Anda di halaman 1dari 16

Makalah Manajemen Pemasaran Internasional

LINGKUNGAN POLITIK
Suatu Persoalan Penting

OLEH :
KELOMPOK 6

ANDI SURYA NUR AZIZA_ B1B1 14 009


CINDY OKTAVIANI B_ B1B1 14 014
MUHAMMAD RIDWAN_ B1B1 14 047
HERWIN_ B1B1 14 206
LA ODE AMINUDIN_ B1B1 14 224
MUHAMMAD KHOLI JAYA_ B1B1 14 227

MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya,penulis dapat menyusun makalah berjudul Lingkungan Politik dengan baik
dan lancar.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Iinternasional yang akan dipresentasikan . Materi tentang Lingkungan Politik ini merupakan
materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa UHO.

Isi yang terkandung dalam tugas ini adalah tentang lingkungan politik dalam pemasaran
internasional. Dalam makalah ini terdapat pembahasan resiko-resiko apa saja yang bisa
berpengaruh dalam lingkungan politik pemasaran internasional beserta tahap-tahap resiko
politik.
Kami harapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penyusun.Dimana
pembaca bisa menambah wawasan pengetahuan dan penyusun bisa memenuhi nilai tugas yang
sesuai dengan harapan. Kami menyadari bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan.Untuk itu
kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dalam pembuatan tugas selanjutnya.

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Kedaulatan Bangsa-bangsa...........................................................................................
B. Stabilitas Kebijakan Pemerintah...................................................................................
C. Risiko-risiko Politis dari Bisnis Global.........................................................................
D. Menilai Kerentanan Politis............................................................................................
E. Memperkecil Kerentanan Politis...................................................................................
F. Dorongan Pemerintah....................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tidak ada perusahaan, domestic maupun internasional, besar maupun kecil, dapat
melakukan bisnis tanpa mempertimbangkan pengaruh lingkungan politik dimana perusahaan
tersebut beroperasi. Satu dari realita yang tak terbantah dan penting dari bisnis internasional
adalah bahwa baik pemerintah tuan rumah maupun negara asal adalah partner yang integral.
Sebuah pemerintahan bereaksi terhadap lingkungannya dengan mengeluarkan dan meneruskan
kebijakan-kebijakan yang dirasa perlu untuk memecahkan masalah-masalah yang tercipta dari
keadaan-keadaan khusus pemerintah tersebut. Gagasan-gagasan sebuah pemerintahan tentang
bagaimana cara terbaik untuk memajukan kepentingan nasional, dengan mempertimbangkan
sumber daya sendiri dan filosofi politiknya, akan tercermin dalam kebijakan-kebijakan dan
sikapnya terhadap bisnis. Sebuah pemerintah mengendalikan dan melarang aktivitas sebuah
perusahaan dengan mendorong dan menawarkan dukungan, atau dengan mencegah dan melarang
aktivitasnya tergantung pada keinginan pemerintah tersebut.
Hukum internasional mengakui hak kedaulatan sebuah bangsa untuk memberikan atau
tidak izin untuk melakukan bisnis dalam batas-batas politiknya, dan mengendalikan di mana
warga negaranya melakukan bisnis. Jadi, lingkungan politik dari sebuah negara merupakan
perhatian penting untuk pemasar internasional.
Stabilitas politik merupakan salah satu variabel penting bagi perusahaan ketika
mempertimbangkan perluasan pasar luar negeri.Lingkungan politik memuat peristiwa-peristiwa
yang beranekaragam seperti masalah-masalah sipil (konflik),aksi terus menentang bisnis,konflik
antar negara di kawasan tertentu.
Keputusan pemasaran dalam konteks internasional sangat dipengaruhi oleh prospektif
politik kedua negara (negara sendiri atau negara lain).Pemerintah bernagai negara di dunia
membantu industri dalam negerinya dengan memperkuat daya saing mereka melalui kebijakan
fiscal dan moneter dengan beranekaragam.Dukungan politik yang demikian dapat memainkan
peranan penting dalam mencari pasar luar negeri.
B. RUMUSAN MASALAH

