Anda di halaman 1dari 15

http://migaswisnuadik.blogspot.co.id/2012/10/pemboran-eksplorasi-deliniasi.

html
PEMBORAN EKSPLORASI

https://www.scribd.com/document/331257895/langkkah-lanngkah-pemboran 21062017
Tujuan :
Membuktikan adanya hidrokarbon (HC)
Mendapatkan data bawah permukaan sebanyak mungkin

Langkah-langkah :
Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan
formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa cutting, logging, dan
testing.
Persiapan pemboran : pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang
sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik, dsb), perhitungan
perkiraan biaya pemboran.
Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan
pemeriksaan cutting.

B. EVALUASI FORMASI

Bila tidak prospek sumur ditutup, sebaliknya bila prospek, sumur diselesaikan

Perencanaan pemboran deliniasi

Persiapan pemboran deliniasi

C. PEMBORAN DELINIASI

Tujuan :
Menentukan batas-batas reservoir
Menentukan bentuk struktur reservoir
Menentukan batas GOC dan WOC
Langkah-langkah :
Pemboran deliniasi biasanya 3 atau 4 buah sumur masing-masing di sebelah Utara, Selatan,
Timur dan Barat dari antiklinalnya.
Analisa data
Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik
Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus di bor untuk mengeksploitasi
lapisan tersebut

D. PEMBORAN PENGEMBANGAN DAN TAHAP PRODUKSI

Tujuan :
Memperjelas dan mempertajam hasil pemboran sebelumnya
Mengetahui rate produksi
Mengetahui kumulatif produksi
Test produksi dengan Drill Steam Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging

Langkah-langkah :
Perencanaan dan persiapan pemboran
Pemboran sumur-sumur pengembangan
Penyelesaian sumur-sumur pengembangan
Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi, dsb
Kegiatan memproduksi dan transportasi
https://ngelmumigas.wordpress.com/2010/11/11/teknik-pemboran-01/

Teknik Pemboran
Posted: 11/11/2010 in Teknik Pemboran
Tags: Teknik Pemboran

0
Selain untuk keperluan produksi minyak dari reservoir ke permukaan, kegiatan pemboran juga digunakan untuk eksplorasi

suatu area yang diperkirakan mengandung minyak bumi sehingga dilakukan pemboran eksplorasi (wild cat).

Tujuan pada suatu proyek pemboran ada dua hal pokok (goals) yaitu;

Melaksanakan pemboran dengan sukses dan aman

Melakukan pemboran dengan cost yang seminim mungkin (minimum cost)

Berikut Tahapan Pemborang Sumur baik untuk sumur minyak maupun sumur gas yaitu:

1. PEMBORAN EKSPLORASI

Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta

untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi adalah

sebagai berikut :

a. Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur,

konstruks i sumur, program coring, analisa cutting, logging dan testing.

b. Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat

pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb), perhitungan perkiraan biaya pemboran.

c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan pemeriksaan cutting.

d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.

2. PEMBORAN DELINIASI

Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan

penghasilnya. Langkah-langkah pada pemboran deliniasi adalah sebagai berikut :

a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara, selatan, timur, barat dari antiklinnya).

b. Analisa data.

c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.

d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk mengeksploitasi lapisan tersebut.
3. PEMBORAN PENGEMBANGAN

Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai sumur-sumur produksi. Pada awal

pengembangan

jarak/spasi sumur masih lebar yang selanjutnya diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya. Langkah-langkah di dalam

pemboran pengembangan adalah :

a. Perencanaan dan persiapan pemboran.

b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.

c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.

d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.

e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.

4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN

Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumursumur yang letaknya diantara sumur-sumur yang telah ada,

dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari area yang tidak terambil oleh sumursumur yang sebelumnya telah ada.

Fungsi sumur-sumur sisipan ini adalah sebagai projek percepatan pengurasan reservoar.

