PERSALINAN PRETERM
Oleh:
Preseptor:
PENDAHULUAN
70% perinatal dan neonatal, dan morbiditas jangka panjang, yang meliputi
paru kronis dan neuropati. Oleh karena itu persalinan preterm bukan hanya
menjadi masalah obstetri yang paling umum tapi dapat menjadi masalah obstetri
kehamilan kurang dari 37 minggu, dimana terjadi kontraksi uterus yang teratur
yang berhubungan dengan penipisan dan dilatasi serviks. Terdapat definisi lain
tentang persalinan preterm, yaitu persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20
dan 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Bayi yang lahir prematur
memiliki berat badan lahir rendah dan hubungan antara umur kehamilan dengan
(Cunningham, 2012).
pada seluruh persalinan. Diperkirakan di Asia terdapat 6.097 per 1000 kelahiran
atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%) (Stacy et al,
1
preterm di rumah sakit di Jakarta sebesar 13,3% dan di rumah sakit di bandung
Di Amerika Serikat pada tahun 2005, 8.384 bayi meninggal pada tahun
pertama kehidupan mereka, kelahiran kurang bulan terkait dengan dua per tiga
kematian ini. Angka kelahiran kurang bulan pernah menjadi penyumbang terbesar
dikarenakan sistem organ yang imatur secara signifikan meningkat pada bayi yang
lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dibandingkan dengan bayi yang lahir
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang faktor faktor resiko
kehamilan preterm.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari sejak hari pertama haid
diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan
atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama
kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari pertama
2.2 Epidemiologi
Kejadian persalinan preterm tidak merata disetiap wanita hamil. Dari suatu
penelitian didapatkan bahwa kejadian persalinan preterm pada wanita dengan kulit
hitam adalah 2 kali lebih banyak dibandingkan ras lain di Amerika Serikat.
Persalinan preterm wanita kulit putih lebih banyak berupa persalinan preterm
spontan dengan selaput ketuban utuh, sedangkan pada wanita kulit hitam
umumnya didahului dengan ketuban pecah dini. Persalinan preterm juga dapat
dibagi menurut usia kehamilan, sekitar 5% persalinan preterm terjadi pada usia
kurang dari 28 minggu (extreme prematurity), sekitar 15% terjadi pada usia
kehamilan 28-31 minggu (severe prematurity), sekitar 20% pada usia 32-33
minggu (moderate prematurity), dan 60-70% pada usia 34-36 minggu (near term)
(Rima, 2010.)
3
Diperkirakan di Asia terdapat 6.097 persalinan preterm per 1000 kelahiran
atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%) (Stacy et al,
2010). Angka kejadian persalinan prematur di Indonesia pada tahun 1983 adalah
18,5% dan pada tahun 1995 menurun menjadi 14,2%. Menurut data terakhir pada
tahun 2005 jumlah persalinan prematur di Indonesia adalah 10% (Oxorn, 2010).
mortalitas bayi. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi bayi prematur,
gangguan respirasi menyebabkan kematian sebesar 44% pada bayi usia kurang
dari 1 bulan. Jika berat bayi kurang dari 1000 gram maka angka kematian naik
menjadi 74%. Karena lunaknya tulang tengkorak serta immaturitas, bayi prematur
lebih rentan terhadap kompresi kepala. Perdarahan intrakranial lebih sering terjadi
pada bayi prematur dibandikan dengan bayi aterm (Oxorn, 2010). Setiap tahun
adalah prematuritas (28%), infeksi berat 26%, dan asfiksia 28% (Cunningham,
2012).
distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini atau trauma (Sarwono, 2010).
jelas, 30% akibat persalinan elektif, 10% pada kehamilan ganda, dan sebagian lain
4
akibat kondisi ibu dan janinnya. Kondisi selama kehamilan yang berisiko
- Kehamilan ganda/gemeli
- Polihidramnion
Ibu
- Diabetes melitus
- Preeklampsia/hipertensi
- Stress psikologik
- Trauma
- Perokok berat
5
Terdapat empat penyebab utama untuk kelahiran kurang bulan di Amerika
Serikat. yaitu :
1. Persalinan atas indikasi ibu atau janin sehingga persalinan diinduksi atau bayi
2. Persalinan kurang bulan spontan tak terjelaskan dengan selaput ketuban utuh.
baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu ataupun janin, inflamasi
patologik, serta kelainan pada uterus atau serviks. Dengan demikian, untuk
persalinan preterm. Penyebab lain yang kurang umum adalah hipertensi kronik,
plasenta previa, perdarahan tanpa sebab yang jelas, diabetes, penyakit ginjal
(Cuningham, 2012).
