Hazard Di RS
Hazard Di RS
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Survey nasional di 2.600 rumah sakit di USA rata-rata tiap rumah sakit 68
karyawan cedera dan 6 orang sakit (NIOSH 1974-1976). Cedera tersering adalah
strain dan sprain, luka tusuk, abrasi, contusio, lacerasi, cedera punggung, luka bakar
dan fraktur. Penyakit tersering adalah gangguan pernapasan, infeksi, dermatitis dan
hepatitis. Hasil identifikasi hazard RS ditemukan adanya gas anestesi, ethylen oxyde
dan cytotoxic drug. Laporan NIOSH 1985 terdapat 159 zat yang bersifat iritan untuk
kulit dan mata, serta 135 bahan kimia carcinogenic, teratogenic, mutagenic yang
dipergunakan di rumah sakit. Risiko bahaya dalam kegiatan rumah sakit dalam aspek
kesehatan kerja, antara lain berasal dari sarana kegiatan di poliklinik, bangsal,
laboratorium, kamar rontgent, dapur, laundry, ruang medical record, lift (eskalator),
generator-set, penyalur petir, alat-alat kedokteran, pesawat uap atau bejana dengan
tekanan, instalasi peralatan listrik, instalasi proteksi kebakaran, air limbah, sampah
medis, dan sebagainya.
Undang-Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa
tempat kerja wajib menyelengarakan upaya kesehatan kerja apabila tempat kerja
tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan yaitu mudah terjangkitnya penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang karyawan. Rumah sakit sebagai industri jasa
termasuk dalam kategori tersebut, sehingga wajib menerapkan upaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).
II. MAKSUD
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah mengetahui cara mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakan potensi bahaya.
III. TUJUAN
Dalam tulisan ini penulis bertujuan untuk lebih mengenal berbagai potensi bahaya di
instalasi rawat inap di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA