Anda di halaman 1dari 5

KERINDUAN MENGHIASI MALAM YANG SUNYI

Hari mulai gelap, sang mentaripun perlahan membenamkan

diri di ufuk barat, semuanya acuh tak acuh pada lelaki yang

sedang melanda kerinduan pada pujaan hatinya yang lama tak

mendengar kabar darinya. Tak ada yang mempeduliakan pada

lelaki yang sedang terbelenggu dengan kerinduan itu. Lelaki itu

duduk menyendiri di bawah pohon srikaya sembari memandang

keatas langit yang tampak muram itu. Rasanya sang rembulan

enggan menampakkan dirinya. Bintang-bintang yang biasanya

mewarnai indahnya malam kini tampak sembunyi di balik awan

yang hitam dan pekat.

Lelaki itu semakin hanyut dalam kerinduan kepada pujaan

hatinya yang nun jauh entah dimana, semua terdengar sunyi

yang ada hanyalah alunan suara gitar yang seolah-olah sedang

bersyair menemaninya. Kini lelaki itu terjebak dalam ruang

nostalgia, semakin dia memikirkan sang pujaan hatinya semakin

menderita baginya. Pada malam hari itu kegelisahan

menghampirinya begitu tiba-tiba, sehingga lelaki itu tak kuasa

pejamkan matanya. Ingin rasanya mencari dimana sang pujaan


hatinya berada namun apalah dayah dan kuasanya. Kini lelaki itu

telusuri negeri khayalan andai aku memiliki sayap aku bisa

terbang menemui sang pujaan hatiku saat ini juga untuk

melimpahkan kerinduanku padanya yang tertanam kokoh dalam

relung dan pikiranku agar pujaan hatikupun tahu betapa aku

merindukanannya namun sayangnya itu hanyalah angan belaka

sehingga apa yang lelaki merasakan tetap terpendam dalam

relung dan pikiran lelaki itu.

Hari hampir pagi, malam hari lelaki itu mencoba

memejamkan mata dan merebahkan badannya di atas tempat

tidur namun entah kenapa lelaki itu tidak bisa, rasanya seolah-

olah ada sesuatu yang merasuki pikirannya.

Kini lelaki itu bangkit berdiri dari tempat tidurnya bergegas

menuju kamar dapur untuk memutar sebungkus kopi tora susu

kesukaanya yang disimpanya. Rasanya lelaki dan kopi itu sudah

seperti pasangan yang tidak dapat di pisahkannnya. Segelas kopi

sudah cukup lumayang untuk menghilangkan steres yang di alami

lelaki itu di malam yang panjang itu.


Hawa dingin semakin merasuk kedalam tulang belulangnya,

tandahnya sang malam akan pergi, sehelai selimut rasanya tak

cukup untuk menghilangkan kesejukan lelaki di pagi hari itu.

Lelaki itu kembali terdiam di pojok kamarnya. Kini lelaki itu

merenungkan betapa merindukan pada dambaan hatinya dan

betapa lamanya menjalani hubungan lelaki itu dan dambaan

hatinya, namun entah mengapa sang pujaan hatinya tiba-tiba

menghilang kabar, sehingga membuat lelaki itu sangat

merindukannya. Telah lama menjalani hubungan jarak jauh lelaki

itu dan sang pujaan hantinya. Sangat panjang perjalan yang telah

tempuh lelaki itu, baik itu pahit dan manis sudah menjadi

makanan sehari-harinya, namun lelaki itu terus berjalan tanpa

hentinya, walau terkadang kepahitan dan kepedihan

menghampirinya silih berganti.

Detik berganti menit, menit berganti jam, tak terasa malam

itu telah berganti siang, pada hari itupun telah berlalu begitu

cepat. Kini tibalah saatnya kegegelapan menaungi jagat.

Keresahan mulai membangkitkan diri dari jiwa dan raga lelaki itu

seakan lelaki itu terjebak dalam ruang rindu, apalagi hari itu

adalah malam minggu. Lelaki itu amat merindukan canda dan


tawa pujaan hatinya tak henti-hentinya bagai sungai yang

mengalir deras. Jika hal itu terjadi jangan heran sebab aku

sunggu-sungguh mencintainya dengan sepenuh hati. Seluruh hati


dan pikitranku telah aku berikan kepadanya maka wajar saja hal
itu selalu terjadi dalam kehidupanku pikir lelaki itu.

Semula hubungan lelaki itu dan pujaan hatinya lintas desa,

kemudian jarak antara lelaki itu dan sang pujaan hatinya melebar

menjadi lintas kabupaten. Kini, jarak itu bahkan telah

membentang sejauh miliaran kilometer melintasi puluhan

kabupaten dan provinsi. Hubungan jarak jauh sungguh tak bisa

terbayangkan sebab banyak sekali problema-problema yang

harus hadapi selama menjalin hubungan jarak jauh. Banyak

orang pernah bertanya kepada lelaki itu bahwa bagaimana

rasanya menjalani hubungan jarak jauh, Apakah bosan ?, Apa


pernah putus ?, atau bertengkar ?, lelaki itu mejawabnya seraya
senyum tipis dibibirnya Dalam hubungan aku dan sang pujaan

hatiku tidak merasa bosan apalagi bertengkar akan tetapi kalau


putus hampir saja namun hanya sesaat kata-kata tidak begitu
serius. Selama aku dan sang pujaan hatiku menjalin hubungan
jarak jauh aku selalu bangga sang pujaan hatiku sebab sang
pujaan hatiku begitu setia dan dengan setulus hati mencintaiku
walau banyak gangguan dan tantangan melanda padanya. Aku
rasa sang pujaan hatiku tidak merasa bosan dan bertengkar
padaku kalaupun aku melakukan hal-hal yang tidak
mengingingkan hati sang pujaan hatiku.

Berhari-hari lelaki itu tetap menunggu kabar dari sang

pujaan hatinya yang nun jauh di sana, namun sayangnya sang

pujaan hatinya tak mengkabarinya entah kenapa. Setiap saat

lelaki itu melirik handphone milikiknya yang kian membisu itu

namun sayangnya handphonenya tetap membisu tak ada tanda-

tanda dari sang pujaan hatinya. Kini lelaki itu merana dengan

kerinduan kepada sang pujaan hatinya. Lelaki itu kesana-kemari

tanpa arah dan tujuan untuk mengenankan hatinya yang sedang

belenggu itu, dimanapun lelaki itu berada dan kemanapun lelaki

pergi rasa rindu dan rasa cinta kepada sang pujaan hatinya tetap

menjadi bayangannya hingga akhir hayat.

Anda mungkin juga menyukai