Anda di halaman 1dari 4

1.

- Hubungan accounting dan taxation


Hubungan antara akuntansi dan perpajakan adalah yang berkembang dan lebih kompleks dari
pada awal pada saat muncul .
Secara umum ada alasan yang kuat untuk prinsip akuntansi membentuk dasar untuk
menghitung kewajiban pajak dan ada bukti bahwa di Inggris ada kecenderungan ke arah
ketergantungan lebih besar pada akun komersial untuk kepentingan perpajakan. Namun, ada
juga alasan mengapa peraturan pajak dan praktik harus berbeda dalam beberapa hal .
Kadang-kadang tidak ada aturan mutlak - itu tergantung pada keadaan .
Apa yang wajar metode pencatatannya secara akuntansi, mungkin tidak wajar secara
perpajakan
Tapi kadang juga ada satu pendekatan yang dipandang sebagai yang terbaik di satu negara
tetapi tidak di negara lain.
Akuntansi dan perpajakan berada dalam proses pengembangan secara berkelanjutan, prinsip
yang dimiliki tidak statis, melainkan dapat dimodifikasi, ditambahkan bahkan dijelaskan seiring
waktu jika kondisi berubah dan terdapat pengetahuan baru.
Ini jelas bahwa dengan perkembangan berkelanjutan di dalam akuntansi maupun perpajakan,
hubungan antara keduanya tidak tetap selamanya .

- Kendala accounting dan taxation


Di USA ada beberapa saran agar greater conformity between the rules producing text accounts
and those used for financial reporting purposes
A number of benefits are claimed for this so-called 'book-tax conformity', including reduced
compliance costs and better opportunities for monitoring
In Europe, the debate around use of the financial accounts for tax purposes has arisen from a
different conceptual starting point as well as differences in surrounding circumstances.
Linkage between tax and financial accounts is common in Europe, although it takes varying
forms. This does not result in complete book-tax conformity, however, and recent
developments in accounting may be increasing divergence rather than reducing it.
Despite the strong arguments in favour of conformity, there are also good reasons for some
divergences, meaning that the most likely outcome in any system, whatever the starting point,
is partial convergence.
The problem with a hybrid outcome of this kind is that, at the point of divergence, there can be
conceptual confusion and difficulties in integrating and managing two conceptually very
different rule systems. Clarity of the relationship between the rules and improved accounting
disclosure requirements might be more important than convergence, and might be achieved
with less distortion to either tax or financial accounting. The current UK position is used to
illustrate these points.

- Bagaimana di Indonesia?
Di Indonesia, peraturan yang mendasari akuntansi komersial dan akuntansi perpajakan berbeda.
Akuntansi komersial didasari oleh peraturan prinsip utama bertema umum (PABU) yang
sekarang beralih ke IFRS, sedangkan peraturan untuk akuntansi perpajakan berasal dari surat
edaran dirgen pajak tentang berbagai pencatatan metode akuntansi yang diterima. Perbedaan
peraturan ini menyebabkan sebelum suatu laporan keuangan, terutama laba rugi, dilaporkan
secara komersial, laporan tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu dengan berbagai peraturan
perpajakan yang diterima. Penyesuaian tersebut akan menyebabkan beberapa perbedaan yaitu
perbedaan tetap dan perbedaan temporer. Perbedaan tetap adalah perbedaan yang terjadi
akibat peraturan yang berbeda dan tidak dapat ditoleransi oleh perpajakan, salah satu
contohnya adalah tentang cadangan bad debt, cadangan bad debt tidak diakui secara
perpajakan karena dikhawatirkan akan menjadi salah satu akun untuk melakukan manipulasi,
walaupun akuntansi memperbolehkan untuk membuat cadangan bad debt karena asas
konservatisme. Perbedaan temporer adalah perbedaan akibat waktu yang berbeda antara
akuntansi komersial dan perpajakan, salah satu contohnya adalah umur ekonomis untuk
depresiasi di komersial dapat disusutkan sesuai masa manfaatnya, sedangkan di pajak untuk tiap
jenis asetnya sudah ditetapkan masa manfaatnya yang pasti dan metode depresiasi yang boleh
digunakan. Oleh karena itu dapat dikatakan di Indonesia, walaupun terdapat perbedaan antara
akuntansi komersial dan perpajakan, namun terdapat suatu sistem yang dapat memfasilitasi
agar perbedaan tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan penyesuaian tertentu sebelum
menghitung pajak perusahaan.

- Pendapat dan Kesimpulan

2. - 5 Perbedaan regulasi akuntansi negara lain dgn Indonesia


UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK SINGAPURA HANYA TERDIRI DARI 7 BAB SEDANGKAN
INDONESIA 16 BAB
UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK SINGAPURA MEMASUKAN KODE ETIK DALAM UNDANG-
UNDANGNYA SEDANGKAN INDONESIA KODE ETIK DIKELUARKAN OLEH IAI
UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK SINGAPURA MENEKANKAN PADA PENDISIPLINAN
SEBELUM KE PENGAWASAN SEDANGKAN INDONESIA HANYA PENGAWASAN.
UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK SINGAPURA BELUM MEMASUKAN KOMPONEN PIDANA
DALAM UNDANG-UNDANGNYA ATAU MUNGKIN DI BAHAS TERPISAH SEDANGKAN INDONESIA
MENGANDUNG UNSUR PIDANA.
KESIMPULANNYA UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK INDONESIA MENTITIK BERATKAN
KEPADA ATURAN PERIZINAN, PENGENDALIAN ORGANISASI DAN PIDANA. SEDANGKAN YANG
BERKAITAN DENGAN PRAKTIKAL DAN TEKNIS DIBAHAS TERPISAH MELALUI PP, PMK DAN
ATURAN YANG DIKELUARKAN ORGANISASI.
WALAUPUN UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA TERGOLONG BELUM LENGKAP
NAMUN TERNYATA DILENGKAPI OLEH LEMBAGA LAINNYA SEHINGGA JIKA DIBANDINGKAN
DENGAN SINGAPURA INDONESIA JAUH LEBIH LENGKAP ATURANNYA.
Filipina mengatur Dewan sebagai lembaga yang membuat standar secara cukup ketat. Hal ini
baik adanya mengingat standar merupakan pedoman penting dalam melakukan praktik profesi
di Filipina. Indonesia sendiri mempunyai IAPI sebagai lembaga yang membuat standar bagi
akuntan publk. Namun untuk menjadi anggota IAPI tidak diatur secara tertulis dan jelas dalam
UU no 5 tahun 2011 seperti di Filipina. Syarat menjadi anggota IAPI juga tidak terlalu ketat. Perlu
ada perbaikan agar standar di Indonesia dapat lebih baik tentunya harus mencari dewan
penyusun standar yang berkualitas juga. Filipina juga melalui Komisi memberikan kompensasi
dan tunjangan bagi Dewan.
Pasal 3 dari RA 9298 mengatur tentang syarat CPA. Persamaannya, CPA baik di Filipina dan
Indonesia harus lulus ujian lisensi. Perbedaannya ada di dalam syarat. Indonesia memiliki lebih
banyak prasyarat yang Filipina tidak miliki seperti perlu bekerja atau punya pengalaman di
bidang akuntan publik, harus menjadi anggota profesi akuntan publik dan tidak pernah
diberikan sanksi administratif KAP nya. Filipina hanya mengatur harus S1 bidang akuntansi.
Filipina lebih menekankan bahwa CPA wajib berwarga negara Filipina. Arti warga negara disini
adalah warga negara yang lahir dan besar di Filipina. Sedangkan Indonesia cukup punya domisili
di Indonesia saja.
Regulasi di Filipina mengatur dengan jelas bahwa izin sementara dengan akuntan asing dapat
terjadi dengan orang-orang tertentu dan dengan persyaratan tertentu seperti telah dijelaskan di
atas, namun pada regulasi di Indonesia tidak diatur mengenai perjanjian sementara dengan
akuntan asing yang tenaganya diperlukan di Indonesia. Untuk CPA asing yang ingin melakukan
praktik akuntansi di Filipina mewajibkan kerjasama timbal balik dimana CPA Filipina juga harus
diperbolehkan melakukan praktik akuntansi di Negara asing tersebut. Sementara di Indonesia
cukup mendapat izin dan pengakuan dari kedua Negara bersangkutan. Hal yang baik dalam
peraturan Filipina, yaitu dengan adanya hubungan timbal balik, maka CPA Filipina juga
mendapat hak akses melakukan praktik akuntansi di luar negeri. CPA Filipina dapat bersaing
dengan dunia international.
Ketentuan pidana di Indonesia mengatur lebih ketat dan lebih berat hukumannya dibanding di
Filipina. Hal yang baik dilakukan Indonesia agar memberika efek jera bagi para pelanggar.

- 3 keburukan regulasi akuntansi negara lain dgn Indonesia


Ind vs Filipina : ttg syarat cpa, sama2 harus lulus ujian lisensi, tapi di Indo memiliki lebih banyak
prasyarat spt: perlu kerja/pengalaman di KAP, KAP nya tidak pernah kena sanksi, sedangkan
Filipina mengatur bahwa syarat CPA hanya jika S1 di bidang akt.
Ind vs Filipina : ttg ketentuan pidana, di Ind hukuman diberikan sesuai tingkatan kesalahan yg
dilakukan dan dikenakan denda yg cukup besar, di Filipina, hukuman yg sama diberikan untuk
semua pelanggaran thd akt publik.
Ind vs Singapura : ttg kriteria permintaan untuk daftar sbg akt publik di Singapura, super detail
sampai ke pekerjaan praktek terstruktur dan tidak terstruktur dengan banyak syarat lainnya
sedangkan di Ind lebih simple dan memudahkan.

- 3 kebaikan regulasi akuntansi negara lain dgn Indonesia


Ind vs Filipina : ttg praktik akt asing, Filipina jelasin detail syarat dan kriteria kondisi ttt org asing
dapat mendapat izin sementara di Ind, selain itu Filipina memproteksi CPAnya dengan adanya
timbal balik dengan CPA asing shg CPA nya dpt bersaing di dunia internasional, sedangkan di Ind
tidak mengatur ttg akt asing dan hubungan timbal balik tsb.
Ind vs Singapura : di sing, semua penjelasan ttg akt publik ada di satu uu/ act shg tidak repot
untuk nyari bolak balik ttp di Ind peraturan ttg akt publik menyebar ke beberapa peraturan
lainnya, menyebabkan kalo org mau mengerti ttg peraturan untuk akt publik perlu referensi
peraturan lain.
Ind vs Filipina : ttg dewan dan komisi, Filipina mengatur ttg Dewan sedemikian rupa secara ketat
krn dewan merupakan pembuat std akt, di ind std akt dibuat oleh IAPI namun demikian
peraturan ttg IAPI tidak dibuat trll ketat dan tidak ditulis jelas d UU untuk akt publik di Ind.

Anda mungkin juga menyukai