Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi menjadi komponen penting bagi keberlangsungan hidup manusia karena


hampir semua aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersedian
energi yang cukup. Saat ini dan beberapa tahun kedepan manusia masih akan
tergantung pada sumber energi fosil, karena sumber energi fosil inilah yang mampu
memenuhui kebutuhan energi manusia dalam skala besar. Sedangkan sumber
energi alternatif belum dapat memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala
besar karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian yang belum bisa bersaing
dengan energi konvensional. Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi
menipisnya cadangan sumber energi fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan
akibat penggunaan energi fosil.

Melihat kondisi tersebut maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang secara
khusus untuk mencari, mengoptimalkan dan menggunakan sumber energi
alternatif. Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu mengatasi beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan sumber energi fosil yang ada di alam ini dan
sekaligus dapat menjadi sumber energi alternatif yang mudah dan murah serta
bermaanfaat bagi manusia yang didapat dari pemanfaatan barang bekas yang tidak
dapat digunakan lagi (daur ulang), salah satunya adalah batu baterai. Dimana batu
baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik arus searah (DC=Direct current).

Banyak yang belum mengetahui bahayanya membuang batu baterai bekas seperti
baterai remote, mainan, jam tangan, telephon seluler, maupun alat-alat lain yang
menggunakan batu baterai sebagai sumber energi. Batu baterai mengandung
berbagai macam logam berat seperti merkuri, timbal, nikel, lithium dan yang
lainnya. Batu baterai termasuk termasuk dalam B3 (Bahan Berbahaya Beracun).
Yang bila dibuang sembarangan kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya
yang terdapat dalam baterai bisa mencemari air dan tanah yang dampaknya akan
membahayakan manusia.

Dari permasalahan diatas, maka penulis mempunyai gagasan atau ide untuk
melakukan penelitian untuk memanfaatkan barang bekas dan limbah sebagai
sumber energi alternatif. Yang mana barang bekas yang digunakan adalah batu
baterai dengan mengganti pastanya dan memanfaatkan sampah dari kulit pisang dan
kulit buah durian, yang nantinya diharapkan dapat memperoleh energi alternatif
yang ramah lingkungan. Yang bisa digukan oleh daerah daerah terpencil di
Indonesia yang belum dialiri oleh listrik.
1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat batu baterai yang ramah lingkungan.


2. Merancang sumber energi alternatif yang murah dan mudah diterapkan
dimasyarakat, khususnya masyarakat daerah terpencil yang belum dialiri oleh
listrik.
3. Sebagai proses pembelajaran tentang pemanfaatan barang bekas (sampah)
sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan

1.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini dalah sebagai

berikut :

1. Dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari pembuangan batu baterai.


2. Bisa memperoleh energi alternatif yang murah dah ramah lingkungan.
3. Menjadikan sampah atau limbah menjadi sumber energi yang murah dan mudah.
1.4. Perumusan masalah

Energi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan saat
ini energi yang banyak digunakan terbuat dari energi fosil dan bahan kimia. Yang
mana salah satu sumber energi yang banyak digunakan adalah batu baterai yang
terbuat dari bahan kimia yang banyak mengandung berbagai macam logam berat
seperti timbal, merkuri, nikel, lithium dan yang lainnya. Dengan mengganti pasta
pada batu baterai yang bahanya berbahaya, dengan pasta dari sampah yaitu kulit
pisang dan kulit durian.
Melihat kondisi tersebut maka saat ini diperlukan penelitian yang bisa
memanfaatkan limbah atau sampah sebagai sumber energi alternatif yang tepat
guna dan mudah diterapkan oleh masyarakat.

1.5. Batasan Masalah

Agar pembahasan pada tugas akhir ini tidak melebar, maka penulis membatasi
permasalahan yang ada hanya pada :

1. Membuat batu baterai ramah lingkungan dari kulit pisang dan kulit durian.
2. Mengetahui berapa besar energi yang dihasikan dari batu baterai kulit
pisang dan kulit durian.
3. Percobaan menggunakan kulit pisang dan kulit durian.
4. Pembahasan kimia hanya untuk mengetahui kandungan kandungan zat
kimia pada kulit pisang dan kulit durian.

