PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh dunia. Menurut WHO, pada tahun 2011 terdapat 25 juta kasus kematian di
pola yang selalu berubah. Beberapa penyakit dapat dikendalikan dengan sanitasi
yang baik, higiene personal, vaksin, dan obat-obatan, namun tidak sedikit
penyakit baru yang muncul dan diketahui memiliki dasar infeksi (Mandal dkk.,
2008).
Sebagian besar infeksi disebabkan oleh bakteri, fungi, virus, dan parasit.
Bakteri dan fungi yang merupakan bagian flora normal manusia namun dapat
Candida albicans (Brooks dkk., 2007). E. coli adalah flora komensial di usus
manusia yang sering menjadi penyebab diare. Bakteri ini dapat menyebabkan
bakteri komensal yang relatif sering dijumpai pada manusia. Mikroba ini
ditemukan di hidung pada 30-50% orang dewasa sehat, di tinja sekitar 20%, dan
di kulit sekitar 5-10%, terutama di axilla dan di perineum. Hampir setiap orang
1
2
keparahan dari keracunan makanan atau infeksi kulit minor hingga infeksi kulit
berat yang mengancam jiwa (Jawetz dkk., 2014). Selain infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, infeksi akibat fungi juga sering terjadi, salah satunya adalah
kandidiasis. Infeksi ini sebagian besar bersifat superfisial yang melibatkan kulit
antibiotik (Tjay, 2007). Akibat pemakaian antibiotik secara berlebihan dan kurang
Indonesia (AMRIN study) dari 3.275 strain E. coli, terbukti 1552 (47%) resisten
terhadap semua antibiotik yang diuji. Resistensi ampisilin terjadi sebanyak 851
sebanyak 716 isolat (29%), dan resistensi kloramfenikol sebanyak 369 isolat
study) dari 361 S. aureus, 245 (67,9%) resisten terhadap semua antibiotik yang
9,5%, dan 6,5%. Dengan demikian, resistensi antibiotik masih menjadi masalah
yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pengobatan alternatif yang
memiliki potensi sama besar dengan antibiotik yang telah digunakan sebelumnya.
3
Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional yang
telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara turun temurun.
Salah satu tanaman obat yang banyak digunakan saat ini sebagai obat tradisional
adalah buah pare (Santoso, 2008). Buah pare yang lazimnya digunakan sebagai
makanan, saat ini telah digunakan dalam berbagai pengobatan, seperti dismenore,
eksim, gout, hepatitis, nyeri perut, batu ginjal, lepra, keputihan, hemoroid,
antibakteri dan antifungi ekstrak etanol buah pare terhadap pertumbuhan beberapa
bakteri dan fungi penyebab infeksi yaitu E. coli, S. aureus, dan C. albicans.
B. Rumusan Masalah
2. Berapa besar daya hambat ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia
Candida albicans?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Candida albicans.
2. Tujuan Khusus
besar daya hambat ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.)
Candida albicans.
D. Manfaat
penelitian berikutnya.
3. Manfaat terapan