PELAPIS SALURAN
Metode Pelaksanaan pekerjaan adalah bertujuan mengetahui sejauh mana pemahaman kontraktor
dalam melaksanakan Pekerjaan, agar dalam pelaksanaannya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis & gambar yang telah disusun.
Adapun sasaran dari metoda pelaksanaan ini adalah :
a. Terpenuhinya optimalisasi, kesatuan dan keterpaduan kegiatan dan peralatan masing-masing unit dan
fungsi yang terlibat dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Tercapainya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan perlengkapan sarana pemeliharaan jalan serta
pernyaratannya, sesuai dengan sistem atau cara yang paling memungkinkan tanpa menimbulkan
gangguan baik secara teknis struktur bangunan serta teknis pemeliharaan jalan.
c. Tercapainya Optimalisasi pemanfaatan tapak (site) yang tersedia sehingga lebih berfungsi dan lebih
berpengaruh dalam meningkatkan kualitas konstruksi.
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian pondasi Pile cap dan sloof
beton. Elevasi air tanah diperkirakan 1 s/d 2 m dibawah permukaan tanah. Galian
dilakukan dengan step-step yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi
tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta dijaga
terhadap lingkungan (Enviromental Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi
pembuangan tanah ke disposal area.
3. Timbunan Tanah Biasa
Tahapan Pekerjaan:
a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih besar
dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air
dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau
dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian
didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan
alat pemadat/stamper.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
Tanah hasil galian akan dipadatkan kembali menjadi tanggul setelah pekerjaan galian
dan pasangan batu selesai dilakukan, tanah yang telah ditumbuk oleh excavator disamping
tempat galian diratakan secara manual sedangkan untuk pemadatan akan digunakan alat
bantu pemadatan yaitu digunakan balok berukuran besar untuk ditumbukkan ke daerah
timbunan oleh beberapa orang pekerja atau bila diperlukan akan digunakan stamper untuk
melakukan pemadatan
.
III. Pekerjaan Pelapis / Saluran
1. Pasangan Batu Gunung
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk
Direksi.
d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan
air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa
PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil
yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada
bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu
lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan
jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan
laporan
Semua pasangan batu dengan lapisan adukan dalam rangka pasangan pelapis
bangunan air atau diperintahkan oleh Direksi.Bahan yang digunakan adalah batu, semen,
pasir dan air harus sesuai dengan ketentuan dan memenuhi persyaratan dalam bab II
bahan-bahan. Campuran untuk pasangan batu terdiri dari 1 PC : 4 Pasir. Cara pengadukan
campuran harus mendapat persetujuan direksi.
- Cara dan alat dipakai untuk mengaduk harus sedemikian rupa, sehingga dapat
menentukan dan mengatur banyaknya masing-masing bahan, untuk itu diperlukan kotak
ukuran bahan dan kotak tempat mencampur bahan dengan ukuran yang disetujui
Direksi. Cara mengaduk dengan tenaga manusia. Bahan yang dicampur sesuai dengan
ukuran harus diaduk dulu saat kering dalam kotak adukan apabila sudah
dicampurkan dikasih air dan diaduk sampai dengan warna campuran seragam.
- Adukan yang telah dicampur air tidak dipakai dalam waktu 30 menit tidak dapat
dipergunakan lagi.
Pemasangan
- Pada bagian pondasi sebelum batu disusun harus diisi adukan, jangan kosong.
- Batu yang akan dipasang harus bersih, dari semua bentuk kotoran.
- Susunan batu harus duduk diatas adukan tidak boleh langsung ketemu batu.
- Pemasangan batu diwaktu hujan tidak diperbolehkan.
- Melanjutkan pemasangan sesudah 3 hari atau lebih harus ada ijin Direksi.
3. Beton bertulang
- Beton Cor
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton bertulang akan dilaksanakan pada saat pekerjaan
timbunan, dan pasangan batu telah selesai dilaksanakan dan beriringan dengan pekerjaan
plesteran hal ini dilakukan bila pekerjaan beton bertulang ini kurang rapi maka akan
dirapikan dengan pekerjaan plesteran. Campuran yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir :
3 kerikil, pengadukan dilakukan dengan menggunakan concrete mixer (molen) dan
dilakukan oleh tukang-tukang yang telah berpengalaman setelah pengadukan selesai
dilakukan maka akan dituangkan kedalam cetakan yang telah disiapkan setelah sebelumnya
telah dilakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan shop drawing yang telah disiapkan.
Setelah pengecoran beton dilakukan maka akan dilakukan perawatan beton sebelum
pembongkaran cetakan dilakukan yaitu dengan cara disiram atau ditutupkan dengan goni
yang dibasahi dengan air secara kontinyu untuk menjaga agar beton selalu dalam keadaan
basah.
- Pembesian
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar
ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi
tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Semua penulangan harus dari baja U-24 , produksi dalam negeri
dengan standar industri Indonesia. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-
syarat penulangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam N.I.2, kecuali
tertulis pada gambar atau ditentukan direksi, bengkokan, penggelasan selimut
beton dan detail lainnya. Besi yang dipakai harus bebas dari gemuk / pelumas, karat
dan kotoran-kotoran lain serta tidak bengkok-bengkok. Diameter besi sesuai yang
telah ditentukan, batang dengan berbagai ukuran agar diberikan tanda yang jelas
dan dikelompokkan terpisah satu sama lainnya. Selimut / pelindung beton harus
terjamin sesuai dengan gambar baik horizontal maupun vertikal dengan memasang
tahu-tahu beton. Tulangan harus diikat erat dengan sedikitnya 2 (dua) kali
putaran dengan kawat beton 1,6 mm, ujung kawat beton agar dipotong sependek
mungkin agar tidak mencuat dari keluar dari beton.
Bila pemasangan tulangan selesai dilakukan kontraktor harus
menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh pihak direksi dan konsultan
pengawas untuk dilakukan pengecekan akhir kebenaran penempatan penulangan.
o Untuk pekerjaan tulangan menggunakan besi beton dengan diameter 12 mm dan
besi beton berdiameter 8 mm untuk besi behel dengan diikat oleh kawat beton.
- Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap
pekerjaan bekisting:
- Yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom
sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
Pekerjaan Pengecoran
- Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila
diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi
bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka dibuta bekisting
yang terbuat dari kayu perancang (papan). Permukaan dari papan dihakus dan dibersihkan
untuk mendapatkan permukaan beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong
sesuai ukuran yang telah ditentukan oleh direksi dengan menggunakan alat pemotong
gergaji, kayu- kayu bekisting yang telah dipotong di rekatkan dengan bingkat penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkat penguat,
sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.
Setelah cetakan siap/selesai dibuat, selanjutnya cetakan ditempatkan pada tiang-tiang besi
yang terdapat pada bangunan, selanjutnya cetakan tersebut dipasangkan tiang besi. Untuk
menguatkan cetakan, maka cetakan/bekisting pada berikat penyangga pada sudut-sudut
bekisting. Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan pengecoran
beton. Pembongkaran cetakan berkisar 2 hari atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.