Anda di halaman 1dari 12

1. Jelaskan pengertian sumber hukum menurut Joeniarto !!!

2. Jelaskan masing-masing pengertian sumber hukum formal Bagir manan !!!

3. Sebut dan jelaskan sumber-sumber HTN Indonesia !!!

4. Salah satu sumber hukum indonesia adalah yurisprudensi, tetapi dalam praktek, peranan
yurisprudensi sebagai sumber hukum belum berperan maksimal !

Jelaskan 4 hal yang menjadi penyebab tersebut !!!

Jawab

1. Pengertian Sumber Hukum menurut Joeniarto, yaitu dapat dibedakan menjadi tiga pengertian.
Pertama, sumber hukum dalam pengertian sebagai bentuk yang konkret ialah berupa keputusan dari
yang berwenang untuk mengambil keputusan mengenai soal yang bersangkutan. Kedua, sumber
hukum dalam pengertiannya sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan.Ketiga, wujudnya ialah
berupa peraturan-peraturan atau ketetapan-ketetapan tertulis atau tidak tertulis.

2. Menurut Bagir Manan Sumber hukum formal yaitu sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum
berlaku.

3. 1. Sumber Materiil dan Formal

Pancasila itu merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang tidak saja menjiwai, tetapi bahkan
harus dilaksanakan dan tercermin oleh dan dalam setiap peraturan hukum indonesia.

Dalam bentuk formalnya, nilai-nilai pancasila itu tercantum dalam perumusan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum tertulis yang tertinggi di republik Indonesia.

2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar

Konstitusi adalah peraturan dasar,norma dasar,dan sekaligus paling tinggi kedudukannya dalam
sistem negara.

3. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang berisi norma-norma hukum yang
mengikat untuk umum, baik yang di tetapkan oleh lembaga-lembaga pelaksana undang-undang yang
mendapatkan kewenangan delegasi dari undang-undang untuk menetapkan peraturan peraturan
tertentu menurut peraturan yang berlaku.
4. Konvensi Ketatanegaraan

Konvensi ketatanagaraan mempunyai kekuatan yang sama dengan undang-undang karena


diterima dan dijalankan meskipun hakim di pengadilan tidak terikat olehnya. Bahkan sering kali konvensi
ketatanegaraan ini menggeser berlakunya suatu peraturan perundang-undangan yang tertulis.

5. Traktat (Perjanjian)

Traktat atau treaty adalah perjanjian internasional yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam
bentuk tertentu.

Sumber hukum yang lain dari HTN adalah traktat atau perjanjian, sepanjang traktat atau
perjanjian itu menentukan segi hukum ketatanegaraan yang hidup bagi negara masing-masing yang
terikat di dalamnya, sekalipun ia termasuk dalam hukum internasional. Bentuk traktat tersebut tidak
selalu tertulis karena kemungkinan terjadi bahwa perjanjian hanya diadakan dengan pertukaran nota
atau surat-surat belaka.

Macam-macam traktat

Mengenai traktat, dikenal 3 macam traktat, yaitu traktat bilateral, traktat multilateral, dan traktat
kolektif.

Traktat bilateral adalah perjanjian internasional yang dibuat oleh dua buah negara. Contoh traktat
bilateral antara lain adalah :

Traktat antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia tentang perjanjian ekstradisi
menyangkut kejahatan criminal biasa dan kejahatan politik.

Traktat antara pemerintah Indonesia dan pemeritah Papua Nugini tentang perjanjian perbatasan kedua
negara.

Traktat antara pemeritah Uni Soviet dengan Amerika Serikat tentang SALT II (Strategic Arms Limmination
Treaty II) yang ditandatangai oleh Presiden Jimmy Carter dan Ketua Presidium Soviet Tertingi Leonar
Breznev.

Traktat multilateral adalah perjanjian internasional yang dibuat oleh lebih dari dua negara. Contoh
perjanjian internasional multilateral antara lain :

Perjanjian antara Indonesia, Singapura dan Malaysia tentang status Selat Malaka sebagai laut milik
bersama ketiga negara tersebut dan bukan laut internasional.

Perjanjian antara Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand tentang pembentukan
ASEAN.Perjanjian kerja sama beberapa negara di bidang pertahanan dan ideologi seperti NATo

Traktat kolektif atau traktat terbuka adalah perjanjian internasional yang boleh dimasuki negara lain.
Contoh traktat terbuka adalah Piagam PBB atau Charter of the United Nations yang merupakan
perjanjian banyak negara yang ingin mengadakan perdamaian dunia.
4. 1. Dakwaan Tunggal.

Hal ini disusun dalam bentuk paling sederhana dalam hal seseorang atau lebih terdakwa disangka telah
melakukan satu perbuatan atau satu tindak pidana saja. Misalnya melakukan tindak pidana pencurian
pelanggaran, pasal 362 KUHAP yang bebunyi Pasal 365 KUHP

(1) Diancam dengan pidana paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau diikuti
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan

terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian itu, atau bila
tertangkap tangan, untuk memungkinkan diri sendiri atau peserta lainnya untuk melarikan diri, atau
untuk tetap menguasai barang yang dicuri.

(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun:

1o. Bila perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau di pekarangan tertutup yang
ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

2o. Bila perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

3o. Bila yang bersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat, atau
dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;

4o. Bila perbuatan mengakibatkan luka berat.

(3) Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama limabelas tahun.

(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu,
paling lama duapuluh tahun, bila perbuatan itu mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan
oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam
nomor 1' dan 3'.

2. Dakwaan Alternatief.

Dakwaan Alternatif

Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu
merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini
digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat dapat dibuktikan.
Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu dakwaan saja
yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan jika salah satu telah terbukti maka dakwaan
pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu
dengan yang lainnya menggunakan kata sambung atau.

Contoh dakwaan alternatif:


Pertama: Pencurian (Pasal 362 KUHP)

atau

Kedua: Penadahan (Pasal 480 KUHP

3. Dakwaan Subsidair

Sama halnya dengan dakwaan alternatif, dakwaan subsidair juga terdiri dari beberapa lapisan dakwaan
yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan
sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara berurut dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan
pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terendah.

Pembuktian dalam surat dakwaan ini harus dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan teratas sampai
dengan lapisan selanjutnya. Lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut agar
terdakwa dibebaskan dari lapisan dakwaan yang bersangkutan.

Contoh dakwaan subsidair:

Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP)

Subsidair: Pembunuhan (Pasal 338 KUHP)

4. Dakwaan Kumulatif

Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus, ke semua dakwaan harus
dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut
pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal Terdakwa melakukan
beberapa Tindak Pidana yang masing-masing merupakan Tindak Pidana yang berdiri sendiri.

Contoh dakwaan kumulatif:

Kesatu:Pembunuhan (Pasal 338 KUHP)

dan Kedua: Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP)

dan Ketiga: Perkosaan (Pasal 285 KUHP)

5. Dakwaan Kombinasi

Disebut dakwaan kombinasi, karena di dalam bentuk ini dikombinasikan atau digabungkan antara
dakwaan kumulatif dengan dakwaan alternatif atau subsidair.

Contoh dakwaan kombinasi:

Kesatu: Primair: Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP);

Subsidair: Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP);


dan Kedua: Primair: Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP);

Subsidair: Pencurian (Pasal 362 KUHP)

. Usep Ranawidjaja

Ada 4 hal pokok ruang lingkup HTN yaitu

1. Struktur umum organisasi negara

2. Badan-badan ketatanegaraan

3. Pengaturan kehidupan politik rakyat

4. Sejarah Perkembangan Ketatanegaraan suatu negara

Jelaskan masing-masing ke 4 hal pokok ruang lingkup HTN tsb !!!

2. Jelaskan hubungan HTN dengan ke 3 cabang ilmu yang lain (Ilmu Negara, HAN, HI)

3. Metode penafsiran konstitusi : - Metode penafsiran historis

- Metode penafsiran antisipatif

Jelaskan kedua penafsiran konstitusi tersebut !!!

4. Jelaskan dimana letak perbedaan kewenangan penguji, antaran MK dan MA khususnya dalam hal
judicial review !!!

Jawab

1. 1. Struktur umum organisasi negara ini meliputi :

- Bentuk Negara (kesatuan atau pemerintahan)

- Bentuk pemerintah ( kerajaan atau republic)

- Sistem pemerintahan ( presidential, parlementer, campuran, monarki, antar presidential dan


parlementer, monarki konstitusional, dan lain-lain)

- Corak pemerintahan

Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen yang bekerja
saling bergantung dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.

Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:


1.Presidensial

2.Parlementer

3.Semipresidensial

4.Komunis

5.Demokrasi liberal

6.liberal

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun
di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat di
mana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan
yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum
minoritas untuk memprotes hal tersebut.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum
mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi di mana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga
saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

- Sistem pemecaran kekuasaan Negara ( desentralisasi)

- Garis garis besara tentang pelaksanaan Negara (peradilan, pemerintaha, perundang undanagan)

- Wilayah Negara ( daratan, lautan, udara)

- Hubungan antara rakyat dan Negara (rakyat sebagai pemilik Negara)

2. Badan-badan ketatanegaraan ini meliputi :

Mengenai badan badan yang harus diselidiki

- Cara pembentukannya

- Sususan masing masing badan

- Sugas dan wewenag badan

- Cara bekerja masing masing badan


- Hubungan antara badan dengan badan lainnya

- Masa jabatan dari masing masing badan

3. Pengaturan kehidupan politik rakyat ini meliputi :

- jenis penggolongan dan jumlah partai politik di dalam nagara dan ketentuan hukum yang
mengaturnya

- hubungan antara kekuatan kekuatan politik dengan badan badan ketatanegaraan

- kekuatan politik dan pemilihan umum

- arti dan kedudukan golongan kepentingan

- arti kedudukan dan peranan golongan penekan

- pencerminan pendapat (perbedaan antara pendapat yang dinyatakan di dalam pemilihan


umum dan ajaran politik dari partai politik, perbedaan antara kekuatan pendukungan di dalam pemilihan
umum dan kekuatan perwakilan di dalam badan badan ketatanegaraan).

- Cara kerja sama antara kekuatan-kekuatan politik (koalisi, oposisi, kerja saman atas dasar asas
kerukunan).

4. Sejarah Perkembangan Ketatanegaraan suatu negara

Dalam garis besar perlu digambarkan tingkat tingkat perkembangan antara suatu tingkat atau
beberapapa tingkat yang berlaku.Ada Beberapa Landasan Dasar Sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia yaitu : UUD 1945 (kurun waktu I), Konstitusi RIS, UUD Sementara, UUD 1945 (kurun waktu II),
dan UUD 1945 setelah perubahan.

2. - Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara

Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat

Ilmu Negara mempelajari :

Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat.

Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara, serta hakekat negara.

Hukum Tata Negara mempelajari :

Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat.

Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu negara.
Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara
merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara
lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan
dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

- Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan
dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara.

a. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi :

1. Pemerintah/Bestuur

2. Peradilan/Rechtopraak

3. Polisi/Politie

4. Perundang-undangan/Regeling

b. Hukum Perdata / Burgerlijk

c. Hukum Pidana/ Strafrecht

d. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :

1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht

2. Hukum Peradilan yang meliputi :

a. Hukum Acara Pidana

b. Hukum Acara Perdata

c. Hukum Peradilan Administrasi Negara

3. Hukum Kepolisian

4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht.

Hukum yang berkaitan dengan pengaturan elemen-elemen dalam organisasi khususnya organisasi
kenegaraan yaitu hukum tata negara dan hukum administrasi negara.
Hukum tata negara merupakan hukum yang mengatur tentang tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme
hubungan antara struktur kenegaraan, serta mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga
negara. Jadi, obyek dari hukum tata negara adalah negara. Dimana negara dipandang dari sifat, bentuk,
atau pengertiannya yang konkrit. Van Vallenhoven menyatakan bahwa Hukum Tata Negara sebagai
gabungan peraturan-peraturan hukum yang mengadakan badan-badan kenegaraan, yang memberi
wewenang kepada badan-badan itu, yang membagi pekerjaan pemerintah, serta memberi bagian-bagian
itu pada masing-masing badan tersebut, baik badan yang tinggi maupun yang rendah. Sedangkan
menurut pakar Indonesia, Kusumadi Pudjosewojo mengemukakan bahwa Hukum Tata Negara adalah
hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau
republik), yang menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupun yang bawahan, beserta tingkatan-
tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari
masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang
kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah
orang), wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.

Berdasarkan dari definisi tersebut, maka secara implisit dapat diketahui fungsi dari Hukum Tata Negara
yaitu: 1) mengadakan badan-badan kenegaraan, 2) memberi wewenang pada badan-badan itu, 3)
membagi pekerjaan pemerintah, 4) memberikan bagian-bagian itu kepada masing-masing badan
tersebut.

Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi, yaitu: 1) Bentuk
Negara (Kesatuan atau Federasi), 2) Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik), 3) Sistem
Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki absolute), 4) Corak Pemerintahan (Diktator Praktis,
Nasionalis, Liberal, Demokrasi), 5) Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi
jumlah, dasar, cara dan hubungan antara pusat dan daerah), 6) Garis-garis besar tentang organisasi
pelaksana ( peradilan, pemerintahan, perundangan), 7) Wilayah Negara ( darat, laut, udara), 8)
Hubungan antara rakyat dengan Negara ( abdi Negara, hak dan kewajiban rakyat sebagai perorangan/
golongan, cara-cara pelaksanaan hak dan menjamin hak dan sebagainya), 9) Cara-cara rakyat
menjalankan hak-hak ketatanegaraan ( hak politik, sistem perwakilan, Pemilihan Umum, referendum,
sistem kepartaian/ penyampaian pendapat secara tertulis dan lisan), 10) Dasar Negara ( arti Pancasila,
hubungan Pancasila dengan kaidah-kaidah hukum, hubungan Pncasila dengan cara hidup mengatur
masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada dalam masyarakat, 11) Ciri-ciri lahir
dan kepribadian Negara ( Lagu Kebangsaan, Bahsa Nasional, Lambang, Bendera dan sebagainya ).

Setelah memahami mengenai hukum tata negara, maka selanjutnya yaitu memahami tentang hukum
administrasi negara. De La Bassecour Caan (dalam Mustafa, 2001) mendefinisikan hukum administrasi
negara bahwa yang dimaksud Hukum Administrasi Negara ialah himpunan peraturan tertentu yang
menjadi sebab maka negara berfungsi (beraksi) mengatur hubungan-hubungan antara tiap-tiap warga
negara dengan pemerintahannya. J.H.P. Beltefroid mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah
keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan
dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan himpunan peraturan yang mengatur tentang
kegiatan aparat pemerintah dan warga negara ataupun suatu badan hukum privat yang terlibat atau
sengaja dilibatkan dalam pelaksanaan Hukum Administrasi Negara.

Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa ruang lingkup Hukum Administarsi Negara adalah : a) Hukum
tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada Administrasi Negara, b) Hukum tentang
organisasi dari Administrasi Negara, c) Hukum tentang aktifitas-aktifitas dari Administrasi Negara yang
bersifat yuridis, d) Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama mengenai
kepegawaian Negara dan keuangan Negara, e) Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah
yang dibagi menjadi : 1) Hukum Administrasi Kepegawaian, 2) Hukum Administrasi Keuangan, 3)
HukumAdministrasi Materiil, 4) Hukum Administrasi Perusahaan Negara, dan f) Hukum tentang Peradilan
Administrasi setelah memahami tentang ruang lingkup HAN, maka Van Vollenhoven membagi Hukum
Administrasi Negara menjadi 4 yaitu untuk memudahkan dalam mempelajarinya, yaitu sebagai berikut:

1) Hukum Peraturan Perundangan (regelaarsrecht/the law of the legislative process)

2) Hukum Tata Pemerintahan (bestuurssrecht/ the law of government)

3) Hukum Kepolisian (politierecht/ the law of the administration of security)

4) Hukum Acara Peradilan (justitierecht/ the law of the administration of justice), yang terdiri dari:

a. Peradilan Ketatanegaraan

b. Peradilan Perdata

c. Peradilan Pidana

d. Peradilan Administrasi

Mengenai Objek dan Subjek Hukum Administrasi Negara dijelaskan bahwa objek Hukum Administrasi
Negara adalah setiap benda, baik yang bersifat material maupun immaterial, yang bergerak maupun
yang tidak bergerak, yang ada maupun yang ada kemudian yang dapat menimbulkan hubungan Hukum
Administrasi Negara. Contoh dari obyek yang bersifat material, bisa dilihat dan diraba, misalnya meja, TV,
motor, mobil. Bersifat immaterial, tidak bisa dilihat dan diraba, misalnya upah buruh, hak milik, hak
sewa, hak guna atas bangunan, dan lainnya. Benda tidak bergerak, misalnya tanah, bangunan sejarah,
dan seterusnya. Benda yang ada kemudian, misalnya anak kuda yang masih ada dalam kandungan
induknya, bunga dari pinjaman, dan seterusnya. Sedangkan subjek Hukum Administrasi Negara adalah
orang atau badan pemerintah atau pula badan hukum privat yang dapat mempunyai hak dan dapat
dibebani kewajiban dalam suatu hubungan Hukum Administrasi Negara. Misalnya, subjek-subjek dalam
UU PBB, UU No.12 Tahun 1985 adalah aparat direktorat pajak sebagai pemungut pajak dan orang atau
badan hukum privat sebagai wajib pajak, sedangkan tanah dan bangunan sebagai objek pajak.

Setelah memahami definisi, ruang lingkup, dan fungsi dari Hukum Tata Negara (HTN) dan Hukum
Administrasi Negara (HAN), maka dapat diidentifikasi mengenai hubungan antara kedua hukum tersebut.
Golongan pertama, yang membedakan hakekat Hukum Administrasi Negara
dengan Hukum Tata Negara. Pada umumnya adalah para sarjana hukum di

Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara sosialis.

Golongan kedua, berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan hakiki antara Hukum Administrasi
Negara dengan Hukum Tata Negara. Golongan ini banyak terdapat di negeri Belanda dan tersebar pula di
negara kita.

Menurut Prof. Prajudi Atmosudirdjo, antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara,
tidak terdapat perbedaan prinsipiil yuridis. HTN adalah hukum yang mengatur keseluruhan aspek
konstitusi negara, sedangkan HAN ialah hukum yang mengatur satu aspek dari konstitusi negara, yaitu
aspek administrasi negara. Hubungan antara HTN dengan HAN adalah mirip seperti hubungan antara
Hukum Perdata Umum dengan Hukum Dagang, sehingga berlaku Lex Specialis Derogat Lex Generalis.
Asas-asas yang berlaku dalam HTN yang berkaitan dengan Administrasi Negara, berlaku pula bagi HAN.

Di samping itu, untuk mengidentifikasi hubungan antara kedua hukum, maka terlebih dahulu perlu
diketahui sistematika ilmu pengetahuan hukum. Setelah abad ke-19, masyarakat semakin tumbuh dan
berkembang dengan pesat menjadi masyarakatyang kompleks karena adanya perubahan dalam cara
berfikir dan cara hidup individu, tiap perubahan cara hidup individu menimbulkan kebutuhan baru dan
tiap kebutuhan baru membutuhkan penyelesaian baru yang berimbas pada kebutuhan akan kaidah-
kaidah hukum baru pula. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan dalam sistemik ilmu pengetahuan
hukum, yaitu sistematika hukum sebelum dan setelah abad ke-19, sistemik ilmu pengetahuan hukum
mengalami perubahan sebagai berikut[2]:

Hukum secara keseluruhan terdiri atas (sebelum abad ke-19):

1. Hukum Publik, terdiri dari:

a. HTN dalam arti luas, yaitu:

1) HTN dalam arti sempit

2) HAN

b. Hukum Pidana

2. Hukum Privat, terdiri dari:

a. Hukum Perdata

b. Hukum Dagang, Hukum bisnis

Hukum secara keseluruhan terdiri atas (sesudah abad ke-19):

1. Hukum Publik, terdiri dari:

a. HTN
b. HTUN, HAN

c. Hukum Pidana

2. Hukum Privat, terdiri dari:

a. Hukum Perdata

b. Hukum dagang, Hukum bisnis

Berdasarkan sistematika tersebut, maka kedudukan HAN dengan HTN adalah sejajar yaitu berada dalam
rumpun hukum publik. Sehingga antara HAN dengan HTN memiliki hubungan atau keterkaitan satu sama
lain, baik dalam segi definisi, fungsi, dan ruang lingkup. Oppenheim (dalam Mustafa, 2001)
mengemukakan teori mengenai hubungan tugas Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi
negara, yang dilukiskannya bahwa Hukum Tata Negara menggambarkan negara dalam keadaan tidak
bergerak (staats in rust), sedangkan Hukum Administrasi Negara menggambarkan negara dalam keadaan
bergerak (staats in beweging). Sehingga menurut Van vollehhoven, dapat diartikan bahwa Hukum
Administrasi Negara merupakan verlengstuk atau perpanjangan/kelanjutan dari Hukum Tata Negara.
Hukum Tata Negara mempelajari: susunan dari jabatan-jabatan, penunjukan mengenai jabatan-jabatan,
tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itu, serta kekuasaan dan kewenangan yang melekat
pada jabatan. Sedangkan Hukum Administrasi Negara mempelajari: bagaimana mengisi jabatan dalam
organisasi tersebut, bagaimana berlangsungnya pelaksanaan tugas dari jabatan tersebut, dan bagaimana
pemberian pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat.

Mengenai hubungan fungsi antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara, Bachsan
Mustafa, S.H menyatakan bahwa fungsi HTN dan fungsi HAN, yaitu fungsi HTN adalah Fungsi Politik,
menetapkan fungsi yang yang ditetapkannya dalam peraturan-peraturan Hukum Tata Negara, yaitu
dalam peraturan-peraturan UUD yang menetapkan fungsi kepada badan kenegaraan di pemerintah
pusat, dan undang-undang, yang menetapkan fungsi kepada badan-badan pemerintah daerah. Sehingga
dari sudut pandang fungsi, Hukum Administrasi negara adalah Fungsi Teknik. Contoh untuk memahami
hubungan HTN dengan HAN yaitu Peraturan pemerintah no. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah,
merupakan pertauran teknis yang melaksanakan Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960 pasal
19 tentang pendaftaran tanah

Anda mungkin juga menyukai