Di rumuskan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana peran Kedaulatan Bangsa-bangsa dalam Pemasaran Internasional ?
2. Bagaimana Stabilitas Kebijakan Pemerintah yang dapat mendorong Pemasaran
Internasional ?
3. Apa saja yang dapat menjadi Risiko-risiko Politis dari Bisnis Global ?
4. Bagaimana Menilai Kerentanan Politis dalam Pemasaran Internasional ?
5. Langkah apa yang ditempuh untuk Memperkecil Kerentanan Politis dalam Pemasaran
Internasional ?
6. Bagaimana Dorongan Pemerintah dalam Pemasaran Internasional ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Mengetahui peran Kedaulatan Bangsa-bangsa dalam Pemasaran Internasional
2. Mengetahui Stabilitas Kebijakan Pemerintah yang dapat mendorong Pemasaran
Internasional
3. Mengetahui saja yang dapat menjadi Risiko-risiko Politis dari Bisnis Global
4. Dapat Menilai Kerentanan Politis dalam Pemasaran Internasional
5. Dapat Mengevaluasi Langkah apa yang ditempuh untuk Memperkecil Kerentanan Politis
dalam Pemasaran Internasional
6. Mengetahui Dorongan Pemerintah dalam Pemasaran Internasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEDAULATAN BANGSA-BANGSA

Dalam konteks hukum internasioanal, sebuah negara berdaulat merdeka dan bebas dari
semua kendali eksternal; mempunyai kesetaraan legal yang utuh terhadap negara-negara lain;
memerintah teritorinya sendiri; memilih sistem politik, ekonomi dan sosialnya sendiri; dan
mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain. Kedaulatan
berkenaan dengan kekuasaan yang di miliki sebuah negara dalam hubungannya terhadap negara
lain dan kekuasaan tertinggi yang dimiliki atas warganya sendiri. Sebuah negara menetapkan
persyaratan untuk kewarganegaraan, menentukan batasan-batasan geografis, dan mengendalikan
perdagangan dan pergerakan orang dan barang melintasi perbatasan-perbatasannya. Sebagai
tambahan, seorang warga negara tetap tunduk kepada hukum negara meskipun ketika berada di
luar perbatasan. Banyak dari konflik dalam bisnis internasional timbul dari perpanjangan hukum
nasional yang melampaui perbatasan-perbatasan negara tersebut. Terlebih lagi jika ada negara
lain yang menganggap kedaulatannya sendiri terancam bahaya.
Berbagai negara dapat dan melakukan pembatasan pada aspek-aspek tertentu hak
kedaulatan mereka untuk dapat hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain. Uni Eropa,
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mewakili contoh-contoh dari bangsa yang
secara sukarela bersedia untuk melepaskan beberapa hak kedaulatan mereka dengan tujuan untuk
berpartisipasi dengan negara-negara anggota untuk sebuah tujuan bersama yang saling
menguntungkan.
Negara-negara yang setuju untuk menyerahkan sebagian dari kedaulatan mereka sering
kali menjadi subjek ketakutan yang terlalu banyak diberikan. Sebagai contoh, WTO dianggap
oleh beberapa orang sejauh ini sebagai ancaman terbesar terhadap kedaulatan nasional.
Ketaatan kepada WTO tak terelakkan lagi merupakan kehilangan kedaulatan nasional
sampai tingkat tertentu, karena negara-negara anggota telah berjanji untuk mematuhi perjanjian
internasional dan prosedur arbitrasi yang dapat melanggar hukum nasional, dan mempunyai
percabangan yang cakupannya cukup jauh terhadap warga negara,. Kedaulatan merupakan satu
dari isu utama dari pertengkaran antara Amerika Serikat dan Uni Eropa mengenai penolakan
Eropa untuk menurunkan tarif pada pajak.

B. STABILITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH

Iklim politik yang ideal untuk sebuah perusahaan multinasional adalah pemerintah yang
stabil dan ramah. Sayangnya, pemerintah tidak selalu stabil dan ramah, atau tidak juga
pemerintah yang stabil dan ramah akan selamanya demikian. Pergantian radikal dalam filosofi
pemerintahan ketika sebuah partai oposisi naik berkuasa, tekanan dari kelompok-kelompok
nasionalis dan kepentingan pribadi, melemahkan kondisi ekonomi, berprasangka terhadap
investasi asing, atau konflik-konflik antar pemerintahan adalah sebuah isu-isu yang dapat
memengaruhi stabilitas sebuah pemerintah. Karena bisnis-bisnis asing dinilai berdasarkan
standar yang bervariasi seperti halnya bangsa-bangsa, stabilitas dan keramahan pemerintahan
dalam setiap negara harus dinilai sebagai suatu praktik bisnis yang berkelanjutan
Lingkungan sosioekonomi dan politik selalu berubah, seperti di Uni Soviet dan Meksiko.
Terdapat lima penyebab politis dari instabilitas dalam pasar internasional:
1. Bentuk-Bentuk Pemerintah
Sekitar 500 tahun SM, Bangsa Yunani Kuno telah memahami dan mengkritik tiga
bentuk fundamental dari pemerintahan: pemerintahan oleh satu orang, pemerintahan oleh
sedikit orang, dan pemerintahan oleh banyak orang. Istilah umum untuk hal tersebut yang
digunakan di masa kini adalah monarki (diktator), ariktokrasi (oligarki) dan demokrasi.
Sekitar waktu yang sama dalam sejarah, Sirus Agung, raja Persia, menyatakan bahwa
tujuan dari pemerintahan adalah untuk melayani rakyat, tidak sebaliknya. Gagasan sirus
melekat dalam konstitusi dari bangsa-bangsa yang paling modern. Menyusul runtuhnya
komunisme sekitar tahun 1990, dunia tampaknuya sepakat bahwa demokrasi
perdagangan bebas adalah solusi terbaik bagi semua kritik terhadap pemerintahan sejak
masa Aristoteles, Sirus, dan yang lainnya.
2. Partai-Partai Politik
Seorang pemasar yang cerdik harus memahami semua aspek dari medan politik
agar selalu mengetahui dengan baik informasi mengenai lingkungan politik. Pergantian
yang tidak dapat di prediksi dan drastis dalam kebijakan pemerintah akan menghalangi
investasi, apapun yang menyebabkan pergantian tersebut. Singkatnya penilaian dari
filosofi dan sikap politik dalam sebuah negara adalah penting untuk mengukur stabilitas
dan daya tarik sebuah pemerintahan dalam hubungannya dengan potensi pasar.
3. Nasionalisme
Nasionalisme ekonomi dan kultur, yang dalam tingkat tertentu ada dalam semua
negara, adalah factor lain yang penting dalam menilai iklim bisnis. Nasionalisme paling
sesuai dideskripsikan sebagai perasaan yang intens akan harga diri dan kesatuan nasional,
suatu kesadaran dari penduduk sebuah bangsa akan harga diri terhadap negara mereka.
Harga diri ini dapat mengambil bentuk prasangka anti-bisnis asing. Dimana pelecehan
dan pengendalian terhadap investasi asing di dukung, atau justru di hargai. Nasionalisme
ekonomi mempunyai, sebagai salah satu tujuan utamanya, usaha untuk melindungi
otonomi ekonomi nasional dimana penduduknya mengidentifikasikan kepentingannya
dengan perlindungan kedaulatan negara dimana mereka tinggal. Dengan kata lain,
kepentingan dan keamanan nasional adalah lebih penting dibandingkan hubungan
internasional.
4. Ketakutan dan/atau Kebencian yang Terararah
Merupakan hal yang penting bagi para pemasar agar tidak mencampurkan
nasionalisme, dimana kebencian diarahkan secara umum terhadap semua negara-negara
asing. Dengan ketakutan atau kebencian yang luas yang terarah pada negara tertentu.
5. Perselisihan Perdagangan
Perselisihan perdagangan dapat mengganggu perdagangan internasionals secara
lebih luas.

