Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP) PADA BALITA

GIZI SEIMBANG PADA BALITA

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA


Pokok bahasan : Gizi Seimbang Pada Balita
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian Gizi Balita
2. Manfaat Gizi seimbang pada Balita
3. Kebutuhan Gizi pada Balita
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status Gizi pada Balita
Sasaran :
1. Ibu-ibu
2. Tingkat Pendidikan : tamat SD, SMP, SMA
3. Usia : 18-28 tahun
4. Jumlah Peserta : 100 orang
5. Sosial : Kelas menengah ke bawah
Tanggal : 7 November 2016
Waktu : 11.20 WITA (30 menit)
Tempat : Br. Penusuan, Tegallalang, Gianyar.

A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu komponen terpenting untuk perkembangan dan pertumbuhan pada
balita. Nutrisi sangat penting dalam tumbuh kembang anak selain kebutuhan sandang, papan,
dan kesehatan, baik makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) maupun mikronutrien
(vitamin dan mineral). Dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, perlu ditata
sejak dini yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak anak, khususnya anak pra sekolah.
Salah satu unsur penting dari kesehatan adalah masalah gizi, kekurangan gizi pada anak pra
sekolah dapat menimbulkan efek negatife seperti otak mengecil, berat badan dan tinggi badan
tidak sesuai dengan umur dan rawan terhadap penyakit. Berdasarkan susenas tahun 2006
prevalensi status gizi kurang pada balita 20,1% pada tahun 1999, 19,08% pada tahun 2000,
namun terjadi peningkatan menjadi 21,1% pada tahun 2002, 20,59% pada tahun 2003 dan
21,5% pada tahun 2005 (Depkes RI. 2005). Kekurangan gizi pada anak akan mengakibatkan
Lost Generation atau generasi yang hilang yaitu generasi dengan IQ yang relatife lebih
rendah. Hal itu dikarenakan bahwa anak pra sekolah yang bergizi buruk berisiko tinggi
kehilangan sebagian potensinya untuk menjadi Sumber Daya Manusia kelas satu karena
menurunnya kemampuan intelektual anak.
Masalah gizi kurang (under nutrition) dan gizi lebih (over nutrition) saat ini di Indonesia
merupakan masalah yang sama sama berbahaya. Apabila status gizi ditinjau dari tinggi
badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang
pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Untuk masalah kelebihan gizi
banyak terjadi di perkotaan yang tingkat ekonominya tinggi, penyakit yang timbul adalah
degeneratif karena pola konsumsi makanannya kurang serat tetapi tinggi protein dan lemak.
Kecukupan nutrisi dan zat gizi, dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan anak, anak
harus mempunyai tubuh yang sehat untuk melawan beragam radikal bebas yang menyerang
anak dengan antioksidan, dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang. Anak harus
mendapatkan unsur-unsur gizi seimbang, yang dapat menutupi kekurangan asupan gizi, yang
tidak didapat karena kesulitan anak untuk makan, serta pola makan yang tidak sehat (Gizi.net,
2008). Dengan mendapat gizi seimbang, masalah akibat kekurangan gizi maupun kelebihan
gizi pada anak akan dapat ditekan.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan ibu dan keluarga akan
mampu mengetahui dan memenuhi kebutuhan gizi pada bayi dan balita.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu diharapkan akan mampu :
1. Menyebutkan pengertian gizi.
2. Menyebutkan 3 manfaat gizi seimbang yang diperlukan oleh bayi dan balita.
3. Menyebutkan 3 kebutuhan gizi balita.
4. Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita.
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Materi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas.
Gizi adalah suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air.
Menu seimbang balita adalah suatu menu yang terdiri dari berbagai macam ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan.
2. Manfaat gizi seimbang pada balita
Dari segi jumlah, hidangan sehari untuk usia 4-5 tahun lebih banyak di bandingkan
dengan adiknya yang berusia 2-3 tahun. Anak-anak usia 2-5 tahun boleh makan lebih
banyak.
a. Meningkatkan berat badan anak
b. Sumber energi atau tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh
d. Pertumbuhan dan perkembangan
e. Zat pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang
aus atau rusak.
f. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat
pengatur.
1) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun
yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
2) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
3) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
3. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi pada masa balita membutuhkan lebih banyak nutrisi karena masa balita
(usia 15 tahun) adalah periode keemasan. Periode kehidupan yang sangat penting bagi
perkembangan fisik dan mental, pada masa ini pula balita mulai banyak melakukan dan
menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini, nutrisi yang baik memegang peranan penting.
Jika seorang balita sering diberi asupan makanan yang mengandung zat-zat yang tidak
baik, seperti jenis makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, pemanis
buatan, pelezat makanan dan yang sejenisnya, hal itu akan terlihat efeknya bagi kesehatan
tubuh.
Diantara nutrisi-nutrisi penting sebagai asupan makanan untuk balita sebagai berikut :
a. Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan
dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena kekurangan karbohidrat dapat
menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila jumlah karbohidrat
dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan BB atau obesitas.
b. Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan setelah karbohidrat dan
lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh.
c. Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi
balita. Lemak member cita rasa yang gurih, rasa kenyang, dan kelezatan makanan.
d. Vitamin dan mineral disaran untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan sehari-
hari karena vitamin tidak dihasilkan tubuh dalam jumlah banyak. Vitamin sangat
membantu dalam melawan radikal bebas.
Akibat gizi kurang:
a. Kecerdasan kurang
b. Kurang darah
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
d. Mudah terserang penyakit.
Cara memotivasi makanan pada anak:
a. Membuat suasana makan anak menyenangkan.
b. Jangan memaksa / mengomeli anak ketika anak makan.
c. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan tetap
mempertahankan gizi yang seimbang.
4. Faktor yang Mempengaruhi Gizi Balita
Adabeberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung
maupun tidak langsung. Beberapa faktor yang yang secara tidak langsung mendorong
terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita anatar lain.
a. Pengetahuan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Masalah gizi
karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan
konsumsi makan anak, keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang
mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.
b. Persepsi
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan
atau hanyak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik
terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat
menurunkan harkat keluarga. jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi
kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
c. Kebiasaan atau pantangan
Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau daging hanya berdasarkan
kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun,
padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti guna keperluan
pertumbuhan tubuhnya.
d. Kesukaan jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagaifaddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat
gizi yang diperlukan.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adik yang baru telah lahir,
sehingga ibunya tidak dapat merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih
sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan
kesehatan dan kasih sayang.
f. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit
ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan.
G. Proses Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 menit PEMBUKAAN 1. Menjawab salam,
1. Memberi salam dan 2. Mendengarkandan
perkenalan. memperhatikan.
2. Menjelaskan tujuan, manfaat
dan cakupan materi.
2. 20 menit KEGIATAN INTI 1. Mendengarkan dan
1. Menjelaskan pengertian gizi. memperhatikan.
2. Menjelaskan kandungan zat 2. Memperhatikan dan
gizi yang diperlukan oleh bayi menyimak.
dan balita. 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan makanan yang memperhatikan
tepat bagi bayi dan balita. 4. Bertanya jika ada yang
4. Memberikan kesempatan untuk tidak jelas.
bertanya jika ada yang kurang
jelas.
3. 5 menit PENUTUP 1. Menjawab
1. Mengevaluasi pengetahuan ibu pertanyaan,mendengarkan
tentang materi yang dan memperhatikan
disampaikan dengan memberi 2. Menjawab salam.
pertanyaan.
2. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
3. Memberi salam

