Anda di halaman 1dari 7

Untuk memeriksa daerah thorax, diperlukan ingatan kembali tentang garis-garis

imaginer.

Linea mid-sternalis di buat melalui bagian tengah sternum.

Linea sternalis

Linea medio-clavicularis adalah garis yang dibuat melalui bagian tengah

klavikula dan sejajar dengan garis mid-sternal.

Linea axillaris anterior, adalah garis vertical yamg dibuat sepanjang lipatan

aksilaris anterior dan sejajar dengan garis mid-strenal. Media dibuat

melalui tap puncak aksila sejajar dengan garis mid-sternal, dan posterior

sejajar dengan garis mid sternal dan berjalan vertical sepanjang lipatan

aksilaris posterior.

Linea scapularis sejajar dengan garis mid-sternal dan berjalan melalui

sudut bawah scapula.

Linea vertebralis

Angulus ludovisi, Angulus costae dan Arcus costae

Secara berurutan pemeriksaan thorax harus meliputi; inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi.

Inspeksi

1. Diamati bentuk thorax, apakah biasa/normal ataukah ada kelainan bentuk

seperti;

Kifosis, Iordosis, scoliosis gibbus (kiposis yang ekstrim).

Bentuk dada burung (pigeon chest)-sternum menonjol

Bentuk dada tukang sepatu/cekung (funnel chest)

Barrel chest (besar-mengembung muka-belakang)


2. Diamati pernapasan pasien seperti:

Terdengar stridor inspirasi/ekspirasi

Menghitung frekuensi pernapasan, yang normalnya 16-24x/menit dan juga

ada perbandingan frekuensi napas, dengan HR yang kira-kira 1 : 4. Napas

lebih dari 24x/menit disebut Tachypnea. Bila kurang dari 16 disebut

Bradipnea.

Catat pola/irama pernapasannya. Teratur, periodic ceynes stokes, periodic

biot, Kussmaul ( cepat-dalam), Hiperventilasi (hanya dalam) atau irama

satu-satu pada pasien sebelum meninggal.

Amati ada tidaknya Dyspnea (setiap ketidaknyamanan bernapas dalam

bentuk apapun);

Tanda-tanda retraksi intercostals

Tanda-tanda retraksi supra sterna

Pernapasan cuping hidung

Deffort inspirasi seperti pada disteria.

Deffort ekspirasi seperti pada asthma bronchiale

Orthopnea, lebih nyaman bernapas pada posisi duduk.

3. Ada 2 hal lain yang dihubungkan dengan fungsi pernapasan adalah;

Pengamatan Cyanosis disekitar bibir, mulut dan dasar kuku

Clubbing of the fingers (seperti ujung pemukul genderang).

4. Amati suara batuk yang kita dengar (produktif, kering, whooping, pendek-

pendek/dehem-dehem)
Palpasi

Palpasi pada dinding thorax menggunakan seluruh telapak tangan dan jari kiri dan

kanan dengan maksud meraba dan merasakan getaran dinding dada sewaktu

pasien mengucapkan kata tujuh puluh tujuh. berulang-ulang.

Getaran yang dirasakan disebut: Vocal fremitus, perabaan dilakukan diseluruh

permukaan dada (kiri, kanan, depan dan belakang).

Umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih

bergetar atau kurang bergetar. Pemadatan jaringan baru (Pneumonia, keganasan)

akan terasa lebih bergetar. Pleural effusion dan pneumo thorax akan terasa kurang

bergetar.

Perkusi

Perkusi dinding thorax, dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan kanan

pada jari tengah-tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding dada dicelah

intercosta (kecuali pemeriksa kidal tentu sebaliknya). Ilmu ini meniru para

pembuat anggur yang bisa memeriksa tong-tong anggur yang mereka perkusi dan

memastikan dimana batas permukaan cairan anggur mereka karena memberikan

getaran suara yang jelas berbeda.

Pada praktek laboratorium dan bangsal, diminta berlatih baik sampai trampil

dengan cara yang benar. Penilaian suara yang ditimbulkan oleh perkusi:

1. Sonor adalahsuara perkusi jaringan paru yang normal.

2. Redup adalahsuara perkusi jaringan yang lebih padat/konsolidasi paru-paru

seperti pneumonia.

3. Pekak adalahsuara perkusi jaringan yang padat seperti pada;

Adanya cairan di rongga pleura


Perkusi daerah jantung

Perkusi daerah hepar

4. Hipersonor/tympany adalah suara perkusi pada daerah yang lebih berongga

kosong seperti : daerah Caverne-caverne paru, penderita asthma kronik terutama

dengan bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti ketukan benda-benda

kosong, bergema. Perkusi dilakukan dengan cara membandingkan kiri-kanan pada

setiap daerah permukaan thorax.

Catatan:

1. Dengan perkusi juga bisa diperiksa tentang turunnya diafragma, sejak

akhir ekspirasi sampai inspirasi maksimal yang normalnya berkisar 3-5cm.