C. RISIKO-RISIKO POLITIS DAN BISNIS GLOBAL

Isu-isu kedaulatan, filosofi politik yang berbeda, dan nasionalisme terwujud dalam
sejumlah besar tindakan-tindakan pemerintah yang meningkatkan risiko bisnis global. Risiko
dapat berbentuk penyitaan, yang paling kasar, sampai pada banyak aturan dan regulasi
pemerintah yang lebih lunak tetapi tetap signifikan, seperti pengendalian perdagangan,
pembatasan impor, dan pengendalian harga yang secara langsung memengaruhi kinerja aktivitas
bisnis.

Penyitaan, Pengambilalihan, dan Domestikasi


Risiko politik yang paling berat adalah penyitaan, yaitu, perampasan asset-aset
perusahaan tanpa pembayaran. Yang tidak lebih drastis, tetapi masih berat, adalah
pengambilalihan, pemerintah mengambil sebuah investasi tetapi memberikan pembayaran ganti
rugi untuk asset-aset tersebut. Sering kali investasi yang diambil alih dinasionalisasikan, yang
artinya dijalankan oleh pemerintah, resiko jenis ketiga adalah domestikas. Hal ini terjadi ketika
Negara tuan rumah secara sedikit demi sedikit mengalihkan investasi asing kepada kendali dan
kepemilikan nasional, melalui serangkaian surat keputusan pemerintah dengan memerintahkan
kepemilikan lokal dan keterlibatan nasional yang lebih besar dalam manajemen sebuah
perusahaan. Tujuan utama dari domestikasi adalah untuk memaksa investor-investor asing
membagi lebih banyak kepemilikan, manajemen, dan keuntungan dengan warga Negara asli
dibandingkan sebelum dilakukannya domestikasi.
Banyak Negara sekarang melihat investasi sebagai cara menuju pertumbuhan ekonomi.
Seiring dunia telah menjadi semakin saling tergantung secara ekonomi, telah menjadi nyata
bahwa banyak dari keberhasilan ekonomi Negara-negara seperti Korea Selatan, Singapura, dan
Taiwan berhubungan dengan investasi asing.

Risiko Ekonomi
Meskipun pengambilalihan dan penyitaan telah surut sebagai risiko melakukan bisnis di
luar negeri, perusahaan-perusahaan internasional masih dihadapkan dengan pada berbagai risiko
ekonomi yang dapat terjadi tanpa adanya peringatan yang berarti. Pengekangan pada aktivitas
bisnis dapat diterapkan atas nama kemanan nasional untuk melindungi industri yang baru berdiri,
untuk melindungi nilai tukar mata uang asing, untuk meningkatkan pendapatan, atau untuk
meningkatkan praktik-praktik perdagangan yang tidak adil, dan alasan-alasan yang nyata
maupun imajiner yang lainnya. Risiko ekonomi tersebut adalah sebuah bagian penting, dan
selalu berulang dalam lingkungan politik yang tidak dapat dihindari sebagian besar perusahaan
internasional.
Pengendalian Nilai Tukar
Pengendalian nilai tukar disebabkan oleh kekurangan dalam pertukaran devisa yang di
lakukan oleh sebuah Negara. Ketika sebuah Negara menghadapi kekurangan dalam pertukaran
devisa, dan atau sejumlah besar modal meninggalkan Negara tersebut, kendali dapat diterapkan
atas semua pergerakan modal, atau secara selektif terhadap perusahaan-perusahaan yang paling
rentan secara politik untuk menjaga persediaan devisa untuk digunakan pada hal-hal yang paling
pentng. Maalah yang selalu berulang untuk para investor asing adalah memindahkan keuntungan
masuk dan keluar Negara tuan rumah tanpa kehilangan nilai, yang bisa terjadi ketika suatu mata
uang terdevaluasi.

Hukum Kandungan Lokal


Sebagai tambahan atas pembatasan impor terhadap barang-barang penting dalam upaya
memaksa pembelian lokal, berbagai Negara sering kali mengharuskan sebagian dari semua
produk yang dijual dalam Negara tersebut untuk memiliki kandungan lokal, yaitu, untuk
memasukkan kandungan bagian-bagian yang di buat dalam negeri.

