Anda di halaman 1dari 14

MODEL PEMBANGUNAN SISTEM DAN INDUSTRI

TEKNOLOGI ANTARIKSA UNTUK KEPENTINGAN MILITER


Alfred Sitindjak
Pcneliii. Bidang Analisis Sistem Kedirganlaraan, Pussisfogan, LAPAN

ABSTRACT
Space systems and technologies have ployed unexpectedly important role in supporting military
operations. Most observers agree that space systems will become even more important to military operation in
the coming years, and some think that space systems will revolutionize warfare. Country (ies) having ideas to
use space systems in military operations always prepare exchausted and comprehensive plan, since space
systems involve complex technology, new concepts, high casts and risks. For the purpose of military
operations, development of space systems take times as long as 20 to 25 years from the statement of idea to
actual operational capability.
This paper contains explanations aimed at developing a model, i, e, a hierarchical value model to
compare and identify development priority of space systems, which in turn development priority of industries
related to space technologies in support of defense system or military operations. Such a value model based on
judgments of experts and officials related defense or military operations.

ABSTRAK

Sistem dan teknologi antariksa telah menunjukkan perannya yang sangat besar dalam mendukung
operasi militer. Bahkan di masa mendatang, banyak pengamat berpendapat bahwa sistem antariksa akan
semakin penting dalam operasi militer, dan sekaligus sistem antariksa akan melakukan perubahan
karakteristik peperangan. Setiap negara yang menghendaki untuk menggunakan sistem antariksa dalam
operasi militer, umumnya melakukan perencanaan yang matang, karena sistem-sistem antariksa mengandung
teknologi yang komplek. konsep-konsep baru, biaya dan risiko tinggi. Khusus untuk kepenlingan militer,
pengembangan sistem-sistem antariksa memerlukan waktu 20-25 tahun sejak dari gagasan hingga tercapainya
kemampuan operasional secara nyala.
Makalah ini memuat uraian yang ditujukan untuk membangun suatu model, yaitu model nilai dalam
bentuk hierarki untuk membandingkan dan mengidentifikasi prioritas pembangunan sistem-sistem antariksa.
dan pada gilirannya prioritas pembangunan industri teknologi (antariksa) dalam mendukung sistem
pertahanan ataupun operasi militer. Model nilai didasarkan pada banyak periinjbangan dari para pakar dan
para pejabal berwenang di bidang pertahanan ataupun operasi militer.

1. PENDAHULUAN senjata untuk menghancurkan sasaran baik di


darat. laut, udara. maupun di antariksa. Produk
1.1. Latar Belakang
tersebut ialah roket atau misil balistik, di mana
roket dan misil balistik mempunyai kesamaan
Teknologi antariksa rmsmpunyai peran dalam teknologi. keahlian (expertise), dan
nyala yang sangat besar untuk maksud militer. fasilitas. Ilustrasi tcntang kesamaan
Peran tersebut dapat bcrlangsung melalui
kemampuan dalam teknologi roket dan
mekanismc destruktif dan mekanismc non
destruktif, Negara-ncgara yang sangat ataupun teknologi misil balisitik ialah bahwa setiap
cukup besar upayanya dalam pengembangan negara yang mempunyai kemampuan
teknologi antariksa untuk kcpcntingan militer, dalam membuat roket untuk meluncurkan
secara byrurutan, ialah : Amerika Serikat, muatan ke "Low Earth Orbit - LEO" dan
Eropa, Rusia, dan sejumlah negara lainnya "Medium Earth Orbit - MEO" pasti
(a.l. China, Jepang, Israel, India, dan Korea mempunyai kemampuan untuk membuat
Utara). "intermediate-range ballistic missile - 1RBM"
(jarak jangkau antara 500 km sampai 6.000
Pcnggunaan teknologi antariksa melalui km). Setiap negara yang mempunyai
mekanisme destruktif untuk kcpcntingan kemampuan dalam membuat roket untuk
militer ialah pcnggunaan teknologi antariksa meluncurkan muatan ke "geostationary orbit -
yang berupa produk (goods) sebagai sistem GSO" pasti mempunyai kemampuan membuat

