sasaran adalah anak berusia di

atas 12 bulan hingga usia bawah 5 tahun.

Gambar 3.3 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh


Kembang Balita di Puskesmas Andalas pada Tahun 2016 (Sumber: Laporan
Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016)

Seperti yang terlihat di gambar 3.3, program deteksi dini tumbuh kembang

balita di Puskesmas Andalas pada tahun 2016 belum mencapai target, dimana

17
persentase rata-rata 85,6% sedangkan target untuk DDTK balita adalah 90%.

Untuk program DDTK balita menurut pelayanan bayi sesuai standar dilakukan

sebanyak 2 kali kontak, yaitu usia 1,5 tahun atau 2,5 tahun atau 3,5 tahun atau 4,5

tahun untuk kontak I dan kontak kedua 6 bulan setelah kontak pertama. Data yang

digunakan untuk pencapaian adalah data DDTK kontak kedua dikarenakan

tuntasnya seorang balita untuk program DDTK dan pelayanan balita sesuai

standar bisa dinilai dari kedatangannya hingga kunjungan kedua. Error: Reference

source not found


Berdasarkan gambar 3.3 tersebut dapat diketahui bahwa hanya kelurahan

Kubu Marapalam yang mencapai target DDTK balita untuk tahun 2016, yaitu

dengan angka 91%. Kelurahan yang lain belum mencapai target DDTK balita,

dengan kelurahan Jati memperoleh angka terendah yaitu hanya 80,1%.Error:

Reference source not found

3.7.3. Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah


Pada program DDTK anak pra sekolah yang menjadi sasaran adalah anak

berusia di atas 5 tahun hingga 7 tahun.

18
Gambar 3.4 Hasil Capaian Cakupan Program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak Prasekolah di Puskesmas Andalas pada Tahun 2016
(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016)

Berdasarkan gambar 3.4 diatas dapat diketahui bahwa deteksi dini tumbuh

kembang anak pra sekolah pada tahun 2016 hampir semua kelurahan di wilayah

kerja Puskesmas Andalas belum mencapai target, yaitu 90%. Persentase rata-rata

cakupan DDTK anak prasekolah adalah 84,2%. Untuk program DDTK anak pra

sekolah dilakukan sebanyak 2 kali kontak, yaitu usia 5,5 tahun atau 6,5 tahun

untuk kontak I dan 6 bulan berikutnya untuk kontak kedua. Data yang digunakan

untuk pencapaian adalah data DDTK kontak kedua dikarenakan tuntasnya seorang

anak pra sekolah untuk program DDTK bisa dinilai dari kedatangannya hingga

kunjungan kedua.Error: Reference source not found


Dari gambar di atas menunjukkan pencapaian masing-masing kelurahan di

Puskesmas Andalas untuk program DDTK anak pra sekolah tahun 2016. Terlihat

hanya kelurahan Parak Gadang Timur yang mencapai target dengan angka

pencapaian 90,5%. Kelurahan Sawahan Timur merupakan dua kelurahan dengan

pencapaian terendah yaitu 77,7%.Error: Reference source not found

3.7.4. Penyimpangan Tumbuh Kembang


Berdasarkan data kasar dari pemegang program DDTK dari bulan januari

hingga bulan Desember ditemukan 6 kasus gangguan perkembangan. Gangguan

perkembangan yang paling banyak berupa gangguan gerak kasar sebanyak empat

anak dan gangguan bicara yang kemungkinan disebabkan oleh gangguan daya

dengar sebanyak dua anak. Sedangkan untuk data gangguan pertumbuhan tidak

terekap secara jelas.

19
3.7.5. Masalah program DDTK
Berdasarkan hasil diskusi dengan petugas penanggung jawab program,

masalah program ini adalah belum tercapainya target cakupan deteksi dini

tumbuh kembang anak yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota. Hal ini

disebabkan oleh tidak sesuainya jumlah data regstrasi kohort dengan jumlah anak

yang ada di wilayah kerja masing-masing penanggungjawab wilayah.


Selain itu, penanggung jawab wilayah mengalami kesulitan untuk

melakukan kunjungan rumah bagi anak yang tidak datang ke posyanda, terutama

anak yang tinggal di rumah yang memiliki pagar tinggi. Pemilik rumah tdak

mengizinkan petugas untuk masuk.


Masalah lain yang ditemukan dalam pendataan adalah tidak adanya tabel

khusus yang dilaporkan dalam laporan tahunan mengenai jumlah penyimpangan

tumbuh kembang di setiap kelurahan wilayah kerja puskesmas Andalas. Data

mengenai gangguan pertumbuhan tidak terekap di bagian program DDTK.

20
BAB 4

PEMBAHASAN

Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak di Puskesmas

Andalas melibatkan peran aktif dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan,

kader, orang tua maupun dari pihak TK. Untuk mencapai target program DDTK

yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, maka setiap bulan

dilakukan pemetaan mengenai target-target DDTK yang harus dikejar.


Di Puskesmas Andalas, masing-masing pembina wilayah diberi tanggung

jawab per orangan agar bisa melakukan DDTK untuk bayi, balita maupun anak

pra sekolah tiap bulannya. Jumlah anak yang menjadi tanggung jawab seorang

pembina wilayah diperoleh dari sasaran tiap wilayah dibagi jumlah pembina

wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian diharapkan target perbulan,

triwulan maupun pertahun bisa dicapai. Sementara itu, untuk membantu

pengejaran target maka peran kader sangat diperlukan. Orang tua dan pihak TK

dibutuhkan tingkat kesadaran yang baik dan kerjasamanya agar membantu

mensukseskan program DDTK bayi, balita maupun anak pra sekolah.