Pembatasan Impor
Pembatasan selektif pada impor bahan mentah, mesin, dan suku cadang adalah strategi
yang paling umum untuk memaksa industry asing membeli lebih banyak barang dalam Negara
tuan rumah, dan dengan demikian menciptakan pasar bagi industri lokal. Meskipun hal ini
dilakukan sebagai usaha mendukung perkembangan industry domestik, hasilnya sering kali
melumpuhkan, dan kadang menghambat operasi dari industri yang telah mapan.

Pengendalian Pajak
Pajak harus di golongkan sebagai risiko politik ketika digunakan sebagai cara untuk
mengendalikan investasi asing. Dalam kasus-kasus seperti ini, pajak tersebut di naikkan tanpa di
sertai peringatan, dan dengan melanggar persetujuan-persetujuan formal.

Pengendalian Harga
Produk penting yang menimbulkan minat publik yang besar, seperti farmasi, makanan,
bahan bakar, dan mobil, seringkali berpengaruh pada pengendalian harga. Kendali seperti ini
yang terjadi selama masa inflasi dapat digunakan untuk mengendalikan biaya hidup. Selain itu,
dapat juga digunakan untuk memaksa perusahaan asing menjual ekuitas kepada perusahaan
lokal.

Permasalah Pekerja
Di banyak Negara, serikat pekerja memiliki dukungan pemerintah yang kuat yang mereka
gunakan secara efektif dalam mendapatkan kelonggaran-kelonggara khusus dari bisnis.
Pemecatan dapat dilarang, keuntungan mungkin harus dibagikan, dan pelayanan dalam jumlah
besar dapat disediakan. Bahkan, dibanyak Negara, perusahaan-perusahaan asing dianggap
sebagai permainan yang adil untuk permintaannya atas pekerja domestik.

Sanksi Politis
Sebagai tambahan terhdap risiko-risiko ekonomi, satu atau sekelompok Negara dapat
memboikot Negara lain, dengan begitu menghentikan semua perdagangan antara Negara-negara
tersebut, atau dapat mengeluarkan sanksi terhadap perdagangan produk-produk tertentu.
Sejarah menunjukkan bahwa pemberian sanksi hampir selalu tidak berhasil dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, terlebih lagi jika Negara-negara pedagang besar lainnya
mengabaikan sanksi tersebut.

Aktivis Politis dan Sosial, dan Organisasi Nonpemerintah


Meskipun biasanya tidak ada sanksi secara resmi yang diberikan pemerintah, dampak
dari para aktivis politis dan social (APS) juga dapat menghambat laju perdagangan normal. APS
bisa terdiri atas orang-orang yang mengusahakan perubahan secara damai, dan juga orang-orang
yang mengambil jalan kekerasan dan terorisme untuk memengaruhi perubahan. Bila
terorganisasi dengan baik, aksi-aksi APS dapat berhasil.

Kekerasan dan Terorisme


Meskipun biasanya tidak diprakarsai oleh pemerintah, kekerasan adalah risiko lain yang
perlu dipertimbangkan perusahaan multinasional dalam menilai kerentanan politis aktivitas-
aktivitas mereka.
Terorisme mempunyai banyak tujuan berbeda. Perusahaan-perusahaan multinasional
dijadikan sasaran untuk mempermalukan sebuah pemerintah dan hubungannya dengan berbagai
perusahaan, menggalang dana dengan menculik para eksekutif untuk membiayai tujuan-tujuan
teroris, digunakan sebagai pion dalam perselisihan politis atau sosial yang tidak secara spesifik
diarahkan kepada mereka, dan untuk menimbulkan terror dalam sebuah Negara seperti peristiwa
11 September.

Terorisme dan Kejahatan Internet


Yang mulai muncul dikejauhan adalah tumbuhnya potensi untuk terorisme dan kejahatan
diinternet (cyberterrorism dan cybercrime). Meskipun masih dalam masa pertumbuhannya,
Internet adalah saran untuk melakukan serangan teroris dan kejahatan bagi musuh asing dan
domestik yang ingin menimbulkan kerusakan pada sebuah perusahaan dengan kemungkinan
kecil untuk tertangkap. Satu masalah dalam melacak teroris dan penjahat di Internet adalah
sulitnya untuk menentukan apakah suatu serangan internet dilancarkan oleh negara yang jahat,
teroris, atau hacker sebagai lelucon.