61
intercontinental ballistic Missile - I C B M " satellites) yang dapat mendeteksi transmisi
(jarak jangkau lebih besar dari 6.000 km). dari sistem-sistem komunikasi tetap
India sendiri pada tahun 1998 telah membuat (fixed) dan siaran seperti radio dan radar,
dan melakukan uji coba IRBM Agni-I (Jarak yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
jangkau 2000 km dengan muatan 1000 kg) dan mengetahui sumber dan penerima serta isi
IRBM Agni-II (jarak jangkau 2500 km dengan dari pesan yang dikomunikasikan.
muatan 1000 kg), keduanya didasarkan pada Sounding roket dari ketinggian yang
teknologi roket SLV-3 (mampu meluncurkan lebih rendah dari satelit, namun dalam waktu
muatan ke LEO), Iran juga pada pertengahan tertentu (terbatas) dapat memberikan
kedua tahun 2004 telah berhasil melakukan uji
dukungan operasi militer seperti yang
coba IRBM (Shahab-4) dengan jarak jangkau
diberikan oteh satelit penginderaan jauh/
2000 km, di mana sebagian kandungan
pengamatan (surveillance).
tcknologinya diperoleh dari Rusia, China, dan
Korea Utara. Begitu juga halnya, Pakistan Informasi tentang penggunaan satelit
dengan dukungan industri teknologi intelijen sinyal benar-benar sangat
antariksanya (dan sebagian teknologi dirahasiakan oleh pemiliknya. Berbeda halnya
dengan penggunaan teknologi antariksa
diperoleh dari China dan Korea Utara) telah lainnya, informasinya relatif terbuka atau
berhasil meluncurkan IRBM (jarak jangkau mudah diperoleh semua pihak.
2000 km) pada tahun 1998. Jepang saat ini telah mengopcrasikan 2
Penggunaan teknologi antariksa melalui satelit mata-mala (IGS-la dengan resolusi
mekanisme non-destruktif untuk kepentingan optik 1m dan IGS-lb dengan resolusi radar I-
militer ialah penggunaan produk sepcrti satelit 3m yang diluncurkan pada tanggal 28 Marct
dalam perencanaan dan dukungan operasi 2003) yang secara khusus ditujukan untuk
militer. Satelit-satelit yang ditujukan untuk memantau perkembangan senjata nuklir dan
kepentingan sipil (non - military purposes), program misil balistik Korea Utara. Pada
pada situasi tertentu juga telah dimanfaatkan tanggal 29 September 2003 yang lalu, Jepang
oleh sejumlah negara untuk kepentingan telah meluncurkan 2 satelit mata-mata untuk
militer. Dalam perkembangannya, sejumlah misi yang sama, namun telah mengalami
negara lelah mengandalkan satelit untuk kegagalan pada saat peluncuran.
membcrikan dukungan dan pelayanan bagi Pengembangan dan pembuatan 4 satelit mata-
operasi militer yang tadinya diberikan oleh
mata ini menelan biaya sebesar US$ 2.27
sistcm-sistem yang bcrbasis di darat, laut, dan
udara. Peran satelit dalam memberikan
miliar.
dukungan dan pelayanan bagi operasi militer Sistem antariksa untuk militer
dapat dikelompokkan ke dalam : (ataupun teknologi yang terkandung di
dalamnya) telah dimiliki oleh sejumlah negara
Satelit komunikasi yang dapat tertentu. Pada umumnya, negara-ncgara lain
memberikan komunikasi yang handal menghadapi berbagai tantangan besar untuk
untuk komando dan pengendalian dapat mcmperoleh sistem antariksa militer
angkatan darat, laut, dan udara pada setiap tersebut. Tantangan tersebut, antara lain : (i)
lokasi dan waktu (siang dan malam); biaya yang sangat tinggi. (ii) terbentur dengan
berbagai larangan pengembangan dan
Satelit meteorologi yang dapat
pemilikan senjata serta pembatasan alih
memberikan informasi cuaca terkini bagi
teknologi yang ditetapkan sejumlah negara
unit-unit tapangan angkatan darat, laut,
(sepcrti Missile Technology Control Regime -
dan udara:
MTCR), dan (iii) kondisi hubungan luar negeri
Satelit navigasi yang dapat memberikan antara negara pemitik dan negara pembeli
data posisi lokasi yang akurat (dalam sistem antariksa militer tersebut. Seringkali,
puluhan meter) dari pasukan, kapal laut, begitu besarnya tantangan tersebut sehingga
dan pesawat terbang; negara lain, dengan cara apapun, lidak
Satelit penginderaan jauh (observasi bumi) dimungkinkan memperoleh sistem antariksa
yang dapat mendeteksi kapal dipermukaan militer tersebut dari pemiliknya. Selain itu,
laut/Iautan dan kapal selam, persenjataan perjanjian kontrak pembelian sistem
strategis dan pembangunan fasilitas militer antariksa militer ini, pihak pembeli selalu
yang baru, dan fasilitas dan peluncuran berada dalam posisi yang lemah. Apabila
misil; terjadi masalah dalam rcalisasi perjanjian
Satelit intelijen sinyal (signals inteligcncc

62
ontrak, pihak pembeli selalu menjadi pihak terkait dapat dijadikan sebagai bahan untuk
yang dirugikan. pengambilan keputusan dalam memilih
Untuk mengatasi tantangan besar sistem-sistem antariksa yang akan digunakan
tersebut di atas, upaya satu-satunya yang untuk kepentingan militer. Lebih lanjut,
paling tepat adalah membangun kapasitas dan berdasarkan pilihan sistem-sistem antariksa
kemampuan sendiri dalam sistem antariksa tersebut, akan dapat ditentukan prioritas
militer tersebut melalui upaya penelitian dan pembangunan industri teknologi antariksa
pengembangan (litbang) dan pembangunan yang diperlukan.
industri-industri teknologi antariksa. Dalam
membangun kapasitas dan kemampuan 2. METODOLOGI
dimaksud, tentu terlebih dahulu diidentifikasi
sistem-sistem antariksa yang paling efektif Metodologi yang digunakan dalam
berkontribusi untuk kepentingan militer yang studi ini adalah prosedur analisis sistem tanpa
diinginkan, baru kemudian menetapkan loop iterasi. Dalam kaitan ini, maka akan
industri-industri teknologi antariksa yang perlu dirumuskan masalah (persoalan) yang
dibangun dalam menciptakan sistem-sistem dihadapi, tujuan dari penggunaan sistem
antariksa militer dimaksud. antariksa untuk kepentingan militer,
Dalam naskah ini akan dikemukakan identifikasi sistem-sistem antariksa yang
suatu studi yang komprehensif tentang model diperlukan, prediksi/ramalan konteks
pembangunan kapasitas dan kemampuan perseteruan militer dan teknologi antariksa di
dalam sistem antariksa militer. Apabila masa datang, pembangunan dan penggunaan
dalam kajian ini ada kalanya dikemukakan model untuk memprediksi konsekuensi dari
pendapat yang menyangkut kondisi yang sistem-sistem antariksa yang digunakan,
terkait dengan Indonesia, pendapat tersebut pembandingan dan penyusunan ranking dari
semata-mata hanya pendapat penulis, dan sistem-sistem antariksa dalam kontribusinya
sama sekali tidak bersumber dari pejabat/pihak terhadap peningkatan efektivitas operasi
yang berkewenangan. militer, dan penelitian untuk pembangunan
dan pengembangan berbagai teknologi (litbang
1.2. Tujuan dan industri) dilihat dari besarnya
ketergantungan sistem-sistem antariksa militer
Studi komprehensif yang memuat terhadap teknologi-teknologi tersebut.
dalam tulisan ini ditujukan untuk membangun Prosedur analisis sistem tanpa loop
suatu model kuantitatif, di mana output dari iterasi tersebut ditunjukkan dalam
model setelah memanipulasi semua input yang Gambar 2-1.