Sumber:

Pengantar Teknik Perminyakan UPN, 2004

Drilling Engineering, HWU


http://oildomes.blogspot.co.id/2013/12/teknik-pemboran-i.html

Teknik Pemboran I
Macam-Macam Jenis Pemboran untuk mendapatkan minyak bumi meliputi :
1. Pemboran eksplorasi
2. Pemboran delinasi
3. Pemboran pengembangan
4. Pemboran sumur sisipan (Infill Well)

Pemboran Eksplorasi
Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk membuktikan ada
tidaknya kandungan hidrokarbon pada lokasi tersebut dan untuk mendapatkan data-data bawah
permukaan selengkap mungkin.
Berikut ini adalah langkah-langkah sebelum sampai sesudah pengerjaan pemboran eksplorasi:
1. Studi pendahuluan atau perencanaan
2. Reconnaissance, meliputi foto udara/penginderaan jauh, geofisik udara, geologi
lapangan dan struktur stratigrafi, seismik
3. Evaluasi data dari tahapan Reconnaissance
4. Studi detail, meliputi geologi permukaan, pemboran struktur/dangkal, seismik,
gravitasi, pemboran stratigrafi/dalam
5. Perencanaan pemboran eksplorasi, meliputi titik koordinat, elevasi, perkiraan
lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa
cutting, logging dan testing
6. Persiapan pemboran, meliputi pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor/rig
dan peralatan penunjang lainnya, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air,
listrik, dll), perhitungan perkiraan besarnya biaya pemboran
7. Pemboran eksplorasi, mengumpulkan data-data formasi melalui coringdan
analisa cutting
8. Tes produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survei lubang bor dengan logging
9. Evaluasi hasil pemboran
Pemboran delinasi
Pemboran delinasi adalah pemboran yang dilakukan di titik tertentu yang bertujuan untuk mencari
batas-batas dari penyebaran fluida reservoar (migas) pada lapisan produktif.
Tahapan-tahapan dalam melakukan pemboran delinasi adalah :
1. Pemboran delinasi biasanya dilakukan di 3 atau 4 titik, yaitu disebelah utara, selatan,
timur, dan barat dari antiklinnya
2. Analisa data
3. Perhitungan besarnya cadangan dengan metode volumetrik
4. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibuat untuk
memaksimalkan eksploitasi migas pada lapisan tersebut
Pemboran pengembangan
Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang memang akan difungsikan sebagai sumur
produksi migas
Langkah-langkah dalam pemboran pengembangan adalah :
1. Perencanaan dan persiapan pemboran
2. Pemboran sumur pengembangan
3. Penyelesaian sumur pengembangan dengan komplesi
4. Perencanaan dan pemasangan fasilitas produksi
5. Kegiatan produksi yang nantinya diteruskan dengan transportasi
Pemboran sumur sisipan (Infill Drilling)
Pemboran sumur sisipan bertujuan untuk mengambil cadangan hidrokarbon dari area pengurasan yang
tertinggal atau tidak terambil oleh sumur-sumur pengembangan yang sudah ada sebelumnya. sumur-
sumur sisipan ini diletakkan diantara sumur-sumur produkstif yang telah ada. Fungsi utama dari Infill
Drilling adalah untuk mempercepat pengurasan lapisan produktif/reservoar

Referensi :
Buku "Pengantar Teknik Perminyakan, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Minerak,
UPN Veteran Yogyakarta", oleh Ir. Joko Pamungkas, MT; DR. Ir. Sudarmoyo, SE., MS; Hariyadi,
ST., MT; Ir. Avianto Kabul P., MT
http://duniamahasiswapertambangan.blogspot.co.id/2014/10/tahapan-teknis-proses-
pengeboran.html

Tahapan Teknis Proses Pengeboran


POSTED BY ROBY PANDIN POSTED ON 05.35 WITH NO COMMENTS

Dalam proses pembuatan sumur bor atau proyek pengeboran, secara teknis tentunya
memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara sistematis. Gambaran umum
mengenai tahapan proses pengeboran tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Persiapan Sebelum Proses Pengeboran


Sebelum memulai proses pengeboran, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar
pekerjaan proyek berjalan dengan lancar. Dalam tahap persiapan ini, yang dilakukan terdiri
atas:
1.1. Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasi air.
1.2. Pemasangan balok landasan mesin, papan sirkulasi, dan lantai dasar mesin.
1.3. Penyetingan mesin sirkulasi dan pompa
1.4. Perakitan mesin bor dan pendirian menara
1.4. Persiapan lainnya seperti pembuatan saluran pembuangan lumpur

