Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

ABSES MANDIBULA

1. Pengkajian.

Pengkajian adalah usaha untuk mengumpulkan data-data sesuai dengan respon klien baik
dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, wawacara, observasi dan dokumentasi secara bio-
psiko-sosio-spiritual (Doenges, 2001).

Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus abses mandibula
menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut :

a. Aktifitas/istirahat

Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.

Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).

b. Sirkulasi

Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll).

c. Integritas ego

Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)

Data Obyektif : cemas, bingung, depresi.

d. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi.

e. Makanan dan cairan

Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.


Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.

f. Neurosensori.

Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo.

Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental, kesulitan dalam
menentukan posisi tubuh.

g. Nyeri dan kenyamanan

Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak

Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.

h. Pernafasan

Data Subyektif : Perubahan pola nafas.

Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot aksesoris.


i. Keamanan

Data Subyektif : Trauma baru akibat gelisah.

Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif. Gangguan rentang gerak.

j. Prioritas keperawatan

1) Mengurangi ansietas dan trauma emosional

2) Menyediakan keamanan fisik

3) Mencegah komplikasi

4) Meredakan rasa sakit

5) Memberikan fasilitas untuk proses kesembuhan

6) Menyediakan informasi mengenai proses penyakit/prosedur pembedahan, prognosis dan kebutuhan


pengobatan

k. Tujuan pemulangan

1) Pasien menghadapi situasi yang ada secara realistis

2) Cidera dicegah

3) Komplikasi dicegah/diminimalkan

4) Rasa sakit dihilangkan/dikontrol

5) Luka sembuh/fungsi organ berkembang ke arah normal

6) Proses penyakit/prosedur pembedahan, prognosis, dan regimen terapeutik dipahami

Sedangkan menurut Dr. Rahajeng, (2006) pengkajian pada Abses Mandibula, adalah:

a. Keadaan umum: lemah, lesu, malaise, demam

b. Pemeriksaan Ekstra oral : asimetri wajah, tanda radang jelas, fluktuasi (+), tepi rahang teraba

c. Pemeriksaan intra oral: Periodontitis akut, muccobuccal fold, fluktuasi (-)

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut T. Heather Herdman, et.al (2007), diagnosa keperawatan pada pasien dengan
abses mandibula adalah:

a. Nyeri Akut yang berhubungan dengan egen injuri biologi

Menurut Carpenito (2000) nyeri akut adalah keadaan dimana individu melaporkan dan mengalami
adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan
atau kurang.

b. Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit.


Menurut Carpenito (2000) Hipertermi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,5C peroral atau 38,C per
rektal karena faktorfaktor eksternal.

c. Kerusakan Intergritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik.

Menurut Carpenito (2000) kerusakan integritas kulit adalah suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami kerusakan jaringan epidermis dan dermis.

Sedangkan menurut Doenges, (2001) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan infeksi
rongga mulut adalah:

a. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan post operasi.
Menurut Carpenito (2000) defisit volume cairan dan elektrolit adalah Keadaan dimana seorang individu
yang tidak menjalani puasa mengalami atau beresiko mengalami dehidrasi vaskuler, interstisial atau
intravaskuler.

b. Nyeri berhubungan dengan adanya proses peradangan, luka insisi pembedahan. Menurut Carpenito
(2000) nyeri akut adalah keadaan dimana individu melaporkan dan mengalami adanya rasa
ketidaknyamanan yang hebab atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan


tubuh. Menurut Carpenito (2000) resiko terhadap infeksi adalah keadaan dimana seorang individu
beresiko terserang oleh agen patogenik atau oportunis (virus, jamur, bakteri, protozoa dan parasit lain)
dari sumber-sumber endogen atau eksogen.

d. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak mampuan menelan makanan,
nyeri area rahang. Menurut Carpenito (2000) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan suatu keadaan
dimana individu yang tidak mengalami puasa atau yang beresiko mengalami penurunan berat badan
atau yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada area rahang dan luka operasi. Menurut
Carpenito (2000) perubahan pola tidur adalah keadaan di mana individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola tidurnya yang menyebabkan rasa tidak
nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya
f. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya peradangan di area mulut. Menurut
Carpenito (2000) Gangguan komunikasi verbal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami,
atau dapat mengalami penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk berbicara tetapi dapat
mengerti orang.

g. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota
tubuh. Menurut Carpenito (2000) gangguan gambaran diri adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami atau beresiko untuk mengalami gangguan dalam cara pencerapan citra diri seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt J. Lessebacher. Et. Al :
editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13. jakarta : EGC. 1999.

NANDA, 2005

NIC, 2005

NOC2005

Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2. Jakarta:EGC,2004.

Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-BedahBruner and Suddarth. Ali
Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa Indonesia :Monica Ester. Edisi 8 jakarta : EGC,2001.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

SEHUBUNGAN DENGAN ABSES MANDIBULA

DI RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS

1. Identitas Klien

Nama : Tn S

Umur : 43 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Pernikahan : kawin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai PT. Minanga Ogan

Alamat : Komplek Minanga


Ogan

No. Reg : 54477

Tanggal Masuk : 19-04-13 Pukul: 16.00

Tanggal Penkajian : 24-04-13

Diagnosa Medis : ABSES MANDIBULA


2. Identitas Penaggung Jawab

Nama : Ny N

Umur : 38 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Hubungan Dengan Klien : Istri klien

Almat : Komplek Minanga Ogan

B. STATUS KESEHATAN

1. Riwayat Perjalanan Penyakit

Klien mengatakan sebelum ia masuk rumah sakit, klien melakukan cabut gigi
3 hari yang lalu, kemudian di malam hari nya klien merasakan demam disertai
nyeri bengkak pada pipi kiri dan sulit untuk menelan, dan akhirna pada tanggal
19 April 2013 keluarga kelien membawa klien ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan medis.

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada bagian pipi sebelah kiri.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Saat pengkajian klien mengatakan nyeri pada pipi kiri seperti di tusuk-tusuk.

Skala nyeri: Ringan ( 1-4 ), Sedang ( 5-8 ), Berat ( 9-10 ).

P: Nyeri disebabkan adanya abses pada daerah mandibula.

Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk.

R: Nyeri pada bagian pipi kiri.

S: Skala 6.

T: Pada saat beraktifitas.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Saat pengkajian klien mengatakan bahwa penyakit yang ia alami timbul pada
saat keadaan giginya mulai rusak. Klien mengatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit
yang lain selain yang ia derita, klien juga mengatakan bahwa tidak memiliki alergi
obat- obatan, tetapi klien memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram keluarga Tn S

: Klien

: Perempuan

: Laki-laki

Dari pengkajian dari keluarga klien didapati hanya klien sendiri yang menderita

penyakit ABSES MANDIBULA.


C. ASPEK PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL

1. Status Psikologis

A. klien merasa terbebani dengan penyakit yang ia derita karena pasien tidak

bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

B. klien mengatakan pekerjaanya selama ia di rawat di RS telah di gantikan


oleh

anak buahnya.

C. keluarga klien mengtakan tidak merasa terbebani dengan penyakit yang

diderita klien, karena manusia ada kekurangan dan kelebihan

2. Status Sosial

A. peran pasien dalam keluarga sudah di gantikan oleh sanak saudara klien
untu sementara.

B. hubungan antar dan inter keluarga sangat baik terlihat dari keluarga dan

tetangga yang dating bergantian untuk menjenguk dan menjaga klien.

3. Status Spiritual

A. klien mengatakan bahwa ia menganut agama islam.

b. saat di rawat pasien tidak melakukan ibadah di karenakan masih sering


terasa

nyeri di pipi sebelah kiri dan anjuran untuk istirahat.

D. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

No Pola Aktivitas Sebelum di RS Setelah di RS


1. Nutrisi

- Makan

Frekuensi 3X / Hari 3X / Hari

Porsi 1 piring 1 piring tidak habis

Diet Tidak ada BB

- Minum

Jenis minum Air Putih Air Putih

Frekuensi 8 gelas / Hari 8 gelas / Hari

2. Eliminasi

- BAK

Frekuensi 6X / hari 5X / hari

Warna Kuning Kuning

-BAB

Frekuensi 3X / hari 3X / hari

Warna Kuning Kuning

Konsistensi Lembek lembek

3. Pola Aktivitas Mandiri Dibantu

4. Istirahat Tidur

- Tidur malam

Lamanya 5-6jam / hari 4-5 / hari

Insomnia - Ada

-Tidur Siang

Lamanya 1-2jam / hari 1jam /hari


E. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

1. KEADAAN UMUM

A. Kesadaran : compos matis

B. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 130 / 80 MmHg

Pulse : 84X / Menit

RR : 23X / Menit

Temp : 38,2 C

2. KEADAAN KHUSUS

A. kepala

- Rambut

Warna : Hitam keputihan

Distribusi : Lebat dan lurus

Keluhan : Tidak ada (


Normal )

- Wajah

Bentuk : Oval

Kesimetrisan : Simetris ( normal )

-Mata

Kebersihan : Bersih

Fungsi penglihatan : Miopi ( rabun jauh dan dekat )

Diplopia : Tidak ada (


fungsi normal )

Pupil : isokor ( sama


bulat )

Konjuntiva : Anemis

Skelera : Ikteris

-Hidung

Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak ada

-Mulut

Bibir : Pucat

Mukosa : Lembab

Caries : Ada ( Gigi bagian


belakang )

Jumlah gagi : sudah tidak lengkap

-Telinga

Kebersihan : Bersih

Kesimetrisan : Simetris ( tidak ada kelainan


)

B. Leher

- Pergerakan : Normal

- Tekanan vena Jugolaris :


Ada Benjolan : ( - ) berkurang

C. Dada

- Tipe pernapasan : Teratur

Suara nafas : Vesicular

Retraksi dinding dada : Normal ( tidak ada )

Keluhan : Tidak ada (


Normal )

- Payudara

Kesimetrisan : Simetris

Keluhan : Tidak ada

D. Abdomen

- Kesimetrisan : Simetris
Lain-lain : Nyeri tekan
pada bagian bawah

E. Genetalia

- Kebersihan : Bersih

Keluhan : Nyeri

Lain-lain : pembenkakan
kelenjar prostat

F. Anus

- Kebersihan : Bersih

Hemoroid : Tidak terdapat


Hemoroid

Keluhan : Tidak ada

G. Ekstrimitas

- Kesimetrisan : Baik / simetris

Kekuatan : Baik

Keluhan : Tidak ada

H. Punggung

- Kebersihan : Bersih

Nyeri tekan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

F.THERAPY OBAT
NO JENIS PEMBERIAN DOSIS

1 RL IVFD Gtt 20 x/mnt

2 Ranitidin IVFD 3 x 1 amp

3 Ceftriaxone IVFD 3 x 1 amp

4 Keterolac Drip 3 x 1 amp

5 Metronidazole IVFD 2 x 500g

6 PCT Oral 3 x 500g

G. DATA PENUNJANG

A. laboratorium

Tanggal
Pemeriksaan Parameter Hasil Nilai normal
pemeriksaan

20-04- 2013 Darah L : 12-14 g/dl


Hemoglobin 11,4
P: 12-13 g/dl

L : 45-5,3 juta/ul
Eritrosit -
P : 4,0-5,0 juta/ul

Leukosit 8.800 5.000-10.000 /ul

Trombosit 243.000 150.000-400.000 /ul

L : 40-48%
Hematokrit 40%
P : 37-43%
L : < 10 mm /jam
Laju endapan -
P : < 20 mm /jam

Urine Reduksi (-)

Protein (-)

Bilirubin (-)

Sedimen:

Leukosit + penuh

Eritrosit + 8-10 / lp

Sel epitel + / penuh

Kristal Amorp ( + )

Silinder -

Lain-lain -

Gula darah Gula darah puasa - 70-110 mg%

Glukosa 2 jam setelah < 180 mg%


-
makan

Gula darah sewaktu 83 < 140 mg%

Cholesterol 141 < 200 mg%

Trigliserid - < 200 mg%

LDL - <130 mg%

HDL L : > 50 mg%


-
P : > 60 mg%

Asam urat L : 3-7 mg%


4,0
P : 2-6 mg%

Ureum 22

Creatin L : 0,9-1,2 mg%


0,7
P : 0,6-1,1 mg%

Total protein - 6,7-8,7 g%


Albumin - 3,8-5,1 g%

Globulin - 1,5-3,0 g%

Bilirubin total 0,9 < 1,1 mg%

Bilirubin direct 0,3 < 0,3 mg%

Bilirubin indirect 0,6 < 0,75 mg%

SGOT 26 Sampai 34 U/l

SGPT 28 Sampai 34 U/l

Gamma GT - Sampai 50 U/l

HBS Ag ( - ) neg neg


H. ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Nyeri berhubungan dengan Abses mandibula Terjadinya Nyeri


abses pada daerah mandibula
ditandai dengan :

DS: saraf sensorik

Klien merasa nyeri pada pipi


sebelah kiri
hipotalamus
DO:

Klien tampak meringis dan


gelisah

K/u : lemah
sraf motorik
Td : 130 / 80 MmHg

Pulse : 84X /
Menit

RR : 23X
/ Menit

Temp : 38,2 C
Nyeri

2 Hipertermi yang berhubungan abses mandibula hypetremi


dengan proses penyakit
terjadinya peradangan
DS :
Klien mengatakan demam hipotalamus

DO:
tidak terkontrolnya suhu
- suhu tubuh klien tinggi
tubuh
38,2 C
hypetermi

3 Gangguan pola nutrisi kurang Nyeri Ganggusn pola


dari kebutuhan berhubungan nutrisi
dengan ketidak mampuan
menelan makanan, nyeri area Hipotalamus
mandibula

DS :
Saraf simpasis
Klien mengatakan sulit untuk terangsang
melan

DO :
Ganguan aktivitas
Klien tidak dapat menealn
makanan karena nyeri di daerah
mandibula

Ganggusn pola nutrisi

B. Prioritas Masalah

1. Nyeri berhubungan dengan abses pada mandibula.


2. Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit.
3. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak mampuan menelan
makanan, nyeri area mandibula.

ASUHAN KEPERAWATAN
N Perencanaan Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Ev
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

1 Nyeri berhubungan Tupen: 24 April 2013 S:


dengan abses mandibula diharapkan me
Pukul 08.30
ditandai dengan : setelah sud
dilakukan Observasi Diharapkan dapat Mengobservasi
DS:
tindakan tanda-tanda menormalkan tanda-tanda tanda-tanda vital.
Klien merasa nyeri pada keperawatan vital. vital O:
1X24 jam klien Td : 110 / 80
pipi sebelah kiri ten
dapat tidak MmHg
DO: merasa nyeri Td
kaji tingkat Diharapk Nyeri berkurang Pulse : 80X /
Mm
Klien tampak meringis dan nyeri Menit
gelisah Pu
Tupan: Diharapkan Klien RR : 23X /
diharapakan mngetahui penyebab nyeri Menit RR
jelaskan
K/u : lemah setelah pada klien Temp : 38,0 C Te
dilakukan tentang
Td : 130 tindakan Diharapkan kolborasi A:
penyebab
/ 80 MmHg keperawatan bermanfaat
nyeri Skala Nyeri P:
Pulse : 84X / Menit 3X24 masalah berkurangmenjadi
klien teratasi I:
skala 3
RR : 23X / Menit dengan krieria: Kolaborasi
Temp : 38,2 C -nyeri dengan sek
berkurang dokter dalam Klien telah
pemberian mengetahui bahwa
- klien tampak therafi obat, nyeri disebabkan oleh E:
tenang penumpukan push di
bagian rahangnya

Berkolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian therafi
obat,

-Rl gtt 20x/m

-ranitidin

-ceftriaxone

- keterolac
-Metronidazole

-Pct
2 Hipertermi yang 24 April 2013 S:
berhubungan dengan tub
Tupen: Pukul 10.00
proses penyakit O:
diharapkan
Monitor diharapkan suhu suhu tubuh klien A:
DS : setelah
suhu tubuh tubuh klien terpantau mulai normal dari P:
dilakukan
Klien mengatakan demam klien 38,2C kini menjadi I:
tindakan
36,7C suh
DO: keperawatan
1X24 jam suhu diharapkan dapat
- suhu tubuh klien tinggi Atur posisi memberikan rasa nyaman de
tubuh pasien
yang nyaman klien nyaman pe
38,2 C kembali
dengan posisi yang suh
normal bagi klien.
diharapkankolaborasi dianjurkan E:
bermanfaat
Tupan:
diharapakan Berkolaborasi
setelah Kolaborasi dengan dokter dalam
dilakukan dengan pemberian antipiretic:
tindakan dokter dalam
- PCT 3 X 500g
keperawatan pemberian
3X24 masalah antipiretic,
klien teratasi
dengan krieria:

- demam
berkurang
- suhu tubuh
normal
3. Gangguan pola nutrisi Tupen: 24 April 2013 S:
kurang dari kebutuhan diharapkan bis
Pukul 10.00
berhubungan dengan setelah O:
ketidak mampuan dilakukan mengatur Diharapkan dapat A:
menelan makanan, nyeri tindakan posisi membantu pasien untuk P:
area mandibula keperawatan Klien mengatakan
senyaman nyaman
sudah nyaman I:
1X24 jam klien mungkin
DS : dengan posisi yang di aka
bisa
memenuhi anjurkan
Klien mengatakan sulit Diharapkan dapat E:
untuk melan kebutuhan berikan membantu dalm linkungan
nutrisinya makanan melakukan pemenuhan
DO : Klien mengatakan
dalam kebutuhan nutrisi
bisa menelan
Klien tidak dapat bentuk lunak
Tupan: makanan yang lunak
menelan makanan karena
nyeri di daerah mandibula diharapakan Diharapkan dapat
setelah lakukan mengurangi nyeri
dilakukan Nyeri berkurang dari
kompres
tindakan sekala 6 menjadi
untuk
keperawatan sekala 3
mengurangi
3X24 masalah nyeri
klien teratasi
dengan krieria:

- dapat
menelan
- Nyeri tidak
terasa lagi

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/waktu Diagnosa keperawatan Perkembangan (SOAPIE) Ttd


perawat
25 Nyeri berhubungan S : Klien mengatakan masih sering terasa
April 2013 dengan abses mandibula nyeri pada daerah rahang

O : klien tampak susah, di bantu dalam


melakukan aktivitas.
Pukul
09.00 A : masalah teratasi sebagian.

P : intervensi lanjutkan

I : pantau sekala nyeri klien

E : k/u membaik

S : Klien mengatakan jika nyeri pada


Hipertermi yang
bagian rahang selalu d iringi oleh suhu
berhubungan dengan
tubuh yang naik
proses penyakit
O : suhu tubuh klien naik turun

A : masalah teratasi sebagian.

P : intervensi lanjutkan

I : lakukan kolaborasi dengan tim dokter


dalm pemberian antipiretic jika suhu
kembali naik

E : k/u membaik

26 Nyeri berhubungan S : Klien mengatakan nyeri sudah


April2013 dengan abses mandibula berkurang

O : klien tampak tenang dan melakukan


aktivitas.
08.30
A : masalah teratasi sebagian.

P : intervensi lanjutkan

I : tidak ada intervesi yang di terapkan

E : k/u membaik

Hipertermi yang
berhubungan dengan S : Klien mengatakan suhu tubuhnya sudah
proses penyakit normal
O : suhu tubuh klien sudah kembali normal

A : masalah teratasi sebagian.

P : intervensi lanjutkan

I : tidak ada intervesi yang di terapkan

E : k/u membaik

Anda mungkin juga menyukai