Anda di halaman 1dari 74
PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN APBN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Desember 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian target empat sukses Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bertanggung jawab atas pelaksanzan "Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK 2014) dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Senat, Utuh dan Halal (ASUH). Program tersebut akan ditempun melalui 6 kegiatan yaitu 0) Peningkatan kuantitas dan kualitas bibit; (i) peningkaten produksi ternak; (i) peningkatan produksi pakan ternak; (iv) pengendalian dan penanggulangan PHMS dan Zoonosis; (v) penjaminan pangan asal hewan yang ASUH; dan (vi) dukungan_manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Peterakan dan Kesehatan Hewan, Untuk menunjang pencapaian kinerja program dan kegiatan serta memandu pengelolaan anggaran terpadu dan berbasis kinerja TA 2014, perlu disusun Pedoman Umum Pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014, Pedoman ini antara lain memuat: arah kebijakan Pembangunan peternakan dan Kesehatan hewan; program dan kegiatan; Pengelolaan anggaran dan penataan asset: pengendalian, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan Mengingat pedoman ini masih bersifat umum yang mengatur pengelolaan APBN, maka dalam menjalankan semua kegiatan atau komponen kegietan yang fertuang dalam POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) masih diperlukan Pedoman Pelaksenaan yang mengatur kegiatan atau Komponen kegiatan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan maupun Pedoman Teknis yang Mmengatur kegiatan atau komponen kegiatan dana pusat den dana daereh (UPT) dan terpisah dari Pedum ini Dengan diterbitkannya Pedoman Umum Pengelolaan APBN Peternaken dan Kesehatan Hewan Tahun 2014, diharapkan pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Tahun 2014 dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif dalam mendukung pencapaian progam yang telah ditetapkan Jakarta, Desember 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR BAGAN. DAFTAR LAMPIRAN.... BABI PENDAHULUAN A Latar Belakang B. Tujuan. C. Sasaran D, Ruang Lingkup E. Pengertian F. Dasar Hukum. BAB Il PROGRAM, KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN....... A. Program B. Kegiatan C. Pembiayaan BAB Ill PENGELOLAAN ANGGARAN DAN BARANG MILIK NEGARA ... 18 ‘A. Penanggung Jawab Program dan Anggaran Pembangunan......_ 18 B, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan 20 C. Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengelola Anggaran.......... 27 D. Struktur Penganggaran... ce EE 32 E, Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan 368 F. Pengelolaan Keuangan 39 G. Mekanisme Revisi Anggaran 47 H. Pengelolaan Barang Milik Negara 48 BAB IV PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ae ‘A. Pengendalian Z 53 B. Pengawasan 53 C. Monitoring dan Evaluasi says chee D. Pelaporan.. seven BB E. Reward and Punishment .....cnsssesnnserinnnennnntennee 60 BABV PENUTUP...... LAMPIRAN iit Tabel 1 Tabel 2. Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9 Tabel 10 DAFTAR TABEL Sasaran Program Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 Indikator Kinerja Utama Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit. Indikator Kinerja Utama Kegiatan Peningkatan Produksi Temak Indikator Kinerja Utama Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak. : Indikator Kinerja Utama Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis...... stair eT Indikator Kinerja Utama Kegiatan Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan Indikator Kinerja Utama Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan - Alokasi Anggaran Berdasarkan per Kegiatan........ Alokasi Anggaran Berdasarkan per Jenis Belanja.. Jumiah Satker Lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mie cn iv 10 1" 42 14 15 16 16 20 Bagan 1 Bagan 2, Bagan 3, Bagan 4 Bagan 5. DAFTAR BAGAN ‘Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TA. 2014 Struktur Orga TA. 2014 ‘Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Dana Dekonsentrasi Satker Dinas Provinsi TA. 2014 ‘Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan Satker di Provinsi TA. 2014... ae Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan Satker di Kabupaten/Kota TA, 2014... a asi Pengelola Anggaran pada Satker UPT Pusat 24 22 23 25 28 Lampiran 1 Lampiran 2. DAFTAR LAMPIRAN Soe a eae Kesehatan Hewan...... ee Contact Person ae Jawab Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014. conn OF 64 vi BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era reformasi dan otonomi daerah pemerintah terus melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan jaman antara lain berupa reformasi manajemen keuangan negara, reformasi birokrasi maupun reformasi dalam sistem perencanaan dan penganggaran dengan prinsip penerapan anggaran terpadu (unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget) sejak tahun 2010. Landasan konsetptual penerapan anggaran berbasis kinerja bertujuan untuk: (), Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dengan kinefja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget); (i) Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency): (ii) Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability) ‘Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan telah berupaya untuk menindaklanjuti upaya reformasi tersebut khususnya perencanaan dengan mengakomodasi kondisi yang ada, mengimplementasi program dan kegiatan dilapangan, guna memenuhi tuntutan peningkatan kinera dalam mewujudkan hasil pembangunan sesuai dengan rencana, layanan berkualitas dan pemanfaatan sumber daya Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam perencanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan dibutuhkan pembenahan sehingga lebih responsif terhadap lingkungan strategis, balk secara internal maupun eskternal. Untuk mewujudkan perencanaan dimaksud, dalam implementasinya diperluken sumberdaya manusia, sarana/peralatan dan pendanaan yang memadai serta diperlukan perangkat sistem yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja Dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan tahun anggaren 2014 dalam kerangka pecapaian kinerja program tahun 2010 - 2014, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bertangung jawab atas satu program dari 12 program yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian yaitu “Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal”. Pencapaian program tersebut akan ditempuh melalui 6 kegiatan utama yaitu : (i) Peningkaten Kuantitas dan kualitas bibittermak; (i) Peningkatan produksi_ ternak; (ii) Peningkatan produksi pakan temak; (iv) Pengendalian dan penanggulangan PHMZ dan penyakit zoonosis; (v) Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan; dan (vi) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Fasilitasi anggaran program dan kegiatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014 dengan mengacu pada Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013. Regulasi lain yang menuntut pemerintah melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada terkait Reformasi Manajemen Keuangan Negara, antara lain yaitu : Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Untuk menunjang pencapaian kinerja program dan kegiatan pada tahun 2013, maka pengelolaan anggaran diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan dalam rangka memandu pengelolaan anggaran terpadu dan berbasis kinerja TA 2014, maka diperlukan Pedoman Umum Pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TA 2014, yang dapat dijadikan pedoman bagi pihak terkait. B. Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Umum Pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TA 2014 adalah 1. Memberikan acuan pelaksanaan anggaran terpadu dan berbasis kinerja dalam pelaksanaan program pembangunan petemakan dan kesehatan hewan, sebagaimana tercantum dalam prinsip perencanaan untuk reformasi birokrasi, 2. Menjabarkan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan ke dalam kegiatan-kegiatan mulai dari pusat sampai daerah baik volume fisik dan anggaran. 3. Meningkatkan efisiensi, efek jawab dalam pelaksanaan ke 4. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan antara pusat, daerah dan instansi terkait. jas, tertib dan transparan serta bertanggung ‘Pedoman Umum Pengelaan APBN Dijon Petemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 201 C. Sasaran Sasaran dari penyusunan Pedorman Umum Pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Petermakan dan Kesehatan Hewan TA 2014 adalah sebagai berikut 1. Tersusunnya output dan outcome pelaksanaan kegiatan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. 2. Tersusunnya perencanaan dan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. 3. Tercapainya efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. 4, Tercapainya koordinasi dan keterpaduan perencanaan anggaran kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Umum Pengelolaan APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TA 2014 mencakup : (i) program dan kegiatan; (ii) pengelolaan anggaran dan berang milik negara; dan (ii) pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan. E. Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan 1. Penganggaran Berbasis Kinerja adalah penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. 2. Indikator kinerja diartikan sebagai ukuran kuantitatif/kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan sesuatu yang dapat diukur sebagai dasar untuk menilai kinerja, baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going), maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Indikator kinerja juga digunakan untuk meyakinkan apakeh kinerja organisasi menunjukkan Kemajuan dalam rangka menuju tujuan/sasaran_ telah ditetapkan. Tanpa indikator kinerja, maka akan sulit menilai kinerja kebijaksanaan/ program/kegiatan yang pada akhimya bermuara pada kinerja organisasi 3. Satuan Kerja pada instansi pemerintah adalah organisasi dalam pemerintah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu di bidangnya masing- masing atau bertugas melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari satu program 4, Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan dalam penggunaan anggaran satuan kerja yang dialokasikan dalam APBN. ‘Peoman Umum Pergola APBW Dijon Ploriakan dan Resehalan Hovan Tahun 2014 3 5. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggung- jawabkan uang untuk keperiuan belanja negara dalam rangka pelaksanaan ‘PBN pada kantor/satker kementerian negara/lembaga 6. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa unit organisasi delam satu atau beberapa instansi untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijaken serta memperoleh alokasi anggaran. 7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian pencapaian sasaran terukur pada suatu. program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya (manusia, material, dana, teknologi) sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (oufpu) dalam bentuk barang/jasa 8. Indikator Masukan (input) adalah jumlah sumberdaya seperti dana, SDM, peralatan, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam program. Dengan meninjau distribusi sumberdaya yang dimiliki, akan diketahui apakah input telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. 9. Indikator Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapatan tujuan dan sasaran program dan kebijakan. 10. Indikator Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan dalam suatu program. 11. Indikator Manfaat (benefit) adalah gamberan manfaat yang diperoleh secara langsung dari indikator hasil. Manfaat baru nampak setelah beberapa waktu kemudian, dan bisa dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat lokasi, tepat, waktu, dan tepat sasaran) 12. Indikator Dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan, dan baru dapat diketahui dalam jangka Waktu menengah atau jangka panjang. 13.Rencana Strategis Kementerian adalah dokumen perencanaan yang bersifat indikatit yang memuat program-program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk kurun waktu 5 (lima) tahun 14. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan tahunan yang memuat kerangka makro dan program-program pembangunan baik yang dilaksanakan langsung olen pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk kurun waktu 1 (Satu) tahun ‘Pedoman Umum Pengelolaan APBN Dijen Pefernakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 4 15.Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah dokumen perencanaan yang merupakan penjabaran dari Renstra, dimana RKT memuat sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. 18. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian (RKA-K) adalah dokumen perencanaan yang merupakan pedoman tugas bagi pelaksanaan tugas kementerian dan merupakan penjabaran dari RKP dan rencana strategis kementerian yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran. 17. Anggaran Terpadu adalah rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berkenaan. 19. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor ‘Wilayah Ditjen Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan kegiatan 20. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) adalah dokumen yang merupakan bagian tak terpisahkan dari DIPA dan RKA-KL yang memuat kegiatan secara rinci dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun. 21. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubemur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayeh tertentu. 22. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. 23,Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka _pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. ‘Peioman Umum Pergetoan APBN Difen Peleraian dan Kesehatan Hewen Tahun 207 5 24, Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 25,Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. F. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 2, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2014: 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan: 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara sera Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara; 5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta perubahannya yaitu Peraturan presiden Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010; 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 ~ 2014; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan: 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37 Tahun 2012, tanggal 09 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 81/PMK.05/2012, tanggal 01 Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga: 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95 Tahun 2012, tanggal 12 Juni 2012 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2013; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 142/PMK.02/2012, tanggal 3 Juli 2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan RKA-KL; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 32/PMIK.02/2013, tanggal 06 Februari 2013 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2013; FPedoman Unum Pengelblaan APBN Dijen Potematan dan Resohalan Hewan Tahun 2074 é 13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 05/Permentan/OT.140/1/2013, tanggal 10 Januari 2013 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013; 14. Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010- 2014 (edisi revisi) dan Blue Print PSDSK 2014 dengan Pendekatan Sistem Modelling (edisi revisi). Peseman Umum Pengelelean APBN Difen Peterakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2078S A. Program BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai dengan kerangka perencanaan jangka menengah nasional, maka program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah "Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal”. Program ini merupakan salah satu target empat sukses kementerian pertanian yang harus tercapal pada tahun 2014. Sasaran program dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sasaran Program Pembangunan Peterakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 progam | 1. Meningtainya | + frosts! ear 2.660.464 Swasembada | kelersediaan (tor) Daging pangan hewani is Deore, | angannevon |, Proautlteix (on) ] 1.791.008 dan susv) Peningkatan 3. Produksi susu(ton) | 1.470297 Peryediaan Pangan aie 5 Hewanl yang | > Meningkainya | 1: Kontribusi daging 5 aman, Senat, |” [iene sepi domestik tun den Toes esti: | terhadap total Halal ae procuks! daging penyediaen | sional (%)__ pangan hewani | 2. Koninbusi daging 1584 (aging dan yam buras ten ternadap total produke’ deaing rasional %) | 3. Meningkatnya | Ketersedican protein | 72 retersacican | hevwan’ asalternak per protein neweni_| kapita meningket 3 68% Bsaltemak | pet tahun (gkepitalh) 4. Tersedianya | Produksi daging sapi 903 aging sap | domestk terhadap foal domestk penyediaan daging sap sebesar90 | hasional petsen "APBN Dijon Peternatan dan Kesehatan Flewan Tahun 2074 B. Kegiatan 1. Peningkatan Kuantitas Dan Kualitas Benih Dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal ‘Sasaran indikator peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Indikator Kinerja Utama Kegiaten Peningkatan Kuentitas dan Kualitas Benih dan Bibit 1 | Peningkaten | 4. Pembibitan SapiPotong _|_Kelompok 38 Produksi Bibit 2. Pembibitan Kerbau Kelompok 33 3. Pembibitan Kambing/Domba | Kelompok 13, 4, Pombibitan Babi Kelompok 10 5. Pembibitan Ayam Lokal elompok 3 8. Pembibitan lik Lokal Kelompok 6 7. Peningkatan Kualitas Bit Ekor 331.872 Unggui (BPTU) 8. Penguaian Pembitten Sepi | papet a AsiiLokal oi Pulau Terpl 9. Penguatan Pembititan Sapi di Kabupaten Terpilin cae ) 10. Penguatan Pembibitan 2 Kerbau Kabupaten Terpilin Hekel & 11, Penguatan Pembibitan Paket : Unggas Kebupaien Terpih 42, Penambanan induken Sepi | Ekor 2 13. Dukungan Perbibitan Dalam | Kelompok 98 Pengembangan Kewasan api Potong . 7 14. Dukungan Perbibitan Dalam | Kelompok 7 Pengembangan Kawasan ‘Sapi Potong 2 | Peningketan | 1, Peringkatan Kualitas Semen | Dosis | 4.800.000 Produksi Boku Sapi (Reguler dan Perbenihan BLU) 2. Peningkatan Kualtas Semen | Dosis 55.000 Boku Kambing / Domba (Reguer dan BLU) 3. Produksi Semen Beku Ikan Dosis 500, 4. Produksi Semen Beku Sapi | Dosis 2.400 L sexing) es 3 | Peringkatan | 4 Peningkatan produkei Emer 700 Produksi embrio Transper Emoio | B | Pengendaian | 7. Penguatan Sapiterbau | Kelompok 252 SepiKerbau Betina Bunting Betna Produkt ‘Pedoman Umum Pergelélaan APBN Dijon Petemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 2. Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal Indikator kegiatan peningkatan produksi ternak dapat dillhat pada Tabel 3. Tabel 3. Indikator Kinerja Utama Kegiatan Peningkatan Produksi Temak Peningkatan Peningkatan Kapastas | Orang 05 Kelanvan Temek |” Potugas iB, PKB dan ATR 2. Penguatan Kelembagaan | Unit 526 Poayanan inseminas (iB) 3. Optimalisasiinseminasi | Dosis +.e48.400 Buatan (IB) 4. Optmalsasi INKA Ekor 4.035 5. Optimalisasi Kelaniren Dosis 18.050 Melau Sinkronisasi Biehi 2 | Peningkatan | 1. Pengembangan Kawasan | _Kelompok 76 Usaha Busidaya SepiPotong pe 2. Pengembangan Busidaya | Kelompok 136 01 Patong 3. Pengembangan Budidaya | Kelompok “1 SapiPerah | 4. Pengemangan Budidaya | Kelompok 44 kerau 5. Pengembangan Ternak | Kelompok 6 kambing/ Doma 6. Pengembangan Budideya | Kelompok 2 Kembing Perah 7. Pengembangan Budidaya | Kelompek eA Unggas Lokal 8. Pengembangan Budideya | Kelompok 2 Bab 9. Pengembangan Budidaya | Kelompok 26 Puyuh 40. Pengembangan Budidaya | Kelompok 26 kein: Ti: Pengembangan indukan | EXor 300 Spi Papua & Papua Barat ¥2. Pengembangan Sani | Kelompck @ Potong pada Kegitan PPO oman Unum Pergeloaan APBN Dif Pearatan Gan Rasehaia Pawan Tafon 207% 70 3. Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal Indikator Kegiatan peningkatan produksi pakan ternak dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Indikator Kinerja Ulama Kegiatan Peningkatan Pakan Temak 1 | Fasiltas! Pengembangan Unit ppengembangan bahan | — Usaha Bahan Pakan akan temak asal tumbunan dan hewan Kelompok 10 2. | Fasiltast 41, Pengembangan Integrasi pengembangan hjauan |” Tanaman - Ruminansia ppakan temnak 2. Pengembangen Integrasi ‘Temak Unagas 3. Optimalisasi Sumber Bibit [Benin (HPT) dikelompok 4, Pengambangan Padang Penggembalaan Kelompok Kelompok Kolompok Kelompok 150 20 40 25 5, Pengembangan HPT di Lahan Kehutanan 6. Penguatan Sumber BibiiBenih Hiauan Pekan Temak di UPT 7, Penguatan Sumber Bibit/ Benin Hijauan Pakan Temak di UPTD 8. Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Temak Berkualitas Kelompok Ha Unit Stek 20 a 4,048,000 3 | Fasiitasi 41. Pengembangan Unit Pengembangan Pakan | ” Pengolah Pakan (UPP) | Olahan, Ruminansia 2. Pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) | Unggas 3. Pengembangan Lumbung akan (LP) Ruminansia 4. Dukungan Pakan dalam Pengembangan Kawasan Sapi Perah 41. Pengembangan Kualtas ‘SDM Bidang Pakan. Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Orang 4 16 300 Pedeman Umum Pengeiolean APEN Dijen Petemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 "1 Tndikator Target No eee Output Kegiatan Satuan Ms 4 | Fasiitasipengawasan | 4, Pengujen MutuPaken | Sample 4250 rmutu pakan dan Tenax pengembangan 2, Pengavesan Peredaran | Kelompok 84 laboratorium paken ImbuhanvTambahan serch akan 3. Pengembangan Kualtas | Oreng 56 SOM Bidang Pakan | 4, Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategik Dan Penyakit Zoonosis Indikator kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategik dan penyakit zoonosis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator Kineja Utama Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis den Penyekit Zoonosis Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ), Viral, Bakterial, Parasit ddan Ganaguen Reproduksi (dosis) ‘Pedorian Union Pangelotaan APBN Dijen Peterakan dan Kes esiagaan Waban PHM Pengendalian dan Penanggulangan Rabies Pengendalian dan Penanggulangan Al Pengendalian dan Penanggulangan Brucellosis. engendalian dan Penanggulangan Anthr ax Pengendalian dan Penanggulangan Hog Cholera Pengendalian dan Penanggulangan Jembrana Penanggulangan Gangquan Reproduksi pada SapiKerbau Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Parasiter in Howan Tahun 2074 10.000 4.034,000 5.000.000 425.300 198,000 922.500 36,000 200,800 172.399 2 2 | Penguatan 1. Penguatan Puskeswan Unit 56 a 2. Kewaspadaan Penyakit ‘Sampel 100 eel Eksotk Lintas Perbatasan 3. Penguiian den Setifkasi Obat | Laporan 10 Hewan di- BBPMSOH 4. Peningkatan Produksi Vaksin, | Dosis | 4.040.000 ‘Obat Hewan dan Bahan Biologik 5. Penguatan, Pengujian dan Dosis | 4.937.775 Penyidikan Veteriner 6. Penyidikan dan Pengujian ‘Sampel 48.052 Penyakit Brucellosis 7. Penyidikan dan Pengujian ‘Sampel 6.516 Penyakit Anthrax 8. Penyidikan dan Penguiian ‘Sampel 1721 Penyakit Hog Cholera 9. Penyidikan dan Pengujian Sampal 7.305 Penyakit Eksotk Perbatasan Negara dan Antar Wilayah 10. Penyidikan dan Penguiian Sampel 8.688 Penyakit Rabies 11, Penyidikan dan Pengujian Sampel 46.284 Penyakit Al 12, Surveilans InvestigasiWabah | Sampel 8158 Penyakit Hewan Menular 13, Penyidikan dan Pengujian Sampel 12,608 ‘Gangguan Reproduksi 14, Penyidikan dan Penguijan ‘Sampel 11,049 Penyakit Parasiter | 15. Penyidikan dan Pengujian ‘Sampel 12.478 penyakit Viral 16. Penyidikan dan Pengujian ‘Sampel 10.504 Penyakit Bakterial 5. Penjaminan Pangan Asal Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan Hewan Yang Aman Dan Halal Serta Indikator kegiatan penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan dapat dil Tabel 6. edoman Umum Pengelolean APBN Difen Petemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 3 Tabel 6. Indikator Kinerja Utama Kegiatan Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal sera Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan + | Peningkatan | 1. Fesitas Pereatan Paket 2 Pengendalan |" KESMAVET Benakt |. Penguian Mutu Proax | sampet | 10000, Zoonosis den |“ peternatan (BPUPP) es PeningatanPelayanan Sampet | 12700 veofner “eke Pengujan Mats Produk Petemakan 2 | Unit Usaha Fasiasi Perltan Paket a Produk Pangan |" Laboratorium KESMAVET ‘sel Hewan ree [2 Fast Pentan tion | Kelopok “« Persyaratan — ee Fasitasi Rumah Potong Uni 2 Ree ewan Ruminsnsa (REH-R) 3 | Peningiian | 1, Pembnaan SDM Kesmavet | Orang 08 Keeamanan dan | "dan Pasea Panen Nis Taman Produk ewan ‘Pedoman Umum Pengelolsan APBN Dien Peternaken den Kesehaian Hewan Tahun 2074 44 6. Dukungan Manajemen Dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Indikator kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. indikator Kinerja Utama Kegiatan Dukungan Menajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjon Peternakan dan Kesehatan Hewan 1 | Juan dozumen 4. Perumusan Kebjekan | Laporan | 237 pendukung pencapaian Perencanean Swesombads dagingsapi Pembangunan Saplkerbaudan penyediaen | Petemakan dan pangan hewanlyangASUH | Kesehalan Hewan rencanaan program, omar dantercams, | 2. EvaluasiPelaksanaan | Laporen | 189 pemanteuan dan evaluasi | Kebjakan Pembengunan programmegiatan, Peternakan dan ceairormsl: Keshaton Hewan Kepegawaion oganisasi, | 3. Pengelolean dan Loporen | 229 hkum dan admiisrast Pelaporen Keuangan perkantoran, aaministrasi Sera Penaiausahean ouengan dan age) Berang Mik Negara 4, Ketalaaksanaan Laporan | 45 Organisas! Kepegawaian, Hukum Seta Tala Usoha 6. Layanan Perkantoran | Bulan 2 6. Perangkat Pengolan Deta | Unit 170 dan Korunkasi oan Unio Pargstban APB Dif Peter don Resehaan ewan Tan 7074 6 Cc. Pembiayaan 1. Pembiayaan APBN Tahun 2014 Pembiayaan APBN Tahun 2014 berdasarkan unit kerjanya, terbagi menjadi unit kerja pusat sebesar Rp 218,67 milyar, Unit Kantor Daerah sebesar Rp 473,68 milyar dan Daerah sebesar Rp 951,63 milyar. Alokasi anggaran per kegiatan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Alokasi Anggaran Berdesarkan per Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan | 911.644.458 Moratorium Kualitas Berih dan Bibit Ingenif Betina Produktit 2 | Peningkatan Produksi 424.399.858| 25,82 | Moratorium LMS. Terak dan SMD. 3_| Peningkatan Produksi 201.863.094| 12,26 Pekan Temak ‘4 | Pengendalian dan 27a.137.298| 1668 | Penanggulangan PHMSZ - S| Penjaminan Pangan Asal 170.755.769| 10,0 Hewan yang ASUH_ Dukungan Manajemen 261,503,268 | 15,91 Sedangkan alokasi anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Alokasi Anggaran Berdasarkan per Jenis Belanja 1__ | Betanje Pegawai 130:500,000 7.94 2__| Belanje Barang 1.297:306.560 78.82 3_| Belanja Modal 192.487.183 4 _| Bolanja Sosial '85.670.000 Pedoman Umum Pengelolaan APBN Difen Pelernakan dan Keseialan Hewan Tahun 2074 76 2. Fasilitasi DAK Provinsi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dalam rangka menyediakan infrastruktur dasar di bidang pertanian yang menjadi urusan Provinsi, Kabupaten/Kota dan memiliki prioritas nasional akan dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian. DAK Tahun 2014, khususnya sub sektor peternakan dapat berupa DAK Provinsi maupun DAK Kabupaten/Kota. Pemanfaatan DAK dimaksud mengacu pada Petunjuk Teknis DAK Bidang Pertanian yang akan dikeluarkan oleh Menteri Pertanian Pedoman Umum Pengelolaan APBN Dijen Peternakan V7 BABII PENGELOLAAN ANGGARAN DAN BARANG MILIK NEGARA. A. Penanggung Jawab Program dan Anggaran Pembangunan Penanggung jawab program dan anggaran pembangunan pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menteri Pertanian sebagai Pengguna Anggaran dalam menjalankan tugasnya dibantu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, yang dalam melaksanakan tugas operasional dibantu oleh Direktur/Sesditjen atau pejabat lainnya yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen. Dalam hal pengendalian dan evaluasi dilakukan secara terpadu di bawah kendali Kuasa Penguna Anggaran. 2. Gubemur bertanggungjawab terhadap keberhasilan program dan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk pembangunan peternakan di provinsi yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas operasional, Gubernur dibantu oleh Kepala Dinas yang menjalankan fungsi peternakan dan Kesehatan hewan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, dan secara teknis bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang dikelolanya. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas tersebut dibantu oleh Bendahara, serta Eselon-3 atau pejabat yang mempunyai kompetensi di lingkup instansinya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen. Pengendalian dan evaluasi dilakukan secara bersama di bawah kendali Kepala SKPD Provinsi yang ditunjuk. 3. Bupati/Walikota bertanggungjawab tethadap keberhasilan program dan anggaran tugas pembantuan untuk pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di kabupaten/kota yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas operasional, Bupati/Walikota dibantu oleh Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kola sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, dan secara teknis bertanggung jawab atas _keberhasilan pembangunan petemakan dan kesehatan hewan yang dikelolanya. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas tersebut dibantu oleh Bendahara, serta eselon-3 atau pejabat yang mempunyai kompetensi di lingkup instansinya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen. Pengendalian dan evaluasi dilakukan secara bersama di bawah kendali Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang ditunjuk Secara lebih detail pengorganisasian dan penanggungjawab pengelolaan anggaran pembangunan pertanian diatur sebagai berikut: Fedoman Unum Pengeblaan APBN Dien Peloratan Gn Kesohalan Mewar Tahun 278 4. Tingkat Pusat a.Menteri Pertanian sebagai Penanggungjawab Program Pembangunan Pertanian, b, Sekretaris Jenderal dan Pejabat Eselon | Lingkup Kementerian Pertanian selaku pembina program dan anggaran sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi yang dipimpinnya . Masing-masing Unit Kerja Eselon-| bertindak sebagai koordinator terhadap komoditas/tugas pokok/pelayanan yang dikembangkan/ dilakukan. d. Selaku pembina program dan anggaran, dalam operasional kegiatan dibantu oleh dua orang bendahara (Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan), Pejabat Penguii dan Perintah Pembayaran serta Pejabat Pembuat Komitmen. e. Untuk Satker UPT, Kepala Satker dipegang oleh Kepala UPT yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satu orang bendahara (Bendahara Pengeluaran), Kasie atau pejabat yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan Kasubbag TU/Umum sebagai Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran. 2. Tingkat Provi a. Gubernur sebagai penanggung jawab program dan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk pembangunan pertanian di daerahnya b. Kepala Dinas/Badan/UPT Daerah sebagai Kepala Satker lingkup pertanian atau pejabat yang ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, masing- masing bertanggung jawab atas seluruh aktivitas kegiatan serta keberhasilan program dan anggaran pada Satker yang dipimpinnya . Untuk Kelancaran operasional kegiatan program dan anggaran (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari, masing-masing kepala Satker dibantu oleh dua orang bendahara (Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan), Pejabat Pembuat Komitmen serta Kabag TU/Umum sebagai Pejabat Penguji dan perintah Pembayaran. d. Untuk Satker UPTD, Kepala Satker dipegang oleh Kepala UPTD yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satu orang bendahara (Bendahara Pengeluaran), Kasie atau pejabat yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan Kasubbag TU/Umum sebagai Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran. 3. Tingkat Kabupaten/Kota a. BupatiiWalikota sebagai penanggung jawab program dan anggaran tugas pembantuan untuk pembangunan pertanian di daerahnya b. Kepala Dinas/Badan/UPT Daerah sebagai Kepala Satker lingkup pertanian atau pejabat yang ditunjuk dalam hal ini sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, masing-masing bertanggung jawab atas seluruh aktivitas kegiatan serta keberhasilan program dan anggaran pada Satker yang dipimpinnya. adoman Unum Pengellean APBN Dien Polorakan don Kasehalan Hewan Tahun 2074 19 ¢. Untuk kelancaran operasional kegiatan program dan anggaran (tertib administrasi dan keuangan) sehari-hari, masing-masing kepala Satker dibantu oleh dua orang bendahara (Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan), Pejabat Pembuat Komitmen serta Kabag TU/Umum sebagai Pejabat Penguii dan Perintah Pembayaran Untuk Satker UPTD, Kepala Satker dipegang oleh Kepala UPTD yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satu orang bendahara (Bendahara Pengeluaran), Kasie atau pejabat yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan Kasubbag TU/Umum sebagai Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran B. Pengelolaan Anggaran Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Pengelolaan program dan anggaran dilakukan melalui unit organisasi berupa satuan kerja (satker). Satker yang ditetapkan sebagai kuasa pengguna anggaran dikelompokkan sebagai berikut a. Satker Pusat adalah Satker yang kewenangan dan tanggung jawabnya melakukan kegiatan pengelolaan anggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kantor pusat Kementerian/Lembaga yang lokasinya berada di pusat, b. Satker/Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian/Lembaga adalah instansi vertikal di daerah yang kewenangan dan tanggung jawabnya melakuken kegiatan pengelolaan anggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang berasal dari kantor pusat yang lokasinya dapat berada di pusat den atau di daerah. ©. Satuan Kerja Perangkat | Daerah (SKPD) adalah Satker di Provinsi/kabupaten/kota. Satker di provinsi melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, sedangkan Satker di kabupaten/kota melaksanakan tugas pembantuan Tabel 10. Jumlah Satker Lingkup Ditjen Petemakan dan Kesehatan Hewan 1_| Pusat 5 A 2__| Kantor Daerah (UPT) 22 3 | Provinsi 33, 4 a 27. Nama Satker lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan disajkan pada Lampiran-1 edoman Umum Pengelelsan APBN Difen Pefemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2078 30, 1. Pengelolaan Dana Konsentrasi Pengelolaan anggaran pembangunan peterakan di pusat dengan menggunakan. pengorganisasian anggaran seperti pada Bagan 1, sedangkan pada UPT Pusat seperti pada Bagan 2. Bagan 1. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Kantor Pusal Direktorat Jenderal Petemakan dan Kesehatan Hewan TA. 2014 | benicar | een ei endtarene St mane! Peat ebpen P2SPRD ca Ccetatan {Meer menanuk KPA 2. Manton meneap 5 KPa menotapeenenganghat pojsbat eel PPembua Komen. petuges SA dan at Skis Sam akan neta BPP Bendahers Pengluaren Pembont atau pojbat anya sobage Pejabat UN Dalam rangka pengelolaan anggaran pembangunan peternakan yang ada di Pusat dan Unit Pelaksanan Teknis Pusat, Menteri Pertanian selaku pengguna anggaran menetapkan/mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara, serta Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (P2SPM). Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan, KPA mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP). adoman Unum Pevgalsaan APBN Dijen Peernakan dan Kesehetan Hewan Tahun 2078 24 Bagan 2. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran pada Satker UPT Pusat TA. 2014 i I r i eG a = Catat {Mentor menunjuk Kepala Satker UPT Pusat sebagai KPA. 2 Menieti menetapkanmengangkat Bendahara Pengeluaran dan Penerimasn, cea P2SPM 3. Kepala Satier menentapkanimengangkat pelugas pembantu Bensshara 4, KPA menetapkanimengangkat kabagikabickasio atau pojabatlinnye cobagai Pejabat Pembuat Kortmen, pelugas SAl dan petugas PUM 2. Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Kegiatan pembangunan petermakan dan yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi Tahun Anggaran 2014 adalah kegiatan non fisik, mencakup enam kegiatan yang ada di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kegiatan non fisik yang dimaksud di provinsi dari dana dekonsentrasi adalah: koordinasi_ perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, termasuk belanja fisik input berupa pengadaan barang/jasa ‘sebagai penunjang kegiatan non fisik dimaksud Gubernur mengadministrasikan DIPA dekonsentrasi sesuai format yang ditentukan Menteri Dalam Negeri dan memberitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi Kementerian Pertanian kepada DPRD. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan APBN Tahun 2014 secara ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, Gubernur menetapkan satuan kerja perangkat daerah sebagai pelaksana kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Fedoman Unum Pengeblean APN Dien Ploratan a Rasehaian Pawan Tahun 57@ pp n pengelolaan anggaran dana dekonsentrasi seperti pada Bagan 3. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Dana Dekonsentrasi Satker Dinas Provinsi TA, 2014 ce reel Eee = [=] Cl cS 2 Gubermur menunjuk KPAIPE GGubernur menetspkarvmengangkat P2SPM dan Bendahara + _ KPA dapat menetapkanimengangkat Pelabat Pembuat Komiimen, petugas SAI dan patugas PUM. Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendaharawan Pengeluaran dalam pencairan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi harus memperhatikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA); Pedoman Umum dan Pedoman Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan; Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); Keputusan penetapan para pelaksana anggaran; serta membuat, menyiapkan dan menyelenggarakan pembukuan pengelolaan dana dekonsentrasi. Penerimaan dan pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi diadministrasikan dalam anggaran dekonsentrasi. Apabila ada sisa/saldo anggaran lebih atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi, merupakan penerimaan kembali APBN dan disetor ke rekening Kas Umum Negara Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi dapat menghasilkan penerimaan, maka merupakan penerimaan APBN dan harus disetor ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang-undangan. Semua Fadaman Ui Pongeiolaan APBN Dijon Pelernavan Gan Kesehatan Hewan Tahun 707@ ry barang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi menjadi barang milik Negara Pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan dana dekonsentrasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara 3. Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan Kegiatan pembangunan peternakan yang dilaksanakan melalui dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2014 adalah untuk kegiatan fisik, mencakup enam kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Yang dimaksud Kegiatan fisik di provinsi/kabupaten/kota dari dana tugas pembantuan adalah kegiatan menghasilkan keluaran (output), penambahan & pemeliharaan aset pemerintah, termasuk belanja non fisik yang mendukung kegiatan fisik itu sendiri, seperti perencanaan dan pengawasan dalam konstruksi serta pelatinan dalam rangka kegiatan fisik dimaksud, Untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan peternakan, kepada gubemur dilimpahkan penugasan pengelolaan anggaran tugas pembantuan sesuai dengan dokumen DIPA TA 2014. Gubernur mengadministrasikan DIPA tugas pembantuan provinsi dan kabupaten/kota sesuai format yang ditentukan Menteri Dalam Negeri dan memberitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan Kementerian Pertanian kepada DPRD. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan APBN Tahun 2014 secara ekonomis, efisien dan efektif serla mentaati peraturan perundang- undangan yang berlaku, gubernur menetapkan satuan kerja perangkat daerah sebagai pelaksana kegiatan tugas pembantuan provinsi. Pengorganisasian pengelolaan anggaran tugas pembantuan seperti pada Bagan 4. Pedoman Unum Pengellean APBN Dien Peterakan dan Kesehaian ewan Tain 578 4 Bagan 4. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan Satker di Provinsi TA. 2014 beat Techn Ragan Katog Renae TU Umum! Tinie Fs Foes Hh at oe ial Eo a Fe Catatan Monier! menetapkarimengangkat KPA, PPK, P2SPM dan Bendahara alas usu dari Provins! Untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan peterakan, kepada bupati/walikota dllimpahkan penugasan pengelolaan anggaran tugas pembantuan sesuai dengan dokumen DIPA Tahun Anggaran 2014. Bupati‘walikota mengadministrasikan DIPA tugas pembentuan sesuai format yang ditentuken Menteri Dalam Negeri dan memberitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan Kementerian Pertanian kepada DPRD. Bupati/Walikota menetapkan satuan kerja perangkat daerah sebagai pelaksana kegiatan tugas pembantuan kabupaten/kota. Pengorganisasian pengelolaan anggaran tugas pembantuan seperti pada Bagan 5. ewan Tahun 2078 25 Bagan 5. Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Tugas Pembantuan Satker di KabiKota TA. 2014 |[Tixbeatetenaer ra Catatan ‘Menten menetapkanmengangkat KPAVPB, PPK, P2SPM dan Bendahara alas usulan da Kabrkote Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendaharawan Pengeluaran dalam pencairan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan harus memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA); Pedoman Umum dan Pedoman Pelaksanaan yang diterbitkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan; Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); Keputusan penetapan para pelaksana anggaran; serta membuat, menyiapkan, menyelenggarakan pembukuan pengelolaan dana tugas pembantuan. Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan dapat menghasilkan penerimaan, maka merupakan penerimaan APBN dan. harus disetor ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang-undangan. ‘Semua barang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan menjadi barang milik Negara. Penerimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan diadministrasikan dalam anggaran tugas pembantuan. Apabila ada sisa/saldo anggaran lebih atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan, merupakan penerimaan kembali APBN dan disetor ke rekening Kas Umum Negara. Pengawasan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana tugas pembantuan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan Paioman Unum Pergeblaan APN Dif Pefemalan dan Kesehatan Hwan Tahun 2078 6 dana tugas pembantuan dilaksanakan sesual dengan peraturan perundang- undangan di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, Untuk —meningkatkan Kinerja_pengelolaan dana tugas _pembantuan kabupaten/kota secara ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, Gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah berperan dalam koordinasi perencanaan, pengelolaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas pembantuan kab/kota di wilayahnya. C. Kewenangan dan Tanggung Jawab Pengelola Anggaran Rincian kewenangan dan tanggungjawab Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penguji dan Penerbit SPM, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan. Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut: 1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kewenangan KPA: @ Membuat keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindaken yang dapat mengakibatkan timbuinya pengeluaran uang atau tagihan atas beban APBN; b. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran; cc. Mengangkat staf pembantu sesuai kebutuhan. Uraian Tugas Pekerjaan KPA: @. Mengesahkan Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK), Rencana Operasional Kegiatan (ROK) di Satuan kerja Masing- masing: b. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan evaluasi_terhadap pelaksanaan anggaran; . Memberikan bimbingan dan arahan terhadap pengelola keuangan dan penanggungjawab kegiatan; d, Membuat keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan timbuinya pengeluaran uang atau tagihan atas beban APBN antara lain berupa 4) Keputusan-keputusan/tindakan yang menyangkut pengelolaan dan pembinaan kepegawaian, 2) Keputusantindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan substansi tugas pokok dan fungsi unit kerjanya, 3) Keputusanftindakan yang terkait dengan pengelolaan keuangan seperti penunjukkan Staf Pembantu Bendahara Pengeluaran, Staf Administrasi KPA, penetapan pembiayaan kendaraan dinas _operasionel, mengeluarkan surat perintah perjalanan dinas. dan lait 4) Keputusanitindakan dalam rangka pengadaan barangijasa_ seperti pengangkatan panitia pengadaan dan penerima barang/jasa, keputusan penetapan penyedia barang/jasa, Kontrak/ perjanjian! SPK dan lain-lain, 5) Menandatangani cek. e. Memeriksa kas dan pembukuan bendahara sekurang-kurangnya sek: 3 (tiga) bulan; Membuat laporan keuangan; 9. Merumuskan standar operasional agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah: h. Menyusun sistim pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan 2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kewenangan PPK a, Membuat keputusan-keputusan dan mengambil tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan timbulnya pengeluaran uang atau tagihan atas beban ‘APBN di unit kerjanya sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh KPA; b. Keputusanstindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan substansi tugas pokok dan fungsi unit kerjanya; c. Keputusanitindakan yang terkait dengan pengelolaan keuangan seperti penunjukkan staf administrasi pembuat komitmen, penetapan pembiayaan kendaraan dinas operasional dan penerbitan surat perintah perjalanan dines di unit kerjanya; 4. Keputusanitindakan dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa di unit Kerjanya seperti pengadaan dan penerima barang/ jasa di unit kerjanya keputusan penetapan penyedia barangljasa, kontrak/perjanjian/SPK; e. Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja berlanggungjawab baik dari segi fisik maupun dari keuangan atas pelaksanaan; f. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dang fungsional atas pengadaan barangijasa_ yang dilaksanakannya, Uraian Tugas Pekerjaan PPK a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Operasional_Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) unit kerjanya; b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam POK unit kerjanya; ©. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran unit kerjanya; d. Memberikan arahan dan bimbingan terhadap PUM dan penanggung jawab kegiatan di unit kerjanya: falam Pedoman Umum Pengelolaan APBN Difen Pelemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 28 fe. Memeriksa kebenaran material sura-surat bukti mengenai hak pihak penagih; f. Memeriksa kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa: g. Meneliti ketersedian dananya dan membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan; h. Memeriksa keabsahan dokumen SPJ dan bukti-bukti pengeluaran atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya; i. Mengajukan permintaan uang muka untuk kegiatan operasional kantor sesuai ketentuan berlaku: j. Mengajukan permintaan tagihan bayaran atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya (SPJ rampung) dengan Surat Pengantar yang ditujukan kepada KPA melalui Bendahara Pengeluaran; k. Melakukan pemeriksaan keadaan Kas PUM sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali; |. Menyampaikan laporan pbulanan realisasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya kepada KPA; m. Menandatangani setuju bayar pada kuitansi; n, Membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. yang berlaku; ©. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; Menerbitkan surat penunjukan penyedia barangfjasa; Memberitahu kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak; Mengendalikan Pelaksanakan Penjanjian/Kontrak: Membuat dan menandatangani SPP; Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen petaksanaan kegiatan eee }. Pejabat Pengujian dan Penerbit SPM Kewenangan Pejabat Pengujian dan Penerbit SPM a. Menolak Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dari Pejabat Pembuat Komitmen bilamana 1) Pengeluaran dimaksud tidak tersedia dananya dan melebihi pagu dalam DIPA; 2) Bukti_ pengeluaran tidak memenuhi persyaratan administrasi dan didukung dengan kelengkapan data yang sah Uraian Tugas Pekerjaan Pejabat Pengujian dan Penerbit SPM a. Meneliti usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP); b. Memeriksa secara rincl keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang beriaku; ©, Memeriksa ketersedian pagu anggaran dalam DIPA untuk memperolah keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; d. Memeriksa kebenaran atas tagihan yang menyangkut antara lain FFeceman Umum Pengetblaan APBN Bijan Pefernakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 28 1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama, orang/ perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank), 2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan kelayakannya dengan prestasi Kerja yang telah dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak), 3) Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan, 4) Menerbitkan dan menandatangani Surat Perintah Membayar/SPM serta menyampaikan Surat Perintah Membayar/SPM ke KPPN setempat. 5) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen; 6) Melaporkan pelaksanaan perjanjian dan perintah pembayaran kepada KPA dan; 7) Melakkan tugas dan wewenang langsung yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah bayar. 4, Bendahara Pengeluaran ‘Wewenang Bendahara Pengeluaran: a. Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen apabila 1) Tagihan pembayaran dimaksud tidak tersedia atau tidak cukup tersedia, 2) Tagihan pembayaran tidak memenuhi persyaratan administrasi dan didukung dengan tanda bukti yang sah Uraian Tugas Pekerjaan Bendahara Pengeluaran @. Menerima, — menyimpan, © membayarkan, menatausehakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja pada Satuan Kerja; b. Meneliti kelengkapan tagihan dari KPA/PPK; ©. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran; d. Menguji ketersedian dana yang bersangkutan; e. Menyediakan uang persedian dan merencanakan penarikan dana sesuai keperluan belanja operasional kantor, {, Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan, SPJ, SPP, ‘SPM, SP2D dan dokumen-dokumen keuangan lainnya; g. Melaksanakan pembukuan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. Membantu memeriksa keabsahkan dan dokumen SPJ _ berikut kelengkapannya; i, Meneliti ketersedian dana dalam POK dan DIPA serta ketepatan pembebanan anggaran sesuai mata anggaran pengeluaran: edoman Umum Pergelolaan APBN Difjen Petemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 30 j, Menyampaikan dokumen SPJ dan kelengkapannya yang telah diteliti kepada KPAIPPK melalui staf Administrasi KPA untuk dilakukan pemeriksaan dokumen tersebut; k. Meneliti permintaan uang muka dan mengusulkan kepada KPA mengenai Penetapan besamya uang muka yang akan diberikan; | Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP-UP,SPPGU,SPP-TU dan SPP-LS); m. Menyampaikan SPP_berikut dokumen kelengkapannya kepada pejabat penguji dan Perintah Pembayaran; n. Memberikan arahan dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf Bendahara Pengeluaran dan BPP; ©. Memberikan pungutan dan penyetoran pajak serta menyampaikan laporan pajak ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. Melaksanakan pembayaran setelah mendapat persetujuan dari KPA/PPK; 4. Menandatangani lunas bayar di kuitansi. 5, Bendahara Penerima Uraian Tugas Pekerjaan Bendahara Penerima Menagih, menerima, menyimpan, menyetorkan, membukukan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara (PNBP), 6. Pelaksana Kegiatan Uraian Tugas Pekerjaan Bendahara Penerima a. Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya yang telah ditetapkan dalam POK, RKA-KL dan DIPA; b, Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan dan keuangan yang menjadi tanggung jawab di unit kerjanya; c, Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan unit kerjanya. 7. Bendaha Pengeluaran Pembantu (BPP) Bendahara Pengeluaran Pembantu ditetapkan untuk membantu bendahara pengeluaran. Uraian Tugas Pekerjaan BPP @. Menerima, Menyimpan, membayar, menatausahakan uang muka untuk keperiuan belanja unit kerjanya; b. Membantu memeriksa keabsahan dokumen SPJ dan bukt atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya; c, Membantu meneliti kebenaran perhitungan taginan dalam dokumen SPJ tersebut dan ketersedian dananya dalam POK unit kerjanya; d. Membantu memproses penyelesaian SPJ unit kerjanya; . Meneliti dan menyediakan permintaan uang muka di unit kerjanya; i-bukti pengeluaran Paoman Unum Pargallaan APEN Dijen Poeraian dan KesohalanHowan Tahun 2013 ~~ f, Mengambil uang muka dari Bendahara pengeluaran untuk kegiatan operasional unit kerjanya: g. Melaksanakan pembayaran setelah mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen; h, Melaksanakan penatausahaan dan pengarsipan surat kedinasan, SPJ dan dokumen-dokumen keuangan lainnya; i. Melaksanakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; j, Melaksanakan laporan bulanan, laporan realisasi anggaran belanja unit kerjanya: Kk. Membantu memungut dan menyetorkan pajak. 8. Penanggungjawab Sementara Apabila Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat yang bertugas melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerima berhalangan melaksanakan tugasnya untuk sementara waktu, misal sakit, cuti atau tugas mengikuti pendidikan. dalam jangka waktu Kurang dari 4 (empat) bulan harus menugaskan kepada pengganti sementara dengan catatan bahwa tanggung jawab sepenuhnya tetap pada _pemberi kuasa sedangkan untuk jangka waktu lebih dari 4 (empat) bulan harus diganti. D. Struktur Penganggaran Pasal 11 ayat 5 UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa pengeluaran negara dibagi atas unit organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Lebih jauh dalam Pasal 15 ayat 5 juga menyatakan bahwa anggaran yang disetujui oleh DPR dirinci dalam unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. 4. Organisasi dan Bagian Anggaran Klasifikasi organisasi yang digunakan dalam anggaran belanja negara adalah Kiasifikasi untuk masing-masing kementerian negara/lembaga. Dalam masing- masing kementerian negaralembaga dibagi dalam tingkat eselon | yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan suatu program, unit eselon Il dan unit, eselon Ill yang bertanggung jawab terhadap suatu pelaksanaan kegiatan pendukung program. 2. Fungsi dan Sub Fungsi Kiasifikasi anggaran dibagi menurut fungsi yang akan sangat membantu dalam Penyusunan struktur program dan kegiatan. Fungsi adalah perwujudan tugas pemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Sub fungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi. Klasifixasi fungsi dibagi ke dalam 11 (sebelas) fungsi utama dan dirinci ke dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub fungsi. Penggunaan fungsi dan ‘Pedoman Unum Pengeloan APBN Difjen Pefervakan dan Kesehalan Howan Tahun 2074 22 sub fungsi disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing kementerian negarallembaga. Untuk pembangunan pertanian termasuk ke dalam fungsi: ekonomi (kode 04) dan sub-fungsi: pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan (kode 04.03). 3. Program Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumberdaya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian negara/lembaga, Dalam rangka penyusunan anggaran TA. 2014, program prioritas dan program penunjang ditetapkan dimasing-masing kementerian/lembaga, Untuk pembangunan peternakan dan kesehatan hewan telah ditetapkan Program Pencapaian Swasembada Daging SapiKerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. 4, Kegiatan dan Sub Kegiatan Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barangjasa Sub kegiatan adalah bagian dari kegiatan yang menunjang usaha pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan tersebut. Timbulnya sub kegiatan adalah sebagai konsekuensi adanya perbedaan jenis dan satuan keluaran antar sub kegiatan dalam kegiatan dimaksud. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sub kegiatan yang satu dipisahkan dengan sub kegiatan lainnya adalah berdasarkan perbedaan keluaran 5. Jenis Belanja Sesuai_dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 142/PMK.02/2012, tanggal 3 Juli 2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelahaan RKA-KL, bahwa Klasifikasi anggaran menurut jenis belanja dibagi ke dalam 8 (delapan) kategori yaitu a. Belanja Pegawai yaitu kompensasi dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dikecualikan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Belanja ini antara lain digunakan untuk gaji dan tunjangan, honorarium, vakasi, lembur dan uang makan PNS; ‘Padoman Umum Pergslan APBN Dijen Peleratan dan Resehalan Hewan Tahun 2078 ——~—SCSS b. Belanja Barang yaitu pengadaan barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak cipasarkan. Belanja ini antara lain digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas; ©. Belanja Modal yaitu pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah nilai aset tetap/aset lainnya yang member manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Asset tetap/asset lainnya tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari- hari suatu satuan kerja atau dipergunakan oleh masyarakat/publik tercatat sebagai registrasi aset K/L terkait dan bukan untuk dijuaVdiserahkan kepada masyerakat/pemda; 4. Belanja Pembayaran Kewajiban Utang yaitu pembayaran yang dilakuken atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman; e. Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/ lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh masyarakat. Belanja ini antara lain digunakan Untuk penyaluran subsidi kepada perusahaan negara dan perusahaan swasta; {, Bantuan Sosial yeitu transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat; 9. Hibah yaitu pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus; h, Belanja lain-lain yaitu pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam jenis belanja pada butir 1 (satu) sampai dengan 7 (tujuh) tersebut diatas. 6. Penjelasan Penggunaan Kode Akun Dalam pelaksanaan kegiatan, diperlukan dukungan dana berkaitan dengan administrasi kegiatan dan kegiatan penunjang lainnya. Untuk itu dalam_kegiatan TA. 2014 dana kegiatan administrasi dan dana penunjang kegiatan yang tercantum dalam Petunjuk Operasional Kerja, adalah berikut ini: ‘Pedomn Unum Pengeeian APBN Dien Petematan den Kesehelan Hwan Tahun 2074 3 Honor Operasional Satuan Kerja (Kode Akun 521115) Kegiatan ini diperuntukkan bagi pelaksana kegiatan seperti honor KPA, PPK, Pejabat penguji dan penerbit SPM, Bendahara pengeluaran, PUM, Stef pengelola keuangan, pejabat pengadaan barang/jasa, dan honor petugas SAI. Belanja Bahan (Kode Akun 521211) Pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang yang sifatnya habis pakal seperti: ATK, konsumsi/makanan, bahan cetakan, dokumentasi, spanduk, biaya foto copy dll. Belanja bahan biasanya sebagai pendukung kegiatan non operasional seperti bimbingan teknis, seminar, pertemuan, sosialisasi, pameran, rapat dil. Belanja Honor Output Kegiatan (Kode Akun 521213) ‘Akun ini digunakan untuk menampung anggaran yang akan digunakan sebagai honor yang mendukung suatu kegiatan yang sifatnya sementara, Honor yang dimaksudkan disini adalah honor yang mendukung tercapainya suatu output kegiatan seperti honor tim dan honor panitia pertemuan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya (Kode Akun 521219) ‘Akun belanja barang non operasional lainnya (21219) digunakan untuk menampung anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan non operasional dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan satuan kerja Pengeluaran-pengeluaran yang termasuk dalam kriteria ini antara lain kegiatan pertemuan yang memerlukan waktu hingga beberapa hari, dan berada diluar kantor. Selain pertemuan, akun ini juga digunakan untuk menampung perjalanan yang sifatnya lokal dalam kota, Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (Kode Akun 524119) Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar kota satker penyelenggara dan di biayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang dilaksanakan di luar kota satker peserta di biayai perjalanan dinas yang di tanggung oleh satker peserta meliputi - Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun luar kota: - Biaya paket meeting (fullboard) -Uang saku peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun luar kota; -Uang harian dan/atau biaya penginapan peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami kesulitan transportasi Besaran nilai biaya paket meeting, uang transpor, uang saku, dan uang harian mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya tahun berkenaan 35 {, Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda Kode Akun (526112) ‘Akun belanja ini merupakan akun baru yang dibuat oleh Kementerian Keuangan. Tujuan dari akun ini adalah untuk menampung kegiatan belanja barang peralatan atau mesin yang diperuntukkan kepada masyarakat dan bukan menjadi asset pemerintah daerah. Tata cara pengadaannya memakai dasar Perpres 70, artinya melalui pelelangan dalam pelaksanaannya apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan kepada masyarakat, maka peralatan tersebut akan menjadi asset pemerintah daerah g. Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (Kode Akun 526113) Belanja ini pemanfaatannya sama dengan akun 526112, namun peruntukannya berbeda yaitu untuk menampung kegiatan belanja gedung dan bangunan yang diperuntukkan kepada masyarakat dan bukan menjadi asset pemerintah daerah, Tata cara pengadaannya sama dengan akun 526112 memakai dasar Perpres 70 yaitu. metalui pelelangan. dalam pelaksanaannya pabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan kepada masyarakat, maka gedung dan bangunan tersebut akan menjadi asset pemerintah daerah h, Belanja Barang Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (Kode Akun 526114) Belanja ini pemanfaatannya sama dengan akun 526112, namun peruntukannya berbeda yaitu untuk menampung kegiatan belanja barang jalan, irigasi dan jaringan yang diperuntukkan kepada masyarakat dan buken menjadi asset pemerintah daerah. Tata cara pengadaannya sama dengan akun 526112 memakai dasar Perpres 70 yaitu melalui pelelangan dalam pelaksanaannya pabila dalam jangka wektu 6 (enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan kepada masyarakat, maka gedung dan bangunan tersebut akan menjadi asset pemerintah daerah i. Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (Kode Akun 526115) Belanja ini pemanfeatannya sama dengan akun 526112, namun peruntukannya berbeda yaitu untuk menampung kegiatan belanja barang fisik lainnya seperti komodifi ternak yang diperuntukkan kepada masyarakat den bukan menjadi asset pemerintah daerah. ‘Pedioman Umum Pengebiaan APEN Dijen Pefomaan dan Rasohatan Hewan Tahun 2074 26 Pedoman Umum Pergelolaan APBN Difan Polomakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 Tata cara pengadaannya sama dengan akun 526112 memakai dasar Perpres 70 yaitu melalui pelelangan dalam pelaksanaannya pabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah diadakan barang tidak diserahkan kepada masyarakat, maka gedung dan bangunan tersebut akan menjadi asset pemerintah daerah. j. Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk diserahkan kepada Pemda (Kode Akun 526211) Akun belanja ini merupakan akun baru yang dibuat untuk menampung kegiatan belanja barang penunjang dekonsentrasi. Akun ini merupakan akun Pengganti belanja modal. Kegiatannya pun hanya untuk pengadaan barangfperalatan yang nantinya akan menjadi asset pemerintah daerah. Apabila masih menggunakan akun belanja modal, maka barang tersebut merupakan asset pusat, dan bukan asset daerah. Tujuan dari akun ini adalah untuk mengurangi asset pusat yang berada di daerah ‘Akun yang digunakan adalah 526211, dan kegiatan yang termasuk dalam akun ini seperti pengadaan komputer, pengadaan kendaraan, dan pengadaen yang lainnya yang nantinya akan menjadi asset pemerintah daerah. k. Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada Pemda (Kode Akun 526212) ‘Akun yang digunakan adalah 526212, dan kegiatan yang termasuk dalam akun ini sama dengan kegiatan dekonsetrasi, namun barang yang dibelanjakan akan menjadi asset pemerintah ‘kabupaten/kota. seperti pengadaan komputer dan pengadaan yang lainnya yang nantinya akan menjadi asset pemerintah daerah. |. Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial dalam Bentuk Uang (Kode Akun 573111) Bantuan sosial dengan pola transfer uang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 05/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial Kemente Pertanian Tahun Anggaran 2013. Selanjutnya, dalam merancang kegiatan yang akan dilaksanakan agar berpedoman pada: a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan — Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL); b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PMK Nomor 99 Tahun 2013 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2014; . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99 Tahun 2013 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2014; 4 e Harga Satuan Pembangunan Gedung Negara (HSBGN) Tahun Anggaran 2013; Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) ataupun Harga Standar Biaya Khusus (HSBK): 1) Untuk kegiatan yang berlokasi didaerah, HSPK ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota setelah mendapat masukan dari Dinas terkait serta didukung oleh survey Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi 2) Untuk kegiatan yang ada di Pusat, HSPK ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan. 3) Kegiatan yang bersifat lintas daerah, HSPK ditetapkan oleh MenteriPimpinan Lembaga yang bersangkutan dengan harga disesuaikan dengan kondisi daerah dimana kegiatan lintas daerah tersebut direncanakan akan dilaksanakan. 4) Penelaahan atas biaya pengadaan jasa konsultan berpedoman pada Petunjuk Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Jasa Konsultan Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil, mengacu kepada ‘SKB Menkeu dan Bappenas. Terhadap kegiatan yang belum ditetapkan indeks satuan biayenya dinilai berdasarkan RAB dan ditetapkan oleh pejabat yang berwewenang dengan memperhatikan harga pasar yang berlaku atau harga penawaran. E, Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Pengelolaan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, berdasarkan kewenangan dan pemanfaatannya dapat berada di pusat dan di diatur sebagi berikut: 4, Kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di pusat (konsentrasi) secara umum bersifat pada pembinaan dan pengawalan kegiatan secara makro serta perumusan kebijakan-kebijakan yang dapat memenuhi pencapaian target prioritas nasional dari Kementerian Pertanian, antara lain meliputi meaece 9 Pengembangan kebijakan Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan Pembinaan dan pengawalan teknis Pelayanan teknis dan bisnis Pengembangan data base dan informasi Monitoring evaluasi dan pelaporan (keuangan dan fisik) Penataan asset 2. Kegiatan dekonsentrasi merupakan kegiatan pembangunan petemakan dan keswan di tingkat provinsi, yang dialokasikan untuk kegiatan non fisik. Kegiatannya hampir sama dengan kegiatan pusat hanya saja ruang lingkupnya lebih kecil, yaitu pembinaan dan pengawalan kegiatan di lingkup dinas pertanian kabupaten/kota dari masing-masing provinsi -Pedaman Una Person APBN Dijon Pelomakan dan Kesehetan Hewan Tahun 2018S F. 3. Kegiatan dana tugas pembantuan merupakan prioritas implementasi dalam pencapaian tujuan pembangunan petemakan dan keswan di tingkat kabupaten/kota yang hampir semuanya sifatnya pengadaan barang/fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan Keluaran yang menambah nilai aset pemerintah Contact Person Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 disajikan pada Lampiran-2. Pengelolaan Keuangan 4. Pencairan Anggaran atas beban APBN DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan berlaku sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran Negara setelah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Alokasi dana yang tertuang dalam DIPA merupakan batas tertinggi pengeluaran negara, sehingga pengeluaran keuangan negara tidak boleh dilaksanakan jika alokasi dananya tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA. Agar pelaksanaan DIPA lebih Operasional dan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, maka Kepala Satuan Kerja selaku KPA setelah menerima DIPA. menerbitkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). POK disusun berdasarkan DIPA dan RKA-KL yang telah disetujui DPR serta ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBN. POK sekurang-kurangnya memuat uraian tentang rincian kegiatan/ sub kegiatan, kelompok MAK, MAK, Jenis belanja, satuan biaya, volume, jumlah dana, sumber dana, tata cara penarikan dan kantor bayar. Berdasarkan DIPA dan POK, maka Satker dapat mencairkan anggaran melalui mekanisme : a. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP)-Surat Perintah Membayar Uang Persedian (SPM-UP) 1) UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari- hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran LS. 2) UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) 3) Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran) BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/ jasa paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) keouali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas. ‘Peon Ura Penge APEN Difen Peterakan dan Kesohatan Hevan Tafun 2044 39 4) Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara Pengeluaran/ BPP paling banyak sebesar Rp. 50,000.000,- (lima puluh juta rupiah), 5) UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran a. Belanja Barang; b. Belanja Modal; dan . Belanja Lain-lain, 6) Pembayaran dengan UP oleh Bendahara Pengeluaran/ BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/ jasa dapat melebihi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q, Direktur Jenderal Perbendaharaan. 7) Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA. 8) Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen). 9) Untuk Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP ke KPPN harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing BPP. 10) Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen), b. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (SPP-TUP) ~ Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak’ tidak dapat ditunda Pengajuan Surat Pemintzan Pembayaran TUP dilengkapi : 4) Rincian rencana Pengguna TUP 2) Pemyataan yang memuat syarat penggunaan TUP a) digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan b) tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS ¢. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) - Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) ‘Pdan Umum Pengeolaan APBN Dien Petal don Kesehatan Hwan aton 207 40 Pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/ Penerima hak lainnya dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti yang syah antara lain: 1) Pembayaran taginan kepada penyedia barang/ jasa, dilengkapi dengan : a) Bukti perjanjian/ kontrak; b) Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/ jasa; ©) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; d) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/ Barang; ) Bukti Penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan; f) Permohonan Pembayaran ; 9) Berita Acara Pembayaran; h) Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/ jasa (penerima) dan PPK (setuju bayar); i) Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh wajib Pajak/ Bendahara Pengeluaran; }) Jaminan yang dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/ jasa pemerintah; khusus untuk jaminan uang muka dilengkapi dengan surat kuasa dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan. 2) Pembayaran Honor Pembayaran Honorarium dilengkapi dengan dokumen pendukung, meliputi a) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA; b) Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekening masing-masing penerima honorarium yang ditandatangani oleh KPA/ PPK (langsung yang bersangkutan) atau Rekening Bendahara Pengeluaran; c) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan 4d) Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dilampirkan pada awal pembayaran dan pada saat terjadi perubahan surat keputusan. ecorsan Uniun Pengeblvan APEN Dijon Pelrmakan dan Kasahatan a 3) Pembayaran Perjalanan Dinas Pembayaran biaya perjalanan dinas dengan mekanisme LS dapat dilakukan melalui a) Perikatan atau kontrak dengan penyedia jasa dengan penetapan penyedia jasa mengacu! berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang pengadaan barang/ jasa pemerintah b) Bendahara Pengeluaran (1) Perjalanan yag sudah dilaksanakan dilengkapi dengan: - Daftar nominatif perjalanan dinas (nama, pangkat/ golongan, tujuan, tanggal berangkat, lama perjalanan dan biaya) yang ditandatangani PPK - Dokumen pertanggungjawaban (bukti-bukti difinitip) - Nomor Rekening Bendahara Pengeluaran (2) Perjatanan yang belum dilaksanakan dilengkapi dengan - Daftar nominatif perjalanan dinas (nama, pangkat/ golongan, tujuan, tanggal berangkat, lama perjalanan dan biaya) yang ditandatangani PPK - SPT (Surat Perintah Tugas) - Nomor Rekening Bendahara Pengeluaran ©) Pelaksana Surat Perjalanan Dinas (SPD) (1) Daftar nominatif perjalanan dinas (nama, pangkat/ golongan, tujuan, tanggal berangkat, lama perjalanan dan biaya) yang ditandatangani PPK (2) SPT (Surat Perintah Tugas) (3) Nomor Rekening Pegawai 4) Bantuan Sosial (Bansos) a) Disalurkan dalam bentuk uang. (1) Mengacu pada Pedoman umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan sosial dari Pengguna Anggaran (PA) (2) Petunjuk teknis pengelolaan bansos dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). (3) SK Penetapan penerima bansos dari Bupati/Welikota atau Kepala Dinas/Badan/Kantor atau Pejabat yang ditunjuk (Permentan No.05/Permentan/OT. 1401/2013). (4) Kuitansi yang telah ditanda tangani oleh penerima bansos dan telah disetujui (ttd) oleh PPK. edoman Umum Pengoblean APBN Dien Poterakan den Kesehatan Hewan Tahun 20™@ 43 (6) Nomor rekening penerima bansos. (©) Perjanjian kerjasama antara PPK dengan penerima kelompok sasaran (7) Rencana usaha kelompok (RUK). (8) Permohonan pembayaran dari _penerima/kelompok sasaran kepada PPK. (9) Berita Acara pembayaran antara penerimalkelompok sasaran dengan PPK. (10) Dokumen lain yang dipersyaratkan. ) Disalurkan dalam bentuk barang / jasa. (1) Mengacu pada Pedoman umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan sosial dari Pengguna Anggaran (PA) (2) Proses pengadaan barangijasa yang akan _disalurkan mengaculberpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur tentang Pengadaan BarangiJasa Pemerintah (Perpres No. 54/2010 dan Perpres 70/2012). (3) Pembayaran kepada penyedia barangfjasa dilengkapi dengan - Bukti perjanjian/ kontrak; - Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/ jasa; - Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/ Barang: - Bukti Penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan; - Permohonan Pembayaran ; - Berita Acara Pembayaran; Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang] jasa (penerima) dan PPK (setuju bayar); - Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh wajib Pajak/ Bendahara Pengeluaran: - Jaminan yang dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/ jasa pemerintah; khusus untuk jaminan uang muka dilengkapi dengan surat kuasa dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan. ‘Pedaman Umum Pengelolaan APBN Dien Pefemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 rr (4) Penyaluran barang kepada penerima / kelompok sasaran dilakukan dititik bagi / kelompok dengan BAST. 2. Mekanisme Penyelesaian Tagihan a. Pengajuan Tagihan 4) Tagihan atas Pengadaan Barang/ Jasa diajukan oleh penerima hak (Penyedia) kepada KPA! PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih 2) Apabila 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada Negara Penerima hak belum mengajukan surat tagihan, maka KPA PPK harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Penerima Hak untuk mengajukan tagihan. 