Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN

PENGENALAN KLINIK METADON UPT PUSKESMAS KECAMATAN


SUKMAJAYA DAN GERAKAN PENGENDALIAN NARKOBA BERSAMA
KARANG TARUNA KOTA DEPOK

PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2015

1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan cukup tingginya permasalahan HIV/AIDS maka salah satu
strategi penanggulangan pogram HIV/AIDS di kota Depok atau yang lebih
dikenal dengan Program Scaling-Up One Stop Service di Puskesmas,
merupakan pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).
Dari laporan perkembangan situasi narkoba dunia tahun 2014, diketahui
angka estimasi pengguna narkoba di tahun 2012 adalah antara 162 juta hingga
324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%1 . Perbandingan estimasi prevalensi
tahun 2012 (3,5%-7%)2 dengan estimasi tahun 2010 yang kisarannya 3.5%-
5.7% menunjukkan kecenderungan prevalensi penyalahgunaan narkoba relatif
stabil. Jenis yang paling banyak digunakan adalah ganja, opiod, cocain atau
type amphetamine dan kelompok stimulant (UNODC, 2014).
Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba setahun terakhir
sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau setara dengan 1,9% dari populasi
penduduk berusia 10-59 tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi angka prevalensi
penyalahguna narkoba akan meningkat sekitar 2,6% di tahun 2013 (BNN,
2011).
Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dimulai sejak tahun 2003 dan
khusus Provinsi DKI Jakarta sampai tahun 2012 klinik pelayanan PTRM
sudah berkembang menjadi 18 klinik layanan PTRM, yaitu 12 klinik layanan
PTRM di Puskesmas kecamatan dan Rumah Sakit da 4 klinik layanan PTRM
yang berada di Lapas & Rutan dengan totakl kurang lebih 11250 pasien
dengan rata-rata pasien aktif di setiap klinik layanan PTRM adalah sebanyak
100 sampai dengan 250 orang. Serta untuk pasien aktif Nasional berjumlah
kurang lebih 2500 orang perhari dari 77 klinik layanan PTRM yang ada di
Puskesmas dan Rumah Sakit, serta Lapas dan Rutan yang tersebar di 15
Provinsi se-Indonesia ( Data Kemenkes, 2012).

2
PRTM di Puskesmas Kecamatan, bertujuan untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. PTRM merupakan salah satu
program dari pendekatan harm reduction atau pengurangan dampak buruk
penularan HIV/AIDS melalui narkotika suntik. Metadon dilakukan dengan
cara diminum berupa opiate (narkotik) sintesis yang kuat seperti heroin, tetapi
tidak menimbulkan efek sedatif yang kuat. Metode ini biasanya disediakan
pada program penggantian heroin yang dipakai pecandu dengan obat lain
yang lebih aman untuk tujuan meningkatkan kesehatan pengguna narkoba
suntik (penasun) agar mereka dapat beraktivitas secara normal dan produktif
sehingga dapat menekan tingkat kriminalitas dan menekan laju pertambahan
kasus HIV/AIDS yang penularannya melalui jarum suntik yang dipergunakan
bergantian dengan sesama pemakai Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (Napza).
PTRM merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan yang berbasis
masyarakat di Puskesmas, berupa layanan rawat jalan yang paling dekat
dengan tempat tinggal pasien PTRM, berada dalam ruang lingkup kesehatan,
berkaitan dengan pembiayaan yang dihubungkan dengan status ekonomi dan
pekerjaan. Pelayanan PTRM ini harus mampu membuat pasien bertahan
dalam terapi sampai bebas dari penggunaan opioida.
Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Pelayanan Kesehatan yang berbasis
masyarakat dalam melaksanakan fungsinya dengan konsep wilayah yang ada
di tingkat kecamatan melaksanakan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi
masyarakat. Kebijakan Dinas Kesehatan kota Depok mengembangkan
pelayanan yang lebih dari sebuah pelayanan kesehatan dasar berupa Program
Terapi Rumatan Metadon (PTRM) atau biasa dikenal dengan Klinik Metadon
yang ternyata sesuai dengan situasi kebutuhan masyarakat pengguna Napza.
Program PTRM merupakan salah satu dari program layanan Harm
Reduction yang sebelumnya sudah dilaksanakan seperti layanan alat suntik
steril (LASS) untuk pengguna napza suntik (penapsun), VCT (voluntary

