Anda di halaman 1dari 3

Pontianak, 25 Juli 2016

Kepada Yth

Direktur RSUD Sultan Sy. M. Alkadrie

di. Tempat

Melalui surat ini, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : dr. Josepb N. H. Simarmata

NIP : 19890311 201501 1 001

Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat

Memberitahukan kepada Direktur bahwa saya telah menyelesaikan pelatihan


Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia, yang ditugaskan untuk saya ikuti pada
tanggal 18 s/d 22 Juli 2016. Adapun ringkasan hasil pelatihan tersebut tertuang dalam
lampiran surat ini. Adapun kesimpulan singkat yang dapat kami sampaikan adalah : perlu
segera dilaksanakan pembahasan mendalam mengenai rencana pelaksanaan Program
Internsip Dokter Indonesia ke semua pihak terkait di RS (mis : Komite Medik [termasuk
Dokter spesialis dan dokter umum RS], Manajemen RS, Komite Keperawatan, Komite
Farmasi, dll) sebelum Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di RSUD Sultan
Syarief Mohammad Alkadrie.

Demikianlah surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama yang diberikan
kami ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,

dr. Josepb N. H. Simarmata


NIP.198903112015011001

Tembusan :

1. Ketua Komite Medik

2. Ketua Komite Keperawatan

3. Kepala Instalasi Rawat Inap


Lampiran :

Laporan Pelatihan Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI)

1. Latar Belakang
Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Provinsi Kal-Bar mengirimi surat kepada
RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie mengenai Pelatihan Pendamping Dokter
Indonesia (PIDI).

2. Definisi Program Internsip Dokter Indonesia


Program Internsip Dokter Indonesia, Selanjutnya di singkat PIDI merupakan program
pemantapan kompetensi, pemahiran dan pemandirian dokter lulusan fakultas kedoteran
yang telah melewati Uji Kompetensi. Setiap dokter yang telah melalui uji kompetensi
dianggap telah memiliki kompetensi untuk berpraktik sebagai seorang dokter, namun
melalui PIDI, kompetensi tersebut akan dimantapkan hingga pada tahap mahir. Seorang
dokter internsip juga akan dilatih untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab secara
klinis.
Program Internsip untuk tiap dokter berlangsung selama 1 tahun. Selama 1 tahun ini,
peserta PIDI ditempatkan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) ke wahana
pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia. Selama pelaksanan ini dokter peserta PIDI
mendapatkan bantuan biaya hidup dari Kementerian Kesehatan. Wahana tidak memiliki
kewajiban untuk memberikan penghasilan tambahan kepada dokter peserta internsip,
namun dinas kesehatan setempat diharapkan memberikan fasilitas sesuai dengan situasi
keuangan daerah.

3. Wahana Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia


Wahana Pelaksanaan PIDI, selanjutnya disebut wahana, adalah fasilitas kesehatan
tempat dilaksanakannya program internsip dokter Indonesia. Selama 1 tahun masa
Internsip seorang dokter peserta akan menjalani waktu 8 bulan di wahana Rumah Sakit
(RS) dan 4 bulan di wahana Puskesmas. Kedua wahana ini akan berada dalam satu
wilayah Kota/Kabupaten. Selama masa 8 bulan di Rumah Sakit, akan dibagi lagi dalam
dua periode, yaitu 4 bulan periode IGD dan 4 bulan periode rawat jalan-rawat inaap.
Pada mulanya, RS yang dipilih menjadi wahana hanya RS tipe D ataupun tipe C.
namun seiring perkembangan waktu, jumlah peserta internsip telah semakin meningkat.
Peningkatan jumlah peserta harus diimbangi dengan peningkatan wahana. Oleh karena
itu, saat ini RS tipe B non pendidikan pun dapat menjadi wahana pelaksanaan PIDI.
Selain menyediakan aspek klinis dari PIDI, wahana juga diharapkan menyediakan
fasilitas yang cukup memadai bagi peserta, antara lain : ruang jaga, loker, perpustakaan
serta tempat tinggal (bila memungkinkan)

4. Pendamping Internsip Dokter Indonesia


Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia adalah seorang dokter yang telah
mendapat pelatihan dan bertugas untuk mendampingi peserta dalam hal pencapaian
tujuan program internsip di wahana. Seorang pendamping dapat berperan sebagai
fasilitator, mentor, evaluator dan role model. Adalah mustahil bila pendamping bekerja
seorang diri dalam mendampingi peserta. Maka pendamping juga akan membutuhkan
kerja sama dengan seluruh unsur yang ada di wahana.
Di wahana PUSKESMAS, dianjurkan terdapat minimal satu orang pendamping.
Sedangkan di RS, minimal terdapat dua orang pendamping. Satu orang pendamping
berfokus untuk mendampingi peserta selama di IGD, seorang pendamping lain berfokus
untuk mendampingi peserta di Bangsal-rawat jalan.
Di akhir masa internsip, seorang pendamping bertugas menyelenggarakan sidang akhir
pencapaian internsip. Sidang ini dihadiri oleh pimpinan wahana dan unsur komite medik.
Hasil dari sidang ini digunakan untuk rekomendasi penerbitan Surat Tanda Selesai
Internsip bagi peserta.

5. Peran Pimpinan Wahana Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia


Pimpinan Wahana memiliki peran vital dalam pelaksanaan PIDI id wahana. Peran
tersebut adalah memberi izin pelaksanaan PIDI, menunjuk pendamping, memerima
laporan pelaksanaan dari pendamping, memimpin sidang di akhir masa Internsip serta
banyak peran lain yang tidak dapta disebutkan satu per satu dalam menjamin kelancaran
pelaksanaan PIDI di Wahana.

6. Peran Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dalam ProgramInternsip Dokter Indonesia


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diharapkan memiliki peran aktif dalam mendukung
suksesnya PIDI. Dinas Kesehatan kota diharapkan agar dapat membantu pengurusan SIP
Internsip para peserta PIDI secara kolektif. Selain itu, dinas kesehatan juga berperan
dalam menentukan Puskesmas yang akan ditunjuk sebagai wahana, menunjuk dokter
pendamping di Puskesmas serta banyak peran lain yang tidak dapta disebutkan satu per
satu dalam menjamin kelancaran pelaksanaan PIDI di Wahana.

7. Rencana RSUD Sultan Syarief Mohammad Alkadrie sebagai Wahana Internsip


Setelah memiliki cukup jumlah pendamping, maka RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie dapat menjadi Wahana Pelaksanaan PIDI. Namun kesiapan jumlah pendamping
bukan lah satu-satunya persiapan yang harus dilakukan. Perlu pula dilakukan
pembahasan mendalam mengenai rencana pelaksanaan Program Internsip Dokter
Indonesia ke semua pihak terkait di RS (mis : Komite Medik [termasuk Dokter spesialis
dan dokter umum RS], Manajemen RS, Komite Keperawatan, Komite Farmasi, dll)
sebelum Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di RSUD Sultan Syarief
Mohammad Alkadrie.
Menurut perencanaan informal yang kami dapatkan dalam pelatihan, kemungkinan
besar RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie akan menerima dokter peserta Internsip
antara bulan September s/d November 2016.

Anda mungkin juga menyukai