Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

PELAPIS SALURAN

Metode Pelaksanaan pekerjaan adalah bertujuan mengetahui sejauh mana pemahaman kontraktor
dalam melaksanakan Pekerjaan, agar dalam pelaksanaannya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis & gambar yang telah disusun.
Adapun sasaran dari metoda pelaksanaan ini adalah :
a. Terpenuhinya optimalisasi, kesatuan dan keterpaduan kegiatan dan peralatan masing-masing unit dan
fungsi yang terlibat dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Tercapainya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan perlengkapan sarana pemeliharaan jalan serta
pernyaratannya, sesuai dengan sistem atau cara yang paling memungkinkan tanpa menimbulkan
gangguan baik secara teknis struktur bangunan serta teknis pemeliharaan jalan.
c. Tercapainya Optimalisasi pemanfaatan tapak (site) yang tersedia sehingga lebih berfungsi dan lebih
berpengaruh dalam meningkatkan kualitas konstruksi.

Setelah mengikuti Aanswizjing kantor/lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan berita


acara Aanswizjing, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan, karena salah satu syarat teknis
untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam
penawaran yang kami ajukan, yang kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang
dipersyaratkan dalam Bestek, Gambar Kerja. Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami
menguraikan/menjelaskan langkah-langkah yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau
penyelesaian pekerjan tersebut diatas. Meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis
pelaksanaan pembangunan dan waktu pengerjaannya
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
dilapangan harus benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi
untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang sudah pernah mempelajari
menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan pekerjaan irigasi, jadi apabila ada kendala
dilapangan tim Direksi bisa berargumentasi antara data lapangan dengan data yang yang direncanakan
dengan artian yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.
Dalam metode Pelaksanaan ini kami akan membuat tahapan uraian pekerjaan sesuai dalam itam
pekerjaan yang diminta, dalam daftar kuantitas pekerjaan ( Bill Of Quantity) yaitu:
I. Pekerjaan Persiapan
1. Papan Nama Kegiatan
Pemasangan Papan Nama Proyek
- Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan
redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
- Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.
- Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang
cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi
2. Pemasangan Bouwplank / Profil
Bouwplank dibuat dari papan dengan sebelah atas terus menerus halus dan rata.
Bouwplank ini dipakukan pada tiang-tiang dan kaso yang tertanam kokoh dengan jarak
maksimum 1,50 meter. Pengukuran/pemasangan bowplank dilaksanakan dengan
mempergunakan instruksi waterpass (Theodolite). Tinggi peil bowplank ditulis pada papan
bowplank dengan meni.
- pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan
mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil
berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan
pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar
serta mendapat persetujuan dari Direksi.
- Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing
pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat
bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan
tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga
terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.
3. Pengeringan / Kistdam
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan
saat melakukan pengecoran ataupun pasangan pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah
permukaan air dan dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun
beton bertulang sudah mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan
pasangan batu maupun beton dalam keadaan tergenang air.. Kisdam dibuat dari tanggul
(timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari baja (sheet pile) yang diisi tanah
timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air dari
daerah yang ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam
kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar
daerah kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti
oleh pekerjaan pengeringan.
4. Sewa direksi keet / barak kerja
Konraktor pelaksana bermusyawarah terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian
halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang terdiri dari
tempat penimbunan barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC
dan ruang- ruang lain yang dianggap perlu.
Menyediakan sebuah bangunan untuk direksi keet minimal 20 m2 dan dilengkapi panil-panil
untuk menempel gambar-gambar. Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan:
- set meja kerja dan kursi
- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang
- 1 set meja dan kursi tamu
- 1 white board
Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang memenuhi
kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara bangunan sementara yang
telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan
dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.