3
konseling and testing), Pemeriksaan Kesehatan Dasar, dan KIE (Komunikasi
Edukasi dan Informasi).
Klinik Metadon UPT Puskesmas Sukmajaya diresmikan pada tanggal 1
Desember 2010 oleh Walikota Depok, Ir. Nurmahmudi Ismail. Klinik metadon
UPT Puskesmas Sukmajaya adalah Klinik Metadon pertama dan satu-satunya
di Kota Depok. Klien pertama awal bulan juli 2011 berjumlah 1 orang
kemudian bertahap menjadi 6 orang selama tahun 2011. Tahun 2014 klien
terdaftar di klinik PTRM berjumlah 49 Orang dan hingga akhir tahun 2014
klien aktif menggunakan layanan klinik berjumlah 34 orang. Klien PTRM
yang sudah berhasil melaksanakan terapi metadon sebanyak 2 orang dengan
dosis 2,5 mg dan 17,5 mg. Meninggal dunia karena sakit 2 orang, rujuk keluar
4 orang, drop out 3 orang, numpang minum 4 orang. Jumlah klien PTRM
Positif HIV sebanyak 24 orang dan negatif HIV 10 orang. Dosis tertinggi 265
mg/hari dan dosis terendah 17,5 mg/hari.
Dengan diadakannya kegiatan sosialisasi klinik metadon ini diharapkan
dapat membantu bagi para pecandu narkoba yang ingin mencapai pemulihan
atau normal kembali. Klinik Metadon UPT Puskesmas Sukmajaya membuka
kesempatan seluas-luasnya bagi pasien dari dalam maupun luar wilayah kota
depok dengan biaya yaitu Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah).

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa tingkat bertahannya seorang klien Klinik Metadon
merupakan salah satu alat ukur sebuah mutu pelayanan PTRM di unit
pelayanan sehingga semakin lama klien bertahan (retensi) menggunakan
metadon maka dapat semakin baik mutu pelayanan PTRM.
Adapun outcome lain dari pelayanan Klinik Metadon antara lain
adalah berupa perilaku sosial pengguna Napza menjadi lebih baik,
menurunnya angka kriminalitas oleh para pengguna Napza, terbebasnya
seorang pengguna dari kecanduan Napza selain itu diperlukan kepatuhan

4
petugas Klinik Metadon terhadap pedoman PTRM yang dipergunakan dalam
memberikan pelayanan metadon sehingga menghasilkan mutu yang baik.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum :
Untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang adanya Klinik
Metadon di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya
2. Tujuan khusus :
Memberikan Pemahaman kepada karang taruna tentang bahaya
narkoba. Untuk memberdayakan karang taruna dalam menangani
masalah penyalahgunaan narkoba. Mengikutsertaan karang taruna
sebagai lini pertama untuk menjadi penggerak dalam upaya
penggendalian narkoba. Mensosialisasikan kebijakan prosedur klien
yang akan direhabilitasi di Klinik Metadon.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini akan di laksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Sabtu, 19 September 2015
Pukul : 10:00 - 12:00 WIB
Tempat : Aula Puskesmas Sukmajaya Lantai 2

E. SASARAN
Karang taruna kecamatan Sukmajaya, kota Depok, Jawa Barat.

F. METODE
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, akan diadakan penyuluhan dalam
rangka memperkenalkan kepada masyarakat tentang adanya Klinik Metadon
di UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya dan bahaya narkoba kepada
pemuda karang taruna Kecamatan Sukma Jaya Depok.

5
Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah penyuluhan
berupa materi yang disampaikan oleh Dokter Muda Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

G. BAHAN METERI YANG DI PAPARKAN PADA KEGIATAN


SOSIALISASI
Bahan materi yang akan di paparkan pada kegiatan penyuluhan ini di
ambil dari beberapa referensi dan di format secara sederhana oleh Dokter
Muda Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. Agar mudah dimengerti dan di pahami oleh Pesarta Penyuluhan yaitu
Karang Taruna Kecamatan Sukma Jaya Depok.

H. SUSUNAN ACARA
Terlampir

I. MANFAAT
Adapun manfaat dari sosialisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Agar peserta penyuluhan mengetahui bahaya mengkonsumsi narkoba
2. Agar peserta penyuluhan mengetahui bahwa di Puskesmas UPT
kecamatan Sukmajaya terdapat klinik Metadon yang melayani para
pemakai Narkoba yang berkeinginan untuk berhenti sebagai pemakai dan
dapat terbebas dari ketergantungan obat.

J. EVALUASI
1. Dengan diadakanya sosialisasi, diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami isi materi yang disampaikan yaitu berupa peningkatan
pengetahuan yang dapat dinilai dari hasil pre-test maupun post-test.
2. Mengevaluasi perbandingan jumlah kunjungan klien sebelum dan
sesudah diadakannya sosialisasi pada buku catatan registrasi kunjungan
klien Klinik Metadon.

6
TINJAUAN PUSTAKA

A. PROFIL KLINIK PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON


(PTRM)
Sejarah berdirinya klinik PTRM UPT Puskesmas Sukmajaya
diresmikan pada tanggal 1 Desember 2010 oleh Walikota Depok, Ir.
Nurmahmudi Ismail. Klinik PTRM UPT Puskesmas Sukmajaya adalah Klinik
PTRM Klinik pertama di Kota Depok. Program PTRM ini merupakan salah
satu dari program layanan Harm Reduction yang sebelumnya sudah
dilaksanakan seperti layanan alat suntik steril (LASS) untuk pengguna napza
suntik (penapsun), VCT (voluntary konseling and testing), Pemeriksaan
Kesehatan Dasar, dan KIE (Komunikasi Edukasi dan Informasi).

1. Kebijakan umum (penanggung jawab dan kriteria pasien metadon)


a. Penanggung jawab: Kepala Puskesmas UPT Sukmajaya
b. Kebijakan Pasien: Mereka yang mengalami ketergantungan opiate
dan telah menggunakan opiate secara teratur untuk pengobatan
lama (312 Bulan) dengan mengacu pada kriteria Inklusi dan
Eklusi.
1) Kriteria Inklusi :
a) Memenuhi Kriteria ICD-10 untuk ketergantungan opiate
b) Usia yang direkomendasikan 18 tahun atau lebih. Usia
kurang dari 18 tahun perlu profesional medis lain.
c) Ketergantungan opiate dalam jangka waktu 12 bulan
terakhir.
d) Sudah pernah mencoba berhenti menggunakan opiate
minimal satu kali.

7
2) Kriteria Eklusi :
a) Pasien dengan penyakit berat
b) Psikosis yang jelas dan rekomendasi mental.
2. Program terapi metadon ( jadwal terapi )
a. Pelayanan Klinik Metadon
1) Senin s/d Kamis : pk. 08.00 s/d 12.00 WIB
2) Jumat & Sabtu : pk 08.00 s/d 11.00 WIB
3) Minggu : pk 09.00 s/d 12. 00 WIB
b. Skrining pasien baru
Selasa & Kamis : pk. 11.00 WIB s/d 12.00 WIB
c. Tempat pelayanan
Klinik PTRM UPT Sukmajaya
d. Pelaksana pelayanan
Staf petugas yang namanya tercantum dalam SK Kepala Dinas
kesehatan Kota Depok.
e. Biaya pasien
Ketentuan sesuai retribusi pelayanan metadon sebesar Rp. 5000,00
(lima ribu rupiah).
f. Dosis stabil
Setelah mendapat dosis stabil pasien wajib konseling VCT.
g. Test HIV
Untuk pasien yang bersedia.
3. Skrining pasien metadon di klinik PTRM
Untuk menentukan apakah calon pasien memenuhi kriteria untuk masuk
program terapi rumatan metadon atau tidak.
4. Pemberian dosis awal metadon di klinik ptrm
Dosis awal adalah dosis yang diberikan pertamakali kepada pasien
sesudah proses skrining pasien baru dan memenuhi kriteria untuk masuk
program terapi rumatan matadon. Metadon adalah derivate sintetis opiate
yang mempunyai sifat depresan susunan saraf pusat yang dalam dosis