GAMBAR 2-1 : PROSEDUR ANALISIS SISTEM TANPA LOOP ITERASI DALAM MENENTUKAN
KONTRIBUSI SISTEM DAN TEKNOLOGI ANTARIKSA GUNA MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS KEGIATAN MILITER

63
Sistem antariksa mililer adalah sistem militer menjadi lebih efektif. Dalam kaitan
antariksa (di dalamnya terkandung sejumlah ini, maka upaya lebih lanjut untuk mengatasi
teknologi) yang dapat berkontribusi dan masalah ini adalah mengidentiflkasi dan
meningkalkan efektivitas pelaksanaan tugas- mengembangkan sistem-sistem antariksa (di
tugas dalarn penyclenggaraan misi-misi dalam dalamnya terkandung berbagai teknologi)
kegiatan alaupun operasi militer. Sisiem yang dapat memberikan kontribusi dalam
antariksa, meliputi, antara lain rokct, satelit meningkatkan efektivitas kegiatan ataupun
(salelit penginderaan jauh, sateli! komunikasi, operasi militer.
satelit navjgasi, dlsb), misil balistik, dan
scnjata antariksa (senjata energi kinetik dan 3.2. Sistem-sistem Antariksa untuk
senjata penabur partikel), dan sistem laser
Kegiatan Mililer
energi tinggi.
Mengingat besarnya kontribusi dan Setiap negara mempunyai pendapat
masing-masing sistem antariksa militer akan yang berbeda tentang sistem-sistem antariksa
dibandingkan ataupun ditentukan rankingnya, untuk kepentingan militer. Jenis-jenis dari
maka besarnya kontribusi tersebut akan sistem antariksa tersebut ditentukan
dinyatakan dalam "nilai" tanpa satuan. berdasarkan karakteristik dari kegiatan militer
Sehubungan dengan ini, model untuk yang akan dilakukan. Namun, pada umumnya,
kalkulasi kontribusi masing-masing sistem sebagaimana dikemukakan pada butir 1.1. dan
adalah sebuah model nilai (value model) butir 2. di atas, sistem-sistem antariksa
yang berbentuk hierarki. Secara bcrantai dari tersebut, meliputi, antara lain :
atas ke bawah, hierarki dari tujuan
keseluruhan penggunaan semua sistem Sistem destruktif:
antariksa militer, diturunkan menjadi misi, sistem roket
kemudian setiap misi dijabarkan dalam - sistem misil balistik
tugas-tugas, dan setiap tugas dijabarkan lagi sistem senjata antariksa (senjata energi
ke dalam kualitas kekuatan, dimana kualitas kinetik dan senjata penabur partikel)
kekuatan dinyatakan dalam ukuran-ukuran - sistem laser energi tinggi
manfaat (measures of merit, disingkat MOMs). - sistem "jumming" (pengganggu)
Setiap misi (M) diberikan bobot dengan frekuensi.
harga 0 < M < I dan jumlah scluruh bobot
misi yaitu bobot tujuan = t. Hal yang sama Sistem non-destruktif:
berlaku untuk setiap tugas, lebih Ian jut untuk sistem satelit komunikasi
setiap kualitas kekuatan dalam ukuran-ukuran - sistem satelit meteorologi
manfaat di mana setiap ukuran manfaat diberi - sistem satelit navigasi
skor kegunaan (utility score-decision theory) sistem satelit penginderaan jauh/
dari 0.0 s.d. 0.9 sesuai dengan kegunaan surveillance
sistem antariksa yang diharapkan. sistem satelit intelijen sinyal.
Di masa mendatang, sistem-sistem
antariksa tersebut di atas akan terus
3. MASALAH DAN SISTEM-SISTEM mengalami kemajuan, bahkan mungkin akan
ANTARIKSA UNTUK KEGIATAN tercipta sistem-sistem antariksa baru yang
MOOTER dapat berkontribusi pada kegiatan militer.
Saat ini, negara-negara tertentu sedang
3.1. Masalah mengembangkan teknologi yang
memungkinkan pembuatan dan peluncuran
Masalah cukup jelas yaitu kegiatan satelit-satelit kecil (terutama kurang dari 1 kg)
ataupun operasi militer yang dilakukan belum dapat menempel dan merusak secara langsung
efektif, sehingga di masa mendatang satelit-satelit besar. Satelit ini discbut
diharapkan dengan menggunakan sistcm- "parasitic satellites".
sistem antariksa, kegiatan ataupun operasi

64
TABEL4-1 : MISI DAN TUGAS DALAM KEGIATAN MILITER DALAM KAITANNYA
DENGAN SISTEM ANTARIKSA

4. MODEL UNTUK KALKULASI dikemukakan pada label 4-1, maka model


KONTRIBUSI SISTEM nilai yang berbentuk hierarki adalah
ANTARIKSA DALAM KEGIATAN sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4-1.
MILITER Pada Gambar 4-1 semua misi
diutarakan, tugas hanya diutarakan yang
4.1 Pembangunan Model terkait dengan misi Peningkatan Kekuatan,
dan begitu juga Kualitas Kekuatan hanya
Pada umumnya sistem-sistem yang terkait dengan Komunikasi. Dalam
antariksa dapat berperan dalam misi-misi dan model nilai yang lengkap dan juga untuk
tugas-tugas yang ada dalam kegiatan mi liter. kalkulasi besarnya kontribusi setiap sistem
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4-1. antariksa, semua tugas untuk setiap misi,
semua kualitas-kualitas kekuatan untuk setiap
Misi-misi dan tugas-tugas tersebut dalam tugas, serta MOM untuk setiap kualitas
Tabel 4-1 tidaklah berlaku mutlak, tetapi kekuatan termasuk pengukurannya harus
tergantung dari setiap negara dengan dikenali dan dikemukakan. Semua nilai dalam
memperhatikan karakteristik, nilai dan prinsip tingkatan pengukuran dan skornya hanyalah
yang terkandung dalam kegiatan militernya. ilustrasi penulis. Misalnya, penulis
Sebagaimana dikemukakan pada butir mengasumsikan bahwa kualitas kekuatan
2. (Metodologi) dan dengan mengambil Misi dari kapasitas komunikasi saat ini adalah 300
dan Tugas dalam kegiatan mi I iter yang telah megabits per detik per jaringan telekomunikasi

65
satelit, dan dalam pengembangannya untuk berurutan 0.1, 0.5, dan 0.9. Tingkat skor
keperluan militer berdasarkan kebutuhan kegunaan ini harus secara konsisten untuk
menjadi 600 megabits, 1000 megabits atau setiap MOM dalam keseluruhan model nilai.
3000 megabits, dan skor kegunaannya secara

GAMBAR 4-1 : MODEL NILAI (HIERARKI) UNTUK SEMUA MISI ANTARIKSA MILITER

Setelah semua misi, scmua tugas untuk setiap tugas, MOM untuk setiap kualitas kekuatan,
misi, semua kualitas kekuatan untuk setiap dan pengukuran (benchmarks) dalam 4

66
tingkatan (0.0, 0.1, 0.5, dan 0.9) untuk setiap
MOM ditetapkan, maka langkah berikutnya,
me I i put i :

Langkah Pertama

Memberikan bobot untuk masing-


masing misi, masing-masing tugas, dan
masing-masing kualitas kekuatan. Bobot
diberikan/ditetapkan para pakar dan terutama
oleh pejabat-pejabat berkewenangan dalam
pertahanan keamanan at an pun mil iter. Salah
satu referensi pemberian bobot adalah postur
pertahanan keamanan yang diinginkan ke
depan. Bagi Indonesia, pendapat penulis,
tentu selain mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) berdasarkan Keppres No.7 Tahun
2004-2009 khususnya yang terkait dengan
Keterangan : n, nj, dan n,j ditetapkan oleh tim
"Peningkatan Kemampuan Pertahanan
Negara", juga perlu memperhatikan peristiwa- pakar di bidang keantariksaan (sistem dan
peristiwa yang pernah dialami bangsa teknologi antariksa).
Indonesia. Peristiwa-peristiwa tersebut salah
satunya adalah penerbangan pesawat F-18 Langkah Kedua
Harnet USAF di atas Pulau Bawean, tanggal 3
Juli 2003, yang tentunya hal ini merupakan Setiap sistem antariksa, kontribusinya
pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dalam tneningkatkan efektivitas kegiatan
udara nasional. Apabila hal seperti ini ataupun operasi militer dihitung dengan
menjadi keprihatinan yang besar bagi bangsa mengikuti prosedur secara hierarki dari model
Indonesia dan hal itu diharapkan tidak terjadi nilai, sebagai berikut:
lagi ke depan, maka bobot untuk misi Diawali dengan menetapkan besarnya
"Penerapan Kekuatan" dan misi "Peningkatan MOM (0.0, 0.1, 0.5, atau 0.9) dari setiap
Kekuatan" akan lebih besar dari bobot misi sistem antariksa untuk setiap kualitas
lainnya. kekuatan. Kemudian dihitung kegunaan dari
seluruh kualitas kekuatan dalam setiap tugas
yang mencakup kualitas-kualitas kegunaan
tersebut dengan menggunakan bobot-bobot
yang telah diberikan pada setiap kekuatan.
Berdasarkan besarnya kegunaan pada setiap
tugas, maka lebih lanjut dihitung besarnya
kegunaan pada setiap misi. Terakhir adalah
menghitung besarnya kontribusi dari setiap
sistem antariksa dalam kegiatan ataupun
operasi militer dengan menjumlahkan
kegunaan dari setiap misi dikalikan dengan
bobot masing-masing misi yang telah
diberikan.
Secara matematik langkah kedua

67
multiplikatif. Menurut Keeney dan Raiffa
1976, hasil (outputs) dari model nilai linier,
model nilai multi-linier, dan model nilai
multiplikatif tidaklah begitu berbeda satu sama
lain. Oleh karena itu, model nilai linier
dianggap "valid" dan paling sedikit
merupakan pendekatan (approach) pertama
yang dapat digunakan dalam menentukan
besarnya kontribusi setiap sistem antariksa
dalam meningkatkan efektivitas kegiatan/
operasi mi I iter.

Contoh Penerapan Model Nilai

Dalam penerapan model nilai ini,


penulis hanya membuat asumsi-asumsi dalam
model nilai yang dikemukakan dalam Gambar
4-1, sebagai berikut ini.

