Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA III (DRUPADI)


PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA KABUPATEN
CILACAP

KELOMPOK 3
Reza Nurdiansyah (I4B016027)
Regi Junjung Mulyadi (I4B016043)
Asri Nur Chasanah (I4B016044)
Cahyaning Tiyas (I4B016016)
Nia Claudia Bastian Tito (I4B016025)

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA III (DRUPADI)
PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA KABUPATEN
CILACAP

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), orang lanjut usia (lansia)
adalah orang usia 60 tahun keatas. Ada tiga jenis lanisa yaitu terdiri dari usia
lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat lanjut
(very old) diatas 90 tahun (Raharja, 2013). Lanjut usia mempunyai beberapa
masalah kesehatan yang salah satunya nyeri persendian.
Menurut Yogiantoro (2009), Peningkatan jumlah lansia juga akan
diiringi dengan peningkatan masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh
lansia. Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan semakin
meningkatnya populasi lansia, maka jumlah pasien dengan nyeri persendian
kemungkinan besar akan bertambah. Hasil pengkajian dari wisma III di panti
pelayanan sosial lanjut usia dewanta Cilacap terdiri dari delapan orang
merasakan nyeri sendi.
Pada kondisi tertentu, penerima manfaat (PM) dapat kehilangan
kemampuan untuk melakukan pergerakan atau aktivitas. Kondisi seperti ini
dapat terjadi karena gangguan pada sistem muskuloskeletal. Baik itu otak,
otot, skelet maupun syaraf sistem tersebut. Penerima manfaat (PM) dapat
kehilangan kemampuan dalam menggerakkan ekstrimitasnya dan anggota
gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang
lama dapat mengakibatkan atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot
tidak pernah dipergunakan untuk beraktivitas (Smeltzer & Bare, 2002).
Penerima manfaat (PM) dengan gangguan mobilisasi harus menjadi
perhatian perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi
atrofi pada penerima manfaat (PM) dengan gangguan mobilisasi. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan per awat dalam mengintervensi gangguan
mobilisasi dan mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range
of Motion (ROM) (Priharjo, 2003).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan pada lansia di komunitas yaitu Panti Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Dewanata Kabupaten Cilacap.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada lansia di Panti
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata.
b. Mahasiswa mampu menganalisis keadaan dan perencanaan tindakan
untuk kelompok lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan
terutama terapi modalitas Range Of Motion bagi kelompok lansia.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
terapi modalitas pada kelompok lansia.

C. Waktu Pelaksanaan
Asuhan keperawatan gerontik dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Dewanata Kabupaten Cilacap. Adapun pelaksanaannya adalah
dengan ketentuan sebagai berikut:
Hari : Kamis
Tanggal : 08 Juni 2017
Waktu : pukul 10.00 WIB s/d selesai

