Anda di halaman 1dari 3

Ayo menjadi CAKRA dengan Melek TIK!

Pada zaman sekarang ini, kita tidak bisa terlepas


dari yang namanya Teknologi Informatika dan Komunikasi
(TIK). Jika kita tidak menggunakan TIK dalam kehidupan
sehari-hari maka kita akan diberi gelar orang yang
Tertinggal Zaman oleh teman-teman kita sendiri. Apakah
anda pernah mengalami hal ini? Dan pernahkah anda
berpikir bagaimana jika di zaman ini tidak ada yang
namanya TIK? Hm...Cukup dijawab di dalam hati masing-
masing ya...
Menggunakan TIK dengan benar, dapat menjadi orang yang CAKRA. Disini,
CAKRA kepanjangan dari Cerdas, Aktif, Kreatif dan Rajin. Artinya TIK dapat menjadi
media pendidikan/ pembelajaran dimana kita dapat melihat begitu mudahnya seorang pelajar
mendapatkan informasi tentang pelajaran apapun yang ia inginkan dalam waktu kapan pun
mereka ingin belajar. Dengan demikian, informasi yang diterima melalui TIK akan membuat
seseorang cerdas dan aktif dalam belajar. Motivasi belajar yang tercipta akan membuat
seseorang menjadi kreatif dan rajin. Jadi, sekaranag tergantung pelajarnya, apakah ingin
menjadi anak yang CAKRA atau tidak.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat mempengaruhi kekuatan dan cara belajar
pebelajar. Adapun manfaat diantaranya adalah memberikan pengalaman dalam kelancaran
penggunaan digital (pengaturan keterlibatan, pengetahuan dan transfer ruang kelas ke dunia
nyata); partisipasi komprehensif; pengalaman realistis; pengalaman belajar; hubungan
sensorik; lingkungan digital dapat meningkatkan pendidikan dengan tiga cara yaitu persfektif,
jarak belajar dan transfer ilmu.
Penggunaan media sosial sebagai sarana belajar pebelajar dapat menjadi alternatif
mengikuti perkembangan teknologi, misalnya dengan menggunakan twitter dan FB untuk
meningkatkan proses belajar pebelajar. Selain itu, diharapkan pembelajaran melalui media
sosial ini pebelajar dapat saling tukar informasi dan hubungan sosial antara pebelajar dan
guru dapat terjalin dengan baik.
Lingkungan belajar informal seperti televisi, radio, video games dan internet
memberikan keterampilan kognitif bagi pebelajar. Masalah sosial yang sering muncul di
masyarakat seperti kekerasan menjadi ancaman bila pebelajar tidak pandai menseleksi apa
yang digunakannya. Tentu hal ini akan berdampak pada munculnya perilaku agresif,
ketidakadilan gender dalam peluang pengembangan keterampilan visual spasi. Perlu adanya
adaptasi dalam pendidikan formal dengan perubahan ini, melalui berkolaborasi dengan
lingkungan belajar informal, sehingga diperoleh manfaat positif dari kekuatan kecerdasan
visual spasi melalui keterampilan kognitif misalnya dari segi kosakata abstrak, kesadaran,
refleksi, pemecahan masalah induktif, berpikir kritis, dan imajinasi.
Siaran televisi dapat mempengaruhi sikap, pengetahuan dan gerak penontonnya.
Siaran televisi mampu menghipnotis setiap penonton yang menikmati siaran tersebut.
Penikmat mampu mempraktekkan apa yang didengar dan dilihat dari siaran televisi.
Penonton mampu meniru dengan baik siaran yang ditontonnya. Tanpa disadari siaran yang
identik dengan berita kriminal akan membentuk penontonnya untuk berjiwa kriminal. Siaran
yang menampilkan tontonan yang sedih-sedih atau termehek-mehek akan membentuk
karakter penontonnya yang melankolis. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi
penanggungjawab siaran televisi untuk menyajikan siaran yang menarik dan mendidik.
Televisi edukasi (TVE) merupakan media belajar yang mendidik bagi pebelajar.
Informasi yang disampaikan selain memberikan pemahaman kognitif, juga menumbuhkan
sikap yang baik bagi pebelajar dalam motivasi belajar serta mendorong keinginan bagi
sipebelajar untuk menerapkan apa yang dilihat dan di dengar di lingkunagn belajar khususnya
sebagai siswa di sekolah. Melalui siaran bernuansa pendidikan yang mengedukasi dibarengi
dengan penampilan gambar yang unik TVE dapat menjadi tontonan yang menarik dan