1.6. Hipotesis Awal

Kulit pisang dan kulit durian banyak mengandung kalium dan natrium sehingga
bisa dijadikan serbuk atau pasta yang bisa digunakan sebagai pasta pengganti yang
ada pada batu baterai bekas yang mengandung merkuri, timbal, nikel, lithium dan
yang lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baterai
Baterai listrik adalah alat yang terdiri dari 2 atau lebih sel elektrokimia yang
mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Tiap sel memiliki
kutub positif (katoda) dan kutub negatif (anoda). Kutub yang bertanda positif
menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi daripada kutub
bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah sumber elektron yang ketika
disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan memberikan energi
ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan rangkaian eksternal,
elektrolit dapat berpindah sebagai ion didalamnya, sehingga terjadi reaksi kimia
pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan mengalirkan arus listrik
keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja. Meski sebutan baterai secara
teknis adalah alat dengan beberapa sel, sel tunggal juga umumnya disebut baterai.
Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:

batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)


seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
pasta sebagai elektrolit (penghantar)

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5
volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan
rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa
terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai
primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.

Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat mengubah


energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena
menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction).
Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa
dibalik (reversible reaction).

2.2 Kulit Pisang


Pohon pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yaang tidak mengenal
musim, selalu berkembang setiap waktu. Pohon pisang selalu melakukan
regenerasi melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya.Cara itulah pohon
pisang mempertahankan eksitensinya untuk memberikan manfaat kepada
manusia. Hampir seluruh bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun, buah, bunga sampai kekulit
pisang. Berikut ini manfaat dari setiap bagian pohon pisang :
- Bonggol (umbi batang pisang ).
Dibeberapa daerah, bonggol batang pisang yang muda dapat dimanfaatkan untuk
sayur dan keripik pisang.
- Batang
Batang pisang banyak dimanfaatkan masyarakat,terutama pada bagian yang
mengandung serat.Bagian ini dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit
tanaman sayur dan apabila dikeringkan dan diolah lebih lanjut dapat digunakan
sebagai tali pda pengolahan tembakau, untuk kompos dan dijadikan bahan baku
pembuat kertas.
Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus
makanan,biasanya membungkus kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan
dimanfaatkan juga sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau.
- Buah
Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat
dimanfaatkan menjadi produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang, sari
buah, buah dalam sirup, keripik pisang dan berbagai olahan kue moderen dan
tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B kompleks, B6. Pisang bisa
menjadi pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat
Indonesia terhadap beras.
- Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang, karena bentuknya seperti jantung.
Biasanya dimanfaatkan untuk membuat sayur,karena kandungan protein dan
vitaminnya. Selain dibuat sebagai sayur bunga pisang dapat juga dijadikan
manisan dan acar.
- Kulit buah
Kulit buah ini biasanya digunakan senagai bahan pakan ternak, namun seiring
berjalannya waktu limbah kulit pisang ini tidak lagi digunakan sebagai pakan
ternak melainkan sebagai energi listrik yang ramah lingkungan, berikut komposisi
kulit pisang dalam setiap 100 gramnya :

.
2.3 Prospek Baterai Pisang
Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif,hanya sedikit
yang dibudidayakan secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan
monokultur.
Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman,
namun potensi yang terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang
mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan.
Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang
berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta pada baterai). Elektrolit inilah yang
nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.
Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga
buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama
(2007) menembahkan, bahwa selain buah apel, jeruk buah lain yang dapat
menghasilkan listrik adalah kulit pisang, seperti percobaan yang dilakukan oleh
wasis Sucipto, S.Pd (2007) yang membuktikan bahwa kulit pisang dapat
digunakan sebagai sumber arus listrik searah.