Bobot dari misi-misi operasi militer:

Dalam membangun/mengembangkan
model nilai tersebut, kajian mengasumsikan
bahwa tidak ada interaksi di antara sesama
misi, tugas dan kualitas kekuatan. Artinya
pembangunan/ pengembangan model telah
berlangsung dalam kondisi bebas
(independent) secara aditif. Dengan kata lain
model nilai adalah linier.
Mungkin, atau bahkan sering terjadi,
adanya interaksi antar misi. Misalnya, misi Misalkan, yang akan diukur adalah kontribusi
"Dukungan Antariksa" yang mengandung dari sistem komunikasi satelit dan diharapkan
tugas "Peluncuran" tentu akan mempengaruhi diakhir kurun waktu tertentu ke depan :
misi lainnya. Dalam kondisi seperti ini, Kualitas kekuatan "Ketersediaan Jaringan
model-model nilai yang digunakan adalah Minimum" = 100 jaringan ->
model nilai multi-linier atau model nilai MOM (2,3,1,1) = 0.5
68
4.2. Ranking

Setelah dihitung besarnya kontribusi


dari setiap Sistem Antariksa (USA) dalam
meningkatkan efektivitas operasi militer
dengan menggunakan model nilai tersebut di
atas, langkah selanjutnya adalah menyusun
daftar dari sistem-sistem antariksa tersebut
berdasarkan urutan besar kontribusinya.
Daftar tersebut akan digunakan oleh pejabat
berwenang dalam pertahanan/operasi militer
untuk menentukan prioritas pembangunan
sistem-sistem antariksa yang diperlukan
sesuai urutan besarnya kontribusi dari sistem-
sistem antariksa tersebut.

5. PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGANINDUSTRI
TEKNOLOGI ANTARIKSA UNTUK
KEPERLUAN MILITER

5.1. Teknologi Antariksa

Suatu sistem antariksa adalah suatu


sistem terintegrasi dari berbagai teknologi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pemahaman ini maka apabila
suatu sistem antariksa ingin dibangun/
dikembangkan, maka yang dibangun/
dikembangkan adalah industri untuk
Untuk menentukan besarnya kegunaan menghasilkan teknologi (yang kadang-kadang
dari si stem komunikasi satelit pada misi harus didahului litbang).
"Peningkatan Kekuatan", diperlukan Dengan mengutip daftar teknologi
perhitungan untuk tugas-tugas lain (diluar (selanjutnya disebut teknologi antariksa)
tugas "Komunikasi")- Begitu seterusnya, dalam berbagai publikasi, teknologi antariksa
seandainya kegunaan dari sistem komunikasi yang secara potensial terkait dengan sistem-
satelit telah ditentukan untuk misi sistem antariksa ditunjukkan dalam Gambar
"Peningkatan Kekuatan", maka diperlukan 5-1.
perhitungan untuk misi-misi lainnya, dan
akhirnya diperoleh besarnya kontribusi sistem 5.2. Ketergantungan Operasi Militer
komunikasi satelit dalam operasi militer ke Terhadap Teknologi Antariksa dan
depan. Dalam tulisan ini, perhitungan yang Pembangunan Industrinya
lengkap tidak disajikan, tetapi uraian di atas
dianggap cukup jelas untuk penerapan/ Prioritas pembangunan/
aplikasi model. pengembangan sistem antariksa telah
Mengingat bahwa 0 < MOM < 1, ditetapkan berdasarkan urutan besarnya
maka jelas bahwa besarnya kontribusi setiap skor kontribusi terhadap operasi militer
sistem antariksa yang akan digunakan dalam (output dari model nilai). Lebih lanjut
operasi militer berada di antara 0 dan I atau akan ditentukan prioritas pembangunan
0<USA<1. teknologi antariksa melalui industri.

69
GAMBAR 5-1. : TEKNOLOGI ANTARIKSA DALAM KANDUNGAN SISTEM ANTARIKSA
Catatan : Sistem dan teknologi antariksa tersebul hanyalah semata-mata didasarkan pada pengetahuan
penults (dan cenderung sebagai contoh) yang masih perlu diverifikasi oleh para pakar
terkait.

Prioritas pembangunan teknologi antariksa dinyatakan dengan (4-8), maka skor


ini ditentukan berdasarkan besarnya skor ketergantungan operasi militer terhadap setiap
ketergantungan sistem-sistem antariksa yang teknologi antariksa = Bt dapat dinyatakan
akan digunakan terhadap teknologi antariksa dengan :
tersebut.
Secara kuantitatif, penentuan prioritas
pembangunan teknologi antariksa dan pada
gilirannya untuk pembangunan industri
dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:

Pertama

Menentukan kontribusi sistem (SA) yang ke-1


terhadap operasi militer sebagaimana Misalnya, kontribusi sistem antariksa "sistcm
dinyatakan dengan (4-8). roket" dan "sistem senjata energi kinetik"
terhadap operasi militer setelah dihitung
Kedua dengan (4-8), secara berurutan adalah 0.18 dan
0.12, dan berdasarkan konvergensi pendapat
Menentukan besarnya ketergantungan dari
setiap sistem antariksa (1=1,2, m) terhadap para pakar bahwa "sistem roket" dan "sistem
senjata energi kinetik" mempunyai
setiap teknologi antariksa (t = 1,2, ,p),
ketergantungan terhadap teknologi antariksa
dinyatakan dengan Pi,. Dalam kaitan ini,
"material", secara berurutan adalah 30% dan
10%. Sedangkan sistem-sistem antariksa
lainnya tidak mempunyai ketergantungan
terhadap teknologi antariksa "material"
tersebut. Dari data (misal) ini, maka besarnya
Lebih lanjut, menentukan besarnya skor ketergantungan operasi militer terhadap
teknologi antariksa "material" adalah :
ketergantungan seluruh sistem antariksa
(operasi militer) terhadap setiap teknologi
antariksa, dinyatakan dengan B, Dengan
memperhatikan kontribusi dari setiap sistem
antariksa terhadap operasi militer yang

70
Ketiga antariksa dan prioritas pembangunan
industrinya. Misalnya, suatu sistem
Skor ketergantungan operasi militer dihitung pertahanan/kemiliteran mengandung 100
terhadap setiap teknologi antariksa dengan kualitas kekuatan dan 20 sistem antariksa
(5-1). Lebih lanjut, skor ketergantungan yang dianggap dapat berkontribusi, maka
diranking (diurutkan) dari yang terbesar ke diperlukan penentuan harga untuk 2000
terkecil, dan urutan ini menyatakan prioritas kualitas kekuatan. Agar luaran (outputs) dari
dari yang tertinggi ke terrendah dalam model cukup akurat dan dapat
pembangunan/pengembangan industri dipertanggungjawabkan, pemberian bobot
teknologi antariksa bagi sistem-sistem (misi, tugas, kualitas kekuatan), perhitungaan
antariksa untuk keperiuan pertahanan ataupun secara berulangkali, dan penetapan MOMs
operasi militer. harus dilakukan dengan cara yang konsisten
oleh semua anggota Tim dan pengguna Model.
6. ANALISIS Model adalah linier. Walaupun,
sebagaimana dinyatakan dalam butir 4.1
Analisis yang dimaksudkan di sini bahwa model nilai linier, model multi-linier
adalah suatu tinjauan dan komentar terhadap dan model multiplikatif tidak akan
model yang disajikan, analisis sensitivitas memberikan luaran (outputs) yang berbeda
dan interpretasi hasil (outputs) dari model. secara signifikan, namun tetap harus
diwaspadai penggunaan model nilai (linier).
6.1. Tinjauan Terhadap Model Dalam hal terdapat interaksi yang sangat
signifikan antar misi, antar tugas, dan antar
Pembangunan/pembentukan model kualitas kekuatan, maka model harus
nilai dan berlanjut dengan abstraksi secara dimodifikassi menjadi multi-linier atau
kuantitatif dalam menentukan besar skor multiplikatif. Mengenai besarnya interaksi ini,
ketergantungan operasi militer terhadap Tim harus berkonsultasi atau meminta
berbagai teknologi antariksa dan prioritas pendapat dari para pejabat berkewenangan
pembangunan industrinya sangat tergantung dengan pertahanan/kemiliteran.
pada pengetahuan dan visi ke depan tentang
karakteristik operasi militer di masa datang 6.2. Analisis Sensitivitas
dan kaitannya dengan sistem dan teknologi
antariksa. Sehubungan dengan ini model akan Hal yang sangat kritis dalam model
cukup "credible", hanya apabila model adalah pemberian besarnya (harga) bobot-
dibangun oleh suatu tim pakar yang terdiri bobot dalam model nilai (misi, tugas dan
dari para tenaga profesional dalam kualitas kekuatan) dan skor ketergantungan
pertahanan/kemiliteran, sistem dan teknologi suatu sistem antariksa terhadap setiap
antariksa serta industri terkait, dan abstraksi teknologi antariksa. Sebagaimana
secara kuantitatif/matematik kondisi keamanan dikemukakan di atas, besarnya bobot
nasional, regional dan global. Selain itu, tim ditentukan oleh karakteristik operasi militer di
pakar dimaksud harus secara ketat berada di masa datang dan kaitannya dengan
bavvah supervisi dari para pejabat penggunaan sistem-sistem antariksa, dan
berkewenangan di bidang pertahanan/ militer. gilirannya dengan teknologi antariksa.
Model tergantung dari berbagai misi, Analisis sensitivitas di sini dikaitkan
yang kemudian diturunkan pada tugas, dengan upaya untuk memperoleh model yang
berlanjut pada kualitas kekuatan yang diukur akurat, dan tentunya terkait dengan besarnya
dengan skor kegunaan (utility scores) dan (harga) bobot-bobot yang diberikan. Untuk
diberikan bobot-bobot (judgments). memperoleh model yang akurat, maka perlu
Mengingat kualitas kekuatan untuk suatu dibentuk 4 kelompok bebas (tidak saling
sistem pertahanan/ kemiliteran sangat besar mempengaruhi) untuk penetapan bobot, yaitu :
jumlahnya (mungkin terdapat kualitas Kelompok Pertama, terdiri dari Tim Pakar
kekuatan lebih dari 100), maka perhitungan
(pembangun model).
dengan menggunakan model akan
berlangsung berulangkali hingga dihasilkan Kelompok Kedua, terdiri dari para pejabat
bcsarnya kontribusi setiap siatem antariksa berkewenangan dan pcngambil keputusaan di
dalam operasi militer, skor ketergantungan bidang pertahanan/ kemiliteran.
operasi militer terhadap setiap teknologi
71
Kelompok Ketiga, lerdiri dari para pakar besar dalam suatu misi militer dengan bobot
sistem dan tcknologi antariksa serta wakil- tertinggi ataupun mempunyai peran signifikan
wakil industri terkait. dalam semua misi militer. Demikian pula
halnya dengan sistem antariksa dengan
Kelompok Keempat, lerdiri dari masyarakat
kontribusi terkecil (luaran model nilai).
sipil (yang memahami sampai tingkat tertentu Apabila besarnya kontribusi (luaran model
isu pertahanan/kemilitcran). nilai) sangat diragukan, maka model hams
Masing-masing kelompok tersebut dinyatakan tidak "valid". Dalam hal seperti
diminta uniuk memberikan bobol-boboi. ini, pembangunan kcmbali ataupun
Apabila luaran (outputs) model dengan penyempumaan model harus dilakukan.
menggunakan bobot-bobot yang diberikan
oleh Kelompok Kedua, Ketiga dan Keempat Sclain dengan cara-cara dalam
berbeda cukup signifikan dengan hasil verifikasi tersebut di atas, juga dapat
(outputs) model yang menggunakan bobot dilakukan dengan cara lain, yaitu
dari Kelompok Pertama, maka Kelompok mengelompokkan sistem-sistem antariksa
Pertama (Tim Pakar pembangun model) hams dalam 3 atau 4 skala (s). Dalam hal 4 skala,
berkonsultasi dengan masing-masing maka sistem antariksa, sesuai dengan
besarnya kontribusi, dikclompokkan dalam
Kelompok Kedua, Ketiga, dan Keempat secara 0.0 < s, < 2.5, 2.5 < s2 < 5.0, 0,5 < s* < 7.5
terpisah dan berulangkali (sejauh hal itu dan 7.5 < s< < 1.0. Sistem-sistem antariksa
diperlukan), hingga diperoleh hasil (outputs) dalam suatu skala tertentu hams dapat
yang sama atau berbeda secara tidak diyakini bahwa sistem-sistem tersebut
signifikan. memang mempunyai peran kurang lebih sama
atau peran dengan perbedaan yang tidak
6.2. Interpretasi Luaran (Outputs) Model signifikan dalam misi-misi
pertahanan/kemiliteran. Apabila peran-peran
Model dibangun oleh Tim Pakar di
tersebut diyakini berbeda secara signifikan,
bawah supervisi para pejabat bcrkewenangan
maka model nilai hams dianggap tidak
di bidang pertahanan/ kemiliteran melalui
"valid", dan tentu model nilai hams dibangun
proses yang cukup panjang dan konsisten.
kembali.
Tidak dapat dibantah bahwa luaran (outputs)
model adalah subyektif," karena pemberian Scbagaimana dikemukakan dalam
harga bobot-bobot dalam model didasarkan butir 2. Metodologi, dalam kajian bahwa
pada intuisi. Namun, karena intuisi tersebut metodologi yang digunakan adalah prosedur
bersumber dari pakar (orang-orang analisis sistem tanpa loop iterasi. Dengan
profesional) dan juga dengan memperhatikan menerapkan prosedur ini, tentunya tidak
proses dalam pembangunan model, maka diharapkan tcrjadi pembangunan ataupun
diyakini bahwa luaran (outputs) model adalah penyempumaan model nilai secara berulang.
"credible". Paling sedikit, luaran model (dan Artinya, verifikasi dengan cara-cara tersebut
dengan sendirinya model) merupakan di atas, langsung memberikan keyakinan
pendekatan pertama dalam pembangunan bahwa model adalah "valid". Dalam kaitan
sistem dan industri tcknologi antariksa untuk ini model telah dibangun melalui proses cukup
kepentingan pertahanan/kcmiliteran. panjang dan konsisten dalam pemberian harga
bobot bcrdasarkan intuisi yang bersumber
Luaran model nilai berupa besarnya dari pakar profesional dengan langkah-langkah
kontribusi dari setiap sistem antariksa tcrhadap sebagaimana dikemukakan pada butir 6.2. di
pertahanan/kemiliteran tcntu masih perlu atas.
diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara
mempersandingkan besarnya kontribusi dari Verifikasi dengan salah satu atau
setiap sistem antariksa dengan peran dari kedua cara di atas mutlak diperlukan untuk
sistem antariksa tersebut dalam setiap misi menguji validitas model. Dalam kedua cara
dalam pertahanan/kemiliteran. Persandingan tersebut di atas, telah muncul kata-kata
dimulai dari sistem antariksa dengan "daput diyakini". Pertanyaan yang timbul
kontribusi tertinggi hingga terrendah. Suatu adalah " t o o l " apa yang harus digunakan agar
sistem antariksa yang oleh model nilai besarnya kontribusi setiap sistem antariksa
memperoleh kontribusi tertinggi dapat (luaran model) "dapat diyakini"
ditcrima, apabila dapat diyakini bahwa sistem kc bona ran nya. "Tool" dimaksud tentunya
antariksa tersebut memang mempunyai peran adalah bahwa Tim Pakar (pembangun model)
telah mempunyai daftar umt besarnya