2. Proses Pengeboran
Untuk pengeboran dengan kedalaman dan diameter tertentu diperlukan dua tahapan, yaitu
Pengoboran Inti dan Non-Inti. Pengeboran Inti dilakukan untuk mengeksplorasi dan survey
geoteknik. Informasi geoteknik (data rekahan, joint, dan struktur lainnya), informasi litologi,
kualitas terhadap mineral tertentu, dll. Eksplorasi informasi yang diperoleh tebal dan posisi
endapan serta kualitas (melalui analisis kimia). Pengeboran inti hanya memungkinkan
dilakukan dengan metode pengeboran putar, dan panjang inti bor pada setiap run
pengeboran akan dibatasi oleh panjangnya stang bor itu sendiri.
Untuk pengeboran yang dalam akan lebih efektif menggunakan sistem wireline (core barrel
diangkat cukup menggunakan sebuah kawat yang ditarik dari atas). Sampel yang
didapatkan dalam pengeboran inti adalah inti bor dan cutting. Dalam pengeboran non
(membuat lubang tanpa memperoleh inti bor). Pengeboran non inti bisa dilakukan dengan
metode pengeboran putar, tumbuk (cable tool), auger, bor bangka, dll.
Dalam pengeboran non inti ini interpretasi bawah permukaan melalui cutting yang terangkat
ke permukaan oleh fluida bor. Akurasi interpretasi geologi akan menemui banyak kelemahan
terutama dalam ketepatan penentuan kedalamannya. Hal penting dalam pengeboran non
inti adalah bidang gerus (berai) mata bor yang lebih luas.

3. Tahapan Pengeboran Air


Untuk pengeboran air perlu dilakukan beberapa tahapan yang diantaranya adalah
pengeboran awal (pilot-hole), pengujian geofisika (well-logging), pembesaran lubang
(reaming), konstruksi sumur, pembersihan lubang sumur (development), dan pengujian
pompa (pumping-test).

3.1. Pengeboran awal (pilot-hole)


Pengeboran awal (pilot-hole) dilakukan guna untuk mengetahui litologi secara rinci.
Biasanya menggunakan mata bor jenis tricone dengan diameter 6 hingga kedalaman
melebihi konstruksi sumur yang direncanakan.
3.2. Pembesaran lubang bor (reaming)
Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kemudahan dalam pemasangan pipa dan
saringan (konstruksi), yang antara lain adalah:
a. Pemasangan pipa penghantar saat pengisian gravel dan grouting-cement
b. Peletakan pipa piezometer (kalau ada)
c. Pemasangan pipa pelindung sementara

3.3. Konstruksi sumur


Proses konstruksi pemasangan pipa cassing sumur harus secepatnya dilakukan sesegera
mungkin setelah selesai proses pengeboran, untuk menghindari terjadinya ambrukan atau
keruntuhan pada dinding sumur yang telah tersedia. Konstruksi sumur disesuaikan dengan
hasil pengukuran penampang lubang bor.

a. Pengisian gravel
Gravel berfungsi sebagai pengikat cassing agar terpasang lebih kokoh dan sekaligus juga
berfungsi sebagai saringan (filter) yang dimasukkan pada ruang yang tersedia antara lobang
sumur dengan pipa cassing. Gravel yang digunakan biasanya berukuran antara 2 - 5mm
dimasukkan melalui pipa penghantar berukuran 1,5 dari dasar sumur hingga kedalaman
yang direncanakan. Bersamaan dengan pengerjaan pengisian gravel, dilakukan juga
pemompaan lumpur (spulling) dari pompa melalui ruang pipa konstruksi. Pekerjaan ini harus
dilakukan agar lumpur sisa pengeboran dapat dikeluarkan melalui dinding pipa konstruksi
dan dinding lubang bor tempat posisi gravel berada dengan menutup ruangan di dalam pipa
konstruksi. Spulling tersebut bertujuan untuk membuat gradasi gravel yang dimasukkan agar
dapat tersusun dengan baik dan padat.

b. Grouting cement
Grouting cement adalah pemasangan adonan semen yang diletakkan di atas permukaan
gravel (ruang antara dinding pipa konstruksi dengan dinding lubang bor) melalui pipa
penghantar berukuran 1,5, selanjutnya pipa tersebut dibuka kemudian diangkat satu
persatu sehingga adonan semen mencapai permukaan sumur.

