Ptek00 37 PDF
Ptek00 37 PDF
RINGKASAN
Berbagai usaha untuk mencan sumber bahan pakan baru diusahakan terus menerus
untuk menekan tingginya harga pakan . Salah satu bahan pakan yang pemakaiannya masih
terbatas, harganya relatif murah, namun tumbuh dimana-mana adalah ubi kayu ( cassava) . Pada
umumnya penggunaan ubi kayu untuk pakan ternak belum banyak mendapat perhatian karena
rendahnya kandungan protein ubi kayu dan cepat rusak bila tanpa mendapat perlakuan pasca
panen yang cukup memadai . Salah satu upaya untuk meningkatkan kandungan protein dan
mendapatkan nilai tambah maka ubi kayu dapat diproses menjadi cassapro dengan cara
fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger, hingga kadar proteinnya dapat mencapai 30
%, dengan penambahan Urea / Za sebagai sumber nitrogen anorganik . Prosesnya mudah
dilakukan dengan teknik dan peralatan yang cukup sederhana yaitu dengan cara singkong di
potong kecil-kecil, dikeringkan, lalu campurkan dengan spora yang telah diaktifkan sebelumnya .
Tambahkan Urea/NPK dan campuran mikronutrien ( KC1, NaH2PO4, FeSO4 dan CuSO4 ) dan
diaduk secara merata. Kemudian difermentasi selama 3-5 hari . Cassapro dapat dimanfaatkan
untuk pakan ayam broiler, ayam petelur, itik, konsentrat sapi, pakan babi .
Kata kunci : ubi kayu, cassapro, pakan ternak.
PENDARULUAN
Industri peternakan telah memperlihatkan sumbangan ekonomis yang sangat
besar pada perekonomian dunia . Industri ini akan terus berkembang sepanjang manusia
masih memerlukan protein hewani .
Berbagai usaha untuk mencari sumber bahan pakan baru diusahakan terus
menerus selama bahan pakan tersebut tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan
ketersediaannya cukup banyak . Salah satu bahan pakan di Indonesia yang
pemakaiannya masih terbatas, harganya relatif murah, namun tumbuh dimana-
mana adalah ubi kayu (singkong ) .
Pada umumnya penggunaan ubi kayu dalam pakan ternak tidak begitu
mendapat perhatian . Hal ini disebabkan adanya pandangan negatif terhadap kandungan
HCN ubi kayu dan rendahnya nilai gizi ubi kayu . (Kompiang, dkk ., 1994) .
Ubi kayu merupakan produk pertanian yang mudah rusak dan akan cepat
membusuk dalam waktu dua hingga lima han apabila disimpan dalam bentuk segar
dan tidak mendapat perlakuan pasca panen yang cukup memadai .
23 7
Temu Teknis Fungsional non Penelid 2000
238
Larutkan 100 gram spora Aspergillus niger kering ke dalam 50 liter air
masak .
Tambahkan 250 gram gula pasir / molases , 200 gram Urea / NPK sebagai
sumber nitrogen anorganik, juga tambahkan 100 gram mikronutrien (KCI,
NaH2PO4, FeSO4, CuSO4 ) . Kemudian bahan-bahan tersebut diaerasi yang
kuat selama 24-48 jam dengan memakai pompa air Submarsible atau Power
Head ukuran kecil . Inokulum yang baik dan siap untuk dipakal akan
berwarna hitam .
Tahap II
Timbang cacahan kecil ubi kayu sebanyak 100 kg, lalu tambahkan
mikronutrien / mineral yang terdiri dari 7,2 % Za, 4 % Urea, 1,5 % NaH2PO4, 0,15
KCI, 0,075 % FSO4 dan 0,50 MgSO4 dicampur secara merata dengan 50 liter
cairan inokulum spora aktif. Campuran ini kemudian dipindahkan ke bald fennentasi
yang sebaiknya bagian bawahnya telah dilapisi kain (biasanya kain dari kantong terigu
bekas ), dengan ketebalan campuran bahan fermentasi antara 3-4 cm.
Untuk bahan bald fermentasi dapat dibuat dan bahan kayu, seng, atau papan.
Bagian bawahnya bisa terbuat dan bahan kayu atau gedeg bambu atau dapat
menggunakan tampah . Ukuran bald dapat berbagai macam variasi. Salah satu
contohnya ukuran 60 cm x 40 cm x 4 cm (p x l x t )
Campuran dalam baki-baki tersebut ditumpuk untuk dan difermentasikan
selama 3-4 han . Beberapa persyaratan lingkungan ruang fermentr, antara lain
Suhu ruangan :26-40',
Kelembaban : 80% - 90%.
Sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik,
Fluktuasi suhu tidak lebih dari 2%,
Fluktuasi kelembaban sekitar 10%.
Jika tidak memiliki ruangan fermentasi, maka caranya adalah tumpukan baki
tersebut ditutup seluruhnya dengan menggunakan plastik lembaran . Apabila di atas
permukaan campuran dalam baki tersebut sudah terdapat miselium seperti pada tempe,
maka berarti campuran tersebut / cassapro sudah dapat dipanen .
Cassapro yang sudah jadi kemudian dikeringkan . Pengeringan cassapro
dapat dilakukan dengan menggunakan oven atau mesin dryer atau dapat juga dengan
cara menjemurnya di bawah panas sinar matahari . Pengeringan dengan sinar matahari
merupakan cara / metode yang paling baik untuk pengeringan basil fermentasi, dan
relatif murah .
Untuk memudahkan dalam pencampuran dengan bahan-bahan pakan yang
lain, maka cassapro ini sebaiknya digiling terlebih dahulu. Sebelum disimpan,
kemaslah dengan kantong yang memadai, misalnya karung plastik atau kantong kertas
yang tebal dan kuat . Apabila pengeringannya cukup baik, cassapro ini dapat disimpan
dalam waktu 3 bulan-1 tahun tanpa terjadi penurunan kualitas .
239
1
+ Urea / NPK (9 kg) I
1
+ Mikronutrien (100 gram)
KCL, NaH2PO4, FeSO4, CuSO4 )
1
Diaduk secara merata
1
Ditaruh dalam tampah dengan
ketebalan sekitar 5 cm
1
Difermentasr selama 3-5 hari
1
Dipanen I
1
Dikeringkan
1
Cassapro (80-85 kg siap
Giling
dipakai/disimpan)
240
Tenw Tekms Fungsional non Penelib 2000
Pada proses fermentasi cassapro ini kebersihan alat-alat yang digunakan dan
ruangan amatlah mempengaruhi keberhasilan kualitas hasil cassapro . Hal ini juga
untuk mencegah terkontaminasinya bahan oleh mikroba / kapang yang akan
merugikan, seperti mikroba pembusuk .
Untuk menghasilkan cassapro dengan kadar protein yang optimum pada
awalnya memang memerlukan latihan yang rinci dan intensif, teknologi ini diharapkan
akan dapat dikembangkan di daerah yang surplus penghasil ubi kayu, hanya masih
diperlukan penyesuaian pada proses fisik seperti cara pencacahan, pencampuran .
fermentasi, pengeringan yang sesuai dengan skala produksi, baik skala industri rumah
tangga maupun skala industri komersial .
24 1
KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
2 42
Terms Teknis Fungsionol non Peneliti 2000
Kompiang.I .P . 2000 . Cassapro Menekan Biaya Pakan . Majalah Trobos . Juni 2000
Purwadaria,T . 1999. "Cassapro" Cassava Berprotein Tinggi . Brosur Balai Penelitian
Ternak . Puslitbangnak . Badan Litbang Pertanian .
Purwadaria, T., Sinurat, A.P ., Pasaribu, T., Darma, J ., Hamid, H., Frederick, E, dan
Rosida, J. 2000 . Pengaruh Teknik Pengeringan Dan Pengemasan Terhadap
Kualitas Produk Fermentasi Limbah Sawit . Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian
Peternakan tahun Anggaran 1998/1999 . Balai Penelitian Ternak . Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Badan Penelitian Pengembangan
Peternakan. Departemen Pertanian.
Sinurat .A,P.,Purwadaria .T., Pasaribu.T., Darma.J ., Bintang.I .A.K ., dan
Togatorop.M .H . Kumpulan Hasil Penelitian Peternakan APBN Tahun
Anggaran 1998/1999 . Buku I : Penelitian Ruminansia Besar, Unggas dan
Aneka Ternak dan Hijauan Makanan Temak . Balitnak Puslitbangnak . Badan
Lithang Pertanian.
Ssurahman, H . dan Muslihat, S . 1998. Pembuatan Ruang Fermentor Untuk Produk
Fermentasi Pakan. Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti Balitnak.
Puslitbangnak . Badan Litbang Pertanian .
243