BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien
rawat inap. Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Berdasarkan survei di
masyarakat AS % lansi usia lebih dari 65 tahun menderita jatuh setiap tahunnya dan
sekitar 1/40 memerlukan perawatan di rumah sakit (Kane, 1994). Dalam konteks
populasi atau masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya,
rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko jatuh bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, Obat
dan telaah terhadap Obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadab gaya atau cara
berjalan, dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak
penggunaan yang tidak benar dari alat pembatas atau pembatasan asupan cairan bisa
menyebabkan sirkulasi yang terganggu atau integritas kulit menurun. Program tersebut
harus diterapkan di rumah sakit. Pengurangan resiko jatuh juga perlu diperhatikan
kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit Bhayangkara Makassar, baik yang datang
untuk rawat jalan maupun rawat inap. Kualifikasi pasien yang beresiko jatuh terdiri
dari : pasien tua, pasien gelisah, pasien anak-anak, pasien yang tidak sadar. Dan apabila
pasien-pasien yang beresiko tersebut dirawat di rumah sakit Bhayangkara Makassar,
maka diidentifikasi sebagai pasien yang beresiko dan diberi tanda dengan gelang yang
berwarna kuning.
B. PENGERTIAN
1. Jatuh adalah peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak sengaja atau tidak direncanakan, dengan arah jatuh
ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi
2. Definisi resiko jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat
istirahat yang dapat dilihat atau dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat
dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke, pingsan, dan lainnya.
3. Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh: jatuh menjadi salah satu bagian
besar dari penyebab cederanya pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.
4. Merupakan sistem dan proses yang menghasilkan pengkajian yang akurat dan
berulang den berkala pada setiap resiko jatuhnya pasien. Hal ini juga berhubungan
dengan pengkajian ulang pola pemberian Obat untuk pasien, dimana nomor dan
tipe Obat dapat menjadi penyebab langsung meningkatnya resiko pasien jatuh.
6. Mengedukasi pasien, keluarga, dan staf menjadi bagian penting dalam upaya
Penanganannya
D. PRINSIP
Pengurangan resiko jatuh juga perlu diperhatikan kondisi pasien yang dirawat
di rumah sakit Bhayangkara Makassar, baik yang datang untuk rawat jalan maupun
rawat inap. Kualifikasi pasien yang beresiko jatuh terdiri dari : pasien tua, pasien
gelisah, pasien anak-anak, pasien yang tidak sadar. Dan apabila pasien-pasien yang
sebagai pasien yang beresiko dan diberi tanda dengan gelang yang berwarna kuning.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap, pasien Instalasi
Gawat Darurat (IGD) dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.Pelaksana
panduan ini adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan, dan tenaga
kesehatan Iainnya), staf di ruang rawat, staf administrasi, dan staf pendukung yang
b. Melaporkan kejadian pasien berisiko jatuh tetapi tidak memakai gelang risiko
jatuh.
jatuh.
pasien jatuh.
4. Manajer
TATA LAKSANA
2. Gangguan kognitif
4. Gangguan moilitas
dan diabetes
8. Masalah nutrisi
B. Etiologi Jatuh
HUMTY DUMPTY .
4) Yang akan dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care oleh
ruangan,
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat/bidan
Makassar.
asesmen ulang.
e. Tingkat risiko
3) Skor minimal : 7
4) Skor maksimal : 23
f. Intervensi
1) Bila pada standar resiko rendah (skor 7-11) maka intervensinya sebagai
berikut:
pencahayaan.
tidak licin.
e) Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi dan beri bantuan bila
dibutuhkan
yang cukup
risiko
2) Bila pada standar risiko tinggi (skor 2 12) maka intervensinya sebagai
berikut:
perkembangan pasien
perawat.
2. Pengkajian resiko jatuh pada dewasa dengan skoring Morse Fall Scale
1) Saat sedang berobat di instalasi gawat darurat (IGD) oleh perawat IGD.
4) Yang akan dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care oleh
asesmen ulang.
d. Tingkat risiko:
3) 45 (risiko tinggi)
e. Intervensi pencegahan risiko jatuh pada pasien dewasa, sebagai berikut
perawatan.
pasien.
k) Pantau efek Obat yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran,
keperawatan.
posisi bed yang rendah dengan rem dan roda terkunci serta ada pagar
disampingnya.
n) Peralatan dan furniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan
r) Sediakan alas kaki pasien yang tidak slip dan tidak licin.
pelayanan kesehatan.
perawatan.
dan kering.
samping.
keperawatan.
posisi bed yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada
disampingnya.
m) Naskas atau meja pasien diletakkan di dekat pasien agar barang-
n) Peralatan dan furniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan
r) Sediakan alas kaki pasien yang anti slip atau tidak licin.
pelayanan kesehatan.
perawatan.
f) Tim kesehatan harus menyesuaikan pada pasien khusus, intervensi
dan kering.
samping.
keperawatan.
yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada pagar
disampingnya.
p) Naskas atau meja pasien diletakkan di dekat pasien agar barang
s) Sediakan alas kaki pasien yang tidak slip dan tidak licin.
pelayanan kesehatan.
v) Pastikan bel pasien dalam kondisi baik dan selalu siap untuk
atau kasur di samping tempat tidur atau sebuah tempat tidur rendah.
standar resiko sedang skor 25-44 sampai dengan tinggi skor 45.
3. Pengkajian resiko jatuh pada geriatri dengan skoring Ontario atau
Sydney Skoring.
1) Saat sedang berobat di instalasi gawat darurat (IGD) oleh perawat IGD.
4) Saat sedang berobat di instalasi gawat darurat (IGD) oleh perawat IGD.
7) Yang akan dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care oleh
Makassar.
d. Pengkajian awal dilakukan maksimal 24jam setelah pasien masuk ruang
asesmen ulang.
e. Tingkat resiko:
perawatan.
g) Tim kesehatan harus menyesuaikan pada pasien khusus, intervensi
keperawatan.
posisi bed yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada
pagar disampingnya.
m) Peralatan dan furniture yang tidak perlu di' dalam kamar pasien dan
p) Sediakan alas kaki pasien yang tidak slip dan tidak licin.
perawatan.
dan kering.
samping.
keperawatan.
l) Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman yaitu memberikan
posisi bed yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada
pagar disampingnya.
n) Peralatan dan furniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan
r) Sediakan alas kaki pasien yang tidak slip dan tidak licin.
pelayanan kesehatan.
perawatan.
dan kering.
samping.
keperawatan.
posisi bed yang rendah dengan rem pada roda terkunci, serta ada
pagar disampingnya.
p) Peralatan dan furniture yang tidak perlu di dalam kamar pasien dan
r) Sediakan alas kaki pasien yang tidak slip dan tidak licin.
pelayanan kesehatan.
u) Pastikan bel pasien dalam kondisi baik dan selalu siap untuk
atau kasur di samping tempat tidur atau sebuah tempat tidur rendah.
standar resiko sedang skor 6-16 sampai dengan tinggi skor 17-30.
1. Ketahui bahwa pasien mengalami resiko jatuh melalui pengkajian resiko jatuh
2. Pada dewasa menggunakan Scoring Morse Fall Risk, gelang berwarna kuning
4. Pasang tanda resiko jatuh dengan gelang warna kuning pada pergelangan
tangan pasien.
pasien tiba di ruang perawatan rawat inap dengan batas waktu satu kali 24 jam.
6. Pemasangan gelang pasien resiko jatuh dipasang oleh perawat yang melakukan
1. Perawat memberi salam sesuai dengan waktu pasien dikaji pertama kali
3. Perawat menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan tanda resiko jatuh sesuai
benar memiliki resiko jatuh cukup tinggi, dan untuk mengingatkan kami selalu
antara lain:
Untuk monitoring dan evaluasi pada pasien yang dengan resiko jatuh tercatat pada:
4. Bila ada kejadian pasien jatuh dilaporkan dan didokumentasikan pada lembar