D. Pengkajian
1. Profil Kelompok
Pengkajian dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata Kabupaten Cilacap pada hari Senin tanggal 5 Juni 2017. Panti
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata merupakan suatu instansi
pemerintah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 8 wisma. Penerima
Manfaat (PM) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penghuni
lansia yang tinggal di panti ini. Wisma III ditempati oleh lansia yang
berjumlah 8 orang dan akan dikelola oleh kelompok 3.
2. Dimensi Biologis
a. Usia, Jenis Kelamin, dan Suku
Lansia yang tinggal di Wisma III memiliki rentang usia antara 61
sampai dengan 80 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dua PM
berasal dari Purbalingga, dua PM berasal dari Banyumas, satu PM
berasal dari Tegal, satu PM berasal dari Kebumen, satu PM berasal
dari Kesugihan Kidul, dan satu PM berasal dari Cilacap. Semua PM
di wisma ini adalah suku Jawa.
b. Tingkat tumbuh kembang/ maturasi kelompok
Penghuni wisma III merupakan lansia yang secara fisiologis
mengalami perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan dari segi
fisik pada lansia meliputi sistem panca indera (penurunan
kemampuan pendengaran dan penglihatan), sistem muskuloskeletal
(penurunan masa otot maupun tulang dan nyeri persendian), sistem
persarafan (hemiparese sinistra), sistem pernafasan (sesak nafas
akibat asma), dan sistem kardiovaskuler (hipertensi). Berdasarkan
hasil pemeriksaan tekanan darah, tekanan darah yang tinggi hanya
Tn.S yaitu 160/90 mmHg. Berdasarkan dari segi psikologisnya, PM
merasa kehidupan terjamin dan bahagia. Selain itu, PM merasa
bersemangat dan penuh energi untuk beraktivitas, sehingga mereka
merasa betah berada di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Dewanata.
3. Dimensi Psikologis
a. Gambaran diri kelompok
Kelompok lansia di Wisma III dapat menerima dan mensyukuri
keadaan dirinya, meskipun diketahui dari 8 orang lansia terdapat 5
orang yang gagal berumah tangga (bercerai).
b. Keterampilan koping
Sebagian besar lansia memiliki mekanisme koping yang baik, salah
satu PM (Tn. A) mengatakan bahwa saat salah satu anggota
kelompok mengalami kesulitan biasanya lansia saling membantu
satu sama lain, contohnya ketika salah satu anggota sakit, anggota
lainnya akan melaporkan pada petugas poliklinik dan membantu
merawat secara sederhana (kerokan, menyiapkan obat, makanan atau
minuman). Tetapi terdapat salah satu PM (Tn. K) yang terkadang
mudah jengkel dan sulit diberi nasihat yang kadang menyebabkan
ketidaknyamanan pada PM yang lain. Sebagian besar, mekanisme
koping yang digunakan yaitu tidur, beribadah, mengobrol dengan
teman lain, dan ada pula lansia yang lebih memilih menyelesaikan
masalah sendiri.
c. Insiden dan prevalensi masalah psikologis
Berdasarkan hasil pengkajian, rata-rata skor depresi pada PM wisma
III adalah 2 yang berarti tidak mengalami depresi (<5).
d. Stressor psikologis di dalam masyarakat
Beberapa PM wisma III merasa memiliki stressor psikologis yang
berasal dari keluarga yaitu mereka sering merasa rindu pada
keluarganya atau sedih karena tidak pernah dijenguk keluarganya.
Beberapa dari mereka juga ada yang tidak ingin membebani
keluarganya, sehingga mereka memilih untuk tinggal di panti.
4. Dimensi Lingkungan Fisik
a. Lokasi atau tempat target group
Lokasi target group adalah di Wisma III.
b. Kondisi lingkungan yang dapat membahayakan
Berdasarkan hasil observasi, tidak terdapat lingkungan dan barang
yang dapat membahayakan bagi PM. Lantai bersih dan tidak licin,
tata ruang tidak sempit, serta mobilisasi mudah.
c. Perumahan
Lingkungan wisma III adalah lingkungan yang bersih dan nyaman,
yang berdekatan dengan aula, kantor, dan halaman. Di wisma III
terdapat 5 kamar tidur, 3 kamar mandi, ruang makan dan ruang
tengah yang menjadi 1 ruangan serta halaman belakang untuk
menjemur dan mencuci pakaian. Kondisi rumah teratata rapi,
pencahayaan terang saat siang hari, ventilasi baik, kamar mandi
bersih dan tidak licin.
d. Pelayanan kesehatan
Di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Kabupaten Cilacap
terdapat satu poliklinik, selain itu terdapat kegiatan rutin
pemeriksaan kesehatan satu bulan sekali yaitu pada hari kamis
minggu ke tiga.
e. Transportasi
Alat transportasi yang digunakan untuk sekitar lingkungan panti
adalah berjalan kaki, tongkat/kruk, dan kursi roda
5. Dimensi Lingkungan Sosial
a. Sikap komunitas terhadap target group
Lingkungan panti memahami bahwa PM di wisma III merupakan
PM yang mandiri sehingga hanya membutuhkan bantuan minimal
dari pengurus panti Dewanata.
b. Status sosial dan ekonomi target group
Sebagian besar PM di wisma III mempunyai status ekonomi rendah
karena PM sudah tidak memiliki pekerjaan namun ada yang masih
menerima uang pensiunan.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan terendah di Wisma III yaitu tidak tamat SD,
sedangkan pendidikan tertinggi di Wisma III yaitu SMP.
d. Kegiatan rutin lingkungan
Setiap hari selalu ada kegiatan rutin yang diselenggarakan seperti
pengajian, senam, bimbingan keterampilan, kerja bakti, dan
menyanyi bersama satu bulan sekali.
6. Dimensi Perilaku (Kesehatan dan Sosial)
a. Perilaku kesehatan secara umum
Kebutuhan nutrisi tercukupi karena setiap PM mendapatkan jatah
makan 3 kali sehari dengan tambahan buah dan susu. Sebagian besar
PM aktif mengikuti kegiatan senam rutin. Seluruh PM mampu
melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
b. Interaksi dalam kelompok
Sebagian besar PM sering berada di ruang tengah untuk mengobrol
dan menonton TV. Saat pengkajian, terkadang nampak ada adu
mulut antar satu PM dengan PM lainnya.
c. Interaksi antar kelompok
Tidak tampak persaingan antar wisma. Interaksi antar anggota
kelompok cukup baik. PM dapat aktif dalam perkumpulan bersama
anggota wisma lain, termasuk dalam kegiatan yang diadakan di aula.
d. Aktivitas Rekreasi
Aktifitas yang dilakukan oleh PM jika tidak ada kegiatan adalah
tidur, main catur, dan menonton TV. Terdapat aktivitas rekreasi yang
diselenggarakan panti yaitu setahun satu kali. Terkadang, ada PM
yang ijin untuk pulang mengunjungi keluarganya juga.

E. Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah


1. DS: Agen cedera biologis Nyeri akut
- PM mengeluh sakit pada
persendian kakinya
- Kakinya terkadang terasa kaku
- P: Nyeri bertambah saat
kelelahan dan suhu dingin
- Q: Nyeri terasa senat senut
(seperti tertusuk)
- R: Nyeri pada kedua kaki
- S: Skala nyeri 4
- T: Nyeri muncul hilang timbul
- PM mengatakan ketika
tekanan darahnya tinggi,
mereka sering sakit kepala dan
lehernya kaku

DO:
- PM terlihat memegang
kakinya dan menunjukan
kakinya yang sakit
- PM berjalan menggunakan alat
bantu karena kakinya nyeri
dan terasa kaku
2. DS: Penurunan fungsi Hambatan
- PM mengatakan sakit dan linu muskuloskeletal mobilitas fisik
pada kedua lutut yang
menyebabkan terganggunya
aktivitas fisik
- PM mengatakan bahwa dirinya
tidak berolahraga

DO:
- Postur tubuh tampak tidak
stabil ketika berjalan
- Terlihat hati-hati saat berjalan
karena kakinya sakit
- Terlihat kesulitan dalam
berjalan

3. DS: Ketidakefektifa
- 2 dari 8 PM mengatakan n pemeliharaan
kadang-kadang mengalami kesehatan
tekanan darah tinggi
- 7 dari 8 PM mengatakan
biasanya masih merokok
- 6 dari 8 PM mengatakan
jarang berolahraga
- PM mengatakan belum banyak
minum air putih (< 8 gelas
sehari)
DO:
- Saat pemeriksaan tekanan
darah, hanya Tn.S yang
mengalami tekanan darah
tinggi yaitu 160/90 mmHg
- 6 dari 8 PM terlihat kurang
aktif bergerak
- Para PM terlihat lebih sering
menghabiskan waktu luangnya
untuk tidur dan duduk-duduk
di sekitar wisma

F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi
muskuloskeletal
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
G. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Diagnosa Umum
No Rencana Tindakan
Keperawatan Khusus

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri:
cedera biologis selama 5 x 8 jam diharapkan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
yang dialami PM dapat berkurang durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik dan faktor presipitasi
2102-Tingkat nyeri 2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan yang dirasakan
Indikator Awal Tujuan 3. Gunakan komunikasi teurapeutik untuk mengetahui pengalaman
- Nyeri yang 3 4 nyeri pasien
dilaporkan 4. Kurangi faktor presipitasi nyeri (manajemen lingkungan)
- Ekspresi nyeri 3 4 5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi,
wajah dan interpersonal).
- Menggosok area 3 4 6. Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam, kompres
nyeri hangat, dan ROM).
7. Anjurkan PM untuk meningkatkan istirahat
Keterangan : 8. Beri dukungan pada PM
1 : Sangat berat
2 : Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada keluhan

2. Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi latihan: Mobilitas sendi


mobilitas fisik b.d selama 5 x 8 jam, diharapkan mobilitas sendi 1. Kaji pengetahuan PM tentang perawatan bagi penderita gangguan
penurunan fungsi PM meningkat dengan kriteria hasil: mobilitas
muskuloskeletal 2. Monitor tanda-tanda vital
0005-Toleransi terhadap aktivitas 3. Monitor kekuatan otot pada PM
Indikator Awal Tujuan 4. Diskusikan cara-cara melatih pergerakan pada PM
- Kekuatan tubuh 3 4 5. Demonstrasikan cara melakukan latihan ROM aktif
bagian atas 6. Minta PM untuk mempraktekkan latihan ROM yang telah diajarkan
- Kekuatan tubuh 3 4 setiap 2 kali sehari
bagian bawah 7. Tanyakan kesanggupan PM untuk melakukan latihan ROM secara
- Kemudahan dalam 3 5 rutin
melakukan 8. Motivasi PM untuk mencoba melakukan latihan ROM
aktivitas hidup 9. Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai
harian (ADL)