6
2.3.2 Ketuban Pecah Dini Preterm
usia kehamilan 37 minggu, ketuban pecah dini prematur dapat disebabkan oleh
terlibat adalah indeks massa tubuh yang rendah kurang dari 19,8, kurang gizi, dan
Namun kebanyakan kasus ketuban pecah preterm terjadi tanpa faktor resiko
(Cuningham, 2012).
2008).
muncul pada kasus perdarahan intrauterin atau infeksi intrauteri (Louis J, 2010).
7
2.3.4 Infeksi Intra Uterin
preterm. Infeksi bakterial dalam uterus dapat terjadi antara jaringan maternal dan
fetal membran (dalam koriodesidual space), dalam fetal membran (amnion dan
korion) yang disebut korioamnionitis, infeksi pada placenta, infeksi pada cairan
amnion yang disebut amnionitis, dan infeksi pada tali pusat yang disebut funitis.
Infeksi jarang terjadi pada kehamilan prematur akhir (34-36 minggu), dan lebih
sering terjadi pada usia kehamilan kurang dari 30 minggu (Franklin. 2000).
uterus. Bakteri dapat berasal dari migrasi dari kavum abdomen melalui
hematogen melalui plasenta, atau melalui serviks dari vagina. Pada persalinan
8
preterm dengan membran yang utuh bakteri yang paling banyak ditemukan adalah
dengan infeksi saluran genital pada wanita tidak hamil Neisseria gonorrhoeae dan
infeksi janin setelah pecah ketubah, group B streptococci dan Escherichia coli,
Organisme ini mencapai uterus dapat melalui plasenta dari sirkulasi atau
berasal dari vagina. Bakteri dari vagina menyebar secara ascendens pertama kali
membran korioamniotik yang intak ke dalam cairan amnion, dan beberapa fetus
jauh lebih awal saat hamil dan masih tidak terdeteksi selama beberapa bulan.
amnion yang diperoleh dari analisis kromosom rutin pada usia kehamilan 15 18
minggu. Lebih lanjut, konsentrasi interlekin 6 yang tinggi dalam cairan amnion
34 minggu.
9
Mekanisme persalinan prematur akibat infeksi
Terdapat jalur lain yang memiliki peranan yang hampir sama. Sebagai
janin itu sendiri. Pada janin dengan infeksi, peningkatan produksi corticotropin-
10
ketika fetus itu sendiri terinfeksi, produksi sitokin fetus meningkat dan waktu
maternal dan fetal terhadap respon peradangan keseluruhan tidak diketahui (Rima,
2010).
prematur
11
dengan kejadian persalinan preterm akibat stress. Proses aktivasi prematur HPA
psikososial ibu dengan kadar CRH, ACTH, dan kortisol plasma ibu. Menurut
Hobel dkk, dibandingkan dengan wanita yang melahirkan aterm, wanita yang
Pada persalinan preterm aksis HPA ibu dapat mendorong ekspresi CRH
2.4 Diagnosis
2.4.1 Anamnesis
penting dan dalam kaitannya dengan terjadinya persalinan preterm. Berikut adalah
a. Kehamilan multipel
b. Polihidramniom
c. Anomali uterus
12
f. Riwayat persalinan preterm sebelumnya
b. Riwayat pyelonefritis
c. Merokok
d. Riwayat abortus
Pasien tergolong resiko tinggi apabila ditemukan lebih dari satu faktor
resiko mayor atau dua atau lebih fator resiko minor, atau keduanya. Disamping
faktor resiko di atas faktor resiko lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
sosiobiologi (usia ibu, jumlah anak, obesitas, status sosioekonomi yang rendah,
2010).
sendiri sulit dibedakan karena adanya kontraksi braxtons hicks. Kontraksi ini
digambarkan sebagai kontraksi yang tidak teratur, tidak ritmis, tidak begitu sakit
atau tidak sakit sama sekali, namun dapat menimbulkan keraguan besar dalam
13
diagnosis persalinan preterm. Tidak jarang wanita yang melahirkan sebelum aterm
diagnosis yang salah, yaitu persalinan palsu. Beberapa kriteria yang dapat dipakai
a. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau 140 dan 259 hari.
b. Kontraksi uterus (his) yang teratur yaitu berulang 7-8 kali atau 2-3 kali
dalam 10 menit.
pain).