3) Dalam hal setelah 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penerima Hak belum mengajukan tagihan, maka Penerima Hak pada saat mengajukan tagihan harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPA/ PPK atas keterlambatan pengajuan tagihan tersebut b. Penyelesaian SPP 1) SPP-UP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permintaan UP dari Bendahara Pengeluaran. 2) SPP-TUP diterbitkan olen PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat persetujuan TUP dari Kepala KPPN. 3) SPP-GUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar. 4) SPP-GUP Nihil atas TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir pertanggung jawaban TUP. 5) SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterima secara lengkap dan benar dari PPABP. 6) SPP-LS untuk non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disamapaikan kepada PP-SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung SPP-LS diterima secara lengkap dan benar dari Penerima Hak Padoman Unum Penglolean APBN Dito Pelamatan don Resahatan Pawan Taton 207 44 7) Dalam hal PPK menolak/ mengembalikan tagihan karena dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar, maka PPK harus menyatakan secara tertulis alasan penolakan/ pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat tagihan. ¢. Pengujian SPP dan Penerbitan SPM 1) Pengujian SPP-UP/ TUP sampai dengan penerbitan SPM-UP/ TUP oleh PP-SPM diselesaiakan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPP-UP/ TUP beserta dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari PPK. 2) Pengujian SPP-GUP sampai dengan penerbitan SPM-GUP oleh PP-SPM diselesaiakan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah SPP-GUP beserta dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dati PPK. 3) Pengujian SPP-GUP Nihil atas TUP sampai dengan penerbitan SPM-GUP Nihil atas TUP oleh PP-SPM diselesaiakan paling lambat 3 (tiga) hari kerja, setelah SPP-GUP Nihil atas TUP beserta dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari PPK. 4) Pengujian SPP-LS sampai dengan penerbitan SPM-LS oleh PP-SPM diselesaiakan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah SPP-LS beserta dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari PPK. 5) Dalam hal PP-SPM menolak/ mengembalikan SPP karena dokumen pendukung SPP tidak lengkap dan benar, maka PP-SPM harus menyatakan secara tertulis alasan penolakan/ pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya. . Pertanggungjawaban Pengeluaran Anggaran Pertanggungjawaban pengeluaran anggaran oleh Satker Pengguna merupakan penyampaian bukti Surat Perintah Membayar (SPM) beserta lampirannya ke KPPN dan, selanjutnya KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) apabila berdasarkan penelitian dan pengujian terhadap SPM yang diajukan oleh Satker pengguna telah memenuhi persyaratan antara lain a, Dari segi Anggaran (UU-RI No. 1 Tahun 2004 Ps. 3(3) : 1) Ketersediaan Anggaran dalam DIPA/ POK untuk membayar tagihan; 2) Kecukupan Anggaran; 3) Kesesuaian dengan Bagan Akun Standar (BAS) dan/ atau Mata Anggaran Keluaran (MAK) Pedoman Umum Pengelolan APBN Difen Pelamakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 SSG b. Dari segi Maksud/ Tujuan Pembayaran 1) Kesesuaian tujuan/ maksud pembayaran dengan yang direncanakan dalam DIPA/ PO! 2) Kesesuaian dengan standar biaya dan/ atau unit cost. . Dari segi kebenaran dokumen/ kebenaran formal Tanda bukti pengeluaran (kuitansi) sebagai pertanggung jawaban pengeluaran atas beban APBN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 41) Format kuitansi (sudah diterima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/ PPK satker yang bersangkutan (UP/TUP) sedangkan untuk LS (sudah diterima dari : PPK satker yang bersangkutan) Harus Asli: Uraian pembayaran jelas; 4) Jumlah uang ditulis dengan lengkap, benar baik angka maupun huruf; 5) Tempat dan tanggal tagihan; 6) Tidak terdapat coretan, hapusan atau pun tindihan dalam kuitansi 7) Ditulis dalam huruf latin dan dalam bahasa resmi (Bahasa Indonesia); 8) Ditandatangani oleh yang berhak menerima dan dibubuhi materai secukupnya (Rp 250.000 — Rp 1.000.000 materai 3000 ; sedangkan Rp 1.000.000 keatas materai 6000); 9) Ditandatangani setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan oleh PPK atas nama Kuasa Pengguna Anggaran daniatau lunas dibayar oleh Bendahara Pengeluaran dan didukung dokumen’ 2 3) a) Pembayaran Honor - Surat Keputusan KPA/ PPK - Daftar penerimaan yang telah ditandatangani oleh yang berhak menerima, - Bukti pungutan/ penyetoran pajak (SSP) PPh pasal 21 (Gol II 5%, Gol IV: 15%) b) Pengadaan Barang dan Jasa - Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan barang Jasa kontruksi dan jasa lainnya dengan nilai s/d Rp 200.000.000,- sedangkan jasa konsultasi dengan nilai s/d Rp 50.000.000,-; - Perjanjian/ kontrak pengadaan barang, Jasa konstruksi den jasa lainnya dengan nilai diatas Rp 200.000.000,- sedangkan jasa konsultasi dengan nilai diatas Rp 50.000.000, aoa Unc Pengetan APN Dien Pelemakan dan Kasehalan Hawa Tahun 2074 46 °) - Tanda Terima dan/atau Berita Acara serah terima barang dan/ atau jasa (BAST) antara pihak penyedia dengan pihak pengguna (Tim Penerima Hasil Pekerjaan) - Permohonan pembayaran dari pihak penyedia kepada PPK; - Berita Acara Pembayaran (BAP) antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa. Faktur Pajak; - ssP ‘© PPh Pasal 22 : 1,5 % (Penyerahan barang) ‘* PPh Pasal 23 : 2 % (Sewal jasa) ‘* PP 10% (Barang kena pajak (BKP); Jasa Kena Pajak (JKP) Perjalanan Dinas. - Surat Tugas yang sah dari atasan pelaksana SPD; - SPD yang telah ditandatangeni olen PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi ‘Tempat Tujuan Perjalanan Dinas; - Tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya; - Daftar Pengeluaran Rill - Bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak dibidang jasa penyewaan kendaraan; - Bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya;, - Laporan pelaksanaan Tugas. G. Mekanisme Revisi Anggaran 4. Ketentuan Perubahan atau revisi POK yang wajib mendapat persetujuan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah: Perubahan atau revisi output a, Perubahan atau revisi lokasi kegiatan, b, Perubahan atau revisi jenis kegiatan, dan ©. Perubahan atau revisi pada jenis belanja barang yang diserahkan ke masyarakat (526xxx), belanja modal (53xxxx) dan belanja sosial (57x). Perubahan atau revisi POK yang tidak memerlukan persetujuan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah perubahan atau revisi ‘Pedoman Umum Pengelolean APEN Dijon Pelemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2074 47 narasi, satuan dan volume pada jenis belanja 52, selama perubahan tersebut tidak merubah target kinerja. Perubahan atau revisi POK yang tidak diperkenankan adalah perubahan pada jenis Belanja Modal (baik Modal Peralatan dan Mesin maupun Modal Gedung dan Bangunan) menjadi kendaraan, kecuali atas persetujuan Direktur Jenderal Petemakan dan Kesehatan Hewan dan Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. Perubahan dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang perubahan Dokumen Anggaran 2, Prosedur Kepala Satker termasuk Direktur lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan_mengirimkan surat pengajuan revisi kegiatan kepada Direktur Jenderal Peterakan dan Kesehatan Hewan, disertai alasan mengapa revisi tersebut diperlukan dan dilampirkan Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan Persyaratan/Dokumen yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut a. Surat Pengajuan Revisi disertai dengan alasannya. b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ¢. Matriks Usulan Perubahan ditandatangani oleh pihak yang berwenang (Kepala Dinas/Pejabat Eselon II lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan). d. TOR dan RAB kegiatan yang baru ditandatangani oleh pihak yang berwenang e. Aplikasi Data Komputer (back up data RKAKL yang telah dirubah). Data dukung lainnya seperti RAB yang telah diketahui oleh Dinas Cipta Karya setempat untuk pengadaan bangunan, Daftar Inventaris Barang untuk pengadaan kendaraan Roda 2 dan Roda 4, daftar harga dari pihak penyedia/Surat Pertanggungjawaban Mutlak dll Secara rinci mekanisme revisi anggaran dapat dilihat pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 32/PMK.02/2013, tanggal 06 Februari 2013 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2013. Pengelolaan Barang Milik Negara Barang Milli Negara merupakan barang yang berasal dari pembelian atau perolehan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan juga berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang Mik Negara yang berasal dari perolehan lainnya yang sah adalah barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya, diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak, diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang dan diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memilki kekuatan hukum tetap. ‘Pedeman Unum Pengelelan APEN Dijon Petematan den Kesehatan Hevan Tahun 2074 8 Barang Milik Negara dikelola dengan didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang pengelolaan Barang Milk Negara/Daerah dengan siklus meliputi_perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilalan, —penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang mili Negara diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan barang milk Negara. Untuk mewujudkan tertib penatausahaan dan pengelolan barang milik Negara baik barang yang berasal pengadaan pusat, kantor daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan telah diterbitkan regulasi yang secara khusus mengatur pengelolaannye. Khusus pengelolaan barang milik Negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan ‘tugas pembantuan diatur dengan pembagian yang terdiri dari barang milik Negara yang berasal dari perolehan sebelum tahun 2011 dan setelah tahun 2010. Penatausahan dan penataan barang berasal dari Pendanaan dekonsentrasi dan dalam rangka Tugas Pembantuan bersifat fisik, akan menghasilkan keluaran yang menambah volume dan nilai aset pemerintah, 4. Pengelolaan Barang Milk Negara berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan perolehan setelah tahun 2010 ( akun 526...) Dalam rangka penatausahaan dan pengelolaan barang milik negara,berasal dari akun 526... barang yang diserahkan kepada pemdaimasyarakat dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah realisasi dengan Berita Acara Serah Terima dari pengguna barangikuasa pengguna barang sesuai kewenangannya . Apabila setelah 6 (enam) bulan belum dilaksanakan serah terima kepada pemda/masyarakat, make penatausahaan asset tersebut direklass menjadi asset tetap dari persediaan dan proses serah terimanya/nibah harus mendapat persetujuan pengelola barang ( Menteri Keuangan). Mekanisme penyerahan BMN kepada pemdalmasyarakat (526) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta_ surat Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan _Nomor 3042/TU.220/A4/11/2012 tentang Tata Cara Penatausahaan Batang yang diperoleh dari mata anggaran kegiatan 5261 Mekanisme serah terima sesuai PMK No 248/PMK.07/2010 adalah sebagai berikut a. Barang yang berasal dari akun 526... harus dicatat dalam aplikasi persediaan; ‘edoman Umum Pengelolean APBN Dien Pelemakan dan Kesehatan Hewan Tahun 204 ——=—=SSCAQ) 2 Pedom b. Kepala Satker menyampaikan permohonan serah terima kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebelum batas waktu 6 (enam) bulan setelah realisasi pengadaan; . Data dukung yang harus disertakan 1) Fotokopi Berita Acara Serah Terima Barang dari Penyedia kepada Panitia Penerima Barang; 2) Fotocopy dokumen sumber (kontrak/SPK); 3) Surat pernyataan bersedia menerima barang dari Pemerintah Daerah: d. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan atas nama Menteri Pertanian menyerahkan barang-barang tersebut kepada Pemerintah Daerah dengan Berita Acara Serah Terima sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5089/Kpts/PL. 140/12/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur Jenderal/Kepala Badan dilingkungan Kementerian Pertanian untuk dan atas nama Menteri Pertanian Menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Yang berasal Dri Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan. e. Berdasarkan BAST kepada PEMDA, barang-barang tersebut dikeluarkan dari Aplikasi Persediaan satker (UAKPB) dan menatausahakan dan melaporkan pada neraca Pemerintah Daerah; {. Selanjutnya Barang Milik Negara berubah statusnya menjadi Barang Milk Pemerintah Daerah dan dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan di daerah. 