8
berlebihan akan berakibat fatal. Waktu paruh metadon panjang (15-31
jam) sehingga eliminasinya lambat. Pemberian dosis awal yang terlalu
tinggi akan teakumulasi dalam tubuh pasien. Dosis awal antara 15-30mg
untuk 3 hari pertama. Setelah mendapat dosis awal, dokter menilai
neuroadaptasi metadon terhadap pasien. Dokter menentukan derajat
neuroadaptasi pasien terdiri dari ringan, sedang, berat. Penentuan dosis
metadon berdasarkan skrining dan tingkat neuroadaptasi.
5. Tes urine
a. Untuk menentukan pasien pengguna opiate
b. Mengevaluasi keberhasilan terapi perubahan perilaku pasien
6. Pemberian dosis induksi, titrasi dan stabilisasi
a. Dosis Induksi
Dosis yang diberikan secara bertahap sampai mencapai dosis stabili
dan rumatan.
b. Dosis Titrasi
Peningkatan dosis setelah 3-5 hari steady state dengan dosis 2,5 mg-5
mg.
c. Dosis Stabilisasi
Tahap stabilisasi adalah tahap pemberian dosis awal dan dosis
induksi metadon.
Dosis Rumatan 40-100mg/hari tergantung dari keadaan pasien.
Setelah 18 sampai 24 bulan, membicarakan dengan pasien mau dan
kapan berhenti mengikuti program.
Tujuan pengobatan dosis diatas adalah :
1) Toleransi yang baik
2) Mencegah over dosis dan intoksikasi
3) Mendapatkan dosis matadon yang tepat
4) Pasien tidak mengalami gejala sakaw dan mencegah relaps yang
terlalu cepat apabila dosis metadon diberhentikan.

9
7. Dosis dimuntahkan
Dosis dimuntahkan adalah metadon yang sudah diminum keluar kembali
karena muntah, biasanya karena efek samping dari metadon atau karena
kondisi pasien yang tidak sehat. Dosis metadon yang dimuntahkan dapat
diberikan dosis pengganti apabila kejadian muntah disaksikan petugas
klinik PTRM.
8. Dosis terlewatkan
Dosis Terlewatkan adalah apabila pasien tidak minum dosis. Metadon
setiap hari sesuai dengan jadwal minum yang ditentukan dan menjadi
kewajiban pasien.
9. Penanganan efek samping dan over dosis metadon
Efek samping adalah efek yang tidak diharapkan dari pemberian narkoba.
Over dosis adalah kondisi klinis yang disebabkan oleh dosis metadon
yang berlebihan dan dapat berakibat fatal. Tujuannya adalah mengurangi
efek samping dari metadon dan mencegah kematian akibat over dosis dari
metadon.
10. Pemberian dosis bawa pulang
Dosis bawa pulang adalah dosis metadon yang diminum di rumah karena
suatu sebab pasien tidak dapat datang untuk minum metadon setiap hari
di klinik.
11. Penurunan dan berhenti dosis metadon
Penurunan dan berhenti dosis adalah suatu tahap dimana pasien ingin
menurunkan dosis atau berhenti minum metadon karena suatu hal yaitu
tujuan nya adalah memungkinkan pasien menarik diri atau berhenti dari
terapi metadon dengan cara yang tidak terlalu menimbulkan perasaan
tidak nyaman secara fisik maupun psikologi dan untuk mempersiapkan
pasien memasuki tahap abstinen opioid/heroin.
12. Pasien rujukan dari PTRM lain
Pasien rujukan adalah pasien metadon yang dirujuk oleh PTRM lain
untuk minum dosis metadon di klinik PTRM puskesmas sukmajaya

10
dalam jangka waktu tertentu.
13. Pasien pindahan dari PTRM lain
Pasien pindahan dari klinik lain adalah pasien yang dirujuk oleh PTRM
lain untuk minum metadon di klinik PTRM UPT Puskesmas Kecamatan
Sukmajaya dalam jangka waktu tertentu atau seterusnya.
14. Pelayanan pasien lama
Pelayanan pasien lama adalah pelayanan pemberian dosis metadon
kepada pasien setelah hari petama (hari kedua dan seterusnya).
15. Pelayanan pasien drop out dari PTRM.
Pasien Drop out adalah pasien yang tidak datang meminum metadon
selama 7 hari berturut-turut. Tujuannya adalah adanya prosedur tetap
untuk dilaksanakan dan memberi pelayanan pada pasien ketergantungan
opiat yang membutuhkan terapi substitusi untuk mencegah penggunaan
zat secara ilegal.