2.4 Kandungan kulit durian


Kandungan kulit durian adalah sebagai berikut:
1. Kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi
(50-60 persen) dan kandungan lignin (5 persen) serta kandungan pati yang
rendah (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa
digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk
lainnya yang dimampatkan. nilai keteguhan lengkung (Modulus of
Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang
menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan
nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2
2. Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin.
pektin merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam
makanan. sehingga pektin yang diperoleh dari kulit durian dapat
dimanfaatkan sebagai pengental dalam pembuatan cendol. Kulit durian
untuk bahan pengusir nyamuk atau bahan bakar memasak (hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian sebesar 3786,95 kal/gram
dengan kadar abu rendah yaitu 4 persen), sebuah ajang lomba internasional
(forum Indonesian Young Scientists (Inays) 2008 di Universitas
Parahyangan, Bandung ) pernah menampilkan temuan obat nyamuk dari
ekstrak kulit durian
3. Lumatan kulit durian dapat perut akan mempermudah buang air besar,
mengobati ruam pada kulit (sakit kurap), air abu kulit buah durian dapat
digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga penggugur kandungan
(abortivum). Abu dan air rendaman abu bisa digunakan sebagai campuran
pewarna tradisional
4. Kulit durian dapat digunakan sebagai penghilang bau dan mabuk setelah
makan durian, caranya adalah dengan meminum air dengan menggunakan
kulit durian. juga membasuh tangan dengan air yang diletakkan di kulit
durian.
2.5 Kulit durian sebagai pengganti baterai
Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa
digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah
yang kemudian menciptakan aliran listrik.
Ternyata, di dalam kulit durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi
yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Dengan sejumlah
proses, kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan
ini cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama
mengalirkan arus listrik daripada elemen volta. Elemen kering dibuat pertama kali
pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini
terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon
(batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn,
maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda. Di bagian dalam
elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium klorida (NH4Cl)
serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk
pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk
pasta yang kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai
larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu
dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat
mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif
dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct
Current (DC). Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri,
yaitu disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling.
Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan
mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat
listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika
masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang
didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi
ulang Saat ini, pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin
banyaknya alat komunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable
(mudah dibawa dan dipindah-pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon
genggam, Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan kamera genggam.
Umumnya jenis baterai yang digunakan adalah nikel-kadmium (Ni-Cd), yang
memakai bahan nikel hidroksida serta kadmium sebagai elektrodanya, dan kalium
hidroksida sebagai elektrolit. Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada yang
menggunakan bahan litium sebagai elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan
yang lama.

2.6 Teori Dasar Sel Listrik


Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas
elektroda yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang
disebut elektrolit. Masing-masing elektroda memiliki sistem sendiri dan
menghasilkan potensial yang beda. Perbedaan potensial di antara keduanya disebut
elektromotive force.
Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik
yang disuplai baterai ketika digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara
lengkap dan efisen dapat dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memberkan arus
listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel primer hal ini tidak mungkin
atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer yang dapat
diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan slektrolotnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus
yang mengalir proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan baterai dan sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh
partikel muatan yang disebut ion dan melewati bagian logam dari sirkui oleh
elektron. Reaksi kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan
dari konduksi elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2,
MnO2,NiO2, CuCl, atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan
dengan mudahnya
menerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak
magterial anodik, biasanya logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah
melepas elektron membentuk ion positif dalam elektrolit. Reaksi ini disebut
oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi disertai dengan perubahan kimia. Mungkin
juga terdapat perubahan di dalam elektrolit. Perubahan tersebut mengikuti hukum
Faraday tentang elektrosis. Ketika baterai mensuplai arus listrik dikatakan baterai
tersebut sedang di-dicharge. Perubahan dari energi kimia ke energi listrik
berlangsung menurut hukum termodinamika.
Elektrolit yang menyediakan konduksi ionik antar elektroda harus
disesuaikan dengan bahan katoda adan anoda. Dalam elektrolot perlu adanya
jumlah asam yang berlebihan dibandingkan jumlah yang diperlukan secara teoritis,
kalau tidak ada dia akan terlalu lrut dan terlalu risisten terhadap aliran arus listrik.
Perubahan yang tidak diinginkan juga bisa terjadi. Laju reaksi akan sebanding
dengan pertukaran elektron antar elektroda, hal ini tergantung pada difusi, suhu,
permukaan efektif, dan kondisi dari sirkuit listrik.
BAB III
METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan :

1. Kulit Pisang secukupnya

2. Kulit Durian secukupnya

3. Tang Potong 1 buah

4. Perekat/Solasi secukupnya

5. Cobek & pengulek/Blender

6. Multitester 1 buah

7. baterai bekas uk. apa saja (disini kami gunakan baterai yang berukuran

kecil)

Prosedur Kerja :

1. Membongkar baterai dengan menggunakan tang potong untuk

mengeluarkan isi yang berupa bubuk karbon berwarna hitam

didalamnya. jangan membuang batang yang ada pada penutup baterai,

cukup buang isinya saja.