3.4. Pembersihan sumur (Development)


Pembersihan sumur ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yang antara lain adalah
sebagai berikut:

a. Pengocokan mekanis (surging)


Pengocokan mekanis dilakukan dengan cara menaik-turunkan stang bor atau pipa di antara
stang bor atau pipa penghantar yang telah dipasang alat plunger, biasanya diletakkan di
dalam pipa jambang. Pengocokan mekanis dilakukan berkali-kali sampai kondisi air terlihat
cukup jernih.
Pengocokan mekanis ini dilakukan antara lain bertujuan untuk mengeluarkan kotoran yang
ada di dalam sumur (saat ditekan), menghisap air dari akuifer ke dalam sumur sehingga
kondisi lumpur yang kental menjadi encer (saat ditarik) serta kotoran-kotoran yang
menempel dalam saringan terbawa ke dalam sumur, membantu proses pemadatan dan
gradasi gravel (saat ditarik).

b. Metode pembersihan lubang


Pembersihan lubang dilakukan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), fluida (udara,
air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata bor, dan
kemudian membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang bor dan stang
bor. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini fluida dipompa ke
bawah melalui lubang di antara dinding lubang bor dan stang bor, kemudian melewati mata
bor, dan naik ke atas melalui lubang di dalam stang bor.

4. Kedalaman dan Ukuran Lubang Bor


Kedalaman dan ukuran lubang bor sangat ditentukan oleh tipe pengeboran yang dilakukan.
Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor yang diinginkan.
Sebagai contoh misalnya, tipe pengeboran dengan auger tangan hanya dapat digunakan
untuk pengeboran yang berkedalaman beberapa meter saja dengan ukuran lubang yang
kecil.
Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu,
cable tool, ukuran lubang 100mm s/d 400mm (4-16") dan sampai kedalaman 1500m
(5000ft). Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30mm s/d 100mm (1-4") dan sampai
kedalaman 1500m (5000ft)
Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya seperti cable tool
untuk pengeboran air, rotary untuk pengeboran minyak, hammer untuk pengeboran pada
kuari, dll. Dalam hal ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh sifat formasi seperti
ditunjukkan dalam daftar berikut:

4.1. Pengeboran pada formasi yang terkonsolidasi


a. Cable - sampel bagus
b. Rotary mud - tingkat penetrasi cepat
c. Rotary air - sangat cepat pada formasi yang kering dan kohesif
d. Rotary mud reverse - sampel bagus, penetrasi cepat, menjaga kondisi dinding
e. Auger - murah dan cepat pada formasi kering
f. Jetting - murah pada kondisi air yang melimpah
4.2. Pengeboran pada formasi yang stabil (high drillability)
a. Rotary - semua fluida memberikan hasil yang bagus
b. Cable tool - bagus tetapi lebih lambat
c. Hammer - sampling chip dan air, penetrasi cepat
d. Diamond coring - lebih lambat dari hammer, sampel lebih sempurna

4.3. Pengeboran pada formasi yang stabil (low drillability)


a. Hammer-penetrasi cepat (top-hole bor dangkal dan down-hole untuk bor dalam)
b. Diamond drills - Informasi lengkap dan inti lebih bagus
c. Heavy rotary drills - Murah dan cepat

