Anda di halaman 1dari 7

Munadi, Dedi Ardinata Perubahan Kadar Glukosa Darah...

Perubahan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe-2


yang Terkontrol Setelah Mengkonsumsi Kurma
Munadi* dan Dedi Ardinata**
* Peserta Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran USU, Medan
** Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran USU, Medan

Abstrak: Latar belakang: Buah Kurma selama ini masih menjadi suatu pertanyaan apakah dapat
dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus tipe-2 yang terkontrol (diabetesi), tanpa mengacaukan
kontrol glukosa darah (KGD).
Tujuan: Untuk mengetahui perubahan KGD diabetesi setelah mengkonsumsi kurma.
Bahan Dan Cara: Diteliti secara Uji klinis menyilang terhadap 36 orang diabetisi pria 22 orang
dan wanita 14 orang dengan umur rata-rata 605,5 tahun, memakai Obat Hipoglikemik Oral
(OHO) 28 orang dan Insulin 8 orang. Penelitian dilakukan 2 kali perlakuan, perlakuan-I, 18 orang
mendapat 3 buah kurma dan 18 orang mendapat 1 buah pisang, KGD diukur sebelum memakan
dan sesudah memakan masing-masing buah. Perlakuan-II seminggu kemudian kelompok yang
sebelumnya mendapat 3 biji kurma diberikan 1 buah pisang dan begitu sebaliknya dan diukur
KGD sebelum dan 2 jam sesudah memakan masing-masing buah.
Hasil: Pada perlakuan-I Tidak ada perbedaan KGD sebelum menkonsumsi kurma dan 2 jam
sesudah mengkonsumsi kurma (12528mg/dl vs 129,947 mg/dl) (P>0.05), baik yang mendapat
OHO (11927 mg/dl vs 118 29 mg/dl) (P>0.05) maupun yang mendapat Insulin (14917mg/dl
vs 17377 mg/dl) (P>0.05). Pada yang mendapat pisang juga tidak terdapat perbedaan bermakna
antara KGD sebelum dan sesudah memakan pisang (130,222mg/dl vs 118,928mg/dl) (P>0.05)
juga pada kelompok yang mendapat OHO (13220 mg/dl vs 12128 mg/dl) (P>0.05) dan
mendapat Insulin (12035mg/dl vs10736mg/dl) (P>0.05). Pada perlakuan-II Juga tidak terdapat
perbedaan yang bermakna KGD sebelum dan 2 jam sesudah memakan kurma (145,219mg/dl vs
131,924mg/dl) (P>0.05), baik yang mendapat OHO (143,221mg/dl vs 126,631mg/dl)
(P>0.05) maupun yang mendapat Insulin (152,160mg/dl vs 15762mg/dl) (P>0.05). Pada yang
mendapat pisang juga tidak terdapat perbedaan bermakna KGD sebelum dan sesudah memakan
pisang (138,417mg/dl vs133,540mg/dl) (P>0.05) juga pada kelompok yang mendapat OHO
(138,516mg/dl vs 128,322mg/dl) (P>0.05) dan mendapat Insulin (137,720 mg/dl vs
149,725mg/dl) (P>0.05).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna antara KGD sebelum dan sesudah baik yang
mengkonsumsi kurma maupun yang menkonsumsi pisang pada diabetisi baik yang menggunakan
OHO maupun Insulin.
Kata kunci: diabetisi, kurma, kadar glukosa darah

Abstract: Background: Date is still to be questioned whether can be consumed by diabetic


patient or not, or even disturb the control of blood glucose level (BGL)
Objective: To asses whether consuming date would increase the BGL.
Material and Method: Study was conducted as Cross-over Clinical Crial to 22 male and 14 female
diabetic patients with average of ages 605,5 years, who consumed oral hypoglycemic agents as
many as 28 person, and 8 used insulin. We conducted 2 phases of treatment. Phase 1, 18 person
was given 3 dates and the rest 1 banana. BGl were measured before and 2 hours after treatment.
Phase 2 was undergone 1 week after the phase 1, where the group with 3 dates in phase 1 were
given 1 banana, and on the contrary for the group with banana. BGl again were measured before
and 2 hours after treatment
Result: Phase 1. There was no differences between BGl before and 2 hours after consuming dates
(12528mg/dL vs 129,947 mg/dL)(P>0.05) either in group with Oral Hypoglicemic Agent

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara29
Karangan Asli

(OHA) or Insulin. (11927 mg/dl vs 11829 mg/dL) (P>0.05), (14917mg/dL vs 17377


mg/dL) (P>0.05) respectively. The same condition was found in the group who consume banana.
There was no differences between blood glucose before and 2 hours after consumption with the
level respectively were (130,222mg/dL vs 118,928mg/dL) (P>0.05). BGl either in group with
OHA or insulin respectively were (13220 mg/dL vs 12128 mg/dL) (P>0.05), (12035mg/dL
vs 10736mg/dL) (P>0.05).
Phase 2. There was no differences between BGl before and 2 hours after consuming dates
(145,219mg/dl vs 131,924mg/dl) (P>0.05), either in group with OHA or Insulin.
(143,221mg/dL vs 126,631mg/dL) (P>0.05), (152,160mg/dL vs 15762mg/dL) (P>0.05)
respectively. The same condition was found in the group who consume banana. There was no
differences between BGl before and 2 hours after consumption with the level respectively were
(138,417mg/dL vs 133,540mg/dL) (P>0.05). BGl either in group with oho or insulin
respectively were (138,516mg/dL vs 128,322mg/dL) (P>0.05) and (137,720 mg/dL vs
149,725mg/dL) (P>0.05).
Conclusion: There was no significant differences of blood glucose level between before and after
consuming dates or banana, either in group with OHA or Insulin.
Keywords: diabetic patients, dates, BGl

PENDAHULUAN sebelum protein dan lemak. Komposisi


Diabetes melitus (DM) merupakan karbohidrat yang dianjurkan di Indonesia saat
penyakit metabolik, yang ditandai dengan ini pada diabetesi terdiri dari 60-70%
peninggian kadar glukosa darah akibat karbohidrat. Melihat komposisi diet yang
berkurangnya kualitas insulin, sekresi insulin dianjurkan selama ini tampak bahwa
atau keduanya. Penderita diabetes (diabetisi) persentase yang dianjurkan makin tinggi dan
semakin meningkat prevalensinya dari tahun makin mendekati menu rata-rata bangsa
ke tahun. Rangkuman laporan Mc.Carthy dan Indonesia yang terdari 81% karbohidrat.
Zimmet (1994), Tattersal (1996) dan Tahun 1983 Jenkins D.J.A dan kawan-kawan
Askandar (1994-1998) diperkirakan akan menganjurkan indeks glikemik sebagai dasar
terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat yang pasti dalam menentukan respons glukosa
4,5
dalam kurun waktu 24 tahun ke depan (1996- darah tubuh.
2020) di dunia 150 juta dan di Indonesia 12,4 Kurma merupakan buah yang tumbuh
1,2,3
juta. dan dahulu banyak dikonsumsi oleh orang
Telah diketahui diabetes melitus akan Arab. Saat ini oleh karena dampak globalisasi
berhubungan dengan berbagai komplikasi baik transportasi walaupun hanya tumbuh di
mikroangiopati maupun makroangiopati, Negara beriklim subtropik namun sudah
terjadinya komplikasi ini sangat erat tersedia di seluruh pasaran dunia termasuk di
berhubungan dengan kontrol glukosa darah, di Indonesia yang juga banyak dikonsumsi
mana sampai saat ini meskipun telah terutama komunitas muslim pada saat bulan
ditemukan insulin dan obat hipoglikemik oral, Ramadhan. Kurma merupakan buah yang
tetapi untuk mengontrol kadar glukosa darah, sangat manis dan banyak mengandung glukosa
diet masih merupakan lini pertama upaya dan fruktosa dan mempunyai nilai indeks
6,7
yang dilakukan secara berkepanjangan untuk glikemik yang relatif rendah.
mencapai target kadar glukosa darah yang Apakah diabetisi boleh mengkonsumsi
diharapkan, sehingga progresifitas penyakit Kurma selama ini masih merupakan pertanyaan
3,4
bisa terkendali. terutama apakah dengan mengkonsumsi
Diet pada penderita diabetes melitus kurma itu akan menyebabkan kenaikan kadar
(diabetesi) meliputi pengaturan kalori, dan glukosa darah?, pertanyaan di atas belum bisa
pemberian makan karbohidrat, lemak dan terjawab oleh karena belum ada penelitian
protein yang terdapat dalam ketujuh kelompok seberapa besar perubahan kadar glukosa darah
penggolongan makanan. Karbohidrat merupakan setelah mengkonsumsi buah ini, Penelitian
sumber energi yang paling dahulu digunakan yang sudah dipublikasikan mengenai

30 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Johnson & Johnson Company, kemudian
subjek kelompok A diberi makan 3 buah
kurma (Tunis Norchani dattes) dengan berat
tanpa biji 1510% gram dan kelompok B
diberi satu buah pisang (pisang Barangan)
dengan berat 5010% gram yang kedua buah
tersebut ditimbang dengan timbangan elektrik
merk frissca. Penderita kemudian disuruh
untuk duduk istirahat sambil membaca-baca
majalah dan tidak boleh merokok, Setelah 2
jam kemudian diambil lagi sampel darah
kapiler dan diukur kadar glukosa darah. Satu
minggu kemudian dilakukan hal yang sama
tetapi ditukar, kelompok yang memakan
kurma, diganti memakan pisang, begitu juga
sebaliknya.
Data-data hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah sebelum dan 2 jam sesudah makan buah
kurma dan pisang dikumpulkan untuk
ditabulasi. Analisa statistik dilakukan dengan
8,9
menggunakan Uji t yang berpasangan.

HASIL

Tabel 1.
Karakteristik subjek

Rata-Rata Minimal Maksimal SD

Umur(tahun) 60 46 68 5,5
Lama DM(tahun) 10 1 23 5,7
Hb(gr%) 13,7 12,1 15,2 0,8
Lekosit/mm2 6463 7800 9467 1871,1
Kreatinin 0,9 0.6 1,6 0,3
Ureum 22,3 12 43 6,3
SGOT 27,14 15 42 5,7
SGPT 28,4 16 52 6,5
- n = 36 (Pria : 22, Wanita : 14), SD : Standard Deviasion

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara31
Karangan Asli

Diperoleh sebanyak 36 orang yang masuk secara statistik peningkatan ini tidak bermakna
dalam kriteria penelitian di mana umur P>0,05. Pada kelompok pisang justru terjadi
termuda 46 tahun dan yang tertua 68 tahun, penurunan (dari 130,222 menjadi 118,928
lamanya menderita DM yang paling baru 1 mg/dl) namun dihitung secara statisttik
tahun dan yang terlama 23 tahun (Tabel 1). penurunan ini tidak bermakna P>0,05 (Tabel
Reponden yang menggunakan Insulin sebanyak 8 3).
orang dan yang mendapat OHO 28 orang dan Pada kelompok yang mendapat kurma
pada penelitian ini tidak terdapat responden yang menggunakan OHO terjadi penurunan
yang memakai terapi kombinasi antara insulin kadar glukosa darah (dari 11927 menjadi
dan OHO (TKOI). 11829 mg/dl) tetapi penurunan ini secara
statistik tidak bermakna P>0,05 sebaliknya
Perlakuan-I pada yang menggunakan insulin terjadi
Pada perlakuan pertama, kadar glukosa kenaikan (dari 14917 menjadi 17377
darah rata-rata pre-test lebih rendah pada mg/dl) tetapi dihitung secara statistik kenaikan
kelompok yang memakan kurma dibanding ini tidak bermakna P>0,05 (Tabel 4).
pada kelompok yang memakan pisang Kelompok yang mendapat pisang pada
(125,428 VS 130,222mg/dl) namun secara yang menggunakan OHO terjadi penurunan
statistik perbedaan tersebut tidak bermakna kadar glukosa darah (dari 13220 menjadi
P>0,05. Kadar glukosa darah post-test pada 12128 mg/dl) namun penurunan ini secara
kelompok kurma lebih tinggi dibanding pisang statistik tidak bermakna P>0,05. Begitu juga
(129,847 VS 118,928mg/dl) namun secara halnya yang terjadi pada yang menggunakan
statistik perbedaan tersebut tidak bermakna insulin terjadi penurunan kadar glukosa darah
P>0,05 (Tabel 2). (dari 12035 menjadi 10736 mg/dl) namun
Setelah post-test pada kelompok kurma penurunan ini juga secara statistik tidak
terjadi peningkatan kadar glukosa darah (dari bermakna P>0,05 (Tabel 5).
125,428 menjadi 129,847mg/dl) namun