11
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROGRAM TERAPI
RUMATAN METADON DI UPT SUKMAJAYA DEPOK

ALUR PELAYANAN KLINIK METADON

EVALUASI FISIK,
MENTAL, SOSIAL
PASIEN DATANG
RUJUKAN /SENDIRI

1. KONSELING ADIKSI
2. KONSELING
METADON

KONSELING
KELUARGA

SKRINING

KONSELING HIV-
HCV

TERAPI METADON

TEST HIV
STABILISASI

EVALUASI SIMTOM +
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

ADHERENCE RUJUKAN UNTUK


TERAPI ART

KONSELING LANJUT DUKUNGAN SEBAYA /


SESUAI PERJALANAN KELUARGA
PENYAKIT

12
ALUR PELAYANAN PASIEN KLINIK METADON

PASIEN PETUGAS REKAM


MEDIS CATAT,
DATANG 1. PENILAIAN FISIK
ADMINISTRASI,
SENDIRI/ FORM STATUS DAN
RUJUKAN BAYAR Rp 5.000 2. MENTAL
EMOSIONAL
3. PENETAPAN
DIAGNOSIS
1. PEMERIKSAAN
4. PERENCANAAN
LAB TERAPIPENENTUAN
2. FORM DOSIS
3. KONTRAK
TERAPI
4. INFORM

1. RUANG
KONSELING
2. ADIKSI-
METADON
3. KELUARGA
VCT

TERAPI INFEKSI
OPRTUNISTIK

LOKET PEMBERIAN METADON


(RUANG DISPENSING)
1. Periksa Identitas, dosis, sikap,
KELUAR Gejala
2. Pasien Minum
3. Tanda tangan pasien
4. Catat-laporoleh petugas

13
C. METHADONE MAINTENANCE TREATMENT PROGRAM

Sejak tahun 1960an di Amerika dan Eropa, penggunaan metadon sebagai


suatu substitusi opioid yang bersifat agonis dan long-acting adalah terapi baku
untuk pasien-pasien ketergantungan opioid. Klinik metadon berkembang di
beberapa tempat dengan berbagai variasi program. Di AS terapi metadon
disingkat dengan MMTP, sedang di Indonesia disebut dengan PTRM atau
Program Terpai Rumatan Metadon. Hasil cukup baik, bila diselenggarakan dalam
program terapi yang terstruktur dan dilaksanakan dengan baik. Metadon efektif
secara oral, berpengaruh selama 24 jam sehingga pasien harus meminumnya
dalam program setiap hari. Di AS 110.000 adiksi heroin menggunakan metadon
pada tahun 2006.
Pasien sering mempertahankan untuk ikut dalam MMTP selama 1-3 tahun,
dan kelompok minoritas memerlukan waktu yang lebih lama. Beberapa
kelemahan terapi metadon :
1. Harus memerlukan datang ke fasilitas kesehatan sekali sehari.
2. Terjadinya overdosis.
3. Ketergantungan sampai menaikan dosis metadon.
4. Kemungkinan terjadinya peredaran ilegal metadon.

Bila fasilitas pelayanan meningkat baik, hasil yang diperoleh juga lebih
baik. LAAM-Levo alpha acetyl methadol, salah satu derivat metadon dengan efek
durasi yang cukup panjang (72 jam), potensi abuse dan withdrawal berkurang.
Dengan LAAM, pasien tidak perlu datang setiap 24 jam ke klinik metadon.
LAAM diberikan secara take home dan kepatuhan pasien mengikuti program
menjadi lebih baik. Namun beberapa laporan kasus mendapatkan terjadinya
cardiac arrest, sehingga LAAM ditarik dari peredaran.
Dosis efektif metadon adalah 80 120 mg berdasarkan panduan dosis
respon klinis. 80-90% yang berhenti akan kembali menggunakan heroin, maka
membutuhkan terapi jangka panjang. Metadon sendiri aman bagi kehamilan, dan

14
sampai dengan saat ini tidak diketahui efek merugikan jangka panjang.
Keuntungan terapi metadon :
1. Mengurangi pemakaian sampai menghentikan heroin.
2. Pencegahan HIV.
3. Menurunkan angka bunuh diri.
4. Menurunkan overdosis letal.
5. Mengurangi pekerjaan terkain seks.
6. Menurunkan kriminalitas.

