Transmisi merupakan proses pemindahan informasi antara satu ujung dengan ujung lainnya di
dalam sistim atau jaringan. Komunikasi antar ujung seringkali sangat panjang dan jauh, dan banyak
membutuhkan sistem kelistrikan pada jalur tersebut. Elemen sistem ini atau jaringan terhubung dengan
elemen lain dengan melalui koneksi yang disediakan oleh sistem transmisi. Dalam pembahasan kali ini kita
akan membahas masalah persyaratan dasar untuk transmisi dan media serta peralatan yang diperlukan
untuk transmisi telekomunikasi.
Transmitter
Transmitter memproses signal input dan memproduksi signal yang sesuai dengan karakteristik dari saluran
transmisi. Prosesing signal sering berkaitan dengan pengkodean dan modulasi. Di dalam kasus transmisi
optik, konversi dari format signal listrik ke signal optik akan dilakukan oleh transmitter.
Receiver
Receiver bekerja pada signal output dari channel di dalam persiapan untuk membawa informasi pada
transducer di daerah tujuan. Operasi receiver meliputi filtering/penyaringan untuk menghilangkan out-of-
band noise, amplification/penguatan untuk menormalkan transmission loss, dan equalizing/penyesuaian
untuk menghilangkan distorsi (beda penguatan dari komponen frekwensi), dan demodulation dan
decoding untuk mengembalikan signal processing yang dilakukan pada transmitter.
Media Transmisi
Sistem transmisi bisa menggunakan kabel tembaga, kabel optik, atau saluran radio untuk menghubungkan
peralatan yang satu dengan lainnya.
Kabel Tembaga
Kabel tembaga merupakan peralatan yang tertua dan sering ditemukan sebagai media transmisi.
Kekurangan penggunaan media ini adalah: penguatan yang tinggi dan mudah terpengaruh dengan
interferensi listrik. Penguatan pada kabel tembaga meningkat sesuai dengan frekwensinya berdasarkan
rumus berikut ini:
dimana AdB : penguatan di dalam decibel, f adalah frekwensi , dan k adalah konstanta khusus untuk setiap
kabel. Sebagai contoh kita mengukur penguatan suatu kabel sebesar 6 dB pada frekwensi 250 KHz.
kemudian pada frekwensi yang lebih tinggi sebesar empat kali 1 MHz akan menghasilkan 12 dB .
Kecepatan penyebaran signal pada kabel tembaga adalah sebesar 200,000 km/sec.
Twisted pair
Media ini terdiri atas dua kabel tembaga berisolasi yang saling membelit dengan ketebalan 0.4 sampai
dengan 0.6 mm dan ditambah 0.1 mm jika ditambahkan dengan insulatornya. Dua kabel ini dibelitkan
(twisted) satu sama lain untuk mengurangi interferensi listrik eksternal dan interferensi antar keduanya.
Kedua kabel ini simetris dan perbedaan tegangan antara keduanya merupakan signal yang dibawa.
Twisted pair mudah di dalam pemasangannya, membutuhkan ruang yang kecil dan tidak mahal biayanya.
Di dalam jaringan komunikasi dipergunakan pada saluran end office ke subscriber dengan kecepatan
transfer 2-Mbps (digital) dan dengan jarak repeater sampai dengan 2 kilometer.
Category 3 Cat 3 kabel beroperasi pada bandwidth 16MHz pada UTP dan mendukung sampai
dengan 10Mbps pada jarak 330 feet (100 m).
Category 4 Cat 4 kabel beroperasi pada bandwidth 20MHz pada UTP dan dapat membawa
sampai 16Mbps dalam jarak 330 feet (100 m).
Category 5 Cat 5 kabel beroperasi pada bandwidth 100MHz on UTP dan dapat bekerja sampai
dengan 100Mbps pada jarak 330 feet (100m). Cat 5 kabel dipergunakan pada jaringan Ethernet pada
kecepatan 10Mbps atau 100Mbps
Category 5e Cat 5e (enhanced) beroperasi pada bandwidth 100MHz pada UTP, dengan jarak
sekitar 330 feet (100 m). berjalan pada LAN dengan tipe 1000BASE-T. Standar Cat 5e secara umum
sama dengan Category 5, kecuali bahwa beberapa kelebihan. Kategori 5e direkomendasikan untuk
semua instalasi baru dan didesain untuk transmisi sampai dengan 1Gbps (Gigabit Ethernet).
Penggunaan pada jaman sekarang adalah kategori 3 dan kategori 5e, juga kategori 5.
Coaxial Cable
Kabel Coaxial mulai dipergunakan tahun 1920. Di dalam kabel coaxial, kabel tembaga kaku/rigid menjadi
inti, yang dikelilingi dengan material insulator. Insulator diselubungi dengan konduktor berbentuk silinder.
Konduktor terluar ditutupi dengan lapisan plastik pelindung. Konstruksi dari kabel coaxial memberikan
kombinasi yang baik untuk bandwidth yang tinggi dan kekebalan terhadap noise. Kabel coaxial
dipergunakan pada LAN (10-Mbps Ethernet), dalam sistem antena untuk siaran radio dan TV, dan memiliki
kapasitas tinggi untuk analog dan sistem transmisi digital di dalam jaringan telekomunikasi.
Sumber Cahaya
Di dalam implementasinya, sumber cahaya yang dipergunakan di dalam jaringan fiber optik adalah: light-
emitting diodes (LEDs) dan laser diodes. LEDs relatif tidak mahal, mempunyai umur pakai yang cukup
panjang dan mempunyai toleransi yang agak bagus terhadap temperatur. Tetapi kecepatan data yang
dihasilkan agak rendah yaitu sekitar 500Mbps.
Laser diodes mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan LED, karena merupakan
sumber cahaya yang murni dan koheren/fokus serta memiliki distorsi yang sangat kecil. Sehingga Laser
dipakai untuk transmisi kecepatan tinggi. Tetapi laser lebih mahal dibandingkan dengan LED.
Transmisi Radio
Hal utama yang menjadi kelebihan penggunaan media transmisi dengan radio dibandingkan dengan media
kabel adalah tidak memerlukan medium fisik. Sistem radio sangat cepat dalam pemasangannya karena
tidak memerlukan penggalian tanah, dan biaya investasi sangat murah. Salah satu hal yang membatasi
penggunaan transmisi radio adalah kekurangan lebar frekwensi. Frekwensi yang paling cocok sudah
terpakai untuk persoalan lainnya. Salah satu penggunaan sistem gelombang radio adalah public cellular
systems, cordless telephones, broadcast radio dan TV, satellite communications, dan WLANs.
Microwave dipergunakan pada saat perang dunia II untuk penggunaan militer, dan ketika sudah berhasil
pada lingkungan tersebut kemudian dikembangkan ke komunikasi komersial. Microwave dipergunakan di
dalam teknologi PSTN sebagai pengganti kabel coaxial pada akhir tahun 1940-an.
Microwave umumnya dialokasikan dalam saluran 30MHz sampai 45MHz, sehingga tersedia sejumlah
besar bandwidth untuk pelanggan dan operator jaringan telekomunikasi.