Anda di halaman 1dari 1

Naskah Monolog

DONGENG DI SORE HARI


R. N. Saraswati
(5/1/2017)

Sinopsis:

(Seorang ibu-ibu separuh baya, kira-kira berumur 70 tahun-an, dengan paras


wajahnya yang berkerut, kusam, nampaknya sudah tidak memiliki pekerjaan lagi selain
mengumpulkan kayu dari hutan. Pensiun, tepatnya mungkin bisa dikatakan demikian.
Berjalan mondar-mandir seperti orang yang sedang dirundung bingung. Kadang melihat
kearah kanan, kearah kiri, lalu melihat kedepan seperti menunggu sesuatu. Kemudian
duduk didekat sebuah meja didepan halaman suatu ruangan. Tangannya tidak berhenti
mengutili kulitnya yang sudah hampir mengelupas semua. Terkadang dia terbatuk karena
umurnya yang sudah tua dan kesehatan yang menurun dan tak bisa dihindari. Lalu dia
berdiri lagi dengan wajah yang konsisten menunjukkan kegelisahannya.)
(Di sekitarnya hanya ada 2 kursi rotan tua, dan meja kecil, juga segelas air teh
hangat)

Cuaca seperti ini, mengapa tidak pernah berubah sejak kepergian anak durhaka itu?
Aku masih ingat sekali, waktu suamiku masih suka berjaga didekat perempatan desa ini
bersama dengan suami-suami ibu-ibu RT ini, anak kecil itu selalu membuat ibunya bingung
di sore hari. Apa yang membuat anak itu selalu membuat onar, rumah ini? Padahal aku tak
pernah kurang-kurangnya memberi dia makan yang cukup, pakaian yang layak dikenakan,
sekolah yang baik untuk masa depannya.

Mabuk mungkin. Dia pikir, ibunya tidak pusing apa memikirkan hidupnya. Sudah
kubuat susah sendiri juga hidupku dengan suamiku, ditambah 1 anak laki-laki yang tidak
pernah mudah diajak makan sederhana.

Anda mungkin juga menyukai