Anda di halaman 1dari 38

Sem I 2009/2010

MODUL XI

1. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT

Momentum sudut yang telah kita pelajari sebelumnya, merupakan konsep yang
penting dalam fisika. Momentum sudut merupakan dasar dari hukum kekekalan
momentum sudut. btw, hukum itu berbeda dengan prinsip. Dalam fluida, kita
mengenal prinsip archimedes, prinsip pascal dkk. Prinsip itu hanya berlaku untuk
kondisi tertentu saja. Hukum itu berlaku universal alias umum.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut menyatakan bahwa :

Jika Torsi total yang bekerja pada sebuah benda tegar = 0, maka momentum sudut
benda tegar yang berotasi bernilai konstan.

Hukum kekekalan momentum sudut ini merupakan salah satu hukum kekekalan yang
penting dalam fisika. Secara matematis, pernyataan Hukum Kekekalan momentum
Sudut di atas bisa dibuktikan dengan mengoprek persamaan Hukum II Newton untuk
gerak rotasi versi momentum.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 1


Sem I 2009/2010

Keterangan :

Penerapan Kekekalan Momentum Sudut

Kekekalan momentum sudut ini biasa digunakan oleh pemain akrobat, penyelam atau

penerjun, penari balet, pemain ice skating, kucing.

2. Energi Kinetik Rotasi

Energi Kinetik Translasi

Kata kinetik berasal dari bahasa yunani, kinetikos, yang artinya gerak. Jadi energi
kinetik itu energi yang dimiliki benda-benda yang bergerak. Sedangkan translasi itu
bisa diartikan linear atau lurus. Kita bisa mengatakan bahwa energi kinetik translasi
merupakan energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak pada lintasan lurus.

Mengenai energi kinetik translasi, sudah gurumuda jelaskan secara lengkap pada
pokok bahasan energi kinetik (Usaha dan energi). Energi kinetik translasi biasa
disingkat energi kinetik. Ketika kita mengatakan energi kinetik, yang kita maksudkan
adalah energi kinetik translasi, seperti kecepatan linear sering disingkat kecepatan.
Atau momentum linear biasa disingkat momentum.

Ingat bahwa setiap benda yang bergerak pasti punya kecepatan (v). Benda juga
punya massa (m). Jadi energi kinetik sebenarnya menggambarkan energi yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 2


Sem I 2009/2010

dimiliki sebuah benda bermassa yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Secara
matematis, energi kinetik suatu benda dinyatakan dengan persamaan :

EK = mv2

Keterangan :

EK = energi kinetik

m = massa

v = kecepatan linear alias kecepatan

Catatan :

Dalam kehidupan sehari-hari, jarang sekali kita menjumpai benda yang selalu
bergerak sepanjang lintasan lurus. Sepeda motor atau mobil yang kita tumpangi juga
tidak selalu bergerak lurus, kadang belok kalau ada tikungan, kadang silih lubang-
lubang yang bertebaran di jalan.

Energi Kinetik Rotasi

Jika energi kinetik translasi merupakan energi yang dimiliki oleh benda-benda yang
bergerak pada lintasan lurus, maka energi kinetik rotasi merupakan energi yang
dimiliki oleh benda yang melakukan gerak rotasi. Bedanya, dalam gerak lurus kita
menganggap setiap benda sebagai partikel tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi,
setiap benda dianggap sebagai benda tegar (Benda dianggap terdiri dari banyak
partikel.

Dalam gerak lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai
massa (m), maka dalam gerak rotasi, setiap benda tegar mempunyai momen inersia
(I). Temannya massa tuh momen inersia. Kalau dalam gerak lurus ada kecepatan,
maka dalam gerak rotasi ada kecepatan sudut. Secara matematis, energi kinetik rotasi
benda tegar, dinyatakan dengan persamaan :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 3


Sem I 2009/2010

Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar di atas, sebenarnya bisa kita turunkan
dari persamaan energi kinetik translasi.

Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-partikel. Untuk mudahnya
perhatikan ilustrasi di bawah.

Ini contoh sebuah benda tegar. Benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-
partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Partikel-partikel
tersebar di seluruh bagian benda itu. Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-
beda. Pada gambar, sumbu rotasi diwakili oleh garis berwarna biru.

Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu
juga berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar
berotasi, setiap partikel itu juga bergerak dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan
setiap partikel bergantung pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah
partikel dari sumbu rotasi, semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatannya besar).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 4


Sem I 2009/2010

Sebaliknya, semakin dekat partikel dari sumbu rotasi, semakin lambat partikel itu
bergerak (kecepatannya kecil).

Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada sumbu. Engsel
yang menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi sebagai sumbu rotasi. Nah,
ketika pintu berputar, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih
besar). Sebaliknya, bagian pintu yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan
(kecepatannya lebih kecil). Jadi ketika sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap
partikel berbeda-beda, tergantung jaraknya dari sumbu rotasi.

Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa
mengatakan bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang
menyusun benda itu memiliki energi kinetik (energi kinetik = energi kinetik
translasi jangan lupa ya). Nah, total energi kinetik semua partikel yang menyusun
benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara matematis, bisa ditulis sebagai
berikut :

EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel

EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + . + EKn

EK benda tegar = m1v12 + m2v22 + m3v32 + . + mnvn2

Keterangan :

EK1 = m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1

EK2 = m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2

EK3 = m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3

Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis
titik-titik (..)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 5


Sem I 2009/2010

EKn = mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir

Persamaan di atas bisa kita tulis lagi seperti ini :

Walaupun kecepatan linear setiap partikel berbeda-beda, kecepatan sudut semua


partikel itu selalu sama. Dengan kata lain, ketika sebuah benda tegar berotasi,
kecepatan sudut semua bagian benda itu selalu sama. Hubungan antara kecepatan
linear dan kecepatan sudut, dinyatakan dengan persamaan :

Karena kecepatan sudut semua partikel sama, maka persamaan ini bisa ditulis
menjadi :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 6


Sem I 2009/2010

Ini adalah persamaan energi kinetik rotasi benda tegar Satuan energi kinetik rotasi
= joule, seperti bentuk energi lainnya

3. Hukum II Newton untuk Gerak Rotasi

Hukum II Newton yang sudah kita pelajari baru membahas hubungan antara gaya,
massa dan percepatan benda untuk kasus gerak lurus (gerak lurus = gerakan benda
pada lintasan lurus). Hubungan antara gaya (penyebab gerakan benda), massa benda
dan percepatan benda dalam gerak lurus dinyatakan dengan persamaan : F = ma.

Gaya vs Torsi

Sebuah benda yang diam bisa bergerak lurus karena ada gaya. Demikian juga sebuah
benda yang sedang bergerak bisa berhenti atau berkurang kecepatannya karena ada
gaya. Misalnya sebuah mobil mula-mula diam. Setelah mesinnya dinyalakan dan om
sopir tancap gas, mobil itu bergerak. Dalam hal ini mobil bergerak karena ada gaya
dorong yang dihasilkan oleh mesin. Mobil yang sedang bergerak juga bisa berhenti
jika om sopir menekan pedal rem. Dalam hal ini, mobil berhenti karena ada gaya
gesekan antara ban dan kampas. Kita bisa menyimpulkan bahwa gerakan mobil
dipengaruhi oleh gaya.

Kalau dalam gerak lurus, gerakan benda dipengaruhi oleh gaya, maka dalam gerak
rotasi, gerakan benda dipengaruhi oleh torsi. Mengenai Torsi semakin besar torsi,
semakin cepat benda berotasi. Sebaliknya semakin kecil torsi, semakin lambat benda
berotasi. misalnya mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Jika pada benda itu
dikerjakan torsi, benda itu berotasi dengan kecepatan sudut tertentu. Dalam hal ini
benda mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi).
Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Semakin besar torsi, semakin besar
percepatan sudut. sebaliknya semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut.
Dengan kata lain, torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut.
secara matematis, hubungan antara torsi dan percepatan sudut dinyatakan dengan
persamaan :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 7


Sem I 2009/2010

Massa vs Momen Inersia

Seperti yang telah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan Momen Inersia, dalam
gerak lurus massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
mempertahankan kecepatannya. Apabila benda sudah bergerak dengan kecepatan
tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang
sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya
jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika
massanya besar. Misalnya jika kita menendang kelereng dan bola sepak dengan
kekuatan (gaya) yang sama, maka tentu saja kelereng akan bergerak lebih cepat,
sedangkan bola sepak akan bergerak lebih lambat. Hal ini disebabkan karena massa
kelereng lebih kecil, sebaliknya massa bola sepak lebih besar. Jadi selain dipengaruhi
oleh gaya, gerakan benda juga ditentukan oleh massa.

Dalam gerak rotasi, selain dipengaruhi oleh torsi, gerak rotasi benda tegar juga
dipengaruhi oleh momen inersia. Misalnya terdapat dua benda tegar, sebut saja benda
A dan B. benda A memiliki momen inersia yang lebih besar, sedangkan benda B
memiliki momen inersia yang lebih kecil. Jika pada kedua benda ini dikerjakan torsi
yang sama, maka benda A bergerak lebih lambat sedangkan benda B bergerak lebih
cepat. Hal ini disebabkan karena benda A memiliki momen inersia yang lebih besar.
Btw, momen inersia suatu benda tegar ditentukan oleh posisi sumbu rotasi, massa
benda dan kuadrat jarak setiap partikel penyusun benda tegar dari sumbu rotasi.
mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan Momen Inersia.

Mula-mula benda diam (kecepatan sudut = 0). Setelah dikerjakan torsi, benda
berotasi dengan kecepatan sudut tertentu. dalam hal ini, benda mengalami perubahan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 8


Sem I 2009/2010

kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi). perubahan kecepatan sudut =


percepatan sudut. Berdasarkan ilustrasi benda A dan benda B di atas, kita bisa
mengatakan bahwa semakin besar momen inersia, semakin kecil percepatan sudut
benda. Jadi momen inersia berbanding terbalik dengan percepatan sudut. Secara
matematis, hubungan antara momen inersia dengan percepatan sudut dirumuskan
sebagai berikut :

Hukum II Newton untuk gerak rotasi

Berdasarkan hubungan antara torsi dan momen inersia dengan percepatan sudut yang
sudah dijelaskan di atas, kita bisa menurunkan hubungan antara Torsi, Momen
Inersia dan Percepatan Sudut benda.

Kedua persamaan ini bisa ditulis menjadi seperti ini :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 9


Sem I 2009/2010

Ini adalah persamaan hukum II Newton untuk gerak rotasi. Persamaan ini mirip
dengan persamaan Hukum II Newton F = ma. (F = gaya, m = massa dan a =
percepatan). temannya gaya adalah torsi, temannya massa = momen inersia,
temannya percepatan = percepatan sudut. bedanya, F = ma itu hukum II Newton
untuk gerak lurus, sedangkan persamaan torsi di atas merupakan hukum II Newton
untuk gerak rotasi.

Contoh Soal 1 :

Sebuah roda memiliki momen inersia sebesar 10 kg m2. Jika pada roda tersebut
dikerjakan Torsi sebesar 40 Nm, tentukan percepatan sudutnya

Panduan jawaban :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 10


Sem I 2009/2010

Contoh Soal 2 :

Seorang nenek ingin melihat kakek yang sedang tidur di dalam kamar. Nenek yang
penuh perhatian itu mendorong pintu dengan gaya sebesar 5 N dan arah dorongan
tegak lurus pintu (lihat gambar di bawah). Mula-mula pintu diam (gambar a).
Setelah didorong, pintu berotasi dengan percepatan sudut sebesar 2 rad/s 2 (gambar
b). Jika jarak titik kerja gaya dari sumbu rotasi (r) = 1 meter, berapakah momen
inersia pintu ?

Gambar pintu dilihat dari atas. Arah gaya tidak menuju langit, tapi menembus pintu.
Bayangkan dirimu mendorong pintu, di mana arah dorongan tegak lurus pintu.

Panduan Jawaban :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 11


Sem I 2009/2010

Kita hitung lengan gaya dulu

Sekarang kita hitung besar Torsi

Gaya (F) = 5 Newton

Lengan Gaya (l) = 1 meter

Besar Torsi = 5 Newton meter

Arah torsi bagaimana? Gunakan aturan tangan kanan. Rentangkan tangan kananmu
hingga sejajar dengan arah gaya, terus putar keempat jari menuju sumbu rotasi / ke
kiri (searah dengan arah rotasi pintu. Arah rotasi pintu berlawanan dengan arah
putaran jarum jam). Arah ibu jari menunjukkan arah torsi (menuju ke langit). Torsi
bernilai positif karena arah rotasi berlawanan dengan arah jarum jam (Ini cuma hasil
kesepakatan saja)

Percepatan sudut = 2 rad/s2

Besar Torsi = 5 Nm

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 12


Sem I 2009/2010

Ternyata Momen Inersia pintu = 2,5 Kg m2

Contoh Soal 3 :

Sebuah tali dililitkan mengelilingi tepi silinder padat/pejal. Tali tersebut ditarik
sehingga silinder berotasi tanpa gesekan terhadap sumbu (lihat gambar di bawah
ya). Massa silinder 5 kg dan jari-jarinya 0,2 meter. Mula-mula silinder diam, lalu
ditarik dengan gaya sebesar 20 N. Berapakah kecepatan sudut silinder setelah 2 s
berotasi ?

Panduan Jawaban :

Terlebih dahulu kita hitung Momen Inersia silinder kita gunakan rumus ini :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 13


Sem I 2009/2010

Sekarang kita hitung Torsi.

Lengan gaya-nya berapa ? Ketika tali meninggalkan tepi silinder, arahnya selalu
tegak lurus silinder (sudut yang dibentuk 90o) :

Kemudian hitung percepatan sudut menggunakan hukum II Newton untuk gerak


rotasi :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 14


Sem I 2009/2010

Percepatan sudut = 40 rad/s2

Mula-mula silinder diam. Setelah tali ditarik dengan gaya sebesar 20 N (pada
silinder itu dikerjakan torsi), silinder berputar dengan kecepatan sudut tertentu.
Silinder itu mengalami perubahan kecepatan sudut (dari diam menjadi berotasi).
Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Percepatan sudut yang dialami
silinder = 40 rad/s2

Pertanyaan soal di atas adalah : Berapa kecepatan sudut silinder setelah 2 detik
berotasi. Untuk menentukan kecepatan sudut silinder, kita bisa menggunakan
persamaan Gerak rotasi dipercepatan Beraturan. Mirip dengan persamaan GLBB di
gerak lurus. Cuman ini kasus untuk gerak rotasi. Mengenai hal ini sudah gurumuda
jelaskan pada pokok bahasan Gerak Rotasi dipercepat Beraturan (bagian Kinematika
Rotasi).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 15


Sem I 2009/2010

Kita gunakan persamaan pertama. Kita gunakan persamaan pertama karena


perpindahan sudut (teta) pada soal di atas tidak diketahui.

Mula-mula silinder diam, sehingga kecepatan sudut awal = 0

Percepatan sudut = 40 rad/s2

Waktu (t) = 2 sekon

Jadi kecepatan sudut silinder setelah berotasi selama 2 detik = 80 rad/s

4. Momen Inersia

Pada pembahasan mengenai Torsi, dijelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan benda
yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan
benda yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan
kecepatan sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut.
Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus dengan
percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki
massa.

Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan
sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya.
Apabila benda sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit
dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak
lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda
sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 16


Sem I 2009/2010

besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya
yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.

Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia
alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi tuh mirip dengan massa dalam gerak
lurus. Kalau massa dalam gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan linear (kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada
lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (kecepatan sudut =
kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena dalam
gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu
benda, semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda
yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.

Momen Inersia Partikel

Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari
Momen inersia partikel. Btw, dirimu jangan membayangkan partikel sebagai sebuah
benda yang berukuran sangat kecil. Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang
ditetapkan untuk kata partikel. Jadi penggunaan istilah partikel hanya untuk
mempermudah pembahasan mengenai gerakan, di mana posisi suatu benda
digambarkan seperti posisi suatu titik. Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam
membahas gerak benda pada Topik Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak
Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti
partikel.

Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak
parabola, misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak,
setiap bagian benda itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang
sama. Ketika sebuah mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang
mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti
partikel alias titik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 17


Sem I 2009/2010

Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda
berbeda-beda. Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan
(kecepatan linearnya kecil), sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih
cepat (kecepatan linear lebih besar). Jadi , kita tidak bisa menganggap benda sebagai
partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia berotasi.
Btw, kecepatan sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai hal ini sudah
dijelaskan dalam Kinematika Rotasi.

Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel
yang melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami
konsep momen inersia. Setelah membahas Momen Inersia Partikel, kita akan
berkenalan dengan momen inersia benda tegar. btw, benda tegar itu memiliki bentuk
dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita memahami momen
Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu,
terlebih dahulu kita pahami Momen Inersia partikel. Bagaimanapun, setiap benda itu
bisa dianggap terdiri dari partikel-partikel.

Sekarang mari kita tinjau sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi.

Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak


rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel
itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan
kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami
perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami
percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear partikel ketika
berotasi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 18


Sem I 2009/2010

Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan
tangensial (at), dengan persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan
sudut. Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan
dengan persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas :

Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

Perhatikan ruas kiri. rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu
(bandingan dengan gambar di atas). Persamaan ini bisa ditulis menjadi :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu
rotasi. persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan
percepatan sudut partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah
persamaan Hukum II Newton untuk partikel yang berotasi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 19


Sem I 2009/2010

Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu (m)
dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk mudahnya,
bandingkan dengan gambar di atas.

Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :

Momen Inersia Benda Tegar

Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :

Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki
jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah
total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.

Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia
suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun
bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu
alias poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.

Sekarang coba kita lihat Momen Inersia beberapa benda tegar.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 20


Sem I 2009/2010

Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan

Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga
bergantung pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r 2) partikel dari sumbu
rotasi. Total massa semua partikel yang menyusun benda = massa benda itu.
Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika
diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di bagian tepi benda, ada partikel
yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah, ada

yang terjepit di tengah . amati gambar di bawah

Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari
partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak
setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Ini cuma ilustrasi saja.

Cara praktis untuk mengatasi hal ini (menentukan MI benda tegar) adalah
menggunakan kalkulus.

Lingkaran tipis dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak pada pusat)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 21


Sem I 2009/2010

Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi semua partikel
yang menyusun lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia
lingkaran tipis ini sama dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang
tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.

Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas, bisa
diturunkan sebagai berikut :

Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r
dari sumbu rotasi. dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R

I = MR2

Ini persamaan momen inersia-nya.

Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia benda tegar, selain menggunakan
kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema sumbu tegak lurus +
sifat simetri benda. Prof. Yohanes Surya sudah menurunkan beberapa momen inersia
benda tegar, tapi Cuma beberapa benda tegar saja.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 22


Sem I 2009/2010

Cincin tipis berjari-jari R,

bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di tengah-tengah salah satu


diameter)

Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L

(sumbu rotasi terletak pada salah satu garis singgung)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 23


Sem I 2009/2010

Silinder berongga,

dengan jari-jari dalam R2 dan jari-jari luar R1

Silinder padat

dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder)

Silinder padat dengan jari-jari R

(sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 24


Sem I 2009/2010

Bola pejal dengan jari-jari R

(sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Kulit Bola dengan jari-jari R

(sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Batang pejal yang panjangnya L

(sumbu rotasi terletak pada pusat )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 25


Sem I 2009/2010

Batang pejal yang panjangnya L

(sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung)

Balok pejal yang panjangnya P dan lebarnya L

(sumbu rotasi terletak pada pusat; tegak lurus permukaan)

Latihan Soal 1 :

Sebuah partikel bermassa 2 kg diikatkan pada seutas tali yang panjangnya 0,5 meter
(lihat gambar di bawah). Berapa momen Inersia partikel tersebut jika diputar ?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 26


Sem I 2009/2010

Panduan Jawaban :

Catatan :

Yang kita bahas ini adalah rotasi partikel, bukan benda tegar. Jadi bisa dianggap
massa benda terkonsentrasi pada pusat massanya.

Momen inersianya berapa-kah ?

I = mr2

I = (2 kg) (0,5m)2

I = 0,5 kg m2

Latihan Soal 2 :

Dua partikel, masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg, dihubungkan dengan sebuah


kayu yang sangat ringan, di mana panjang kayu = 2 meter. (lihat gambar di bawah).
Jika massa kayu diabaikan, tentukan momen inersia kedua partikel itu, jika :

a) Sumbu rotasi terletak di antara kedua partikel

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 27


Sem I 2009/2010

Panduan Jawaban :

Momen inersia = 6 kg m2

b) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 2 kg

Momen inersia = 9,5 kg m2

c) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 4 kg

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 28


Sem I 2009/2010

Momen inersia = 5,5 kg m2

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, tampak bahwa Momen Inersia sangat


dipengaruhi oleh posisi sumbu rotasi. Hasil oprekan soal menunjukkan hasil momen
Inersia yang berbeda-beda. Partikel yang berada di dekat sumbu rotasi memiliki
momen inersia yang kecil, sebaliknya partikel yang berada jauh dari sumbu rotasi
memiliki momen inersia yang besar. Jika kita mengandaikan bahwa kedua partikel di
atas merupakan benda tegar, maka setiap partikel penyusun benda tegar yang berada
di dekat sumbu rotasi memiliki momen inersia yang lebih kecil dibandingkan dengan
momen inersia partikel yang jaraknya lebih jauh dari sumbu rotasi. Walaupun bentuk
dan ukuran sama, tapi karena posisi sumbu rotasi berbeda, maka momen inersia juga
berbeda.

Latihan Soal 3 :

Empat partikel, masing-masing bermassa 2 kg dihubungkan oleh batang kayu yang


sangat ringan dan membentuk segiempat (lihat gambar di bawah). Tentukan momen
inersia gabungan keempat partikel ini, jika mereka berotasi terhadap sumbu seperti
yang ditunjukkan pada gambar (massa kayu diabaikan).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 29


Sem I 2009/2010

Momen iInersia gabungan dari keempat partikel ini (dianggap satu sistem) mudah
dihitung. Jarak masing-masing partikel dari sumbu rotasi sama (rA = rB = rC = rD = 1
meter). Jarak AC = BD = 4 meter tidak berpengaruh, karena yang diperhitungkan
hanya jarak partikel diukur dari sumbu rotasi.