II. Pekerjaan Tanah


1. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan pembersihan pada lokasi/ lapangan pekerjaan, maupun lokasi untuk jalan
masuk ke lokasi proyek, agar pelaksanaan pekerjaan nantinya dapat berjalan lancar. Semua
daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan. Pembersihan
meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan. Hasil pembersihan itu akan ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali
ada ketentuan lain sesuai petunjuk direksi. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara
pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan
oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan
bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin disingkirkan,
seluruh permukaan terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas
sementara seperti gudang, kantor lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.
Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-
semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak
diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan
petunjuk Direksi. Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.
Pembersihan Selama Pelaksanaan
Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur,
kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah
dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara
tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat. Bilamana dianggap perlu, menyemprot
bahan dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
sebelum dibuang. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Pencemaran
Lingkungan yang berlaku.
Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan
dalam dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas
penunjang sementara yang dibangun.

2. Galian Tanah Biasa


1. Tahapan Pekerjaan:
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan
kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil
galian dipindahkandengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga
dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian pondasi Pile cap dan sloof
beton. Elevasi air tanah diperkirakan 1 s/d 2 m dibawah permukaan tanah. Galian
dilakukan dengan step-step yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi
tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap lingkungan (Enviromental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi
pembuangan tanah ke disposal area.
3. Timbunan Tanah Biasa
Tahapan Pekerjaan:
a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih besar
dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air
dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau
dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian
didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan
alat pemadat/stamper.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

Tanah hasil galian akan dipadatkan kembali menjadi tanggul setelah pekerjaan galian
dan pasangan batu selesai dilakukan, tanah yang telah ditumbuk oleh excavator disamping
tempat galian diratakan secara manual sedangkan untuk pemadatan akan digunakan alat
bantu pemadatan yaitu digunakan balok berukuran besar untuk ditumbukkan ke daerah
timbunan oleh beberapa orang pekerja atau bila diperlukan akan digunakan stamper untuk
melakukan pemadatan
.
III. Pekerjaan Pelapis / Saluran
1. Pasangan Batu Gunung
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk
Direksi.
d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan
air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa
PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil
yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada
bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu
lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan
jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan
laporan

2. Plesteran ad 1 : 4 tebal 15 mm + acian plat


Sebelum melakukan plesteran, permukaan pasangan batu dibersihkan dengan cara disiram.
Komposisi adukan adalah 1 PC : 4 PC dalam volume dengan ketebalan 1 cm. Pekerjaan
plesteran dibuat pada lokasi yang ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
Campuran plesteran adalah 1 PC : 4 Pasir, Sebelum melakukan plesteran permukaan
pasangan batu harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu, Tebal plesteran 1,5 cm dengan
acian plat sesuai petunjuk Direksi atau yang ada pada spesifikasi teknis.

Semua pasangan batu dengan lapisan adukan dalam rangka pasangan pelapis
bangunan air atau diperintahkan oleh Direksi.Bahan yang digunakan adalah batu, semen,
pasir dan air harus sesuai dengan ketentuan dan memenuhi persyaratan dalam bab II
bahan-bahan. Campuran untuk pasangan batu terdiri dari 1 PC : 4 Pasir. Cara pengadukan
campuran harus mendapat persetujuan direksi.
- Cara dan alat dipakai untuk mengaduk harus sedemikian rupa, sehingga dapat
menentukan dan mengatur banyaknya masing-masing bahan, untuk itu diperlukan kotak
ukuran bahan dan kotak tempat mencampur bahan dengan ukuran yang disetujui
Direksi. Cara mengaduk dengan tenaga manusia. Bahan yang dicampur sesuai dengan
ukuran harus diaduk dulu saat kering dalam kotak adukan apabila sudah
dicampurkan dikasih air dan diaduk sampai dengan warna campuran seragam.
- Adukan yang telah dicampur air tidak dipakai dalam waktu 30 menit tidak dapat
dipergunakan lagi.

Pemasangan
- Pada bagian pondasi sebelum batu disusun harus diisi adukan, jangan kosong.
- Batu yang akan dipasang harus bersih, dari semua bentuk kotoran.
- Susunan batu harus duduk diatas adukan tidak boleh langsung ketemu batu.
- Pemasangan batu diwaktu hujan tidak diperbolehkan.
- Melanjutkan pemasangan sesudah 3 hari atau lebih harus ada ijin Direksi.
3. Beton bertulang
- Beton Cor
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton bertulang akan dilaksanakan pada saat pekerjaan
timbunan, dan pasangan batu telah selesai dilaksanakan dan beriringan dengan pekerjaan
plesteran hal ini dilakukan bila pekerjaan beton bertulang ini kurang rapi maka akan
dirapikan dengan pekerjaan plesteran. Campuran yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir :
3 kerikil, pengadukan dilakukan dengan menggunakan concrete mixer (molen) dan
dilakukan oleh tukang-tukang yang telah berpengalaman setelah pengadukan selesai
dilakukan maka akan dituangkan kedalam cetakan yang telah disiapkan setelah sebelumnya
telah dilakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan shop drawing yang telah disiapkan.
Setelah pengecoran beton dilakukan maka akan dilakukan perawatan beton sebelum
pembongkaran cetakan dilakukan yaitu dengan cara disiram atau ditutupkan dengan goni
yang dibasahi dengan air secara kontinyu untuk menjaga agar beton selalu dalam keadaan
basah.

- Pembesian
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar
ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi
tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Semua penulangan harus dari baja U-24 , produksi dalam negeri
dengan standar industri Indonesia. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-
syarat penulangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam N.I.2, kecuali
tertulis pada gambar atau ditentukan direksi, bengkokan, penggelasan selimut
beton dan detail lainnya. Besi yang dipakai harus bebas dari gemuk / pelumas, karat
dan kotoran-kotoran lain serta tidak bengkok-bengkok. Diameter besi sesuai yang
telah ditentukan, batang dengan berbagai ukuran agar diberikan tanda yang jelas
dan dikelompokkan terpisah satu sama lainnya. Selimut / pelindung beton harus
terjamin sesuai dengan gambar baik horizontal maupun vertikal dengan memasang
tahu-tahu beton. Tulangan harus diikat erat dengan sedikitnya 2 (dua) kali
putaran dengan kawat beton 1,6 mm, ujung kawat beton agar dipotong sependek
mungkin agar tidak mencuat dari keluar dari beton.
Bila pemasangan tulangan selesai dilakukan kontraktor harus
menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh pihak direksi dan konsultan
pengawas untuk dilakukan pengecekan akhir kebenaran penempatan penulangan.
o Untuk pekerjaan tulangan menggunakan besi beton dengan diameter 12 mm dan
besi beton berdiameter 8 mm untuk besi behel dengan diikat oleh kawat beton.

- Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap
pekerjaan bekisting:
- Yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom
sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

Pekerjaan Pengecoran
- Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila
diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi
bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka dibuta bekisting
yang terbuat dari kayu perancang (papan). Permukaan dari papan dihakus dan dibersihkan
untuk mendapatkan permukaan beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong
sesuai ukuran yang telah ditentukan oleh direksi dengan menggunakan alat pemotong
gergaji, kayu- kayu bekisting yang telah dipotong di rekatkan dengan bingkat penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkat penguat,
sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.
Setelah cetakan siap/selesai dibuat, selanjutnya cetakan ditempatkan pada tiang-tiang besi
yang terdapat pada bangunan, selanjutnya cetakan tersebut dipasangkan tiang besi. Untuk
menguatkan cetakan, maka cetakan/bekisting pada berikat penyangga pada sudut-sudut
bekisting. Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan pengecoran
beton. Pembongkaran cetakan berkisar 2 hari atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.

IV. Pekerjaan Bangunan Terjunan


1. Pasangan Batu Gunung
2. Plesteran ad. 1:4 Tebal 15 mm +Acian plat
Pada prinsipnya pada Pekerjaan Bangunan Terjun yang meliputi Pasangan Batu Gunung dan
Plesteran ad. 1:4 Tebal 15 mm +Acian plat memiliki kesamaan pada metode kerja pada item pekerjaan
Pelapis Saluran pada poin 3. Yang membedakan hanya pada letak, posisi, ukuran yang akan
dikerjakan di lapangan.

Setelah tahapan pekerjaan secara keseluruhan selesai selanjutnya dilaksanakan pekerjaan


Pembersihan akhir dan penyusunan Gambar Purna Laksana (As Built Drawing) serta dokumen administrasi
lainnya sebagai bahan laporan ke pihak Pemberi Kerja.

Anda mungkin juga menyukai