D. MENILAI KERENTANAN POLITIS

Setidaknya banyaknya alasan bagi kerentanan politis sebuah perusahaan sama dengan
banyaknya filosofi politis, variasi ekonomi, dan perbedaan kultural.
Negara-negara yang mencari investasi dalam industri prioritas-tinggi mungkin akan
membebaskan perusahaan dari pajak, bea, kuota, pengendalian devisa, dan rintangan-rintangan
investasi lainnya.

Produk dan Isu yang Sensitif secara Politis


Meskipun tidak ada panduan khusus untuk menentukan keerentanan sebuah produk pada
tingkat apapun, terdapat sejumlah generalisasi yang membantu mengidentifikasi kecenderungan
produk untuk menjadi sensitif secara politis. Produk-produk yang dianggap berpengaruh pada
lingkungan, nilai tukar mata uang, keamanan social dan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan yang
menyolok secara publik atau menjadi subjek perdebatan publik, semuanya lebih berkemungkinan
untuk menjadi sensitif secara politis.
Kesehatan sering kali menjadi subjek perdebatan publik, dan produk-produk yang
memengaruhi atau yang dipengaruhi isu-isu kesehatan mungkin sensitif terhadap perhatian
politis. Uni Eropa telah melarang daging sapi yang dirawat dengan hormone untuk lebih dari satu
dekade. Timbul pertanyaan apakah pelanggaran tersebut berdasarkan isu kesehatan yang valid,
atau hanya proteksi untuk industri daging sapi Eropa. Organisasi Perdagangan Dunia
menyimpulkan bahwa pelanggaran tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah; meskipun demikian,
larangan tersebut belum di cabut.

Meramalkan Risiko Politis


Sebagai tambahan ukuran kualitatif dari kerentanan politis, sejumlah perusahaan
memakai metode sistematis untuk mengukur risiko politis. Penilaian risiko politis adalah usaha
meramalkan instabilitas politik untuk membantu manajemen mengidentifikasi dan mengevaluasi
kejadian-kejadian politis, dan potensi pengaruh mereka pada keputusan-keputusan bisnis
internasional adalah ancaman gagalnya sebuah pemerintahan yang menyebabkan kekacauan
dijlanan dan pasar.
Penilaian risiko di gunakan untuk memperkirakan tingkat risiko yang akan dipikul
perusahaan pada saat menanamkan investasi, dan untuk membantu menentukan jumlah risiko
yang siap diterima perusahaan tersebut. Di bekas uni Soviet dan Cina, risiko yang ada mungkin
terlalu tinggi untuk beberapa perusahaan, tetapi perusahaan yang lebih kuat dengan keuangan
yang lebih baik dapat membuat investasi jangka panjang di Negara-negara tersebut, yang akan
memberikan keuntungan di masa depan.

E. MEMPERKECIL KERENTANAN POLITIS

Hubungan antara pemerintah dan perusahaan multinasional biasanya positif jika investasi
tersebut (1) memperbaiki neraca pembayaran dengan meningkatkan ekspor atau mengurangi
impor melalui substitusi impor; (2) menggunakan sumber-sumber yang diproduksi local; (3)
mengalihkan modal, teknologi, dan/atau keterampilan; (4) menciptakan pekerjaan; dan/atau (5)
memberi konstribusi pajak.

1. Kerja Sama
Kerja sama dapat dilakukan dengan perusahaan multinasional local atau pun negara
ketiga lainnya, yang akan membatasi keterbukaan financial perusahaan, dan biasanya
lebih jarang terkena pelecehan politis. Kerja sama dengan membantu meminimalkan
perasaan anti perusahaan multinasional, dan kerja sama dengan perusahaan multinasional
lainnya menambahkan kekuatan negara pihak ketiga dalam menawar.

2. Pengembangan Basis Investasi


Strategi yang lain adalah dengan melibatkan beberapa investor dan bank dalam
membiayai investasi di negara tuan rumah. Cara ini memberikan keuntungan ketika
terjadi ancaman pengambilalihan atau pelecehan oleh pemerintah dengan memanfaatkan
kekuatan bank tersebut. Strategi tersebut menjadi sangat kuatjika bank telah memberikan
pinjaman kepada negara tuan rumah; jika pemerintah memberikan ancaman
pengambilalihan atau sejenisnya, bank yang membiayai akan mempunyai pengaruh besar
pada pemerintah.

3. Pemberian Lisensi
Strategi yang ditemukan beberapa perusahaan yang mengeliminasi hamper semua risiko
adalah untuk memberikan lisensi teknologi dengan imbalan bayaran tertentu. Pemberian
lisensi menjadi efektif apabila teknologi tersebut unik dan berisiko tinggi. Tentu saja, ada
sejumlah risiko yang ditanggung karena pemegang lisensi bisa saja menolak membayar
biaya yang ditentukan sementara tetap menggunakan teknologi tersebut.

4. Domestikasi Terencana
Solusi ini bukan praktik bisnis yang disukai, tetapi alternatifnya, yaitu domestikasi yang
diprakarsai pemerintah, dapat menjadi malapetaka seperti penyitaan. Seperti respon yang
masuk akal terhadap potensi adanya domestikasi, domestikasi terencana bisa
menguntungkan dan secara operasional bijaksana untuk investor asing. Domestikasi
terencana, pada intinya adalah proses bertahap partisipasi nasional dalam semua fase
operasi perusahaan.

5. Tawar-menawar Politis
Perusahaan multinasional secara jelas terlibat lobi dan tawar-menawar politis sejenisnya
untuk menghindari potensi risiko politis.

6. Penyuapan Politis
Satu pendekatan untuk berurusan dengan kerentanan politis adalah penyuapan politis
usaha untuk mengurangi risiko politis, dengan membayar mereka yang berkuasa untuk
campur tangan atas kepentingan perusahaan multinasional. Bagaimanapun juga, kami
tidak mengajukan pendekatan ini. Tetapi, pesaing anda mungkin menggunakan taktik
seperti ini, jadi berhati-hatilah. Penyuapan politis, atau sogokan telah digunakan untuk
mengurangi pengaruh negative dari berbagai masalah.

F. DORONGAN PEMERINTAH

Alasan terpenting mendorong investasi asing adalah untuk mengakselerasi perkembangan


ekonomi. Semakin banyak negara yang sedang mendorong investasi asing dengan panduan
tertentu yang diarahkan pada tujuan ekonomi. Korporasi multinasional dapat diharapkan
menciptakan lapangan pekerjaan local, pengalihan teknologi, membangkitkan penjualan ekspor,
merangsang pertumbuhan dan perkembangan industry local, menjaga persediaan devisa atau
memenuhi semua harapan ini sebagai syarat konsensi pasar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Politik merupakan persoalan yang rentan dalam pemasaran internasional. Politik yang
ada dalam suatu negara memberikan pengaruh besar bagi perusahaan besar yang telah beroperasi
bisnis hingga diluar negri. Iklim politik yang ideal untuk sebuah perusahaan multinasional adalah
pemerintah yang stabil dan ramah. Sayangnya, pemerintah tidak selalu stabil dan ramah, atau
tidak juga pemerintah yang stabil dan ramah akan selamanya demikian. Pergantian radikal dalam
filosofi pemerintahan ketika sebuah partai oposisi naik berkuasa, tekanan dari kelompok-
kelompok nasionalis dan kepentingan pribadi, melemahkan kondisi ekonomi, berprasangka
terhadap investasi asing, atau konflik-konflik antar pemerintahan adalah sebuah isu-isu yang
dapat memengaruhi stabilitas sebuah pemerintah.
Untuk memperkecil kerentanan politis dapat ditempuh dengan berbagai langkah :
Kerja Sama
Pengembangan Basis Investasi
Pemberian Lisensi
Domestikasi Terencana
Tawar-menawar Politis
Penyuapan Politis

B. SARAN

Bagi perusahaan diharapkan membangun hubungan yang kuat dengan pihak pemerintah
di dalam negara ataupun negara yang akan menjadi sasaran pemasaran produk perusahaan
sehingga perusahaan dapat memperkecil peluang terjebak dalam permainan politik yang dapat
mengakibatkan kerugian .

Anda mungkin juga menyukai