Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang terjadi pada wanita hamil
sehingga menyebabkan terjadimya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih
dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan, 1999; Old, 2000;
Micheline, 2004; Edelman, 2004; Pawii, et al., 2005).

(Runiari. N, 2010)

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).

Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus
dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, hal: 232).

Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal: 112).

http://fajrucmedicine.blogspot.com/

2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa teori menjelaskan
terjadinya hiperemesis gravidarum, namun tak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya
secara tepat (Simpson, et al., 2001). Teori tersebut antara lain Teori Endokrin, Teori Metabolik, Teori
Alergi, Teori Infeksi, dan Teori Psikosomatik (Family Nurse Practitioner Program, 2002; Tiran, 2004).

Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesterone, estrogen, dan human Chorionic
Gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat.

Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual dan muntah
pada kehamilan. Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya
teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Lebih jauh, mual dan muntah berlebihan juga
terjadi pada klien yang sangat sensitive terhadap sekresi dari korpus luteum (Snell, 1998; Kuscu &
Koyuncu, 2002; Verberg, et al., 2006).
Teori psikosomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah
dalam bentuk gejala fisik (Simpson, 2002; Michelini, 2004). Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak
diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka,
ambivalen, serta konflik; dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis
gravidarum (Verberg, et al., 2005).

Leeners dan Sauer (2000) menytakan bahwa faktor psikologis sangat kuat terlibat sebagai etiologi
hiperemesis gravidarum dan dampaknya tidak lama dan beratnya gejala, namun juga menimbulkan
resisten terhadap pengobatan yang diberikan.

Tiran (2004) menyatakan bahwa faktor budaya yang merupakan hal penitng adalah berkaitan dengan
pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi.

2.3 Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill & Nelson, 2003, Edelman,
2004); namun peningkatan kadar progesterone, estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG)
dapat menjadi faktor pencetus mual dan mundah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus penurunan motilitas lambung, dan penurunan
sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat
dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan
sosiokultural.

Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urin turun, selain
itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke jaringan
berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati.

Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang
menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah.
Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 mengakibatkan terjadinya neuropati perifer dan anemia; bahkan
pada kasus berat kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke enchelopati
(Manuaba, 2001: Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson, 2003).

(Runiari. N, 2010)

2.4 Manifestasi Klinik


Menurut berat ringannya gejala, hperemesis gravidarum dapat dibagi dalam tiga tingkatan (Manuaba,
2001; Winkjosastro, 2005).

a. Tingkat I

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini klien merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar
100x/menit, tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit
berkurang, lidah kering, dan mata cekung.

b. Tingkat II

Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi
kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan
konstipasi.

c. Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan
saraf yang dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada
tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esophagus, lambung dan retina.

(Runiari. N, 2010)

2.5 Pemeriksaan Penunjang

a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan/atau dehidrasi meliputi pemeriksaan keton,
albumin, dan berat jenis urin.

b. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht).

c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan meliputi
pemeriksaan natrium, kalium, klorida, dan protein.

d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar asam.

e. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada tiroid.

f. CBC, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai penyebab.

g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.

h. Kadar hCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.


(Runiari. N, 2010)

2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan
dilakukan mulai dari yang paling ringan dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan
antiemetik, rawat inap, atau pemberian nutrisi parenteral. Pengobatan terdiri atas terapi secara
farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik,
antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara
pemberian diet, dukungan emosional, akupuntur, dan jahe (Quinland, et al., 2005).

(Runiari. N, 2010)

2.7 Pencegahan

Pencegahan hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan


tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa
mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering.

Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat.

Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

http://binbask.blogspot.com/
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian Data Subjektif

a. Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal dan
komplikasi.

b. Riwayat diet, khususnya intake cairan.

c. Pengobatan yang didapat saat ini.

d. Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada umumnya.

e. Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan ginekologi, kolelitiasis atau
gangguan abdomen lainnya, gangguan tiroid, dan ada tidaknya depresi.

f. Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan
lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di
tempat bekerja, perubahan status kesehatan atau stresor kehamilan, respons anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan kondisi sakit, serta seistem pendukung.

g. Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisi, dan kehamilan yang tidak direncanakan.

h. Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya. Jika mengalami muntah, kaji
warna, volume, frekuensi, dan kualitasnya. Kaji juga faktor yang memperberat dan memperingan
keadaan, serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan atau pengobatan di rumah.

i. Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi, serta nyeri pada abdomen.
Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang memperingan dan
memperberat nyeri.

j. Pengkajian lain dapat dilakukan dengan menggunakan Rhodes Index of Nausea and Vomiting yang
terdiri atas 8 pertanyaan untuk mengkaji frekuensi dan beratnya mual dan muntah. Instrument ini telah
di teliti valid dan reliabel oleh Family Nurse Practitioner program, School of Nursing, University of Texas
at Austin.

(Runiari. N, 2010)
2. Pengkajian Data Objektif

a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya nafas bau aseton

b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun

c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi

d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria

e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy.

f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik

g. Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih

h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia
kehamilan)

http://binbask.blogspot.com/

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah berlebihan)

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan kelelahan.

3.3 Nursing Care Plan

No

Dx. Keperawatan

NOC
NIC

Aktivitas

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah

Memperlihatkan Status Gizi: Asupan Gizi yang dibuktikan pasien dapat makan seperti biasanya

Mual / Muntah

identifikasi faktor pencetus Mual dan Muntah

catat warna, jumlah, dan frekuensi muntah

minimalkan faktor yang dapat menyebabkan mual dan muntah

instruksikan pasien agar menarik napas dalam, perlahan dan menelan secara sadar

Kolaborasi:

berikan obat antiemetik sebelum makan atau sesuai jadwal yang di anjurkan

Manajemen Nutrisi
pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan

berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

Menunjukkan toleransi aktivitas dibuktikan pasien dapat melakukan kegiatan seperti biasa.

Manajemen Energi

tentukan penyebab keletihan

pantau asupan nutrisi untuk menentukan sumber energi yang adekuat

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah berlebihan)

Kekurangan volume cairan akan teratasi dibuktikan keseimbangan air dalam kompartemen intrasel dan
ekstrasel tubuh

Manejemen Cairan
pantau status hidrasi

tingkatkan asupan oral

Kolaborasi:

berikan terapi IV, sesuai program

Ketidakefektifan pola napas b/d penurunan energi dan kelelahan

Menunjukkan pola pernapasan efektif, yang dibuktikan pergerakan udara ke dalam dan ke luar paru
tidak terganggu

Pemantauan Pernapasan

pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya pernapasan

pantau pola pernapasan

pantau pergerakan dada

auskultasi suara napas


(Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011)

3.4 Implementasi/Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah inisiatf dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam,
2001).

(Runiari. N, 2010)

3.5 Evaluasi

Hal-hal yang perlu dievaluasi pada asuhan keperawatan klien dengan hiperemesis gravidarum.

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit.

a. Turgor kulit.

b. Membrane mukosa.

c. Berat badan sesuai dengan umur kehamilan.

d. Tanda-tanda vital.

e. Pemeriksaan laboratorium: elektrolit serum, Hb dan Ht, serta berat jenis urine.

2. Frekuensi dan beratnya muntah.

3. Intake oral.

4. Kemampuan dalam beraktifitas.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil yang penyebabnya
belum diketahui pasti. Namum ada beberapa faktor predisposisi terjadinya hiperemesis gravidarum
pada wanita hamil. Faktor predisposisi antara lain faktor fisiologi, faktor lingkungan, faktor
psikospiritual, dan faktor sosiokultural.

Hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 berdasarkan dari tingkatan tanda dan gejalanya.

Pemeriksaan lanjutan untuk huiperemesis gravidarum antara lain: urinalisis, kadar Hb dan Ht,
pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan BUN, TSH, CBB, amilase, lipse, keadaan hati, foto abdomen dan
kadar hCG.

Penatalaksanaan mual dan muntah pada wanita hamil tergantung berat ringannya gejala.

Salah satu pencegahan agar tidak terjadinya hiperemesis gravidarum pada wanita hamil adalah
makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

DAFTAR PUSTAKA

Runiari. N, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan Konsep
dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi
NIC, kriteria hasil NOC, ahli bahasa Esty Wahyuningsih, Jakarta: EGC
http://fajrucmedicine.blogspot.com/2013/02/hiperemesis-gravidarum.html posted by fajrucmedicine at
Friday, February 1st, 2003

http://binbask.blogspot.com/2013/01/askep-hiperemesis-gravidarum.html posted by Bintang Baskoro


at Sunday, Januari 13th, 2013

Anda mungkin juga menyukai