9g. Terhadap Barang Milk Negara yang diperoleh dari belanja modal pemindahtangannya/hibah harus mendapat persetujuan pengelola barang, Pengelolaan Barang Milik Negara berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan perolehan sebelum tahun 2011. Barang Milk Negara yang tahun perolehannya sebelum tahun 2041 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menter| Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011 dan telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.06/2013 Tentang Pengelolaan Barang Milk Negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebelum tahun 2011 yang hanya berlaku sampai 31 Desember 2014 Mekanisme pengajuan usulan pemindahtanganan/hibah/penghapusan barang milik Negara berasal dari perolehan sebelum tahun 2011 adalah a. Kepala satuan kerja ‘mengajukan usulan pemindahtanganan/hibah/penghapusan dengan kewenangan sebagai berikut : 41) Nilat buku lebih dari Rp. miliar per paket usulan diajukan kepada pengguna melalui eselon 1 untuk diproses kepada pengelola; 2) Nilai buku lebih Rp.500 juta - Rp. miliar per paket usulan diajukan kepada eselon 1 untuk diproses kepada Kanwil DIKN; 7 Pengelolaan JAPAN Difen Peterrakan dan Kesehalan Hewan Tahun 2018 ———«) 3) Nilai buku sampai dengan Rp.500 juta per paket usulan diajukan kepada Kantor Pelayanan Kekayanan Negara dan lelang. b. Hibah barang milik negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan kepada Pemerintah Daerah; ©. Hibah dilakukan atas BMN DK/TP yang 1) Tidak digunakan untuk penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/lembaga; 2) Telah ditatausahakan oleh Kementerian Negara/Lembaga (dicatat dalam SIMAK-BMN); 3) Digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah daerah; dan 4) Keberadaan fisiknya jelas. Syarat-syarat dan data dukung usulan hibah BMN dekonsentrasitugas pembantuan berupa tanah dan/atau bangunan sesuai PMK — No. ‘98/PMK.06/2013: a. Rincian barang yang akan dihibahkan, termasuk bukti kepemilikan, tahun perolehan, luas, nilai buku, kondisi barang dan lokasi; b. Surat pernyataan tanggung jawab penuh mutiak tak bersyarat dari Pengguna Barang atas kebenaran materil mengenai BMN DK/TP’ . Data calon penerima hibah; d. Surat peryataan kesediaan menghibahkan BMN DK/TP dari Pengguna Barang; e. Surat pemyataan kesediaan menerima Hibah BMN DK/TP dari PEMDA dan/atau berita acara serah terima, dalam hal ini BMN DK/TP sudah diserahoperasikan kepada PEMDA (tanda tangan Gubernur atau Bupati atau Pejabat yang diberi kuasa) Syarat-syarat dan data dukung usulan hibah BMIN dekonsentrasi/tugas pembantuan berupa selain tanah dan/atau bangunan sesuai PMK No. 98/PMK.08/2013: a. Rincian barang yang akan dihibahkan, termasuk tahun perolehan identitas/spesifikasi, nilai buku, lokasi barang dan peruntukan barang: b, Surat pernyataan tanggung jawab penuh mutlak tak bersyarat dari Pengguna Barang atas kebenaran materil mengenai BMN DK/TP; ©. Data calon penerima hibah; d. Surat pernyataan kesediaan menghibahkan BMN DK/TP dari Pengguna Barang; e. Surat pemyataan kesediaan menerima Hibeh BMN DK/TP dari PEMDA danfatau berita acara serah terima, dalam hal ini BMN DK/TP sudah diserahoperasikan kepada PEMDA (tanda tangan Guberur atau Bupati atau: Pejabat yang diberi kuasa) adeaan Unum Pengeloizan APEN Dijn Petermakan dan Kesehatan Pewan Tahun 01 4 3. Pengelolaan asset yang berasal dari FAO (Osro /Ins/604/USA dan Osro/ins/701/Aul). Barang Milik Negara yang berasal dari asset FAO untuk kegiatan Reinforecement And Expansion Of Avian Influenza Participatory Diseases Surveillance And Response Program in Indonesia (Osto 604) dan Assistance Throught FAO For The Control Of Al In Poultry In Indonesia ( Osro 701) dilakukan penataannya dengan mekanisme hibah. Dasar peraturan yang dijadikan pedoman adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara Proses hibah dilaksanakan kepada Pemerintah Daerah setelah dilakukan pemindahbukuan dari Simak-BMN Satker Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kepada Simak-BMN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsilyg membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi (DK 06). Hibah kepada Pemerintah Daerah dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang ( Menteri Keuangan). Atas dasar persetujuan dari pengelola, Pengguna barang ( Menteri Pertanian) menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan dengan tindaklanjut Hibah Usulan permohonan hibah dilakukan oleh kepala satuan kerja dengan kewenangan sebagai berikut : Kepala satuan kerja mengajukan usulan pemindahtanganan/hibah/penghapusan dengan kewenangan sebagai berikut 1) Nilai buku lebih dari Rp.1 miliar per paket usulan diajukan kepada pengguna melalui eselon 1 untuk diproses kepada pengelola; 2) Nilai buku lebih Rp.500 juta — Rp.1 miliar per paket usulan diajukan kepada eselon 1 untuk diproses kepada Kanwil DUKN; 3) Nilai buku sampai dengan Rp.500 juta per paket usulan diajukan kepada Kantor Pelayanan Kekayanan Negara dan lelang. ‘Pedoman Umum Pengelolaan APEN Dijen Peternakan dan Kesehatan Hwan Tahun 2078 5p A BABIV PENGENDALIAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pengendalian Sesuai dengan ketentuan Kementerian Pertanian, maka pengendalian kegiatan dan anggaran kinerja ini dilakukan oleh Ditjen Petemakan dan Kesehatan Hewan bersama dengan SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi dan kabupaten/kota. Pengendalian dilakukan melalui 1, Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) secara konsisten dalam setiap pelasksanaan kegiatan sesuai Permentan No 23 Tahun 2009. Sosialisasi Pedoman sebelum_pelaksanaan kegiatan. Bimbingan terhadap penyusunan prosedur dan tata kerja pelaksanaan kegiatan, program dan anggaran kinerja 4, Bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis di daerah melalui penerbitan Pedoman sebagai acuan/rambu-rambu dalam operasional kegiatan. 5. Supervisi, pembinaan, bimbingan, monitoring, evaluasi sebagai kontrol berjalannya kegiatan di lapangan 6. Peningkatan kualitas SDM melalui diskusi intensif, workshop dan peletihan, 7. Monitoring dan Evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan secara periodik (triwulanan dan tahunan). 2: 3. Pengawasan Prinsip pengawasan internal dalam sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja adalah diterapkannya Sistem Pengendalian Internal (SPI) oleh pimpinan pelaksana fungsi manajemen di masing-masing unit Eselon | dan Il melalui Tim Satlak SPI dan pengawasan fungsional yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian untuk memastikan dan mengawal berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. Sedangkan pengawasan eksternal adalah dilakukan oleh aparatur seperti BPK, BPKP dan Bawasda meliputi pengawasan reguler, pengawasan kinerja program/kegiatan dan pengawasan khusus. Objek pemeriksaan diprioritaskan pada kegiatan_mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan pembangunan peterakan, anggaran relatif besar, pelayanan masyarakat, bantuan luar negeri dan kegiatan - kegiatan yang rawan penyimpangan. 53 Titik-ttk kriis yang perlu dicermati dalam pelaksanaan kegiatan mancakup: 1. Kesesuaian pemanfaatan sumberdaya dengan sasaran yang ingin dicapai yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang beriaku. Kesesuaian pelaksanaan dengan tugas dan fungsi. .. Akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas fungsi. en C. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2006, tentang: Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; PP No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; PP No 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi_ dan Tugas Pembantuan; Permenkeu Nomor 156/PMIK.07/2008 tentang pedoman pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; PMIK No 249/PMK.02/2011 tentang pengukuran dan evaluasi Kinerja atas pelaksanaan RKAKL; dan Permentan No 31 tentang pedoman system pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian serta pedoman Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan baik pada fungsi teknis maupun manajemen. 4. Monitoring Monitoring atau pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul danfatau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin Program/kegiatan yang harus dimonitor meliputi: a. Seluruh Satker yang difasilitasi dana APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014, melalui dana konsentrasi, dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan/TP. b. Progres kinerja output proses pelaksanaan kegiatan tahun 2014 cc. _Kinerja output proses pelaksanaan kegiatan tahun 2014 dan evaluasi untuk melihat kinerja outcome hasil pelaksanaan kegiatan tahun 2013. d. Capaian kinerja output dan outcome adalah berdasarkan 14 (empat belas) parameter rekomendasi kebijakan pencapaian PSDS/K 2014 dengan pendekatan system modelling yaitu: 1). Tingkat Kematian Termak; 2).Tingkat Kelahiran 3). Manajemen Pemeliharaan; 4). Completed Feed; 5). Konsentrat; 6). Index Distribusi; 7). GBP; 8) Kelembagaan Perbibitan; 9). Benih Hijauan; 10). Integrasi Temak ‘Tanaman; 11). Padang Penggembalaan; 12).TeknologiPakan; 13). Water Reservoir dan 14). RPH. ‘Peden Umum Pengeaien APBN Dion Polomakan dan Kesohatan Hewan Tahun 2014 34 e. Capaian kinerja fisik kegiatan utama pada fungsi : 1). Fungsi Perbibitan Ternak; 2). Fungsi Budidaya Temak; 3). Fungsi Pakan Ternak; 4). Fungsi Kesehatan Hewan; 5). Fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen serta 6). Fungsi Sekretariat/Pelayanan Prima. 2. Evaluasi Evaluasi adalah suatu penilaian dalam kurun waktu tertentu yang mencoba untuk menilai relevansi secara sistematis dan obyektif, efisiensi, efektivitas pelaksanaan, dan dampak/keberhasilan dari program dan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah selesai. Evaluasi dapat diartikan pula rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Hasil evaluasi kegiatan Satker tersebut akan digunakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengevaluasi kinerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan laporan hasil evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Petemakan dan Kesehatan Hewan kepada Menteri Pertanian paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil Evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan digunakan oleh Menteri Pertanian sebagai bahan evaluasi kinerja Pemerintah, 3. Waktu dan Frekuensi Penyampalan Laporan Monev a. Monitoring Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan Tahun 2014 dan dilaporkan secara triwulanan. b, Evaluasi Kegiatan - Evaluasi pelaksanaan Kegiatan Tahun 2013 disampaikan pada akhir Triwulanan | Tahun 2014 - Evaluasi proses pelaksanaan kegiatan Tahun 2014 dilakukan secara ‘riwulanan. Pelaporan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, untuk pembangunan pertanian Gubernur menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan kepada Menteri Pertanian. Laporan kinerja dievaluasi dan dilaporkan ke Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (Menteri/Pejabat Eselon |) ‘Pedeman Umum Pengelaiaan APBN Dijen Pelemakan dan Kesehatan Pewan Tahun 20% «SE untuk digunakan sebagai masukan dan bahan perfimbangan bagi anal evaluasi alokasi anggaran tahun berikutnya 1. Pedeman Umum Pe Pelaporan Dana Dekonsentrasi Mengacu kepada __Peraturan — Menteri_—-Pertanian —_ Nomor: 71/Permentan/OT.140/12/2010 Tanggal 29 Desember 2010 tentang Pelimpahan kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi. Provinsi. Tahun Anggaran 2013, pertanggungjawaban dan pelaporan dana dekonsentrasi mencakup laporan manajerial dan laporan akuntabilitas. Laporan manajerial mencakup perkembangan realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi dan saran tindak-lanjut sedangkan laporan akuntabilitas meliputi laporan keuangan dan laporan barang. Laporan barang terdiri atas neraca, laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporan keuangan. Kepala SKPD provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi bertanggungjawab atas pelaporan kegiatan dekonsentrasi. a, Mekanisme Pelaporan Dana Dekonsentrasi Berdasarkan Aspek Manajerial 1) Kepala SKPD provinsi menyusun serta menyampaikan laporan manajerial setiap triwulan dan setiap berakhimya tahun anggaran kepada Gubernur melalui Bappeda provinsi dan kepada Menteri Pertanian cq. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang membidangi kegiatan dimaksud setiap tanggal 5 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir. 2) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan merekapitulasi laporan manajerial dan melaporkan ke Menteri Pertanian c.q. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian setiap tanggal 10 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir 3) Gubernur menugaskan Bappeda menggabungkan _laporan mangjerial dan menyampaikannya setiap triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas. 4) Bentuk dan isi laporan mangjerial berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. b. Mekanisme Pelaporan Dana Dekonsentrasi Berdasarkan Aspek Akuntabilitas 1) Kepala SKPD provinsi yang melaksanakan dekonsentrasi wajib menyelenggarakan akuntansi dan bertanggungjawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang (laporan akuntabilitas). 'APEN Dijn Peterakan dan Kesahatan Hewan Tahun 20786 2) Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan dana dekonsentrasi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat 3) Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan BMN hasil pelaksanaan dana Dekonsentrasi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan BMN. 4) Untuk membantu kelancaran penyusunan dan penyampaian laporan keuangan yang bersumber dari anggaran Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian Pertanian membentuk Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/BW). 5) Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang Wilayah (UAPPA/B-W) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkedudukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia. 6) Organisasi dan tata kerja Sekretariat UAPPA/B-W ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Pertanian. 2. Pelaporan Dana Tugas Pembantuan ‘Pecaman Umum Pengellan APEN Dijen Pelomakan dan Resshatan Het Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 70/Permentan/ OT.140/12/2010 Tanggal 29 Desember 2010 Tentang Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2013, Pertanggungjawaben dan pelaporan dana tugas pembantuan provinsi mencakup laporan manajerial dan laporan akuntabilitas. Laporan manajerial meliputi perkembangan realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi, dan saran tindak-lanjut. Laporan akuntabilitas meliputi laporan keuangan dan laporan barang. Laporan barang terdiri atas neraca, laporan ealisasi anggaran, dan catatan atas laporan keuangan. Kepala SKPD provinsi yang melaksanakan tugas pembantuan bertanggungjawab atas pelaporan kegiatan tugas pembantuan. a. Mekanisme Pelaporan Dana Tugas Pembantuan Provinsi Berdasarkan ‘Aspek Manajerial 1) Kepala SKPD provinsi menyusun serta_menyampaikan laporan manajerial setiap triwulan dan setiap berakhimya tahun anggaran kepada Gubernur melalui Bappeda provinsi dan kepada Menteri Pertanian c.q, Direktorat Jenderal Petemakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang membidangi kegiatan dimaksud setiap tanggal 5 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir. Tan 2098 a7 2) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian merekapitulasi laporan manajerial dan melaporkan ke Menteri Pertanian c.q. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian setiap tanggal 10 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir. 3) Gubernur menugasken Bappeda _menggabungkan —_ laporan manajerial dan menyampaikannya setiap trivulan dan setiap berakhimya tahun anggaran kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas 4) Bentuk dan isi laporan manajerial berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Mekanisme Pelaporan Dana Tugas Pembantuan Provinsi Berdasarkan Aspek Akuntabilitas 1) Kepala SKPD provinsi yang melaksanakan tugas pembantuan wajib menyelenggarakan akuntansi dan pertanggungjawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan _pertanggungjawaban keuangan dan barang (laporan akuntabilitas), 2) Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan dana tugas pembantauan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. 3) Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan BMN_hasil pelaksanaan dana tugas pembantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan BMN 4) Untuk membantu kelancaran penyusunan dan penyampaian laporan keuangan yang bersumber dari anggaran Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian Pertanian membentuk Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna ‘Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W). 5) Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPAIB-W) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkedudukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia, 6) Organisasi dan tata kerja Sekretariat UAPPAVB-W ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Pertanian, Pelaporan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 68/Permentan JOT.140/12/2010 Tanggal 29 Desember 2010 Tentang Penugasan Kepada Bupati/Walikota dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 20143, pertanggungjawaban dan pelaporan tugas pembantuan natan ewan Tahun 2014 ———SCS~*«SS kabupaten/kota meliputi laporan mangjerial dan laporan akuntabilitas. Laporan manajerial meliputi perkembangan realisasi penyerapan dana, encapaian target keluaran, kendala yang dihadapi, dan saran tindak- lanjut. Laporan akuntabilitas meliputi laporan keuangan dan laporan barang. Laporan Keuangan terdiri atas neraca, laporan realisasi ‘anggaren dan catatan atas laporan keuangan. Kepala SKPD kabupaten/ kota yang melaksanakan tugas pembantuan bertanggungjawab atas pelaporan kegiatan tugas pembantuan. 4) Mekanisme Pelaporan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten’ Kota Berdasarkan Aspek Manajerial a) Kepala SKPD Kabupaten/kota menyusun serta menyampaikan laporan manajerial setiap trivulan dan setiap berakhimya tahun anggaran kepada BupatiWalikota melalui + Bappeda kabupatenikota dan kepada Menteri Pertanian oq. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang membidangi kegiatan dimaksud dan menyampaikan tembusan kepada SKPD provinsi yang tugas dan kewenangannya sama setiap tanggal 5 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir. b) Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Departemen merekapitulasi laporan manajerial dan melaporkan ke Menteri Pertanian c.q. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian setiap tanggal 10 bulan berikutnya setelah triwulan berakhir. ¢) BupatiiWalikota menugaskan Bappeda menggabungkan laporan mangjerial dan menyampaikan setiap triwulan dan setiap berakhimya tahun anggaran kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional d) Bentuk dan isi laporan manajerial berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 2) Mekanisme Pelaporan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota Berdasarkan Aspek Akuntabilitas Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas pembantuan wajib — menyelenggarakan —akuntansi_— dan bertanggungjawab terhadap penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang (laporan akuntabilitas). Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan dana tugas pembantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. aden Un Pengelan APEN Dien Pema dan Kesahatan Pawan Tatn 2074 a Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan BMN hasil pelaksanaan dana tugas pembantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penatausahaan BMN. Untuk membantu kelancaran penyusunan dan penyampaian laporan keuangan yang bersumber dari anggaran Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud pada poin (2), Kementerian Pertanian membentuk Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna ‘Anggaran/Barang Witayah (UAPPA/B-W), Sekretariat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkedudukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di seluruh Indonesia Pelaksanaan pegawasan, pengendalian, monitoring dan evaluasi sera pelaporan (keuangan dan manajerial) program pembangunan peternakan dan Kesehatan hewan akan diatur lebih lanjut dalam pedoman tersendiri, E. Reward and Punishment Penerapan reward atau penghargaan dan punishment atau sanksi mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.02/2012 Tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011. 4. Reward (Penghargaan) Penghargaan (reward) diberikan kepada satuan kerja yang memberikan kontribusi terhadap perolehan penghargaan yang bersangkutan dengan kriteria sebagai berikut a. Mempunyai hasil optimalisasi di tahun anggaran berjalan dan belum digunakan pada tahun berjalan; dan b. Hasil perhitungan dari hasil optimalisasi setelah dikurangi sis anggaran yang tidak disertal dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, menghasilkan nilai posit Penghargaan diberikan kepada satuan kerja yang memberikan kontribusi terhadap perolehan penghargaan yang bersangkutan, dapat berupa: a. Tambahan alokasi anggaran pada tahun anggaran berjalan, yang dapat digunakan untuk Inisiatif Baru (new initiative) atau untuk penambahan volume keluaran yang sama, dimana tambahan alokasi anggaran maksimum sama dengan hasil optimalisasi yang belum digunaken pada tahun anggaran sebelumnya. b. Prioritas dalam mendapatkan dana atas Inisiatif Baru yang diajukan. ‘Pedoman Umum Pangelolean APBN Dijen Petemaan dan Kesehalan Hwan Tahun207@ 60, c. Prioritas dalam mendapatkan anggaran belanja tambahan apabila kondisi keuangan Negara memungkinkan. d, Pemberian piagam penghargaan (award) kepada Menteri/pimpinan Lembaga atau kepala satuan kerja; . Publikasi ke mass media 2. Punishment (Sanksi) Sanksi yang dikenakan kepada Kementerian NegaralLembaga dengan kriteria sebagai berikut: a. Terdapat sisa anggaran yang tidak disertai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; dan b. Hasil perhitungan dari sisa anggaran yang tidak disertai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan setelah dikurangi hasil optimalisasi yang belum digunakan pade tahun anggaran sebelumnya, menghasilkan nilai postif. Sanksi tidak dikenakan kepada Kementerian Negara/Lembaga dalam hal target kinerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan telah tercapai seluruhnya. Sanksi yang dikenakan maksimum sebesar anggaran belanja tahun anggaran sebelumnya yang tidak terserap dan tidak disertal dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut' a. Tidak dipenuhinya kriteria-kriteria kegiatan yang dapat dibiayai dari anggaran belanja tahun anggaran sebelumnya b, Tidak diikutinya peraturan perundangan dibidang _pengadaan barang/jasa pemerintah. c. Keterlambatan penunjukan kepala satuan kerja dan/atau pelaksana kegiatan; dan/atau d. Tidak mencantumkan penjelasan atas laporan yang disampaikan. ‘Alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tidak termasuk: ‘a. Alokasi anggaran yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negri (PHLN), Pinjaman dan Hibah Dalam Negeri (PHDN), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Badan Layanan Umum (BLU); Rupiah Murni Pendamping; b. Alokasi anggaran yang penggunaannya harus _mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat terlebih dahulu; atau ©. Akibat keadaan kahar (force majeure) antara lain meliputi bencana alam, terjadi konflik/berpotensi terjadi konflik sosial, dan cuaca ‘dean Unum Pongllean APEN Din Poerakan dan Kes@hatan Han Tahun 20144 BABV PENUTUP Perencanaan disusun dengan mengacu pada sasaran yang jelas dengan besaran yang terukur, lokasi, waktu, kelompok sasaran dan manfaat bagi kelompok sasaran. Pelaksanaan sistem anggaran terpadu berbasis kinerja akan membuka peluang bagi daerah untuk bekerja lebih optimal dan mencerminkan komitmen yang kuat dalam pelaksanaan sistem penganggaran berbasis kinerja Sistem anggaran kinerja merupakan sistem pengukuran kinerja yang efektif yang dapat membantu masyarakat untuk mengevaluasi tingkat pelayanan pemerintah tethadap pelayanan publik Untuk mendukung hal tersebut, perlu diciptakan keterpaduan_pelaksanaan Pembangunan peterakan dan kesehatan hewan melalui pemantapan sistem dan metode perencanaan, peningkatan kualitas SDM, penataan kelembagaan dan peningkatan koordinasi antar instansi terkeit pusat dan daerah. Dengan demikian hal-hal yang terkait dengan aspek kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan dan permasalahan akan dapat tetakumulasi, sehingga memudahkan dilakukannya pemantapan perencanaan pembangunan peternaken dan kesehatan hewan yang bermuara pada keberhasilan pembangunan pertanian. Pedoman Umum Pengelolaan APBN ini sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan secara umum yang mengatur pengelolaan APBN lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewen tahun 2014 sehingga dalam pelaksanaan kegiatan atau komponen kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan TA 2014 masih akan dilengkapi pedoman pelaksanaan yang ‘mengatur kegiatan DK dan TP, serfa pedomen teknis yang mengatur kegiatan ci pusat dan kantor daerah (UPT), Apabila dalam pelaksanaan kegiatan terdapat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan baru, maka secara otomatis pedoman umum ini mengacu pada peraturan dimaksud edaman Umum Pengelolaan APBN Difen Paleimakan Gan Kesehatan Hwan Tahun 207 @ LAMPIRAN Tahun 2014 Lampiran 1. Daftar Nama Satuan Kerja URAIAN SATUAN KERJA, DIREXTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG BALAI INGENINASI BUATAN LEMBANG BALAI PENYIDIAN DAN PENGUJIAN VETERINER SUBANG BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN BALA] PENGULIAN NUTU PRODUK PETERNAKAN BOGOR BALA] PENGULIAN NUTU DAN SERTIFIKASI PAKAN BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPIPERAH BATURADEN BALAI BESAR VETERINER WATES VOGYAKARTA USAT VETERINARIA FARIA SURABAYA BALAI BESAR INSEMANASI BUATAN SINGOSARI BALA PEMBIBITAN TERNAKUNGGUL SAPI ACEH INDRAPURI BALA PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL BABI DAN KERBAU DI SIGORONG BORONG BALAI PENVIDIKAN DAN PENGLIIAN VETERINER REGIONAL | MEDAN BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI POTONG PADANG MANGATAS BALAI PENVIDIKAN DAN PENGUUIAN VETERINER REGIONAL I BUKITTINGGI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPi DWIGUNA DAN AVAM SEMBAWA {BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER REGIONAL I BANDAR LAMPUNG {BALAI PEMIBIBITAN TERNAK UNGGUL KAMBING, DOMBA. DAN IK PELAINAR BALAI PENYIDIKAN OAN PENGUJIAN VETERINER REGIONAL V BANJAR BARU {ALA BESAR VETERINER MAROS, SULAWESI SELATAN, {HALAL PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAP/BALL ALA BESAR VETERINER DENPASAR INAS KELAUTAN DAN PERTANAN PROVINS! DKI JAKARTA. Dinvss PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN, DAN KELAUTANKAB.GIANJUR DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PURWAKARTA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KAS, CIREBON. DNAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. BANDUNG BARAT INAS PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG ‘Pedoman Umum Pengelolean APBN Dien Petemskan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 NO URAIAN SATUAN KERJA 31 | DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB, BANDUNG: 32 | DINAS PETERNAKAN, PER KANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMVALAYA 33 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN CIAUAS 434 | DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAWKAB. BOGOR 35 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SUKABUMI 35 | DINAS PETERNAKAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 37 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH 38 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BREBES 430 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL 40 | INAS PERTAWAN PROVINSI DIL YOGYAKARTA, “41 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN “2 | DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB, KULON PROGO 43 | DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR, “44 INAS PETERNAKAN KAB, SITUBONDO 45 | INAS PETERNAKAN KAB. BANYUWANG 46 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN EWAN KABUPATEN PROBOLINGGO 47 | DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KASUPATEN PACITAN 46 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG 49 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNG AGUNG 50 | DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR '51_| DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN PROVINSI ACEH 152 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA 63 | DINAS PETERNAKAN PROVING! SUMATERA BARAT 654 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! RIAU 55 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! JAMBI 156 | DINAS PETERNAKAN PROVINS| SUMATERA SELATAN. 57 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! LAMMPUNG 68 | DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROPINS! KALIMANTAN BARAT 659 | DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINS! KALINANTAN TENGAH (60 | DINAS PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN "Peioman Umum Pengeisan APEN Dijon Petematan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 65 URAIAN SATUAN KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINS| KALIMANTAN SELATAN, DINAS PETERNAKAN PROVING! KALIMANTAN TIMUR DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! SULAWESI TENGAH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PETERNAKAN KAB, BARRU DINAS PETERNAKAN TORAJA UTARA. DINAS PERTANIAN PROVINS) SULAWESI TENGGARA DINAS PERTANIAN PROVING! MALUKU DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! BALI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! NUSA TENGGARA BARAT DINAS PETERNAKAN PROV. NUSA TENGGARA TIMUR. DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVING! PAPUA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! BENGKULU DINAS PERTANIAN PROVINS! MALUKU UTARA, DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN INAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAMAN PROVING! KEPULAUAN BANGKA BELITUNG INAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI GORONTALO 7% DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PETERNAKAN PROVINS! KEPULAUAN RIAU DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB, NATUNA, DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINS! PAPUA BARAT. 6 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN FAK FAK DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROPINSI SULAWESI BARAT PEN Dijen Petematan dan Kesehatan Hewan Tahun 207 65 eo ‘102 unYeL UENoH UEjeYOSey ep UEyOUIaI4d UahIG NEY WeER;OELIEd LNUI YEWwOPet TTOGe Sa TED SOTO Ue EG PERT] VAN TRS TF] TT RAT] ep ueyeuisiog uefa) BEASEETOTOO Ter SOuRKSTUNE valle] eoeDeRTTTaD Tuas OOTEHSTUEIOAST EA SENT ERG] _ PSEPETIOTRD ee proseouek@uemessoysisouce:| zvaeerzrreso | ueman usesoayefoson ue etued uou vemau>npord SeworrooueA@epuesne'Bunse| cezoocogerso juve ueunuswed 29) esSouBASTUTSARI | SASETSTTETED ‘pudding Bundy “wa Ee uber HE Ha (eu Uep ueweAueh uoou) BTSS SoueRSTAD Bava] —aoReEPECTIO TUE HEA TOTTETY] aa ORI HG re weed ueuiweTued) Dre TERS eG UREMeTuSa pare] TSW NON ets UPsTeE wd Terra URGOESS] ee eee aes eraH seed) sercresereo | _vesewuesaquiog vep veyezaoud sinanses| aOeraETOT amr aya husa weIwUMT TE SPATE Wes SoyeNSNPUIUEUPUN|GTSRRTSTETSD TozzETO. f = TaTSEEOTSTeD Wes TRURSTETURSURTRIESIDG] — EVTOLATTO TE SOTTSTON zoetssc0eT80 | Tes GONE RE TeIGURBUEGURUUTE] TWEIOEEETD weaequedvea spars) = "EaPOEECTEOO HRT MINA PGT UR] worreoveh@uegigedenn| yesasccsta0 ai uerodeiag vep uerenuad parses Tos oyeNDaoHeIG]—PeLPTETSTSO aFUHTY WON EUEL GIS TPSTSCY Tas SOTEKSWISUEUTUAIG] —eceLTTEeTOO TSUBUHLNY YeusOL eve TAPS] eA S| a aon cou con ‘L0z Uemsey Uep UEYeUIE}eq Uafig UeMUeqUIeg SeBN, Uep [seqUaSUOYeG UEIEIBay UOSieg JEW Z ueNdWEY

Anda mungkin juga menyukai