2012).
a. Kontraksi yang terjadi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit
14
2.4.3. Perubahan serviks
a. Dilatasi serviks
b. Panjang serviks
sampai persalinan, dan serviks akan berdilatasi untuk memungkinkan isi uterus
komposisi biokimia dari serviks. Salah satu indikator dini dari inkompetensia
panjang serviks kurang dari 25 mm pada usia kehamilan 24-28 minggu dapat
c. Inkompetensia Serviks
dilatasi serviks berulang, tanpa rasa sakit, dan kejadian kelahiran spontan pada
Dilatasi serviks ini dapat diiikuti prolaps dan menggembungnya membran janin ke
serviks ini belum jelas, namun terkait dengan riwayat trauma pada serviks seperti
15
2.4.4. Indikasi Wanita yang beresiko mengalami persalinan preterm
sejak awal, sebelum tanda tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan
pasien yang beresiko, untuk diberi penjelasan dan penilaian klinik terhadap
dijumpai serviks pendek (< 1cm) yang disertai dengan pembukaan yang
2012).
2.5 Penatalaksanaan
statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian kurang bulan secara statistik
(P.O.G.I, 2011).
persalinan preterm, karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan kontraksi
16
c. Pemberian tokolitik
(Sarwono, 2010) :
Optimalisasi personel.
a. Nifedipin
Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis inisial 20 mg,
dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari, disesuaikan dengan aktivitas uterus sampai
48 jam. Dosis maksimal 60mg/hari, komplikasi yang dapat terjadi adalah sakit
kepala dan hipotensi (P.O.G.I, 2011). Antagonis kalsium merupakan relaksan otot
melalui kanal kalsium yang bergantung pada 19 voltase. Terdapat beberapa kelas
17
b. Magnesium sulfat
parenteral. Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per
jam tergantung dari produksi urin dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik,
c. Atosiban
obat tokolitik di masa depan. Obat ini merupakan alternatif menarik terhadap
obat-obat tokolitik saat ini karena spesifisitasnya yang tinggi dan kurangnya efek
samping terhadap ibu, janin atau neonatus. Atosiban adalah obat sintetik baru
pada golongan obat ini dan telah mendapat izin penggunaannya sebagai tokolitik
secara kompetitif dan memblok reseptor oksitosin. Dosis awal 6,75mg bolus
dalam satu menit, diikuti 18mg/jam selama 3 jam per infus, kemudian 6mg/jam
d. Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
Dimulai dengan 10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit sampai
hilang. Selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan satu tablet (10 mg) setiap 8 jam
setelah makan. Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor
18
Kontra indikasi pemberian adalah penyakit jantung pada ibu, hipertensi
yang dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi, rasa panas pada muka (flushing),
mual, sakit kepala, nyeri dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru,
hiperglikemi, dan hipoglikemi. Efek samping pada janin antara lain ft.tal
e. Progesteron
Indomethacin
Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 rng per oral setiap 6 jam untuk 8 kali
4. Pemberian Steroid
19
mg dan diulangi 24 jam kemudian. Efek optimal dapat dicapai dalam 1 - 7 hari
5. Antibiotika
karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan. Pada ibu dengan ancaman
sehari selama 7 hari). atau eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7 hari) akan
6. Perencanaan Persalinan
sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal intensive care
obstetrik lainnya dan disamakan dengan aturan persalinan aterm. Tidak dianjurkan
2.6 Komplikasi
20
2.6.2 Komplikasi pada bayi
Masalah masalah utama jangka pendek dan jangka panjang pada berat badan bayi
sangat rendah
berikut :
21
- Menghentikan konsumsi rokok
b. Pencegahan sekunder
22
DAFTAR PUSTAKA
Franklin H. Epstein. 2000. Intrauterine infection and Preterm Delivery. The New
Birth.http://www.thelancet-epidemiology-preterm-birt-pdf.
Kesuma, Hadrians dr. 2007. Obat Obat Tokolitik dalam Bidang Kebidanan.
Hoesin Palembang.http://digilib.unsri.ac.id/download/obat%20tokolitik.pdf.
Louis J. 2010. The Enigma of Spontaneus Preterm Birth. The New England
1343405.Oxorn_Foote_Human_Labor_and_Birthhttp://
http://kalogisma.com/kepustakaan/pengelolaan%20persalinan%20preterm.p
df
Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : P.T Bina
23