Untuk pencatatan dan pelaporan, setiap bulan pembina wilayah akan

melaporkan data mengenai bayi, balita dan anak pra sekolah yang sudah

dilakukan DDTK kepada bidan pos kesehatan kelurahan (poskeskel) masing-

masing kelurahan. Setelah memperoleh data yang lengkap, bidan Poskeskel

sebagai penanggungjawab akan memberikan laporannya kepada pemegang

program KIA Anak di Puskesmas Andalas.


Program DDTK bayi untuk tahun 2016 sudah mencapai target yaitu dengan

rata-rata 95,1% meskipun dari capaian per kelurahan masih terdapat 2 kelurahan

yang belum sesuai target, yaitu kelurahan Jati Baru dan Sawahan Timur. Untuk

21
usia anak satu tahun pertama tampak bahwa peran orang tua masih memiliki

kesadaran yang tinggi untuk membawa bayinya ke posyandu dan dilakukan

DDTK. Akan tetapi, kesadaran orang tua ini cenderung tampak menurun seiring

bertambah usia anak, terlihat dari data pencapaian DDTK untuk balita dan anak

pra sekolah yang semakin menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh pengetahuan

orang tua yang masih kurang tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang

anak hingga usia 6-7 tahun.


Program DDTK balita untuk tahun 2016 belum mencapai target,dimana

persentase rata-rata cakupan 85,6%. Sama halnya dengan DDTK anak pra sekolah

yang juga belum mencapai target, yaitu 84,2%. Salah satu kendala yang ditemui

adalah terkait pencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa anak yang tidak

masuk TK dan beberapa yang dilakukan DDTK di puskesmas sehingga pendataan

dari bidan poskeskel sedikit terganggu. Untuk mengatasi hal tersebut maka

pemegang program selalu memperbaharui data setiap bulannya dan menyesuaikan

dengan data masing-masing kelurahan agar tidak ada anak yang luput dari

pendataan DDTK tersebut.


Secara keseluruhan, angka capaian program DDTK yang masih rendah,

terutama balita dan anak pra sekolah disebabkan oleh berbagai hal. Tampak bahwa

perhatian dan pengetahuan orang tua untuk dilakukan DDTK pada anaknya masih

rendah seiring bertambah usia anak. Selain itu, masih terdapat beberapa pembina

wilayah yang belum optimal dalam mengejar target-target perbulan yang sudah

dipetakan. Untuk mengatasi hal tersebut pemegang program selalu mengingatkan

pembina wilayah agar lebih giat dan meningkatkan kualitas dalam melaksanakan

DDTK. Bagi orang tua yang belum memiliki kesadaran yang cukup untuk

membawa anaknya ke posyandu maka diutamakan peran kader agar bisa

22
menjemput bola dan berperan aktif mengingatkan pentingnya dilakukan DDTK

ini. Sebagai bentuk kerjasama lintas program, sekali 3 bulan di posyandu

diadakan penyuluhan mengenai DDTK oleh bagian Promosi Kesehatan.


Masalah lain yang ditemukan dalam pendataan adalah tidak adanya tabel

khusus yang dilaporkan dalam laporan tahunan mengenai jumlah penyimpangan

tumbuh kembang di setiap kelurahan wilayah kerja puskesmas Andalas. Data

mengenai gangguan pertumbuhan berada di bagian Program Gizi dan gangguan

perkembangan di bagian Program DDTK. Setelah ditinjau data jumlah anak yang

lingkar kepala yang tidak normal tidak ada. Data mengenai jumlah anak yang

menglami gangguan pertumbuhan tidak ada di bagian DDTK. Meskipun demikan,

saat program berlangsung, jika ditemukan anak yang mengalami penyimpangan

tumbuh kembang, anak terseut dirujuk sesuai dengan alur rujakan yang telah

ditentukan.

23
BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak di wilayah kerja

Puskesmas Andalas pada tahun 2016 secara rata-rata telah mencapai target

pada bayi, namun untuk balita dan anak pra sekolah masih belum

mencapai target.
2. Hambatan yang ditemukan dalam program deteksi dini tumbuh kembang

anak di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah masih terdapat beberapa

pembina wilayah yang belum optimal dalam melakukan program DDTK,

ketidaksesuaian data jumlah anak dengan jumlah anak di lapangan dan

kurangnya partisipasi orang tua

5.2. Saran
1. Diharapkan ada pendataan yang jelas mengenai jumlah bayi, balit, serta

anak yang TK dan yang tidak TK agar memudahkan dalam pelaksanaan

DDTK
2. Dapat dilakukan penyuluhan yang lebih rutin kepada orang tua tentang

pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak untuk meningkatkan

partisipasi orang tua.


3. Perlunya data khusus pada laporan tahunan mengenai jumlah anak yang

mengalami penyimpangan tumbuh kembang setiap kelurahan di wilayah

kerja Puskesmas Andalas.

24
DAFTAR PUSTAKA

25
i
Dapetemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Depkes RI
ii
Pem D. 2015. Factor affecting early childhood growth and development: golden 1000 days.
Journal of Advanced Practices in Nursing. Vol 1:101
iii
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak
iv
Undang-Undang Republik Indnesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
v
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang
pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
vi
Laporan tahunan 2015 puskesmas andalas program KIA KB
vii
Laporan tahunan 2016 Puskesmas Andalas Program KIA KB

Anda mungkin juga menyukai