Dengan dosis yang tepat, pada akhirnya seluruh pengguna heroin akan
berhenti menggunakan heroin. Pada dosis yang lebih rendah akan mengurangi
penggunaan dari heroin tersebut.
Penghentian terlalu cepat
Menurut studi pada tahun 1995, menunjukkan kebanyakan klinik metadon
hanya menganjurkan detoks setelah hanya 1 tahun terapi. Relaps bisa mematikan
bagi pengguna yang menghentikan secara mendadak.
Kesalahpahaman tentang metadon
Seringkali pasien percaya bahwa metadon menyebabkan kerusakan tulang
dan kerusakan fungsi hati. Sehingga banyaknya pengguna yang merasa ketakutan
untuk mencoba terapi rumatan metadon.
Interaksi Obat
Obat yang menurunkan kadar metadon dalam darah :
1. Phenobarbital
2. Carbamazepin (Tegretol)
3. Phenytoin (Dilantin) **
4. Ritonavir (Norvir)
5. Nevirapine (Viraimmune) **
6. Rifampin **
7. Efavirenz (Sustiva) **
8. Abacavir (Ziaagen)

15
9. Ethanol (Chronic user)
** efeknya adalah kemungkinan kenaikan dosis metadon sampai dengan
dosis besar.
Obat yang dapat meningkatkan kadar metadon dalam darah :
1. Amitriptyline (Elavi)
2. Cimetidine (Tagamet)
3. Diazepam (Valium)
4. Ethanol (acute use)
5. Ketokonazole (Nizoral)

Kontra indikasi :
1. Pentazocine (Talwin)
2. Tramadol (Ultram)

Efek samping :
1. Mengantuk
2. Muntah
3. Mual
4. Sembelit
5. Gatal dan berkeringat
6. Perubahan mood

16
B. PENUTUPAN
Demikian proposal ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Apabila terdapat kekeliruan akan dibuat perbaikan.

Ketua Pelaksana Sekretaris

Sofie Arifa Berkatie, S.Ked Weldhi Adham, S Ked

Mengetahui,

Ka. Puskesmas Sukmajaya Kadep Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dept.

dr. Yanti Harjono, M.Kes


dr. Umi Zakiati

17
SUSUNAN KEPANITIAAN KEGIATAN PENGENALAN KLINIK
METADON UPT PUSKESMAS KECAMATAN SUKMAJAYA DAN
GERAKAN PENGENDALIAN NARKOBA BERSAMA KARANG
TARUNA KOTA DEPOK

Penasehat : Kepala Departemen IKK/IKM


dr. Yanti Harjono, M.Kes

Pembina : Kepala Puskesmas Sukmajaya


dr. Umi Zakiati

Penanggung Jawab : Promosi Kesehatan


Albertus Bari

Dokter Pembimbing : dr. Lucy Widasari, Msi


dr. Toni Hermawan

Ketua : Sofie Arifa Berkatie, S.Ked

Wakil Ketua : Muhammad Fajar, S.Ked

Sekretaris : Weldi Adham Agustian, S.Ked

Bendahara : Lita Resmi Anggraini, S.Ked

Sie Acara : Shalikha Fitriah, S.Ked

Sie Humas : Qanissa Affianty Rizqy, S.Ked

18
PENGENALAN KLINIK METADON UPT PUSKESMAS KECAMATAN
SUKMAJAYA DAN GERAKAN PENGENDALIAN NARKOBA BERSAMA
KARANG TARUNA KOTA DEPOK

Penanggung jawab Acara : Shalikha Fitriah, S. Ked


NO Waktu Kegiatan Sasaran
1. 10.00 - 10.15 Persiapan Seluruh audiens
2. 10.15 10.45 Pembukaan dan Dokter Muda :
Sambutan Sofie Arifa Berkatie, S.Ked
Kepala Puskesmas :
dr. Umi Zakiati.
Perwakilan Walikota Depok
Perwakilan BNN (Badan
Narkotika Nasional)

3. 10.45 10.55 Pretest Para Karang taruna


4. 10.55 11.10 Sosialisasi dari Seluruh audiens
Dokter Muda FK UPN
Sharing bersama
bintang tamu dan
Pasien Metadon
5. 11.10 11.25 Diskusi dan Seluruh audiens
tanya jawab
6. 11.25 11.35 Post test Para Karang taruna
7. 11.35 11.45 Award Para anggota metadon
8. 11.45 11.55 Doorprice Para karang taruna
9. 11.55 12.00 Kenang-kenangan Seluruh audiens
untuk bintang tamu
10. 12.00-12-15 Kunjungan langsung ke Seluruh audiens
klinik Metadon
11. 12.15- Selesai Santap makan siang Seluruh audiens
Liputan dari Media Cetak Radar Depok dan Info Depok

19
20

Anda mungkin juga menyukai