Keterangan :
1 : Sangat lemah/sulit
2 : Lemah/sulit
3 : Sedang
4 : Kuat
5 : Sangat kuat

3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4360-Modifikasi Perilaku


pemeliharaan selama 5 x 8 jam, diharapkan pemeliharaan 1. Identifikasi perubahan perilaku (target perilaku yang ingin dirubah)
kesehatan kesehatan lansia efektif dengan kriteria hasil: meliputi kebiasaan merokok, diet sehat, konsumsi air putih 8 gelas
1602-Perilaku promosi kesehatan sehari, olahraga dan pemeriksaan kesehatan rutin.
Indikator Awal Tujuan 2. Berikan motivasi kepada lansia terhadap perlunya perubahan
1. Diet sehat sesuai 3 5 perilaku
dengan penyakit 3. Diskusikan proses modifikasi perilaku dengan melibatkan dukungan
yang diderita teman satu wisma
2. Minum 8 gelas 2 5 4. Memilah perilaku dari yang paling mudah dilakukan untuk dirubah
air setiap hari 5. Dukung lansia untuk menerapkan hasil modifikasi perilaku yaitu
3. Melakukan 2 4 perilaku sehat secara konsisten seperti mengurangi merokok, diet
pemeriksaan sehat, minum minimal 8 gelas sehari, menerapkan terapi relaksasi
kesehatan otot progresif dan rendam kaki hangat untuk mengatasi darah tinggi,
berkala serta menerapkan terapi range of motion (ROM) untuk mengatasi
(pemeriksaan nyeri sendi
tekanan darah)
4. Melakukan 2 4
latihan atau
olahraga rutin
serta melakukan
aktivitas fisik
5. Menghindari 2 4
paparan asap
rokok
6. Menghindari 2 4
penggunaan
tembakau

Keterangan :
1 : Tidak pernah melakukan
2 : Jarang melakukan
3 : Kadang melakukan
4 : Sering Melakukan
5 : Selalu Melakukan
H. Planning Of Action (POA)

Sumber
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempat PJ
Dana
1. Nyeri akut Tujuan Umum : Penyuluhan Range PM di Kamis, 8 Wisma 3 Mahasiswa Asri Nur C.
Of motion (ROM) wisma 3 Juni 2017 Panti
Setelah dilakukan asuhan Pelayanan
keperawatan selama 5 x 8 jam, Sosial
diharapkan nyeri sendi yang Lansia
dialami PM dapat berkurang. Dewanata
Tujuan Khusus : Cilacap

1. Nyeri dan kaku sendi pada


PM berkurang
2. PM mampu melakukan
terapi non farmakologi
untuk mengurangi nyeri
sendi yaitu dengan
menerapkan terapi Range
Of motion (ROM)

Tujuan Umum :
2.
Setelah dilakukan asuhan Penyuluhan Range PM di Kamis, 8 Wisma 3 Mahasiswa Asri Nur Ch
Hambatan keperawatan selama 5 x 8 jam, Of motion (ROM) wisma 3 Juni 2017 Panti
mobilitas fisik diharapkan hambatan Pelayanan
mobilisasi fisik PM berkurang. Sosial
Lansia
Tujuan Khusus : Dewanata
1. Nyeri dan kaku sendi pada Cilacap
PM berkurang
2. PM mampu melakukan
terapi non farmakologi
untuk mengurangi
kekakuan sendi dan otot
yaitu dengan menerapkan
terapi Range Of motion
(ROM)

Tujuan Umum :

3. Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 5 x 8 jam,
Lets fun together PM di Selasa, 6 Mahasiswa Cahyaning
diharapkan pemeliharaan Wisma 3
2. PM mampu memelihara Penyuluhan PM di Rabu, 7 Wisma 3 Mahasiswa Nia Claudia
kesehatan dengan mencuci hipertensi dan wisma 3 Juni 2017 Panti Bastian T
tangan sebelum dan setelah terapi modalitas Pelayanan
makan, sebelum tidur, untuk mengatasi Sosial
setelah dari toilet dan hipertensi Lansia
setelah melakukan Dewanata
pekerjaan atau aktivitas, Cilacap
olahraga rutin, pemeriksaan
kesehatan secara berkala,
diet sehat, minum air putih
minimal 8 gelas sehari, dan
mengurangi merokok
3. PM mampu melakukan
terapi non farmakologi
untuk memelihara
kesehatan seperti terapi
relaksasi otot progresif dan
terapi rendam kaki hangat
untuk mengatasi hipertensi

Anda mungkin juga menyukai