Infark Miokardium
Infark Miokardium
Merupakan nekrosis pada miokardium yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah
akibat sumbatan di arteri koroner. Sebagian besar sumbatan diakibatkan oleh ruptur plak ateroma di
arteri koroner.
Akan tetapi, apabila iskemi berlanjut dan berlangsung lebih dari 30-45 menit akan terjadi
nekrosis sel miokard/terjadi infark. Bagian miokard yang mengalami infark akan berhenti berkontraksi
secara permanen. Umumnya infark miokard menyerang ventrikel sinistra, hal ini diakibatkan oleh
tingginya kebutuhan O2 yang diperlukan oleh ventrikel ini. Otot yang mengalami infark akan
mengalami serangkaian perubahan selama proses penyembuhan. Mula-mula otot yang infark tampak
memar dan sianotik akibat penurunan aliran darah regional. Dalam jangka waktu 24 jam akan timbul
edema pada sel-sel disertai respon peradangan dengan infiltrasi leukosit. Menjelang hari ke-2 atau ke-3
mulai terjadi proses degradasi jaringan dan pembuangan semua serabut otot nekrotik diganti dengan
jaringan ikat fibrotik. Jaringan fibrotik ini tidak sama dengan miokard dalam hal memompa darah
sehingga daerah tersebut akan kehilangan fungsinya dan mengakibatkan penurunan Cardiac Output
(CO).
FA merupakan suatu keadaan patologis jantung yang ditandai dengan irama jantung yang tidak
teratur dan cepat. Irama jantung yang aritmi diakibatkan oleh impuls listrik jantung yang abnormal dan
kelainan pada katup jantung.
1. Kelainan
struktural jantung
2. Hipertensi
sistemik
3. Diabetes Melitus
1. Paroksismal. Terjadi kurang dari 7 hari, kembali normal spontan dalam 24 jam.
2. Persisten. Lebih dari 48 jam tapi kurang dari 7 hari, memerlukan kardioversi untuk kembali
normal.
3. Kronik/permanen. Terjadi lebih dari 7 hari, dan sulit kembali normal meskipun dilakukan
kardioversi.
Kardioversi adalah usaha pengembalian irama sinus dari abnormal ke normal dengan tujuan
untuk mencegah komplikasi tromboemboli, kardiomiopati, dan memperbaiki fungsi atrium.
Kardioversi terbagi menjadi 2 yakni secara farmakologis dan elektrik.
Umumnya FA tidak menimbulkan gejala (asimptomatis) tetapi jika ada pasien akan mengalami
pusing/pingsan, lemah, kekurangan energi atau sesak napas/nyeri dada serta teraba palpitasi.
1. EKG
2. Foto Thorax