1. Departemen Kesehatan RI.2003.Deteksi dan tatalaksanakasus xeroftalmia
pedoman bagi tenaga kesehatan. Jakarta . 2. Satya Pratiwi Yunita. Kekurangan vitamin A (KVA) dan Infeksi. The Indonesian Journal Of Health.2013. 3. Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi 4. Ilyas SH. Anatomi dan Fisiologi Mata dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2015. Hal.3-11 5. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum. Ed. 17. Jakarta. EGC. 2007. Hal 8- 19, 418-419 6. Azwar, A . Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang; program perbaikan gizi menuju Keluarga Sadar Gizi, Sahid Jaya,.2004. Jakarta. 7. Sunita Almatsier. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003. Jakarta. 8. Sedia Oetama, Achmad Djaeni. Vitamin dalam Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Jakarta. Dian Rakyat. 2008. Hal. 111-112 9. Paulsen F. Dan Waschke J. Atlas Anatomi Manusia.Sobotta Buku kedokteran EGC. 2010. Jakarta. Hal 125 10. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. 11. World Health Organization. Pencegahan Kebutaan Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran: EGC; 1996. 12. Indonesia Sehat 2010. Deteksi Dini Xeroftalmia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2002. 13. Vaughan, Daniel, dkk. Oftamologi Umum. Edisi Ke-14. Jakarta : Widya Medika. 1996. 31
14. AS, Nurvalinda. 2012. Xeroftalmia. Kepaniteraan bagian ilmu penyakit