mendidik. Hal ini akan membuka pemikiran positif penonton tentang topik yang dilihat
dengan berpikir kritis. Sudah pasti media ini dapat menjadi sumber belajar yang menarik,
dimana melalui kemasan audio visual yang ditampilkan akan memotivasi belajar penikmat
yaitu penonton.
Beberapa sekolah memiliki peraturan yang melarang siswa membawa hp, termasuk
sekolah saya. Hal ini ditetapkan dan diberlakukan pasti melalui pertimbangan yang matang
dengan melihat sisi negatif dan positifnya. Kemungkinan sisi negatif nya lebih banyak
ditemukan dibandingkan yang positif, makanya peraturan ini ditetapkan dan diberlakukan.
Namun untuk pelajaran tertentu, kami diperbolehkan membawa hp ketika belajar di sekolah
dengan terlebih dahulu meminta izin dari guru piket atau menitip hp tersebut ke guru piket
sehingga hp tidak disita atau ditahan karena melakukan pelanggaran di sekolah. Ketika
belajar dengan guru yang mengizinkan membawa hp, maka hp dikeluarkan dan digunakan
untuk belajar. Bila dihubungkan dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, tentu hal ini
tidak mendukung sekali, hal ini akan membuat siswa ketinggalan informasi atau justru
membatasi gerak siswa dalam memperoleh sumber belajar. Inilah dilema antara peraturan
sekolah dan tuntutan kemajuan zaman.
Mata pelajaran Biologi merupakan pembelajaran yang komplek. Terkadang informasi
yang diperoleh melalui buku sangat terbatas, apalagi jenis buku biologi di sekolah sangat
sedikit. Tentu hal ini memberikan kendala buat saya dan teman-teman dalam belajar. Maka,
guru kami menginstruksikan untuk memanfaat media internet menggunakan hp untuk
menjadi sumber belajar lain guna memperkaya kosakata memahami tema tertentu dalam
pelajaran biologi. Selain itu, terkadang kami membutuhkan hp untuk belajar biologi misalnya
kamera untuk mempublikasikan hasil belajar yang telah dilakukan, misalnya memvisualkan
hasil belajar tentang sel. Akan lebih menarik bila fokus yang diperoleh menggunakan
mikroskop cahaya di foto menggunakan kamera hp dibandingkan dengan menggambar
sendiri hasil yang diperoleh tersebut. Disini sudah ada suasana belajar yang beda dan menarik
yang tidak ditemukan dalam mata pelajaran lain.
Tidak semua sumber di internet dapat dipercaya keakuratannya. Siswa juga diajarkan
untuk bijak memilah-milah sumber belajar yang layak digunakan. Keingintahuan yang tidak
didasari dengan pengetahuan yang benar justru akan menyesatkan penikmat sumber internet.
Dengan demikian siswa diajarkan untuk teliti dan hati-hati mengutif sumber yang layak
dijadikan acuan belajar. Hm...sudah tentu disini siswa diajarkan untuk memiliki sifat ilmiah
dalam belajar. Secara sadar belajar akan lebih menarik jika dipadukan dengan media lain
yang mendukung dalam belajar. Misalnya memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
Penampilan yang menarik akan memotivasi keinginan untuk mencari tahu lebih lanjut
mengenai topik yang dibicarakan di kelas.
Bagusnya manfaat TIK dalam pelajaran sehari-hari jangan sampai kita
menyalahgunakan fungsi TIK. Dengan TIK kita bisa melakukan sesuatu dengan cepat, bukan
berarti kita bisa meraih kesuksesan dengan instan, melainkan dengan kerja keras. Dan ingat!
Secanggih-canggihnya zaman kita saat ini, pasti tetap kita membutuhkan yang namanya
kertas. Begitu pula dengan kehidupan, meskipun kita dapat memenuhi semua apa yang kita
inginkan pasti kita akan tetap membutuhkan orang lain.
Mari sama-sama CAKRA bersama teknologi informatika dan komunikasi. Teruslah
belajar dengan menggunkaan sumber belajar yang benar. Orang yang berhenti belajar akan
menjadi pemilik masa lalu. Dengan terus belajar kita akan menjadi pemilik masa depan.
Pilihan ada ditangan kita, so... pilihlah yang tidak merusak masa depan... ;-)
Sukses selalu ya teman sekalian.
Salam DWI EKO HERDYANSYAH, SMA Negeri 7 Tanjung Jabung Timur Jambi.

Anda mungkin juga menyukai