2. Menghaluskan kulit durian dan kulit pisang menggunakan cobek

ataupun blender hingga bertekstur seperti pasta. bagian kulit durian yang

diambil adalah bagian yang terdapat dibagian bawah wadah buah durian

melekat yang bertekstur agak lunak dan tidak berserat.

3. Memasukkan pasta kulit durian dan kulit pisang ke dalam baterai.

4. Memasang penutup baterai


5. Merekatkan penutup baterai menggunakan solasi

6. Mengecek tegangan yang dihasilkan oleh baterai dengan menggunakan

Multitester
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda
yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut
elektrolit.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang
mengalir proporsional dengan besarnya emf dan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan baterai dan sirkuit luar. Arus mengalir melewati elektrolit oleh
partikel muatan yang disebut ion dan melewati bagian logam dari sirkui oleh
elektron. Reaksi kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan
dari konduksi elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2,
MnO2,NiO2, CuCl, atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan
dengan mudahnya
menerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak
magterial anodik, biasanya logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah
melepas elektron membentuk ion positif dalam elektrolit. Reaksi ini disebut
oksidasi.
Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai
ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan
menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta pada
baterai). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu
baterai.
Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa
digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah
yang kemudian menciptakan aliran listrik.

Alat dan bahan yang kami gunakan untuk membuat sumber listrik alternative
ini terdiri atas Kulit Pisang secukupnya, Kulit Durian secukupnya, Tang Potong 1
buah yang akan digunakan untuk membongkat baterai, Perekat/Solasi secukupnya,
Cobek & pengulek/Blender, Multitester 1 buah, baterai bekas uk. apa saja (disini
kami gunakan baterai yang berukuran kecil).
Berikut prosedur kerja yang dilakukan : Membongkar baterai dengan
menggunakan tang potong untuk mengeluarkan isi yang berupa bubuk karbon
berwarna hitam didalamnya. jangan membuang batang yang ada pada penutup
baterai, cukup buang isinya saja, Menghaluskan kulit durian dan kulit pisang
menggunakan cobek ataupun blender hingga bertekstur seperti pasta. bagian kulit
durian yang diambil adalah bagian yang terdapat dibagian bawah wadah buah
durian melekat yang bertekstur agak lunak dan tidak berserat, Memasukkan pasta
kulit durian dan kulit pisang ke dalam baterai, Memasang penutup baterai,
Merekatkan penutup baterai menggunakan solasi, Mengecek tegangan yang
dihasilkan oleh baterai dengan menggunakan Multitester.
Dari percobaan yang kami lakukan diperoleh bahwa baterai yang kami buat
dengan menggunakan kulit durian dan kulit pisang menghasilkan tegangan DC
sebesar 0,25 Volt, yang pengukurannya dilakukan dengan menggunakan
multitester.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas


elektroda yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar
yang disebut elektrolit.
2. Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai
ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan
menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta
pada baterai). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus
listrik dalam batu baterai.
3. Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa
digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat
inilah yang kemudian menciptakan aliran listrik.
4. Dari percobaan yang kami lakukan diperoleh bahwa baterai yang kami
buat dengan menggunakan kulit durian dan kulit pisang menghasilkan
tegangan DC sebesar 0,25 Volt, yang pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan multitester.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Sejarah asal usul - batu baterai


http://forum.detik.com/sejarah-asal-usul-batu-baterai-t512048.html

Anonim. 2017. Baterai Listrik. https://id.wikipedia.org/wiki/Baterai

Anonim. 2014. Pemanfaatan Kulit Durian Sebagai sumber listrik


alternatif. http://pelanginyit.blogspot.co.id/2014/07/pemanfaatan-kulit-
durian-sebagai.html

Hidayatullah, syarifuddin. Pemanfaatan Kulit Pisang Dan Kulit Durian


Menjadi Energi Listrik.
https://www.scribd.com/doc/173818713/Pemanfaatan-Kulit-Pisang-
Dan-Kulit-Durian-Menjadi-Energi-Listrik
LAMPIRAN LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai