1,2,3
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Abstract
Hypertension is high blood pressure is settled where the systolic pressure above 140 mmHg and
dastolic pressure above 90 mmHg. The elderly, hypertension defined as systolic pressure of 160
mmHg and diastolic above 90 mmHg. Not many people who know the dangers of this disease.
Purpose of this study to correlate the characteristics and knowledge of hypertensive patient with
blood pressure control motivation on regular basis in the working area of the district healt center
seragi I Pekalongan. Descriptive analytic study using croos sectional approach. Sample 88
respondents with total sampling technique. Results showed patients with hypertension most often
occurs at the age of 60 years, female sex, elementary Education, as a laborer / farmer and
knowledgeable being. Three is no significant relationship between the characterstics of patien with
hypertension with blood pressure control motivation ( > 0,05 ). Three is significant relationship
between knowledge and motivation of regular blood pressure control ( < 0.05 ).
Abstrak
Hipertensi adalah tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas 140
mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Pada lansia hipertensi ditetapkan sebagai
tekanan sistolik 160 mmhg dan diastolik diatas 90 mmhg. Belum banyak masyarakat yang
mengetahui bahaya penyakit ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
karakteristik dan pengetahuan pasien dengan motivasi kontrol tekanan darah diwilayah kerja
Puskesmas Sragi I Pekalongan. Jenis penelitian deskriptif analitik disain cross sectional.
Sampel 88 responden, teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan penderita
hipertensi paling sering terjadi pada usia 60 tahun, perempuan, pendidikan SD, bekerja
sebagai buruh / petani dan berpengetahuan sedang. Tidak ada hubungan yang signifikan
antara karakteristik pasien dengan motivasi kontrol tekanan darah ( > 0,05 ). Ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah ( < 0,05 ).
1. Latar Belakang
Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis.
Hipertensi adalah tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah tinggi menjadi bermasalah
hanya bila tekanan darah tersebut
Mubin,MF., Samiasih,A.
persisten karena membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai
darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. (Palmer & William, 2007)
Kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari penduduk dewasa.
Prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 7,2%. Dari jumlah itu hanya
sekitar 0,4% kasus yang meminum obat hipertensi untuk pengobatan.
(Riskesdas, 2007) Kejadian hipertensi di Jawa Tengah mencapai 7,6% untuk
kasus hipertensi yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 7,9% kasus
berdasarkan minum obat dan 37,0% kasus oleh tenaga kesehatan berdasarkan
hasil pengukuran tekanan darah. (Riskesdas, 2007) Kejadian hipertensi untuk
daerah Kabupaten Pekalongan yaitu 20,6% dari jumlah masing-masing
Kabupaten sebanyak 2000 responden. (Sugiarto, 2007)
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
3. Metode
4. Hasil
karakteristik penderita Hipertensi Berdasarkan Usia di wilayah Kerja Puskesmas perawatan Sragi I
Kabupaten Pekalongan, Tahun 2010
Umur responden
Frequency
Percent
lebih 50
55
62.5
Total
88
100.0
Tabel. 4.2
Perempuan
49
55,7 %
Total
88
100 %
Tabel.4.3
Pendidikan responden
jumlah
Prosentase
dasar
81
92.0
menengah
7
8.0
Total
88
100.0
Tabel.4.4
Pekerjaan responden
jumlah
Prosentase
bekerja
58
65.9
tidak bekerja
30
34.1
Total
88
100.0
Tabel. 4.5
Pengetahuan responden
jumlah
Prosentase
baik
32
36.4
kurang
56
63.6
Total
88
100.0
Tabel.4.6
Motivasi Penderita hipertensi dalam Melakukan Kontrol Tekanan Darah Secara Rutin di
Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Sragi I tahun 2010
Motivasi
jumlah
Prosentase
baik
29
33.0
kurang
59
67.0
Total
88
100.0
Mubin,MF., Samiasih,A.
Hasil analisis korelasi Chi square diperoleh hasil tidak ada hubungan antara
karakteristik pasien( umur, jenis kelamin, dan pekerjaan) dengan motivasi
kontrol tekanan darah secara rutin seperti terlihat pada table berikut:
Tabel.4.7
Hubungan umur penderita hipertensi dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah
secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten Pekalongan Tahun
2010
Umur
Motivasi Melakukan kontrol Tekanan
Total
P Value
Baik
Kurang
Kurang dari
8
25
33
50 tahun
(24,2%)
(75,8%)
(100%)
Lebih 50
21
34
55
tahun
(38,2%)
(61,8%)
(100%)
Tabel.4.8
tekanan darah secara rutin di wilayah kerja Puskesmas perawatan Sragi I Kabupaten
Pekalongan Tahun2010
Jenis
Motivasi Melakukan kontrol Tekanan
Total
P Value
kelamin
Dartah secara Rutin
Baik
Kurang
Laki-laki
16
23
39
(41%)
(59%)
(100%)
Perempuan
13
36
49
(26,5%)
(32,9%)
(100%)
Tabel.4.10
Pekerjaan
Motivasi Melakukan kontrol Tekanan
Total
P Value
Baik
Kurang
Bekerja
18
40
58
(31%)
(69%)
(100%)
Tidak
11
19
30
bekerja
(36,7%)
(63,3%)
(100%)
Pendidikan
Motivasi Melakukan kontrol Tekanan
Total
P Value
Baik
Kurang
Dasar
23
58
81
(28,4%)
(71,6%)
(100%)
Menengah
6
1
7
(85,7%)%)
(14,3%)
(100%)
kontrol tekanan darah secara rutin seperti yang terlihat pada tabel berikut
Tabel 4.11
Pengetahuan
Motivasi Melakukan kontrol Tekanan
Total
P Value
Baik
22
10
32
(68,8%)
(31,3%)
(100%)
kurang
7
49
56
0,000
(12,5%)
(87,5%)
(100%)
4. Pembahasan
Tidak adanya hubungan antara umur dengan motivasi kontrol tekanan darah
diPuskesmas Perawatan sragi I dikarenakan umur penderita terbanyak adalah 60
tahun, dimana pada usia tersebut kekuatan tubuh dalam menempuh ke
Puskesmas atau poliklinik desa dengan jarak yang tidak begitu dekat sehingga
memerlukan kendaraan atau sepeda untuk menempuhnya, dan kondisi jalan
yang rusak dibeberapa desa untuk menuju ketempat pelayanan kesehatan
walaupun sebenarnya desa yang letaknya jauh dari Puskesmas Induk sudah
dibangun poliklinik poliklinik desa tetapi poliklinik desa tersebut tidak buka tiap
hari semua.hanya satu poloklinik desa yang buka tiap hari namun dari penderita
hipertensinya ada yang hanya suka diperiksa oleh tenaga kesehatan tertentu.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara Pekerjaan pasien hipertensi dengan
motivasi kontrol Tekanan Darah secara Rutin di Wilayah Puskesmas Perawatan
Sragi I. Hasil penelitian pada 88 responden diketahui 19 orang (54,3 %) memiliki
motivasi sedang bagi penderita yang bekerja sebagai buruh /petani.Tidak adanya
hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan motivasi kontrol tekanan darah di
Puskesmas Perawatan Sragi dikarenakan sebagian besar penderita bekerja sebagai
buruh atau petani . Sedangkan Puskesmas maupun poliklinik desa buka dari jam
7.30 sampai jam 12.00, dimana jam jam tersebut para penderita lebih memilih
bekerja disawah untuk mencukupi
Mubin,MF., Samiasih,A.
5. Kesimpulan
0,05).
6. Kepustakaan
Idaparida.
Hormon
pada
Wanita.
http://
www.oocities.com/idaparida/sehat/hormon.html. Diunduh
tanggal 14
Maret 2011
Tjay, H & Kirana, R . (2003). Obat- obat penting, Khasiat, Penggunaan dan efek
Wolff, H. (2006) cara Mendeteksi & Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak Dini
. Jakarta : PT Gramedia.