I = mr2

I = (2 kg)(1 m)2

I = 2 kg m2

Karena IA = IB = IC = ID = I, maka momen inersia (I) total :

I = 4(I)

I = 4(2 kg m2)

I = 8 kg m2

5. Torsi alias momen gaya

Dalam pokok bahasan hukum II newton, kita belajar bahwa sebuah benda bisa
bergerak lurus dengan percepatan tertentu jika diberikan gaya. Misalnya terdapat
sebuah buku yang terletak di atas meja. Mula-mula buku itu diam (kecepatan = 0).
Setelah diberikan gaya dorong, buku itu bergerak dengan kecepatan tertentu. Buku
mengalami perubahan kecepatan (dari diam menjadi bergerak) akibat adanya gaya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 30


Sem I 2009/2010

Perubahan kecepatan = percepatan. Kita bisa mengatakan bahwa buku mengalami


percepatan akibat adanya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar
percepatan gerak buku itu. Jadi dalam gerak lurus, gaya sebanding dengan
percepatan linear benda.

Bagaimana dengan gerak rotasi ?

Hubungan antara Gaya, Lengan Gaya (Lengan Torsi) dan Percepatan Sudut

Untuk memahami persoalan ini, pahami ilustrasi berikut ini. Kita tinjau sebuah benda
yang berotasi. Misalnya pintu rumah. Btw, ketika kita membuka dan menutup pintu,
pintu juga melakukan gerak rotasi. Engsel yang menghubungkan pintu dengan
tembok berperan sebagai sumbu rotasi.

Ini gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya
yang sama (F1 = F2). Mula-mula kita mendorong pintu dengan gaya F1 yang berjarak
r1 dari sumbu rotasi. Setelah itu kita mendorong pintu dengan gaya F 2 yang berjarak
r2 dari sumbu rotasi. Walaupun besar dan arah Gaya F1 = F2, Gaya F2 akan membuat
pintu berputar lebih cepat dibandingkan dengan Gaya F1. Dengan kata lain, gaya F2
menghasilkan percepatan sudut yang lebih besar dibandingkan dengan gaya F1.

Jadi dalam gerak rotasi, percepatan sudut tidak hanya bergantung pada Gaya saja,
tetapi bergantung juga pada jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dengan garis
kerja gaya. Jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja gaya, dinamakan
lengan gaya alias lengan torsi. Pada contoh di atas, Lengan gaya untuk F1 adalah r1,
sedangkan lengan gaya untuk F2 adalah r2.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 31


Sem I 2009/2010

Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan sudut yang dialami benda yang berotasi
berbanding lurus dengan hasil kali Gaya dengan lengan gaya. Hasil kali antara
gaya dan lengan gaya ini dikenal dengan julukan Torsi alias momen gaya. Jadi
percepatan sudut benda sebanding alias berbanding lurus dengan torsi. Semakin
besar torsi, semakin besar percepatan sudut. Semakin kecil torsi, semakin kecil
percepatan sudut (percepatan sudut =perubahan kecepatan sudut)

Secara matematis, hubungan antara Torsi dengan percepatan sudut dinyatakan


sebagai berikut :

Hubungan antara Arah Gaya dengan Lengan Gaya

Pada penjelasan di atas, arah gaya F1 dan F2 tegak lurus pintu. Kali ini kita mencoba
melihat beberapa kondisi yang berbeda. Perhatikan gambar di bawah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 32


Sem I 2009/2010

Gambar pintu (dilihat dari atas). Pada gambar a, garis kerja gaya tegak lurus
terhadap r (garis kerja gaya membentuk sudut 90o). Pada gambar b, garis kerja gaya
membentuk sudut teta terhadap r. Pada Gambar c, garis kerja gaya berhimpit dengan
r (garis kerja gaya menembus sumbu rotasi). Walaupun besar gaya sama, tapi karena
arah gaya berbeda, maka besar lengan gaya juga berbeda. Lengan gaya l1 lebih besar
dari lengan gaya l2. Sedangkan lengan gaya l3 = 0 karena garis kerja gaya F3
berhimpit dengan sumbu rotasi.

Untuk menentukan lengan gaya, kita bisa menggambarkan garis dari sumbu rotasi
menuju garis kerja gaya, di mana garis dari sumbu rotasi harus tegak lurus alias
membentuk sudut siku-siku dengan garis kerja gaya.

Persamaan Lengan Gaya

Untuk membantu menurunkan persamaan lengan gaya, gurumuda menggunakan


bantuan gambar

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 33


Sem I 2009/2010

Amati gambar di atas. Garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r.

Apabila garis kerja gaya tegak lurus r (gambar a), maka besar lengan gaya adalah :

Apabila garis kerja gaya berhimpit dengan r (gambar c), maka besar lengan gaya
adalah :

BESAR TORSI

Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya. Secara matematis, torsi
dirumuskan sebagai berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 34


Sem I 2009/2010

Jika arah gaya tegak lurus r, maka sudut yang


dibentuk adalah 90o. Dengan demikian, besar Torsi untuk kasus ini adalah :

Jika arah gaya berhimpit dengan r, maka sudut yang dibentuk adalah 0 o. Dengan
demikian, besar Torsi untuk kasus ini adalah :

Para fisikawan sering menggunakan istilah torsi sedangkan para insnyur sering
menggunakan istilah Momen Gaya.

Satuan Sistem Internasional untuk Torsi adalah Newton meter. Satuan Torsi tetap
Newton meter, bukan joule, karena torsi bukan energi.

ARAH TORSI

Torsi merupakan besaran vector, sehingga selain mempunyai besar, torsi juga
mempunyai arah. Apabila arah rotasi berlawanan dengan putaran jarum jam, maka
Torsi bernilai positif. Sebaliknya, apabila arah rotasi searah dengan putaran jarum
jam, maka arah torsi bernilai negative. Untuk menentukan arah torsi, kita
menggunakan kaidah alias aturan tangan kanan. Untuk mempermudah
pemahamanmu, perhatikan gambar di bawah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 35


Sem I 2009/2010

Contoh Soal 1 :

Seorang kakek mendorong pintu, di mana arah dorongan tegak lurus pintu (lihat
gambar di bawah). Tentukan Torsi yang dikerjakan sang kakek terhadap pintu

Panduan Jawaban :

Guampang sekali.

Untuk contoh di atas, lengan gaya (l) = jarak gaya dari sumbu rotasi (r), karena
garis kerja gaya tegak lurus pintu.

Arah torsi ?

Perhatikan arah rotasi alias arah putaran pintu pada gambar di atas. Arah torsi
tegak lurus ke langit mudahnya seperti ini. Putar keempat jari tangan kananmu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 36


Sem I 2009/2010

searah dengan arah rotasi. Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari adalah arah torsi.
Arah rotasi berlawanan dengan jarum jam, sehingga torsi bernilai positif.

Contoh Soal 2 :

Seorang tukang memasang sebuah mur menggunakan sebuah kunci, seperti tampak
pada gambar. Jika besar gaya yang diberikan 40 N dan garis kerja gaya membentuk
sudut 45o terhadap r, tentukan besar lengan gaya dan torsi yang dikerjakan pada mur
tersebut (r = 0,2 meter)

Panduan Jawaban :

Terlebih dahulu kita hitung lengan gaya alias lengan torsi :

Lengan gaya 0,14 meter.

Sekarang kita hitung besar Torsi :

Arah torsi bagaimana-kah ?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 37


Sem I 2009/2010

Perhatikan gambar di atas. Arah rotasi searah dengan putaran jarum jam (kunci di
tekan ke bawah). Dengan demikian, arah torsi menuju ke dalam (arah gerakan mur
ke dalam). Untuk kasus ini, sepertinya om tukang memasang mur. Untuk
memudahkan pemahamanmu, gunakan aturan tangan kanan. Posisikan tangan
kananmu hingga sejajar dengan kunci (ujung jari tanganmu berada di tepi
kunci/sekitar F) . Setelah itu, putar keempat jari tanganmu menuju sumbu rotasi
(diputar ke bawah/searah putaran jarum jam). Nah, arah ibu jari menunjukan arah
torsi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Resa Taruna Suhada FISIKA DASAR 38

Anda mungkin juga menyukai