72
kontribusi setiap sistem antariksa yang pembangunan berbagai industri teknologi
diharapkan dapat berperan dalam antariksa dalam meningkatkan efektivitas
meningkalkan efektivilas kegiatan pertahanan/kemiliteran tergantung pada
pertahanan/operasi militer. Daftar ini akurasi harga-harga bobot yang diberikan
bersumber dari para pejabat berkewenangan oleh Tim Pakar dan anggota kelompok-
dalam perlahanan/kemiliteran. Untuk kelompok yang dibentuk serta pejabat
menccgah terjadinya model nilai yang berkewenangan di bidang pertahanan/
"biased", Tim pakar dalam membangun model kemiliteran.
haruslah bebas dari pcngaruh daftar tersebul.
c. Penetapan harga-harga bobot yang "final"
Model, apabila diterima oleh pihak yang digunakan dalam model memerlukan
berkewenangan, dalam implementasi upaya negosiasi yang berulangkali di
luarannya memerlukan waktu cukup lama ke antara Tim Pakar, kelompok-kelompok
depan (20 s.d. 25 tahun). Dalam waktu yang yang dibentuk, dan para pejabat
cukup lama seperti ini, karakteristik berkewenangan.
pertahanan/operasi militer sulit
dikenali/ditentukan dan mungkin ada yang d. Model nilai adalah linier, dengan
tergantung dari teknologi antariksa yang anggapan bahwa antar misi, antar tugas
belum ada saat ini. Selain itu, biaya yang dan antar kualitas kekuatan tidak saling
diperlukan untuk pengembangan sistem-sistem mempemgaruhi, dan apabila terdapat
antariksa dan kemungkinan terwujudnya saling mempengaruhi secara signiflkan,
sistem-sistem tersebut dalam 20 s.d. 25 tahun maka harus dibangun model nilai yang
kc depan tidak diperhitungkan dalam model. multilinier atau multiplikatif, walaupun
Semuanya hal ini, tentu berpengaruh dalam dari pengalaman dari berbagai analis
tingkat validitas model. Namun, sebagaimana sistem bahwa luaran dari model linier,
tersebut di atas bahwa pcmbangunan model model multilinier dan model multiplikatif
berada di bawah supervisi para pejabat dalam persoalan-persoalan multi-variables
berkewenangan dalam pertahanan/ tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
kemiliteran, maka tingkat validitas model
e. Luaran model adalah subyektif sehingga
diyakini cukup tinggi. Terlebih lagi, model hanya merupakan "judgments" sebagai
dan luarannya perlu" disadari, sebagaimana konsekuensi dari harga-harga bobot yang
telah dikemukakan di atas, hanyalah bersifat subyektif.
merupakan pendekatan pertama dan dalam
perjalanan 20-25 tahun kc depan masih Karcna luaran model adalah subyektif
terbuka pcluang untuk menyempurnakannya. dan "judgments", dan juga belum
memperhitungkan biaya dalam pengembangan
7. KESIMPULAN sistem-sistem antariksa serta kemungkinan/
ketidakmungkinannya di masa datang, maka
Dari uraian tentang model dan luaran luaran model tentunya harus divalidasi. Mat
(outputs)-nya serta analisis yang telah ataupun "tool" untuk vaalidasi adalah skor
tentang besarnya kontribusi setiap sistem
dikemukakan dapat dilarik kesimpulan
antariksa yang ditetapkan oleh para pejabat
sebagaimana berikut ini. berkewenangan di bidang pertahanan/
a. Model nilai dibangun dengan mencrapkan kemiliteran.
prosedur analisis sistem tanpa loop iterasi. Luaran model adalah pendekatan
di mana Tim yang membangun model pertama dan dalam implementasinya
terdiri dari tenaga profesional dengan memerlukan waktu 20-25 tahun ke depan.
supervisi yang ketat dari para pejabat Dalam kurun waktu tersebut, model dan
berkewenangan yang mempunyai visi jauh luarannya masih mempunyai kesemputan
ke depan di bidang pertahanan ataupun untuk disempurnakan sesuai dengan prcdiksi-
operasi militer. prediksi baru tentang perkembangan
b. Tingkat validitas ataupun akurasi dari kemampuaan national, perkembangan
model nilai dan luaran (besarnya keamanan regional/internasional dan
kontribusi setiap sistem antariksa) serta perkembangan sistem dan teknologi antariksa
pada gilirannya penetapan prioritas secara global.

73
DAFTAR RUJUKAN Fighter's Guide to Space, Volume One,
Alabama, USA, December.
Britt, Robert Roy, Satellite Play Crucial Roles http://www.fas.org/spp/rn i 1 itary/doco ps/
in Air and Ground Battles, 2001, SPACE. usaf/av-18/index,html.
Com. October 9. Military Space Systems, 1999, The Aerospace
http://www.globalsecurity.org/news/2001 / Corporation, March 29.
01 109.attack I l.htlm h ltp://ww w.aero .org/publcations/S pace
Highlights in Space 2003, Progress in Space Princ/Military html.
Science, Technology and Applications, Miser, Hugh J., 1981, Hanbook of Systems.
International Cooperation and Space Law, Volume I, Overview, International
2004, United Nations, New York. Institute for Applied Systems Analysis.
Japan Plans $1.4 billion Spysat Program to Laxenburg, Austria.
Counter North Korea, 1998, Aerospace Proposal for a System Definition Study for a
Daily, November. Tropical Earth Resources Satellite,
Karash, Juri, 2000. Russia's Military Space
1985. Fokker B.V, National Aerospace
Forces Make Too Much Money, Critics
Laboratory (NLR), Signaal. Space
Say, 13 September.
Research Laboratory of Utrecht (SRL),
http://www.spacc.com/news/spaceagenc and Institute of Applied Physics (TPD),
ies/Russi;i military space 000921.html The Netherlands.
Keeney, R.L, and Raiffa, H., 1976, Decisions Raiffa, Howard, 1970, Decision Analysis-
with Multiple Objectives : Preference Inlroductory Lectures on Choices under
and Value Tradeoffs, Wiley, New York. Uncertainty, Addison- Wesley, Reading,
Krishnan, S., 2000, Future Space Launch Massachusetts.
Vehicles, Indian Institute of Technology, Space Exploration : A Short History, 1999,
Madras, Chennai, India. The Aerospace Corporation, March 29.
Lee, Ricky J., 2001, Military Use of
http://www.aero.org/publications/Space
Commercial Remote Sensing Data,
Presented at the IISL, The 45"' Princ/SpaceExplr.htm
Colloqium on Law of Outer Space, The Watts, Barry. 2001, 77K Military Use of
52
nd
International Astronautical Space : A Diagnostic Assessment,
Congress, Toulouse, France. October Published January 11.
1-5. http://www.csbaon I i ne .org/4
Michael, J. Muolo, 1993, AU-18 (Air Publications/Archive/R.20010200.
University Press, Maxell Air Force
Base), Space Handbook - A War

74

Anda mungkin juga menyukai