Rentang turunnya diafragma diperiksa di :

Thorax bagian belakang

Atas di batas paru-hepar/ICS-4 kanan

Bila paru-paru collaps, maka diafragma sisi yang bersangkutan tidak turun pada

inspirasi maksimal

2. Dengan perkusi thorax-depan, sekaligus menilai batas-batas jantung

(perkusi di atas jantung terdengar pekak). Pada keadaan normal :

Batas atas jantung ICS 2-3

Batas kanan jantung linea sternalis kanan

Batas kiri jantung linea medio-clavicularis kiri (pada pasien dengan dada

lebar batas kiri jantung : 1 jari medial dari linea mid-clav kiri).

Auskultasi
Auskultasi paru adalah mendengarkan suara pada dinding thorax dengan

menggunakn stetoskop, caranya : pasien diminta bernafas cukup dalam dengan

mulut terbuka dan letakan stetoskop secara sistematik dari atas kebawah dengan

membandingkan kiri-kanan.

Ada 3 suara yang di dengar pada pemeriksaan auskultasi :

1. Suara nafas :

Vesicular, suara nafas vesicular terdengar di semua lapangan paru yang

normal. Barsifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.

broncho-vesicular, suara nafas broncho-vesicular terdengar di daerah

percabangan broncus dan trache. Jadi sekitar sternum dan region

interscapular, nadanya sedang lebih kasar di bandingkan vesicular,

inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.

bronchial, suara nafas bronchial terdengar di daerah trachea (leher) dan

supra sternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi/inspirasi lebih pendek di

bandingkan dengan ekspirasi.

Catatan :

bila didapat suara broncho-vesicular atau bronchial dilapangan paru (yang

semestinya vesicular), tentu merupakan suatu kelainan

bila tidak terdengar suara sama sekali, hal ini bisa karna paru-parunya

colaps/atelektasis atau pleural effusion yang banyak jumlahnya. Jumlah

cairan pleura yang tidak banyak bisa menimbulkan suara vesicular yang

melemah.
Bila terdengar suara seperti tiupan pada mulut botol, disebut suara amforik

merupakan suara resonansi dari rongga-rongga Caverne yang ada dalam

paru-paru.

2. Suara ucapan (= vocal resonans)

Penderita diminta mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang setiap

sesudah inspirasi secara berbisik dengan intonasi yang sama kuat. Pemeriksa

mendengarkan dengan stetoskop secara sistematik di semua lapangan paru serta

membandingkannya kiri dankanan.

Suara normal, perlu mengenal atau membiasakan mendengar pada orang

sehat. Intensitas dan kualitas di kiri sama dengan kanan

Brochoponi, suara terdengar jelas ucapannya dan lebih keras dibandingkan

daerah sisi lain. Umumnya, ini akibat dari adanya proses

pemadatan/konsolidasi paru.

Pectoriloquy, suara terdengar jauh dan tidak jelas (= ngereyem). Bisa

terdapat pada effusion atau atelaktasis.

Egophony, sura bergema seperti seorang yang hidungnya tersumbat(=

bindeng) dan terasa dekat. Suara semacam ini bisa didapat pada pemadatan

paru yang disertai caverne/berongga-rongga besar.

Tidak jarang ditemui pada sebuah paru sekaligus ada daerah effusion, ada daerah

konsolidasi, mempunyai caverne ada daerah yang masih normal maka vocal

resonansnya bercampur sesuai distribusi kelainan parunya.

3. Suara tambahan

Pada pernfasan normal tidak didapati suara tambahan. Suara tambahan menun

jukan ada kelainan. Macam-macam suara tambahan :


Rales, bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran-saluran

halus pernfasan mengembang pada inspirasi :

1. Rales halus, terdengar meritik halus pada akhir inspirasi jadi pendek

saja.

2. Rales sedang, terdengar lebih kasar dan di tengah fase akhir inspirasi.

3. Rales kasar, terdengar lebih lama, yaitu pada seluruh fase inspirasi

Suara rales tidak hilang bila pasien disuruh batuk. Rales seringkali ditemui pada

peradangan jaringan paru (pneumonia t.b.c).

Ronchi, ciri khas ronchi adalah pada rendah dan sangat kasar terdengar

baik pada inspirasi maupun ekspirasi. Ciri lain ronchi adalah akan hilang

bila pasien disuruh batuk. Ronchi terjadi akibat terkumpulnya cairan

mucus dalam trachea atau bronchus-bronchus besar (misalnya pada edema

paru).

Wheezing, adalah bunyi musical terdengar ngiii.ik atau pendek ngiik.

Yang bisa didapat pada fase inspirasi dan atau ekspirasi, bahkan biasanya

lebih jelas pada ekspirasi. Wheezing terjadi karena adanya exsudat lengket

tertiup aliran udara dan bergetar nyaring.

Pleural Friction-Rub, suatu bunyi yang terdengar kering persis seperti

suara gosokan Amplas pada kayu. (catatan;Rales dan Ronchi terdengar

basah karena seperti gemercik cairan), pleural friction rub terjadi

karena peradangan pleura terdengar sepanjang fase

pernapasan (inspirasi sepenuhnya). Paling jelas suara ini terdengar di

daerah posteri-lateral bawah dinding thorax.

Anda mungkin juga menyukai