4.4. Pengeboran pada formasi boulder dan breksi keras


Beberapa tipe pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengeboran, dan aplikasi
akan menentukan teknik pengeboran yang digunakan. Dalam hal aplikasi untuk
mendapatkan informasi bawah permukaan maka sistem kontrol yang cermat dan interpretasi
semua indikator pengeboran adalah parameter yang diutamakan. Dalam aplikasi untuk
lingkungan maka metode pengeboran seharusnya tidak memberikan dampak terhadap
kualitas sampel kimia maupun biologi. Kondisi seperti ini memerlukan modifikasi dalam
teknik pengeboran. Dalam aplikasi yang membutuhkan sampel inti maka metode
pengeboran dipilih terhadap proses penetrasi yang stabil sehingga akan memberikan inti
yang lebih sempurna yang tertampung dalam core barrel. Transmisi ke mata bor transmisi
tenaga. Ahli bor harus mengendalikan dan mengontrol kinerja mata bor dari posisi collar
lubang bor. Dalam banyak hal, tenaga diperlukan untuk membuat mata bor bekerja
menggali dimana tenaga berasal dari titik collar lubang bor. Tenaga harus ditransmisikan ke
bawah lubang bor dimana mata bor bekerja. Transmisi tenaga dapat berlangsung dengan
perantara:
a. Cable - pergerakan memutar dari pipa dan stang bor
b. Pergerakan axial dari pipa dan stang bor
c. Aliran fluida kontrol mata bor
d. Transmisi tenaga tidak dilakukan secara efisien, tenaga harus ditransmisikan pada
prosedur yang tepat sehingga mata bor akan menggali batuan secara efisien.
e. Pada cable tool, kawat (cable) dikontrol melalui dua hal, yaitu pergerakan yang ditentukan
oleh panjang hentakan, tingkat hentakan, dan kecepatan pengangkatan atau penjatuhan
selama proses hentakan.

Pengontrol yang kedua adalah bentuk dan berat peralatan pengeboran yang akan
menambah tenaga untuk memberaikan batuan. Pada sistem pengeboran putar dengan pipa
dan stang, mata bor lebih terkontrol oleh karena:
a. Gaya dorong dan tekanan yang dipertahankan pada rangkaian bor
b. Tenaga putaran
c. Diameter dari rangkaian bor (berhubungan dengan diameter lubang bor)
d. Kecepatan putaran
e. Kecepatan pergerakan rangkaian bor ke dalam dan keluar lubang bor
f. Bentuk dan berat dari rangkaian bor
http://dikinadir.blogspot.co.id/2015/11/pemboran-pertambangan.html

PEMBORAN PERTAMBANGAN
Rangkuman Modul Pemboran

Oleh: Drs.Agung Widyatmoko,M.Pd

Pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang ke dalam tanah/batuan dengan perantaraan
peralatan.

Kegunaan Pemboran sangat luas, namun dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:

1. Pemboran untuk eksplorasi

2. Pemboran untuk eksploitasi

3. Pemboran untuk geoteknik

4. Pemboran untuk peledakan

Ad.1. Pemboran eksplorasi disebut juga coring, diamond drilling tujuannya adalah untuk mencari core/inti
batuan yang nantinya akan diteliti sifat-sifat batuan dan kandungan mineral, ore ( (bijih) ataupun
yang lain sesuai dengan tujuannya.

Disebut coring karena yang dicari memang core / inti dari batuan itu sendiri

Disebut diamond drilling karena biasanya dalam pelaksanaanya menggunakan pahat bor
intan diamond.

Ada tiga macam pola pemboran eksplorasi :


a. Pola bujur sangkar
Cocok untuk endapan-endapan yang penyebarannya homogen ke segala arah dan topografinya
mendatar.
b. Pola empat persegi panjang
Cocok untuk endapan-endapan yang penyebarannya homogen ke satu arah saja dan topografinya
mendatar sampai dengan agak berrelief rendah.
C. Pola segitiga
Cocok untuk endapan-endapan yang penyebarannya tidak teratur dan cocok topografinya berbukit-
bukit.
Dalam pemboran eksplorasi/ coring cara pengamilan core menggunakan 4 macam core barrel sesuai
dengan yang dikehendaki, dan sesuai dengan batuan yang dihadapi, 4 macam core barrel tersebut
adalah :

1. Single tube core barrel

2. Double tube core barrel

3. Triple tube core barrel

4. Wireline tube core barrel


Core yang sudah didapat kemudian ditempatkan pada core box, yang nantinya akan diteliti lebih
lanjut di laboratorium untuk mengetahui sifat-fifat fisik yang lain.

Ad.2. Pemboran eksploitasi, adalah pemboran yang tujuan untuk mengambil bahan galian atau yang lain
kalau memang ekonomis maka akan diambil bahan galian yang ada di daerah tersebut.
http://hendrakaryautama.com/eksplorasi-dan-eksploitasi-barang-tambang/

Eksplorasi dan Eksploitasi Barang Tambang

Juli 31, 2016 Author: admin-HKUTAMACategory: News

EKSPLORASI
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberadaan SDA di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum
pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis
tergali.Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara
pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal,
disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan
kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan
memperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah
eksplorasi tersebut.

Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal :

1. Pemilihan daerah ekslorasi


2. Studi pendahuluan
3. Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya
4. Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya. Penyelidikan
tersebut adalah :
1. Penyelidikan Geologi
Adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-apek geologi, diantaranya,pemetaan
geologi, parit uji, dan sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi
yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan contoh yang bekaitan dengan
aspek geologi di lapangan yang meliputi: jenis. litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur
pada singkapanan
2. Penyelidik Geokimia
Penyelidikan ini dilaksanyakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam, senyawa kimia
dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
3. Penyelidikan Geofisika
Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu:
1. Metode Geolistrik
2. Metode Seismik
3. Metode Magnet
4. Metode Gaya berat/Gravitasi
4. Pemboran Eksplorasi
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi cadangan
kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.

EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian
padat dan bahan galian cair serta gas.

Bahan Galian Padat


Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat padat dapat dilakukan penambangan
secara terbuka dan penambangan bawah tanah
Penambangan Terbuka
Jenis penambangan ini dilakukan untuk memperoleh bahan galian padat yang biasanya
terdapat tidak jauh dari permukaan tanah. Contoh bahan galian tersebut adalah emas,
batubara, batu gamping, sirtu dan lain-lain.
Penambangan Bawah Tanah
Jenis penambangan ini dilakukan dengan membuat terowongan untuk memperoleh
bahan galian padat. Contohnya emas, batubara dan lain-lain yang biasanya terdapat di
bawah permukaan tanah.
Bahan Galian Cair dan Gas
Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat cair dan gas hanya dapat dilaksanakan
dengan cara pengeboran, karena jenis bahan galian ini terdapat jauh dibawah
permukaan tanah.
pengusahaan bahan galian cair dan gas berdasarkan lokasi keterdapatannya dibagi
menjadi 2 yaitu :
Pemboran Daratan (Onshore Drill Rig), bila bahan galian ini berada di daratan
Pemboran Lepas Pantai (Offshore Drill Rig), bila bahan galian ini terdapat di
lepas pantai atau laut
Pengolahan Bahan Galian
Didalam Undang-Undang pertambangan no 37 tahun 1960 dan Undang-Undang pokok
no 11 tahun 1967 pasal 3, Bahan galian dii Indonesia dibagi menjadi 3 golongan sabagai
berikut:
Bahan galian golongan A (bahan galian strategis) adalah bahan galian yang
mempunyai perananpenting untuk kelangsungan kehidupan Negara, misalnya;
Minyak bumi, gas alam, batu bara, timah putih, besi, nikel dan lain-lain. Bahan
galian ini sepenuhnya dikuasai oleh Negara.
Bahan galian golongan B (bahan galian Vital) adalah bahan galian yang
mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatan perekonomian
Negara dan dikuasai oleh Negara dengan meyertakan rakyat, misalnya emas,
perak, intan, timah hitam, belerang, air raksa dan lain-lain. Bahan galian ini dapat
dikuasai oleh badan usaha milik Negara ataupun bersama-sama dengan rakyat
Bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan tidak vital) adalah bahan
galian yang dappat diusahakan oleh rakyat atupun badan usaha milik
rakyat.misalnya; batu gamping, marmer, batu sabak, pasir dll.
Didalam perkembanganya penguasaan dan pengelolaan telah banyak di keluarkan aturan-atran
yang pada perinsipnya member keluasan usaha masyarakat. Dismping itu apabila dicermati
lebih lanjut pengolongan bahan galian seperti yang tersebut didalam undang-undang didasarkan
atas :

1. Memiliki peranan yang tinggi dalam pertahanan, pembangunan dan perekonomian


Negara.
2. Memiliki peranan penting bagi hajat hidup orang banyak
3. Banyak tidaknya bahan galian tersebut didapatkan.
4. Teknik pengolahan bahan galian tersebut
5. Pengunaan bahan galian tersebut dalam industry.

https://www.academia.edu/9419167/TEKNIK_PEMBORAN_PERALATAN_PEMBORAN

Anda mungkin juga menyukai