Tabel 2.
Perbandingan KGD pre- dan post-test pada kelompok pisang dan kurma pada pelakuan-I
Kurma pisang P
KGD Pre-test (mg/dl) 125,428 130,222 0.5
KGD Post-test (mg/dl) 129,847 118,928 0.4

Tabel 3.
Perubahan KGD pada kedua kelompok (pisang dan kurma ) pada pelakuan-I

KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P

Kurma 125,428 129,847 0,6


Pisang 130,222 118,928 O,1

Tabel 4.
Perbandingan perubahan KGD pada diabetisi yang menggunakan Insulin dan OHO pada kelompok
kurma pada pelakuan-I
KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P
OHO(14) 11927 11829 0,3
Insulin(4) 14917 17377 0,06

Tabel 5.
Perbandingan perubahan KGD pada diabetisi yang menggunakan Insulin dan OHO pada kelompok
pisang pada pelakuan-I
KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P
OHO(14) 13220 12128 0,4
Insulin (4) 12035 10736 0,7

32 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Munadi dkk. Perubahan Kadar Glukosa Darah

Perlakuan-II Pada kelompok yang mendapat kurma


Pada perlakuan kedua, kadar glukosa yang menggunakan OHO terjadi penurunan
darah rata-rata pre-test lebih tinggi pada kadar glukosa darah (dari 143,221 menjadi
kelompok yang memakan kurma dibanding 126,631 mg/dl) tetapi penurunan ini secara
kelompok pisang (145,219 VS 138,417 statistik tidak bermakna P>0,05, sebaliknya pada
mg/dl) namun secara statistik perbedaan ini yang menggunakan insulin juga terjadi
tidak bermakna P>0,05 Kadar glukosa darah peninggian (dari 152,16 menjadi 157,862
post-test pada kelompok kurma lebih rendah mg/dl ) tetapi dihitung secara statistik kenaikan
dibanding pisang (131,924 VS 133,540 ini tidak bermakna P>0.05. (Tabel 8).
mg/dl) namun secara statistik perbedaan ini Kelompok pisang yang menggunakan OHO
tidak bermakna P>0,05 (Tabel 6). terjadi penurunan kadar glukosa darah (dari
Setelah post-test pada kelompok kurma 138,516 menjadi 128,322 mg/dl) namun
terjadi penurunan kadar glukosa darah (dari penurunan ini secara statistik tidak bermakna
145,219 menjadi 131,924 mg/dl) namun (P=06). Tetapi tidak begitu yang terjadi pada
secara statistik penurunan ini tidak bermakna yang menggunakan insulin di mana terjadi
(P>0,05), pada kelompok pisang juga terjadi peninggian kadar glukosa darah (dari 137,720
penurunan (dari 138,417 menjadi 133,540 menjadi 149,725 mg/dl) namun peninggian ini
mg/dl) namun dihitung secara statisttik juga secara statistik tidak bermakna P>0.05
penurunan ini tidak bermakna P>0,05 (Tabel 7) (Tabel 9).

Tabel 6.
Perbandingan perubahan KGD pre- dan post-test pada kelompok pisang dan kurma pada pelakuan-II
Kurma pisang P
KGD Pre-test (mg/dl) 145,219 138,417 0.2
KGD Post-test (mg/dl) 131,924 133,540 0.9

Tabel 7.
Perubahan KGD pada kedua kelompok antara pre- dan post-test (kurma dan pisang) pada pelakuan-II
KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P
- Kurma 145,219 131,924 0.2
- Pisang 138,417 133,540 0.3

Tabel 8.
Perbandingan perubahan KGD pada diabetisi yang menggunakan Insulin dan OHO pada kelompok kurma
pada pelakuan-II
KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P
OHO(14) 143,221 126,631 0,2
Insulin(4) 152,16 157,862 0,7

Tabel 9.
Perbandingan perubahan KGD pada diabetisi yang menggunakan Insulin dan OHO pada kelompok pisang
pada pelakuan-II
KGD Pre-test (mg/dl) KGD Post-test (mg/dl) P
OHO(14) 138,516 128,322 0,9
Insulin(4) 137,720 149,725 0,8

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara33
Karangan Asli

PEMBAHASAN mempunyai jumlah kalori yang sama. Pada


Jenkins mengemukakan indeks glikemik penelitian ini dibandingkan antara kurma
makanan merupakan standar makan yang dengan URT 3 butir dan pisang dengan URT
dapat diberikan pada diabetisi, oleh karena 1 buah di dapatkan hasil tidak ada perbedaan
nilai glikemik yang dapat dijadikan patokan yang bermakna setelah mengkonsumsi buah
akan respons tubuh terhadap fluktuasi ini, 3 biji kurma dan satu buah pisang
peninggian kadar glukosa darah. mempunyai nilai yang sama yaitu 12 gram
13,14
Mengkonsumsi makanan dengan Indeks karbohidrat dan 50 kalori.
glikemik yang rendah tidak akan menaikkan
kadar glukosa darah. Pada penelitian ini KESIMPULAN
terbukti tidak terjadi peninggian kadar glukosa Memakan 3 butir kurma pada diabetisi
darah setelah mengkonsumsi kurma baik pada tidak menaikkan kadar glukosa darah, dan
diabetisi yang mendapat insulin maupun pada tidak berbeda bermakna dengan bila
yang mendapat OHO.
10,11
dibandingkan dengan mengkonsumsi pisang.
Penelitian Miller membuktikan indeks Mengkonsumsi satu satuan ukuran rumah
glikemik berbagai kurma yang dipasarkan tangga kurma (tiga biji/15 gram) seperti
dalam berbagai bentuk didapati nilai glikemik halnya juga pisang (satu buah/50 gram)
yang berbeda-beda tiap kemasan dan dengan demikian mengkonsumsi buah kurma
varitasnya tetapi hasil dari kesemua indeks tidak menaikkan kadar glukosa darah pada
glikemik kurma yang didapatkan dari diabetisi, baik bagi diabetisi yang mendapat
terapi OHO maupun yang mendapat insulin.
percobaan tersebut masih dalam batas
kelompok makanan yang dengan nilai indeks
glikemik yang rendah, dan hal ini merupakan
KEPUSTAKAAN.
berita baik pada diabetisi. Pada penelitian ini 1. Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi
terbukti tidak terjadi peninggian kadar glukosa Diabetes Mellitus. Dalam: Sudoyo AW,
darah setelah mengkonsumsi kurma yang Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
dibandingkan terhadap buah pisang di mana Setiati S.(editor). Buku Ajar Ilmu
pisang ini juga mempunyai nilai indeks Penyakit Dalam , edisi IV, Jakarta Pusat
4
glikemik yang relatif rendah juga. Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Ahmad dan kawan-kawan meneliti Dalam FK UI,2006: 1879-81.
kandungan berbagai varitas kurma dengan
2. Tjokroprawiro A. Hidup sehat bersama
tingkat kematangan yang berbeda dan
dan bahagia bersama Diabetes mellitus.
didapatkan rata-rata rasio perbandingan kadar
Jakarta,PT Gramedia, 2006 ; 1 : 1-3.
glukosa dan fruktosa mendekati 1 dan
kandungan serat 0,2 gram/100gram. Linder C 3. Suyono S. Pengaturan makanan dan
mengemukakan bahwa fruktosa tidak pengendalian glukosa darah. Dalam:
membutuhkan mediator insulin untuk Waspadji S, Sukardji K, Octariana M
memasukannya ke dalam sel untuk (editor). Pedomam diet diabetes mellitus.
dimetabolisma lebih lanjut sehingga bila Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
fruktosa dikonsumsi tidak menaikkan kadar Kedokteran Universitas Indonesia 2002:
glukosa darah. Pada penelitian ini dilakukan 9-20
perbandingan antar buah kurma yang selama 4. Waspadji S, Suyono S, Sukardi K,
ini belum direkomendasikan pada diabetisi Moenarko R. Indeks Glikemik Berbagai
dan pisang yang sudah direkomendasikan Makanan Indonesia Hasil Penelitian.
dapat dikonsumsi oleh diabetisi, ternyata dari Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
hasil penelitan ini tidak dijumpai perbedaan Kedokteran Universitas Indonesia 2003.
yang bermakna perubahan kadar glukosa 5. Jenkins DJA, Jenkins AL, Wolever TM,
7,12
darahnya. Vuksan VRao AV, Thomson LU, Josse
Sukarji berpendapat pada diabetisi tidak RG. Low glycemic index: lente
ada batasan dalam mengkonsumsi jenis makan carbohydrates and physiological effect of
namun sebaiknya harus dengan penyesuaian altered food frequency. The American
pembatasan jumlah kalori dan sedapat journal of Nutrition 1994;56 :706s-9s
mungkin dari golongan makanan yang

34 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Munadi dkk. Perubahan Kadar Glukosa Darah

6. Miller CJ, Dunn EV, Hashim IB. The 11. Wolever TMS, Jenkins DJA. The Use of
glykaemic index of date/yoghurt mixed glycemic index in predicting the blood
meal. Are dates 'the candy that grows on glucuse response to mixed meals
tree'?.European Journal of Clinical American Journal of Clinical Nutrition
Nutrition. 2003 ; 57: 427-430. 1986; 43:167-172.
7. Ahmed IA, Ahmed AWK, Robinson RK. 12. Linder M.C. Nutrisi dan Metabolisme
Chemical composition of date varieties as Karbohidrat; dalam: Maria C. Linder,
influenced by the stage of ripening. Food editor. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.
chemistry. 1995; 54: 305-9. Universitas Iindonesia-Press 1992: 27-58.
8. Harun S.R, Putra ST, Wiharta A.S, Chair 13. Sukardji K. Penatalaksanaan gizi pada
I. Uji Klinis. Dalam: Sastroasmoro S, diabetes mellitus. Dalam: Soegondo S,
Ismael S (editor). Dasar-dasar Metodologi Soewondo P, Subekti I (editor).
penelitian klinis. Jakarta, CV Sagung seto, Penatalaksanaan Diabetes Melitus
2002: 145-164. Terpadu. FK UI. 2005; 5 :44-65.
9. Dahlan M.S. Besar sampel dalam 14. Sukardji K. Daftar bahan makanan
penelitian kesehatan. Jakarta, PT Arkans penukar dan perencanaan makan pada
entertaiment and education in harmony, diabetes mellitus. Dalam: Waspadji S,
2005. Sukardji K, Octariana M (editor).
Pedomam diet diabetes melitus. Jakarta
10. Jenkins DJA. Et al. Metabolic effects of a
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
low-glicemic-index diet. American
Universitas Indonesia, 2002 ; 25-36.
Journal of Clinical Nutrition, 1987;
46:968-975.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara35

Anda mungkin juga menyukai