H. Organisasi:
1. Moderator : Dewa Ayu Putri Widiastuti
2. Penyaji : Ni Ayu Parwati
3. Observer : Ni Luh Ayu Pebryani Putri
4. Fasilitator : Ni Putu Helen Sucitawati
I. Setting Tempat

DEPAN

LCD

NOTULEN PEMATERI MODERATOR

FASILITATOR FASILITATOR

AUDIENCE AUDIENCE

FASILITATOR FASILITATOR

OBSERVER

BELAKANG

J. Evaluasi
a. Struktur:
1) Kegiatan:
penyuluhan berjalan dengan lancar, peserta tidak meninggalkan penyuluhan, peserta
aktif untuk bertanya dan memberikan pendapat.
2) Jadwal:
kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
3) Tempat:
tempat tersedia, mampu menampung jumlah peserta yang sudah ditetapkan.
4) Alat bantu/ media:
peralatan tersedia sesuai perencanaan 2 hari sebelum kegiatan.
b. Proses:
1) Kehadiran peserta:
Peserta hadir 80% dari rencana yang ditetapkan.
2) Sikap Peserta:
Peserta mengikuti kegiatan dengan baik, aktif bertanya dan memberikan pendapat.
c. Hasil:
1. Peserta mampu Menyebutkan pengertian gizi.
2. Peserta mampu Menyebutkan 3 manfaat gizi seimbang yang diperlukan oleh bayi dan
balita.
3. Peserta mampu Menyebutkan 3 kebutuhan gizi balita.
4. Peserta mampu Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita.
K. Referensi
Proverawati, Aktikah. 2010. Ilmu Gizi untuk keperawatan dan gizi kesehatan. Jogjakarta:
Nuha Medika
H.R, Hasdianah. 2014. Pemamfaatan Gizi Diet dan Obesitas. Jogjakarta: Nuha Medika
MB, Harisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai